Article Details
Pengaruh Interval Pemberian Konsorsium Bakteri Endofit dan Jenis Pupuk Kandang terhadap Pertumbuhan dan Produksi Jagung Manis
Main Article Content
Jagung manis sebagai komoditas penting dan selalu diminati konsumen karena rasa manis serta kandungan nutrisi dimilikinya. Tanaman ini dapat tumbuh pada hampir seluruh jenis tanah terutama yang menggunakan olah tanam minimum yang mampu menyediakan kebutuhan hara dengan baik. Pentingnya pemberian pupuk kandang untuk perbaikan kadar hara dalam tanah diharapkan mampu memenuhi kebutuhan hara jagung manis yang ditanam di lahan yang memiliki frekuensi tinggi untuk penanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui produksi tanaman jagung manis pada perbedaan interval aplikasi konsorsium bakteri endofit dan penggunaan berbagai jenis pupuk organik. Penelitian dilaksanakan di Desa Bedali, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang yang berlangsung mulai bulan Agustus 2019 sampai Desember 2019. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial dengan dua faktor. Faktor pertama yaitu jenis pupuk kandang sedangkan faktor kedua adalah interval pemberian konsorsium bakteri endofit. Hasil pengukuran bobot tongkol menunjukkan bahwa pemberian kombinasi pupuk kandang sapi dan interval aplikasi konsorsium bakteri endofit dengan interval 5 hari sekali, menunjukkan hasil paling baik. Bobot per tongkol berkisar antara 203 gram sampai dengan 225 gram. Jika dikonversikan dalam bedengan (9 m2 populasi tanaman 60 tanaman) proyeksi hasilnya adalah 13,5 kg atau dalam luasan 1 ha sekitar 15 ton per ha.
Setiono dan Azwarta. (2020). Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang Sapi terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Jagung Manis (Zea mays L). Jurnal Sains Agro, 2 (2):1-8.
Wawan. (2017). Pengelolaan Bahan Organik (Buku Ajar). Riau: Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Riau.
Zairani, F. Y., Paridawati, I., & Andri. (2020). Penggunaan Jenis Pupuk Kandang pada Jagung Manis dengan Jarak Tanam yang Berbeda di Lahan Lebak. Klorofil., XV(1): 37-34.
Firmansyah, I., Syakir, M., & Lukman, L. (2017). Pengaruh Kombinasi Dosis Pupuk N, P, dan K terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Terung (Solanum melongena L.). J. Hort., 27(1):69-78.
Harni, R. (2016). Prosfek Pengembangan Bakteri Endofit aebagai Agens Hayati Pengendalian Nematoda Parasit Tanaman Perkebunan. Perspektif, 15(12):31-49.
Pradana, A. P., Munif, A., & Supramana (2020). Formulasi Konsorsium Bakteri Endofit untuk Menekan Infeksi Nematoda Puru Akar Meloidogyne incognita pada Tomat. Techno: Jurnal Penelitian, 09 (02):390-400.
Resti, Z., Sulyanti, E., & Reflin, (2018). Konsorsium Bakteri Endofit sebagai Pengendali Hayati Ralstonia solanacearum dan Pemacu Pertumbuhan Tanaman Cabai. Pros Sem Nas Masy Biodiv Indon, 4(2):208-214.
Szymanek, M., B. Dobrzanski, I. Niedziolka, & R. Rybczynski. (2006) Sweet Corn Harvest and Technology Physical Properties and Quality, B Dobrzanski Institue of Agrophysics Polish Academy of Series, Poland.
Ishak, SY, M.I Bahua, dan M. Limonu. 2013. Pengaruh Pupuk Organik Kotoran Ayam terhadap Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea mays L.) di Dulomo Utara Kota Gorontalo. JATT, 2 (1):210-218.
Silalahi, M.J, A. Rumambi, M.M Telleng, & W.B. Kaunang. 2018. Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang Ayam terhadap Pertumbuhan Tanaman Sorgum Sebagai Pakan. Jurnal Zootec, 38 (2):286-295.
Murthi, R.S, Lisnawita, & S. Oemry. (2015). Potensi Bakteri Endofit dalam Meningkatkan Pertumbuhan Tanaman Tembakau yang Terinfeksi Nematoda Puru Akar (Meloidogyne sp.). Jurnal Agroekoteknologi, 4(1):881-1889.
Received: 07 Feb 2022; Accepted: 09 May 2022; Available Online: 30 Jun 2022;