Pengaruh Letak Telur pada Mesin Tetas terhadap Persentase Fertilitas, Kematian Embrio dan Dead in Shell
Abstract viewed : 1683 times, PDF downloaded : 2686 times
Abstract
Penetasan merupakan proses perkembangan embrio di dalam telur sampai menetas. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh letak telur pada mesin tetas terhadap persentase fertilitas, kematian embrio dan dead in shell. Penelitian ini bermanfaat untuk menyempurnakan desain mesin tetas, memperbaiki manajemen penetasan dan sebagai informasi penataan telur dalam mesin tetas. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari 2021 di PT. Super Unggas Jaya Unit Hatchey Solo, Dusun Sidorejo, Desa Polokarto, Kecamatan Polokarto, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah. Penelitian menggunakan alat mesin tetas model Pearl 22, timbangan digitasl, data logger, tray, egg candler, kamera handphone, dan alat tulis. Penelitian menggunakan 2.700 butir telur strain ross dengan umur 43-44 minggu. Rancangan percobaan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) 3x5. Perlakuan terdiri dari 3 kelompok dengan 5 ulangan dan setiap unit percobaan berubah 180 butir telur. Perlakuan tersebut yaitu pada rak bagian atas, tengah dan bawah. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan letak telur pada mesin tetas tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap fertilitas, kematian embrio dan dead in shell. Rata-rata nilai fertilitas, kematian embrio dan dead in shell tergolong baik yaitu fertilitas sebesar 94,032%, kematian embrio sebesar 6,02% dan dead in shell sebesar 1,84%. Letak telur pada bagian atas, tengah dan bawah pada penetasan telur ayam strain Ross tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap persentase fertilitas, kematian embrio dan dead in shell. Hasil menunjukkan bahwa perlakuan letak telur dalam mesin menghasilkan suhu dan kelembapan yang optimal sehingga dapat dikatakan mesin tetas mampu mendistribusikan panas dengan baik.
References
Badaruddin, R., Syamsuddin., F. Astuty., & M.A. Pagala. (2017). Performa penetasan telur ayam hasil persilangan ayam bangkok dengan ayam ras petelur. Jitro. Vol 4, No. 2. Hal 1-7.
Daulay, A.H., S. Aris., & A. Salim. (2008). Pengaruh umur dan frekuensi pemutaran terhadap daya tetas dan mortalitas telur ayam arab (Gallus turticus). Jurnal Agribisnis Peternakan 1: 6-10.
Fitrah, R., D. Sudrajat., & Anggraeni. (2018). Pengaruh temperatur lama penyimpanan telur puyuh tetas terhadap daya tetas, fertilitas, bobot susut telur dan bobot tetas telur puyuh. Jurnal Peternakan Nusantara. Vol. 4, No. 1.
Hakim. A.D., Aris, S., & Salim. A. (2008). Pengaruh umur dan frekuensi pemutaran terhadap daya tetas dan mortalitas ayam arab (Gallus turcicus). Universitas Sumatera Utara. Medan.
Hasanah, N., N.D. Wahyono., & A. Marzuki. (2013). Teknik manajemen penetasan telur tetas ayam kampung unggul KUB di kelompok Gumukmas Jember. Jurnal Unniska. ISSN: 2505-5597.
Hasanuddin, A. (2017). Pengaruh Suhu Penetasan Terhadap Fertilitas, Daya Tetas Dan Berat Tetas Telur Burung Puyuh. Makassar.
Hodgetts. (2000). Incubation The Psichal Requiments Abor Acressservice. Bulletin No. 15.
Kortlang, C.F.H.F. (1985). The Incubation of Duck Egg. In: Duck Production Science and World Practice. Farrell DJ, Stapleton P. Editor. London (GB): University of New England.p 168-177.
Nafiu, L.O., M. Rusdin., & A.S. Aku. (2014). Daya tetas dan lama menetas telur ayam tolaki pada mesin tetas dengan sumber panas yang berbeda. Jurnal Ilmu Dan Teknologi Peternakan Tropis. 1(1): 32-44.
Nasruddin & Z. Arif. (2014). Analisis perubahan temperatur dan kelembapan relatif pada inkubator penetas telur yang menggunakan fan dan tidak menggunakan fan. Jurnal Ilmiah Jurutera, Vol. 01. No. 01 (031-035).
Ningtyas, M. S., Ismoyowati & Ibnu, H.S. (2013). Pengaruh temperatur terhadap daya tetas dan hasil tetas telur itik (anas plathyrinchos). Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto. Jurnal Ilmiah Peternakan 1(1): 347-352.
Nuryati. T. (2009). Sukses Menetaskan Telur. Penebar Swadaya. Jakarta.
Pratama, A.R., D. Garnida., & T. Widjastuti. (2016). Hatch Period And Weight At Hatch Of Local Duck (Nas Sp.) Based On Difference Of Incubator Humidity Setting At Hacher Period. Bandung.
Quanta, R., T. Kurtini., & Riyanti. (2016). Pengaruh larutan jeruk nipis dan gula pada dosis berbeda sebagai bahan penyemprot terhadap daya tetas telur itik tegal. Jurnal Ilmiah Peternakan Terpadu. Vol. 4(2): 143-148.
Rarasati. (2002). Pengaruh frekuensi pemutaran pada penetasan telur itik terhadap daya tetas, kematian embrio dan hasil tetas. Laporan Hasil Penelitian. Universitas Jenderal Soedirman. Purwokerto.
Rodhi, M.Z., D. Syauqy, G.E. Setyawan. (2018). Sistem penentu suhu dan kelembaban incubator telur unggas berdasarkan berat dan warna telur menggunakan metode fuzzy. Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi Dan Ilmu Komputer. Vol.2, No. 12: 7320-7311.
Sa’diah, I.N., D. Garnida., & A. Mushawwir. (2015). Mortalitas Embrio Dan Daya Tetas Itik Lokal (Anas Sp.) Berdasarkan Pola Pengaturan Temperatur Mesin Tetas. Universitas Padjadjaran.
Septiawan, R. (2007). Respon produktivitas dan reproduktivitas ayam kampung dengan umur induk yang berbeda. IPB. Bogor.
Sinabutar, M. (2009). Pengaruh frekuensi inseminasi buatan terhadap daya tetas telur itik lokal yang di inseminasi buatan dengan semen entok. Fakultas Pertanian Universitas Sumatra Utara. Medan.
Suryani, N., N. Suthama & H. I. Wahyuni. (2012). Fertilitas telur dan mortalitas embrio ayam kedu pebibit yang diberi ransum dengan peningkatan nutrien dan tambahan sacharomyces cerevisiae. Animal Agricultural Journal, Vol. 1. (1): 389-404.