Article Details
Pemanfaatan Tanaman Cacalincingan (Oxalis barrelieri L.) sebagai Bahan Dasar Hand Sanitizer Tanpa Alkohol
Main Article Content
Hand sanitizer komersial mengandung alkohol 60-70% lebih tinggi dibandingkan bir, anggur atau liquor lain serta mengandung zat triclosan. Zat triclosan dapat menyebabkan bakteri beradaptasi dengan sifat antimikroba. Penggunaan alkohol pada hand sanitizer terlalu sering dapat menyebabkan iritasi pada tangan, selain itu memiliki potensi tertelan secara tidak sengaja oleh manusia. Cacalincingan (Oxalis barrelieri L.) memiliki kandungan senyawa antibakteri yang dapat digunakan sebagai bahan dasar hand sanitizer tanpa alkohol. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah tanaman cacalincingan (Oxalis barrelieri L.) dapat digunakan sebagai bahan dasar hand sanitizer tanpa alkohol. Pada penelitian ini dilakukan proses pengambilan ekstrak tanaman cacalincingan dengan menggunakan pelarut ethanol. Hasil ekstrasi akan diencerkan dengan larutan aquades menjadi 6 konsentrasi yang berbeda yaitu 5%, 10%, 15%, 20%, 25% dan 30%. Kemudian dilakukan pengujian terhadap daya hambat bakteri menggunakan isolat lapangan yang ada pada tangan dengan metode difusi sumuran. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan ANOVA dengan uji taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa campuran ekstrak cacalincingan 25% yang ditambahkan minyak essensial jeruk memiliki hasil terbaik daripada ekstrak cacalincingan murni dengan hasil uji hambatan sebesar 16,55 mm dan masuk dalam kategori kuat. Hal ini menunjukkan tanaman cacalincingan dapat digunakan sebagai bahan dasar hand sanitizer tanpa alkohol.
Benjamin, D.T. (2010). Introduction To Hand Sanitizers. http://www.antimicrobialtestlaboratories.com/information_about_handsanitizers.html. Diakses tanggal 11 Desember 2019.
Berlian, Z., Aini, F., Weni, L. (2016). Aktivitas Antifungi Ekstrak Daun Kemangi (Ocimum americanum L) terhadap Fungi Fusarium Oxysporum Schlecht. Jurnal Biota. 2(1): 99-105.
Borgou, S., Rahali F.Z., Ourghemmi I., and Tounsi M.S. (2012). Changes of Peel Essential Oil Composition of Four Tunisian Citrus during Fruit Maturation. The Scientific World Journal. 10(1) : 1-10.
Bota, W. (2015). Potensi Senyawa Minyak Sereh Wangi (Citronella oil) dari Tumbuhan Cymbopogon nardus sebagai Agen Antibakteri. Jurnal Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Jakarta. Jakarta.
Cowan, M. (1999). Plant Product as Antimicrobial Agent. Clinical Microbiology Reviews. 12(4) : 564-582.
Davis, W.W., Stout, T.R. (1971). Disc Plate Methods of microbiological antibiotic assay. J. Microbiology. (4): 659-665.
Dewi, F.K. (2010). Aktivitas Antibakteri Ekstrak Ethanol Buah Mengkudu (Morinda citrifolia, Linnaeus) Terhadap Bakteri Pembusuk Daging Segar [Tesis]. Universitas Sebelas Maret. Surakarta.
FDA. (2017). 5 Things to Know About Triclosan. www.fda.gov. Diakses tanggal 11 Desember 2019.
Greenwood. (2003). Antibiotic susceptibility (sensitivity) test, in antimicrobial and chemotherapy, 5th revisi edition. Oxford University Press. Oxford. Hal. 99-108.
Karou, D., Savadogo, A., Canini, A., Yameogo, S., Montesano, C., Simpore, J., Colizzi, V., Traore A.S. (2005). Antibacterial activity of alkaloids from Sida acuta. African Journal of Biotechnology. 4(12): 1452-1457.
Lay, B.W. (1994). Analisis Mikroba di Laboratorium. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Lennete, E.H. (1985). Manual Of Clinical Microbiologi. Washington, American Society for Microbiologi Association Publ.
Madduluri S, Rao K.B., Sitaram B. (2011). In vitro evaluation of antibacterial activity of five indigenous plants extract against five bacterial pathogens of human. International Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Science. 5(4) : 679-84.
Meiliawati, N.A.A., Pramanti, N., Amalia, L.Z., Salsabila, G.A.F., Puspito R.I., Retnoningrum D. (2018). Hand Sanitizer Ekstrak Daun Trembesi (Albizia saman (Jacq.) Merr) Aroma Anggur Sebagai Antiseptik. Diponegoro Medical Journal. 7(1): 359-365.
Nasiru, N. (2014). Teknologi Pangan Teori Praktis dan Aplikasi. Graha Ilmu. Yogyakarta.
Poeloengan M., Praptiwi P. (2012). Uji aktivitas antibakteri ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana Linn). Media Litbang Kesehatan. 20(2): 65-69.
Pradika, E.I. (2008). Isolasi Mikroorganisme. Jurnal Kesehatan Lingkungan. 4(3): 15-19.
Prayoga, E. (2013). Perbandingan Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper batle L.) Dengan Metode Difusi Disk Dan Sumuran Terhadap Pertumbuhan Bakteri Staphylococus aureus. Skripsi. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta
Retnosari, Isdiartuti, D. (2006). Studi Efektivitas Sedian Gel Antiseptik Tangan Ekstrak Daun Sirih (Piper Betle Linn). Majalah farmasi indonesia. 17 (4):163-169.
Rizky, A.W., Latifa, L., Patjojo, W. (2013). Formulasi Krim Ekstrak Lidah Buaya (Aloe vera) sebagai Alternatif Penyembuhan Luka Bakar. Indonesian Jurnal of Chemical Science. 2(3).
Silaen, A. (2016). Analisis Vegetasi Oxalis barrelieri L. di Wilayah Gama Giri Mandiri, Desa Mangunan, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul dan Kajian Bioaktivitasnya Sebagai Antibakteri Terhadap Escherichia coli ATCC 35218 [Skripsi]. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.
Sokovic, M., Glamoclija, J., Marin, P.D., Brkic, D., Griensven, L.J.L.D. (2010). Antibacterial Effect of the Essential Oils of Commonly Consumed Medicinal Herbs Using an In Vitro Model. Molecules. 15(10) : 7532-7546.
Tagne, M.A.F., Kamgang, R., Noubissi, P.A., Oyono, J.L.E. (2015). Activity of Oxalis barrelieri aqueous extract on rat secretory diarrhea and intestine transit. Journal of Applied Pharmaceutical Science. 5(01): 058-062.
Volk, Wheller. (1984). Mikrobiologi Dasar. Erlangga. Jakarta.
Received: 17 Jan 2022; Accepted: 24 May 2022; Available Online: 30 Jun 2022;