Pengaruh Waktu Pre Freezing terhadap Kualitas Semen Beku Sapi Bali di UPTD IB Bengkulu
Abstract viewed : 807 times, PDF downloaded : 1499 times
Abstract
Sapi Bali merupakan salah satu aset nasional yang cukup potensial untuk dikembangkan melalui inseminasi buatan (IB). Pada dasarnya kualitas semen cepat menurun dengan adanya bahan pengencer ataupun tanpa bahan pengencer. Untuk meminimalisir penurunan kualitas semen cair, maka diperlukan bahan pengencer yang mengandung komposisi yang sesuai dengan perbandingan yang tepat antara pengencer dengan semen. Selain pengencer, waktu Pre freezing juga mempengaruhi kualitas semen yang dibekukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh waktu pre freezing terhadap kualitas semen beku sapi Bali di UPTD IB Bengkulu dengan parameter yang diamati motilitas, persentase hidup, dan abnormalitas spermatozoa. Penelitian ini menggunakan satu ekor sapi Bali berumur 5 tahun. Rancangan Acak Lengkap dengan 4 perlakuan dan 18 kali ulangan. Perlakuan T1= Pre freezing selama 5 menit, T2= Pre freezing selama 7 menit, T3= Pre freezing selama 9 menit, dan T4= Pre freezing selama 11 menit. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan sidik ragam (ANOVA), apabila hasil analisis berpengaruh nyata (P<0,05) maka dilanjutkan dengan uji Duncan’s Multiple Range Test (DMRT). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan berpengaruh tidak nyata terhadap motilitas spermatozoa, persentase hidup, dan abnormalitas spermatozoa (P>0,05). Pemeriksaan semen segar secara makroskopis dan mikroskopis layak untuk diproses menjadi semen beku. Meskipun tidak adanya pengaruh yang nyata terhadap semua parameter yang diamati, motilitas tertinggi diperoleh pada perlakuan T4 (waktu pre freezing selama 11 menit), persentase hidup tertinggi diperoleh pada perlakuan T3 (waktu pre freezing selama 9 menit), dan abnormalitas yang rendah terdapat pada perlakuan T3 (waktu pre freezing selama 9 menit). Kesimpulan dari penelitian ini bahwa waktu pre freezing yang berbeda (5, 7, 9, dan 11 menit) tidak mempengaruhi motilitas, persentase hidup, dan abnormalitas spermatozoa.
References
Arnentis. (2020). Pengaruh rasio penggunaan pengencer andromed® terhadap motilitas, persentase hidup dan abnormalitas semen sapi Bali di UPTD IB Bengkulu. Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu, Bengkulu.
Bearden, H. J., & J. W. Fuquay. (2000). Applied Animal Reproduction 5th Ed. Prentice Hall. Upper Saddle River, New Jersey.
BIB Ungaran. (2011). Standar Operasional Pelayanan (SOP). BIB Sidomulyo Ungaran, Semarang.
Dewi, A.S., Y.S Ondho & E. Kurnianto. (2012). Kualitas semen berdasarkan umur pada sapi jantan Jawa. Animal Agriculture Journal. 1(2):126-133.
Direktorat Jenderal Peternakan. (2007). Petunjuk Teknis Produksi dan Distribusi Semen Beku. Nomor: 12207/HK.060/F/12/2007. Direktorat Jenderal Peternakan, Jakarta.
Djanuar, R. (1985). Fisiologi Reproduksi dan Inseminasi Buatan pada Sapi. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Feradis. (2010). Bioteknologi Reproduksi pada Ternak. Alfabeta, Bandung.
Garner, D. L. & E. S. E. Hafez. (2000). Spermatozoa and Seminal Plasma. In Reproduction In Farm Animals. Edited by E. S. E. Hafez. 7th Edition. Lippincott Wiliams and Wilkins. Maryland, USA.
Herdis., M. Surachman, Yulnawati, M. Rizal, & H. Maheshwari. (2008). Viabilitas dan keutuhan membran plasma spermatozoa epididimis kerbau Belang pada penambahan maltosa dalam pengencer Andromed®. Journal of Indonesian Tropical Animal Agriculture. 33(2):101-106.
Janur G. H., M. N. Ihsan & N. Isnaini. (2015). Pengaruh Berbagai Metode Thawing Terhadap Kualitas Semen Beku Kambing Peranakan Etawa (PE). Laporan Penelitian Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya, Malang.
Kusuma, D. L. (1990). Pengaruh Berbagai Pengencer Susu dan Lahan Penyimpanan Terhadap Daya Hidup Sperma Domba (Oris Aries). Skripsi. Fakultas Pertanian. Universitas Sumatera Utara, Medan.
MataHine, T., Burhanuddin, & A. Marawali. (2014). Efektivitas air buah lontar dalam mempertahankan motilitas, viabilitas dan daya tahan hidup spermatozoa sapi Bali. Jurnal Veteriner. 15(2):263-273.
Nilna. (2010). Standar Operasional Pekerjaan Prosesing Semen. Pengawas Mutu Bibit Ternak pada Dinas peternakan, Sumatera Barat.
Pangestu, M. (2002). Preservation of spermatozoa: methods and applications. Indonesian Forum on Reproduction. Journal on Reproduction. 1(2): 55 – 56.
Partodihardjo. (1992). Ilmu Reproduksi Hewan. Penerbit Mutiara Sumber Widya, Jakarta.
Pratiwi, I. R, S. Suharyati, & M. Hartono. (2014). Analisis Kualitas Semen Beku Sapi Simmental Menggunakan Pengencer Andromed dengan Variasi Waktu Pre Freezing. Jurnal Ilmiah Peternakan Terpadu. 2 (3): 9 -13.
Rizal, M. & Herdis. (2008). Inseminasi Buatan pada Domba. Rineka Cipta, Jakarta.
SNI. (2017). Semen Beku – Bagian 1: Sapi. BSN. 4869-1:2017.
Sorenson Jr., A.M. (1979). Laboratory Manual for Animal Reproduction. 4 Ed. American Press. Boston, USA.
Susiliwati, T. (2011). Spermatologi. Universitas Brawijaya Press, Malang.
Suteky, T., Sutriyono, Dwatmadji & M.I. Solihin. (2017). Kualitas semen produksi UPTD Bengkulu dan tingkat keberhasilan inseminasi pada sapi Bali dan peranakan Simental di Bengkulu. Jurnal Sain Peternakan Indonesia. 12(2): 221-229.
Toelihere, M. R. (1981). Inseminasi Buatan pada Ternak. Penerbit Angkasa, Bandung.
Toelihere, M. R. (1993). Inseminasi Buatan pada Ternak. Penerbit Angkasa, Bandung.
Umar, S. & M. Maharani. (2005). Pengaruh Berbagai Waktu Ekuilibrasi Terhadap Daya Tahan Sperma Sapi Limousin dan Uji Kebuntingan. Jurnal Agribisnis Peternakan. 1(1): 17–21.