Article Details
Nilai Ekonomis Pakan Kelinci dari Limbah Pertanian Berbasis Hay Multinutrient Waffle
Economic Value of Rabbit Feed from Agricultural Waste Based on Multinutrient Waffle Hay
Main Article Content
Latar belakang: Limbah pertanian memiliki potensi yang baik untuk dijadikan pakan ternak kelinci. Karena beberapa limbah pertanian masih memiliki kandungan nutrisi yang cukup bagus, sehingga bagus untuk memenuhi kebutuhan nutrisi ternak kelinci.
Metode: Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif, dan menggunakan 4 parameter penelitian, yaitu, BEP Produksi, BEP harga, R/C, dan Rentabilitas rasio.
Hasil: Hasil dari BEP produksi P1, P2, P3, berturut-turut 5,64, 5,66, 5,67. BEP produksi yang paling menguntungkan terdapat pada P1 dengan berat 5,64 kg. Hasil dari BEP harga P1, P2, P3, berturut turut Rp. 4.702, Rp. 4.713, Rp. 4.726. BEP harga yang paling menguntungkan terdapat pada P1 dengan harga Rp. 4.702. Hasil dari R/C rasio P1, P2, P3, berturut-turut 3,77, 3,74, 3,71. Nilai R/C rasio paling layak diusahakan terdapat pada P1 yaitu 3,77. Hasil Rentabilitas P1, P2, P3 berturut-turut 2,77, 2,74, 2,71. Nilai Rentabilitas paling layak diusahakan terdapat pada P1 yaitu 2,77. Dari 3 percobaan analisis ekonomi hay multinutrient waffle, menunjukan semua percobaan menguntungkan dan layak diusahakan, namun dari 3 komposisi percobaan, ada percobaan yang paling ekonomis yaitu terdapat di P1 karena BEP produksi menunjukan produksi paling rendah yaitu 5,64 kg, kemudian untuk BEP harga mempunyai nominal harga lebih rendah dari percobaan lainnya yaitu Rp.4.702/kg, sehingga lebih cepat untuk mencapai titik impas, kemudian mempunyai nilai R/C rasio 3,77 maka usaha tersebut layak di usahakan, dan Rentabilitas memiliki nilai 2,77 sehingga layak untuk diusahakan.
Kesimpulan: Penggunaan limbah pertanian kacang tanah bisa dimanfaatkan secara maksimal sebagai bahan baku pembuatan pakan hay.
Agustono, B., Lamid, M., Ma’ruf, A., & Purnama, E. M. T. (2017). Identifikasi limbah pertanian dan perkebunan sebagai bahan pakan inkonvensional di Banyuwangi. Jurnal Medik Veteriner, 1(1), 12–22.
Akerina, H., Kustyorini, T. I. W., Susanto, W. E., & Hadiani, D. P. P. (2021). Pengaruh penggunaan berbagai pupuk organik padat terhadap jumlah daun, jumlah akar dan tinggi batang fodder jagung. Jurnal Sains Peternakan, 9(1), 57–61.
Asnidar, & Asrida. (2017). Analisis Kelayakan usaha home industry kerupuk opak di Desa Paloh Meunasah Dayah Kecamatan Muara Satu Kabupaten Aceh Utara. Jurnal S. Pertanian, 1(1), 39–47.
BPS Papua Barat. (2023). BPS Papua Barat. https://manokwarikab.bps.go.id/subject/154/geografi.html#subjekViewTab3
Dewanti, D. P. (2018). Potensi Selulosa dari Limbah Tandan Kosong Kelapa Sawit untuk Bahan Baku Bioplastik Ramah Lingkungan. Jurnal Teknologi Lingkungan, 19(1), 81. https://doi.org/10.29122/jtl.v19i1.2644
Eniolorunda, O. O. (2011). Evaluation of biscuit waste meal and Leucaena leucocephala leaf hay as sources of protein and energy for fattening “yankassa” rams. African Journal of Food Science, 5(2), 57–62. http://www.academicjournals.org/ajfs
Fatimah, S. (2014). Pengaruh rentabilitas, efisiensi dan likuiditas terhadap kecukupan modal bank umum syariah. Jurnal Al-Iqtishad, 6(1), 53–72.
Hayat, M. S., & Kaltsum, U. (2021). Pemanfaatan Limbah Tepung Sagu ( Onggok ) Menjadi Pakan Ternak di Desa Ngemplak Kidul Kabupaten Pati. 1(1), 29–32.
Jiyanto, Anwar, P., Mahrani, A, Y. L., Infitria, & Siska, I. (2022). Pemanfatan limbah jerami kacang tanah sebagai pakan ternak. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 2(2), 204–210. https://doi.org/10.36378/bhakti_nagori.v2i2.2669
Lestari, C, M, S., Wahyuni, H, I., & Susandari, L. (2005). Budidaya Kelinci Menggunakan Pakan Limbah Industri Pertanian dan Bahan Pakan Inkonvensional. Lokakarya Nasional Dan Peluang Pengembangan Usaha Agribisnis Kelinci, 55–60.
Lubis, A. P. (2017). Penentuan jenis kelinci pedaging terbaik dengan menggunakan metode fuzzy multi criteria decision making. Jurnal Teknologi Dan Sistem Informasi, 4(1), 57–64.
Lubis, M. E. S., Bajra, B. D., Rizki, I. F., Mulyono, B. G. Y., & Panjaitan, F. R. (2023). Pengaruh komposisi tandan kosong kelapa sawit dan bungkil inti kelapa sawit sebagai pakan larva lalat tentara hitam (Hermetia Illucens) terhadap perubahan kandungan asam lemaknya. Jurnal Kelapa Sawit, 31(1), 13–24.
McDonald, P., Edwards, R, A., Greenhalgh, J, F, D., Morgan, C, A., Sinclair, L, A., & Wilkinson, R, G. (2011). Animal nutrition. IGCSE Biology, 1–714. https://doi.org/10.1017/cbo9780511862793.008
Mucra, D, A., Adelina, T., Harahap, A, E., Mirdhayati, I., Perianita, L., & Halimatussa’diyah. (2020). Kualitas Nutrisi Dan Fraksi Serat Wafer Ransum Komplit Dengan Penambahan Level Ampas Sagu Yang Berbeda Pada Sapi Bali. Jurnal Peternakan, 17(1), 49–55. https://doi.org/10.24014/jupet.v17i1.8828
Praevia, M. F., & Widayat, W. (2022). Analisis Pemanfaatan Limbah Tandan Kosong Kelapa Sawit Sebagai Cofiring pada PLTU Batubara. Jurnal Energi Baru Dan Terbarukan, 3(1), 28–37. https://doi.org/10.14710/jebt.2022.13367
Savira, R., Yuliawati, & Utami, D. (2022). Uji Efek tonikum ekstrak etanol daun pecut kuda (Stachytarpheto jamaicensis L. Vahl) pada mencit Putih jantan (Mus muscullus). Journal Sains Dan Kesehatan, 4(1), 1–9.
Sobana, D. H. (2018). Studi Kelayakan Bisnis. In Pustaka Setia.
Syarifuddin, H., Devitriano, D., & Ridwan, M. (2014). Aplikasi teknologi bio cubed hay menuju desa mandiri pakan ternak. Pengabdian Pada Masyarakat, 29(4), 24–30.
Wardani, Y. A. (2018). Isolasi dan Karakterisasi Bakteri Asam Laktat Asal Jejunum Kelinci (Oryctolagus cuniculus) Sebagai Kandidat Probiotik. 1–55. http://repository.ub.ac.id/161467/
Wea, R., Mangngi, R. Y. K., Bay, Y. Y., Badewi, B., Semang, A., Koten, B. B., & Wirawan, I. G. K. O. (2022). Kandungan nutrien, fraksi serat dan nutrient value fermentasi jerami kacang tanah (Arachys hypogaea) pada level nira lontar (Borassus flabellifer) yang berbeda. Livestock and Animal Research, 20(3), 275. https://doi.org/10.20961/lar.v20i3.57957
Widayati, O., Syaefullah, B. L., Sritiasni, Zurahmah, N., Aswandi, & Irma. (2023). Evaluation of the Growth and Yield of Organic Corn Fodder under Various Watering Times and Concentrations of Rabbit Urine Fertilizers. Buletin Peternakan, 47(4), 261–266. https://doi.org/10.21059/buletinpeternak.v47i4.84194