Article Details
TINGKAT PENGETAHUAN PETANI TENTANG PENGGUNAAN MOL SAYUR SEBAGAI PENYUBUR TANAMAN KUBIS (Brassica oleracea. Var Capitata. L) DI KAMPUNG SAIRO DISTRIK MANOKWARI UTARA PROVINSI PAPUA BARAT
Main Article Content
Pemanfaatan MOL bersifat ramah lingkungan, lebih murah serta dapat dibuat sendiri. Pemberian pupuk MOL pada tanaman diharapkan menjadi solusi untuk menekan penggunaan pupuk kimia sehingga sayuran yang dihasilkan sehat dikonsumsi dan bergizi. Tanaman kubis merupakan salah satu tanaman yang dibudidayakan oleh masyarakat lokal di Kampung Sairo. Rendahnya produksi kubis di Kampung Sairo disebabkan beberapa masalah yang menurunnya hasil produksi, diantaranya kurangnya unsur hara dalam tanah disebabkan kurangnya penggunaan bahan organik seperti mikroganisme lokal (MOL) sebagai penyubur tanaman serta rendahnya pengetahuan petani tentang manfaat limbah sayur sebagai bahan organik penyubur tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan petani dan efektifitas penyuluhan tentang penggunaan mol sayur sebagai penyubur tanaman kubis (Brassica oleraceae. Var. Capitata L), di Kampung Sairo Distrik Manokwari Utara Provinsi Papua Barat. Waktu pelaksanaan penelitiian selama tiga bulan yaitu dari bulan Maret sampai Mei 2018 di Kampung Sairo Distrik Manokwari Utara Proinsi Papua Barat. Data dianalisis secara deskriptif, dengan melihat tingkat pengetahuan petani dan tingkat efektifitas penyuluhan. Hasil penelitian menunjukan bahwa terjadi peningkatan pengetahuan sebesar 26,13 termasuk kategori baik, artinya naik dengan rata-rata nilai 4,27. Hal ini disebabkan peserta yang dijadikan responden berumur produktif dan pendidikan yang cukup serta pengalaman berusaha tani, sehingga adopsi terhadap inovasi yang disuluhkan mengalami perubahan pengetahuan yang baik. Efektivitas pengetahuan responden sebesar 54,90% termasuk cukup efektif menunjukkan materi yang disuluhkan cukup efektif bagi responden yang mengikuti. Artinya keputusan untuk menerimanya, disebabkan oleh kesesuaian inovasi dengan kebutuhan masyarakat.
A.W. Van den Ban & H.S. Hawkins. 2005.Penyuluhan Pertanian. Kanisius. Yogyakarta
Anonimus.2006 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2006. Tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Peternakan dan Kehutanan (SP3K). Departemen Pertanian. Jakarta.
Ban A.W. dan Hawkins1999.Penyuluhan Pertanian: PT, Bumi Aksara Jakarta
BPS dan Dinas Pertanian Hortikultura dan Tanaman Pangan. 2006. Data Produksi kubis Kabupaten Manokwari.
Departemen Pertanian. 1985. Pedoman Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian. Badan Pendidikan Latihan dan Penyuluhan Pertanian. Departemen Pertanian. Jakarta.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Nasional. Jakarta.
Palungku, R. atall. 2004. Agribisnis Tanaman Sayur. Penebar Swadaya. Jakarta.
Kartasapoetra. A.G.1991 Pembagunan penyuluhan Pertanian.Bina Aksara. Jakarta
Mardikanto.T. 1993.Penyuluhan Pembangunan Pertanian. Sebelas Maret University Press, Surakarta.
Mardikanto Sutarni (1988), Pengatar Penyuluhan Pertanian, Universitas Sebelas maret Press, Surakarta.
Mardikanto, T. 1991. Penyuluhan Pembangunan Pertanian. UHS Press, Jakarta.
Musnamar. 2003.Tingkat Pengetahuan Petani Tentang Penggunaan Mol Sayur Sebagai Penyubur Tanaman. Pembuatan & Aplikasi. Penebar Swadaya. Jakarta.
Padmowihardjo.1996 Evaluasi Penyuluhan Pertanian. Universitas Terbuka. .Jakarta.
Rukmana. 1994. Bididaya Kubis Bunga dan Brocoli. Yogyakarta.
Soedarmanto. 1992. Dasar-Dasar dan pengelolaan Penyuluhan Pertanian. Universitas Brawijaya. Malang.
Rukmana R.,1994. Budidaya kubis. Kanisius Jakarta.
Soedarmanto, 1992.Dasar-Dasar Pengelolaan Penyuluhan Pertanian.Unibraw. Malang.
Setyo Purwendro Nurhidayat. 2006. Mengolah Sampah Untuk Pupuk Mol. Penebar Swadaya. Jakarta.
Received: 13 Feb 2020; Available Online: 31 Dec 2018;