Uji Cemaran Salmonella sp. pada Susu Segar Kambing Sapera di Kecamatan Siliragung Kabupaten Banyuwangi


Abstract viewed : 2316 times,     PDF downloaded : 4737 times

  • Rosdiyanah Ayu Aisiyah Putri Universitas Airlangga
  • Wiwiek Tyasningsih Universitas Airlangga
  • Faisal Fikri Universitas Airlangga
Keywords: Kambing sapera, Salmonella sp., Susu kambing

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keberadaan Salmonella sp. pada susu kambing Sapera segar di kecamatan Siliragung, kabupaten Banyuwangi. Pengambilan sampel susu kambing Sapera segar dilakukan pada bulan April 2021 sebanyak 17 sampel. Masing-masing sampel diambil sebanyak 25 ml kemudian dilakukan pra pengkayaan dengan media Lactose Broth, lalu diperkaya dengan media Tetrathionate Broth, dan diisolasi pada media selektif antara lain Hectoen Enteric Agar, Xylose Lysine Deoxycholate Agar, dan Bismuth Sulfite Agar. Hasil identifikasi menunjukkan bahwa semua sampel susu kambing Sapera segar tidak mengandung Salmonella sp. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemerahan antara lain menyediakan fasilitas pemerahan, membersihkan kandang, mempersiapkan pemerahan, mengatur jarak dan waktu pemerahan, serta mencuci puting susu setelah proses pemerahan selesai. Peternak kambing di Siliragung telah melakukan serangkaian kebersihan sebelum memerah susu, seperti mencuci tangan dengan sabun, membersihkan ambing kambing dengan kain, dan mencuci wadah penampung susu segar, selain itu didukung oleh jenis kandang kambing berupa kandang panggung sehingga meminimalisir ambing dan puting terkontaminasi feses. Teknik pemerahan telah dilakukan dengan baik sehingga tidak ditemukan adanya Salmonella sp. tidak adanya kontaminasi menunjukkan kualitas susu yang baik untuk dikonsumsi.

References

Badan Standardisasi Nasional. (2009). Batas Maksimum Cemaran Mikroba dalam Makanan.

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Ungaran. (2000). Sanitasi Kandang Sapi Perah. Ungaran, Jawa Tengah. Jurnal Liptan BPTP Ungaran

Balia, R. L., Harlia, E., & Suryanto, D. (2008). Jumlah bakteri total dan koliform pada susu segar peternakan sapi perah rakyat dan susu pasteurisasi tanpa kemasan di pedagang kaki lima. Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran, Bandung.

Cahyono, D. (2013). Kajian Kualitas Mikrobiologis (Total Plate Count (TPC), Enterobacteriaceae dan Staphylococcus Aureus) Susu Sapi Segar di Kecamatan Krucil Kababupaten Probolinggo. Dissertation. Universitas Brawijaya.

Ceballos, L.S., Morales, E.R., Adarve, G.D.L.T. Castro., J.D. Martinez, L.P., & M R.S. Sampelayo. (2009). Composition of goat and cow milk produced under similar conditions and analyzed by identical methodology. J. food. Comp. Analysis. 22 : 322-329.

Direktorat Kesehatan Masyarakat Veteriner. (2007). Batas Maksimal Cemaran Mikroba dalam Bahan Makanan Asal Hewan (SNI No. 01-6366-2000). Jakarta.

Dwita, H., Lubis, S.N., & Kusuma, S.I. (2016). Analisis Usaha Ternak Kambing Etawa (Studi Kasus: Desa Paya Geli Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang). Journal of Agriculture and Agribusiness Socioeconomics, 5(1), 95130.

Jawetz, E., Melnick, J.L., & Adelberg, E.A. (2013). Medizinische Mikrobiologie. Springer-Verlag.

Jay, J.M., Loessner, M.J., & Golden, D.A. (2005). Foodborne gastroenteritis caused by Salmonella and Shigella. Modern Food Microbiology, 619-636.

Jorgensen, H, J.T. Mork, H.R. Hogasen, & L.M. Rorvik. (2005). Enterotoxigenic Staphylococcus aureus in bulk in Norway. J. Appl. Microbiol (99): 158-166.

Mirawati, M., Lestari, E., & Djajaningrat, H. (2013). Identifikasi Salmonella pada Jajanan yang Dijual di Kantin dan Luar Kantin Sekolah Dasar. Jakarta.

Moedji, R.D. & Wiryanta, B.T.W. (2010). Manfaat Susu Kambing Etawa. Depok (ID). PT Agro Media Pustaka.

Nanda, E.R.V. (2019). Uji Jumlah Total Bakteri pada Susu kambing segar Jawa Randu di Kecamatan Siliragung Kabupaten Banyuwangi. Dissertation. Universitas Airlangga.

Navyanti, F. & Adriyani, R. (2015). Higiene Sanitasi, Kualitas Fisik dan Bakteriologi Susu Sapi Segar Perusahaan Susu X di Surabaya. Jurnal kesehatan lingkungan, 8(1), 36-47.

Nurhayati, N. & AGS, D.A. (2017). Daya Terima dan Kandungan Mutu Bakso Ikan KambingKambing (Abalistes stellaris) dengan Penambahan Asap Cair dan Simpan Pada Suhu Dingin. Acta Aquatica: Aquatic Sciences Journal, 4(2), 59-62.

World Health Organization. (2014). Drug Resistant Salmonella. http://www.who.int/. Diakses pada April 2020

Poernomo, S. (1994). Salmonella pada ayam di rumah potong ayam dan lingkungannya di wilayah Jakarta dan sekitarnya: Prosiding Seminar Nasional Teknologi Veteriner untuk Meningkatkan Kesehatan Hewan dan Pengamanan Bahan Pangan Asal Ternak. Bogor.

Poppe, C. (2020). Pathogens in Milk: Salmonella spp., Reference Module in Food Science, Elsevier. https://doi.org/10.1016/B978-0-08-100596-5.22968-5.

Ratya, N., Taufik, E., & Arief, I.I. (2017). Karakteristik Kimia, Fisik dan Mikrobiologis Susu Kambing Peranakan Etawa di Bogor. Jurnal Ilmu Produksi dan Teknologi Hasil Peternakan, 5(1), 1-4.

Razafindrakoto, O., Ravelomanana, N., Rasolofo, A., Rakotoarimanana, R. D., Gourgue, P., Coquin, Pierre., Briend, & Desjeux, J. F. (1994). Goat's milk as a substitute for cow's milk in undernourished children: a randomized double-blind clinical trial. Pediatrics English Edition, 94(1), 65-69.

Rinihapsari, E. (2003). Detection of Salmonella on Fried Rice Served in Restaurant of Economic Class Train. Jurnal Teknologi dan Industri Pangan, 14(3), 253-253.

Saerah, A.S. (2017). Hubungan Sanitasi Peternakan terhadap Tingkat Kejadian Penyakit Mastitis pada Sapi Perah Di Peternakan Rakyat Dusun Jambuer Kampungbaru Desa Balesari Kecamatan Ngajum Malang. Dissertation. Universitas Airlangga.

Saleh, E. (2004). Dasar Pengolahan Susu dan Hasil Ikutan Ternak. Program Studi Produksi Ternak. Fakultas Pertanian. Universitas Sumatera Utara.

Saptarini, K. (2009). Isolasi Salmonella spp. pada Sampel Daging Sapi di Wilayah Bogor serta Uji Ketahanannya terhadap Proses Pendinginan dan Pembekuan.

Soediarto, P., Astuti, T.Y., & Syamsi, A.N. (2020). Peningkatan Kualitas Susu di Kelompok Peternak Sapi Perah ‘Andini Lestari’Melalui Perbaikan Sanitasi Kandang dan Higiene Pemerahan. Prosiding, 9(1).

Standar Nasional Indonesia. (2000). Batas Maksimum Cemaran Mikroba dan Batas Maksimum Residu Pada Bahan Makanan Asal Hewan. Badan Standarisasi Nasional Indonesia. SNI 01-6366.

Standar Nasional Indonesia. (2006). Penentuan Salmonella sp. pada Produk Perikanan. Jakarta: Badan Standardisasi Nasional.SNI: 01-2332. 2-2006.

Thai Agricultural Standard. (2008). Raw Goat Milk. National Bureau of Agricultural Commodity and Food Standards, Ministry of Agriculture and Cooperatives. ICS 67.100.01.Published in the Royal Gaze tte Vol. 125 Section 139 D. Thailand.

Umidayati, U., Rahardjo, S., Ilham, I., & Mulyono, M. (2020). Identifikasi Salmonella sp. pada Cacing Sutra (Tubifex sp.) Tangkapan dari Alam dan Hasil Budidaya. Journal of Aquaculture and Fish Health, 9(2), 122-130.

United States of Food and Drug Administration. (2017). FDA Investigates Multiple Salmonella Outbreak Strains Linked to Papayas. https://www.fda.gov/food/outbreaksfoodborneillness/fdainvestigatesmultiple-salmonella-outbreak-strains-linked-papayas. Diakses tanggal 1 Oktober 2020.

Published
2021-09-09