Article Details
PENGARUH JUMLAH BOBOT BENIH PADA MEDIA TANAM TRAY TERHADAP PERFORMANSI MESIN TANAM RICE TRANSPLANTER
Main Article Content
Mewujudkan target peningkatan produksi padi dengan menggunakan Rice Transplanter, serta teknik persemaian pada Media tanam Tray terhadap performansi mesin tanam Rice Transplanter. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efisiensi penggunaan dan performansi alat Rice Transplanter serta pengaruh bobot benih pada Media tanam Tray dalam persemaian. Penelitian ini berlokasi di STPP Malang dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dalam sistem persemaian, dengan perlakuan perbandingan berat bobot benih 60 gram, 70 gram dan 80 gram per tray yang di ulang 3 kali dengan masing-masing perlakuan 12 tray. Ukuran media tanam Tray 58 cm x 18 cm , Penanaman benih dengan Rice Transplanter dengan jarak 20 meter terdapat 80 lubang tanam. Parameter yang di amati adalah jumlah lubang tanam yang ditanami dan jumlah bibit yang tertanam perlubang tanam. Penanaman menggunakan alat Rice Transplanter merek Indo Jarwo Transplanter. Dari ketiga perlakuan tersebut, dengan berat bobot benih 60 gram dapat diketahui bahwa jumlah bibit yang terbanyak adalah 1 -2 bibit per lubang tanam dan masih banyak lubang tanam yang tidak tertanamkan ke sawah. Perlakuan 70 gram dapat diketahui bahwa jumlah bibit yang tertanam yang terbanyak adalah 3-4 bibit bibit per lubang tanam ini menunjukan kerapatan yang dimiliki pada perlakuan 70 gram memberikan ruang (kerapatan) yang ideal untuk alat transplanter mengambil bibit untuk memasukan kedalam lubang tanam. Sedangkan berat benih 80 gram sesuai dengan Grafik Hasil Tabulasi Data yang di ukur diketahui bahwa jumlah bibit yang ditanam terbanyak adalah lebih besar dari 6 bibit per lubang tanam ini menunjukan terjadi kerapatan yang sangat rapat sehingga alat transplater mengambil bibit dalam bentuk rumpun yang sedang dimana dalam rumpun bibit padi sebanyak 5-6 bibit bahkan lebih dari 6 bibit sekali tanam dalam lubang tanam.
Anonim. 1982. Sub Direktorat Pengembangan Alat dan Mesin Pertanian, Direktorat Bina Produksi Tanaman Pangan, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Departemen Pertanian.
Anonim. 1986. Komisi Pengujian Alat dan Mesin Pertanian Departemen Pertanian. Badan Litbang Pertanian Serpong. 2000
Badan Litbang Pertanian. 2000. Analisa Kebijaksanaan Peningkatan Produksi mendukung Ketahanan Pangan. Rapat Kerja Litbang Pertanian Bogor.22-24 Mei 2000. Balai Penelitian Tanaman Padi (BALITPA),
Sukamandi. 1997. Laporan Tahunan 1997/1998. Pulitbangtan 1998. Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian. Badan Penelitian Dan Pengembangan Pertanian, Kementerian Pertanian 2013. Penggunaan Transplanter 2:1. 2013.
Dewi sahara, Ekaningtyas K, Toto suhendrata. 2013. Kinerja Usaha Tani Padi dengan MesinTransplanter dalam rangka Efisiensi Tenaga Kerja. BPTP Jawa Tengah. Bukit Tegalepek Sidomulyo, Ungaran Jawa Tengah. 2013.
Hasibuan. 1999. Mekanisasi Pertanian dengan Teknologi Pertanian. Bogor Indonesia
Koes Sulistiadji dan H.K. Puwardaria. 2007. Petunjuk Operasional MesinPerontok Biji-bijian (Threser). Teknik Penanganan Paska Panen Gabah.
Mardikanto. 2009. Sistem Penyuluhan Pertanian. Surakarta: Sebelas Maret University Press.
Osamu 1992, dengan menggunakan 2-3 tenaga kerja, penanaman benih langsung dapat berkembang karena keterbatasan tenaga. Shigemi 1992 mencatat bahwa kebutuhan benih berkisar antara 80 kg-110 kg per ha pada tanam benih dengan cara sebar menggunakan mesin tanam benih (seeder) yang ditarik traktor
Soekartawi. 2005. Prinsip Dasar Komunikasi Pertanian. Jakarta: Universitas Indonesia Press.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2006 Tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan. 2006. Jakarta: Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia.
Wirawan, 2012 ; Evaluasi Kinerja Sumberdaya Manusia,Teori Aplikasi dan Penelitian Salemba Empat, Jakarta
Yoshinori 1992, sejak 1980 area tanam benih meningkat pesat di Malaysia, hingga pada tahun 1989 mencapai 52%.
Received: 14 Feb 2020; Available Online: 30 Jun 2017;