Article Details

Main Article Content

Susan Carolina Labatar
Cheppy Wati

Ketersediaan hijauan yang semakin terbatas dapat diatasi dengan optimalisasi pemanfaatan hijauan seperti rumput budidaya yang mampu beradaptasi pada kondisi lahan dengan tingkat kesuburan yang rendah dan tanggap terhadap perlakuan pemupukan. Salah satu jenis rumput budidaya yang dapat dibudidayakan adalah rumput raja ( pennisetum purpureophoides) adalah hijauan makanan ternak tropik yang mudah dikembangkan, produksinya tinggi dan dapat dimanfaatkan sebagai makanan ternak ruminansia (Adijaya et al, 2007). Upaya peningkatan produksi hijauan pada lahan-lahan marginal dapat dicapai dengan melakukan pemeliharaan yang baik. Beberapa jenis limbah kotoran ternak dapat diolah menjadi pupuk cair, yang mempunyai beberapa manfaat diantaranya dapat mendorong dan meningkatkan pembentukan klorofil daun sehingga tanaman menjadi kokoh dan kuat, meningkatkan daya tahan tanaman terhadap kekeringan, cekaman cuaca dan serangan hama dan penyakit, merangsang pertumbuhan cabang produksi, serta meningkatkan pembentukan bunga dan bakal buah, serta mengurangi gugurnya daun, bunga dan bakal buah (Guntoro, 2006). Berdasarkan uraian di atas, maka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk cair terhadap produksi rumput raja ( pennisetum purpureophoides) . Penelitian ini dilaksanakan selama 3 bulan mulai bulan Juni sampai September 2015 di Kebun Praktek, Kampus STPP Manokwari Kelurahan Manokwari Barat. Variabel yang diukur dalam penelitian adalah jumlah anakan setelah umur tanaman (2, 4, 6, dan 8 minggu), tinggi tanaman (dari pangkal batang sampai ujung daun tertinggi), Berat rumput segar (ditimbang setelah umur 8 minggu/ umur panen) . Berdasarkan hasil pengamatan penelitian pengaruh pemupukan beberapa jenis pupuk cair terhadap pertumbuhan dan produksi rumput raja (pennisetum purpureophoides), maka dapat disimpulkan bahwa pemupukan beberapa jenis pupuk cair terhadap komponen
pertumbuhan tinggi tanaman tidak berbeda nyata, perlakuan A1( pupuk cair dengan feces sapi) memberikan pengaruh yang nyata terhadap Perlakuan A2 ( pupuk cair dengan feces ayam), A3 (( pupuk cair dengan feces kambing) dan A0 (tanpa pupuk cair).

Keywords: Pupuk Cair Produksi Rumput Raja (Pennisetum purpureophoides)
Anonim, 2004. Petunjuk Pemupukan. Penerbit PT. Agro Media Pustaka. Jakarta.
Adijaya et al, 2007. Adijaya, N., I.M. Rai Yasa dan S. Guntoro. 2007. Pemanfaatan bio urine dalam produksi hijauan pakan ternak rumput gajah. Prosiding Seminar Nasional Percepatan Transformasi Teknologi Pertanian untuk Mendukung Pembangunan Wilayah. Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian bekerjasama dengan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bali.
Guntoro, S. 2006. Leaftet ”Teknik Produksi dan Aplikasi Pupuk Organik Cair dari Limbah Ternak”. Kerjasama Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bali dengan Bappeda Provinsi Bali.
Lingga, P. 1991. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya. Jakarta.
Prasetyo, B.H., dan Suriadikarta, D.A. 2006. Karakteristik, potensi, dan teknologi Pengelolaan tanah ultisol untuk Pengembangan pertanian lahan Kering di Indonesia. Jurnal Litbang Pertanian. 25(2).
Sukamto, 2012 . Pemanfaatan Limbah Ternak. Penerbit Penebar Swadaya. Jakarta.

Received: 06 Feb 2020; Available Online: 31 Dec 2016;