Article Details

Main Article Content

Yuana Juwita
Yustisia

Besi (Fe) dan seng (Zn) dalam beras merupakan alternatif utama sumber nutrisi mikro bagi penduduk di Indonesia. Defisiensi nutrisi ini dapat berakibat terhadap penurunan IQ pada anak-anak dan menimbulkan berbagai penyakit degeneratif pada usia produktif sehingga akan berdampak terhadap penurunan kualitas sumber daya manusia. Peningkatan nutrisi Fe dan Zn sangat diperlukan karena selain kandungannya dalam beras belum memenuhi kebutuhan asupan harian yang dianjurkan juga sebagai upaya antisipasi konsekuensi dari menurunnya konsumsi beras oleh masyarakat. Rendahnya kandungan gizi Fe dan Zn dalam beras antara lain akibat pengelolaan lahan sawah secara intensif, meliputi pemberian hara NPK terus menerus, tidak berimbang dan berlebihan terutama hara N dan P, hara mikro Fe dan Zn tidak diberikan melalui pupuk buatan dan atau terkuras akibat terangkut melalui tanaman yang dipanen, bahan organik tanah rendah akibat pengabaian pengembalian sisa tanaman, dan penggenangan pada sistem sawah. Faktor-faktor tersebut berakibat terhadap: (1) Fe dan Zn mengendap dan serapannya dalam tanaman rendah jika pemberian P berlebihan, (2) defisiensi Fe jika pemberian N berlebihan akibat tingginya penyerapan N dan meningkatnya laju pertumbuhan, dan (3) Fe menjadi berlebihan, memfiksasi dan menurunkan serapan P atau kurang larut, masing-masing pada pH agak masam atau pada pH netral akibat penggenangan dalam sistem sawah. Penerapan konsepsi pemberian hara NPK berimbang merupakan upaya alternatif untuk mengatasi masalah tersebut namun efisiensinya sangat ditentukan oleh jenis tanah, ketersediaan dan penambahan bahan organik serta varietas. Tanah Inceptisol berpasir dan Vertisol mempunyai tekstur tanah yang berbeda namun keduanya mempunyai sifat-sifat fisika dan kimia tanah yang buruk antara lain stabilitas agregat dan kandungan bahan organik rendah dengan pH tanah netral sampai agak alkalis. Penambahan bahan organik jerami dan pupuk kandang kaya Fe dan Zn berpotensi dalam perbaikan sifat-sifat fisika dan biologi tanah serta sebagai penyedia dan pelarut unsur hara makro dan mikro. Tulisan ini mengulas upaya-upaya alternatif peningkatan nutrisi Fe dan Zn dalam beras antara lain melalui pemupukan anorganik NPK berimbang dan kombinasinya dengan pupuk organik berbasis jerami serta penggunaan varietas padi efisien dalam menyerap dan menggunakan unsur hara. Sampai saat ini ulasan aspekaspek budidaya tersebut telah banyak dilaporkan namun masih terbatas pada produktivitas, belum berorientasi pada kualitas Fe dan Zn dalam beras.

Keywords: Bahan Organik Fe dan Zn Beras Inceptisol NPK Berimbang Varietas Efisien Vertisol Fe dan Zn Beras
Abdulrachman, S., dan J.S. Adiningsih. 2000. Indonesia is lowland rice production and its soil fertility management. International Workshop on Improving Soil Fertility Management in Southeast Asia, Bogor, Indonesia 21 -23 November 2000.
Abdurachman, A., I. Juarsah, dan U. Kurnia. 2000. Pengaruh penggunaan berbagai jenis dan takaran pupuk kandang terhadap produktivitas tanah Ultisol terdegradasi di Desa Batin, Jambi. hal. 303-319. Dalam Pros. Seminar Nasional Sumberdaya Tanah, Iklim, dan Pupuk. Buku II. Bogor, 6-8 Desember 1999. Puslit Tanah dan Agroklimat. Bogor.
Abdulrachman, S., dan H. Sembiring. 2006. Penentuan takaran pupuk fosfat untuk tanaman padi sawah. Iptek Tanaman Pangan. 1(1):79-87.
Adiningsih, J.S. 1988. Peranan limbah pertanian khususnya jerami dalam penerapan pemupukan berimbang. Prosiding Pertemuan Teknis Penelitian Tanah, Cipayung, 18-20 Maret 1986. Puslit Tanah. Bogor.
Adiningsih, J.S., A. Sofyan, dan D. Nursyamsi. 2004. Lahan Sawah dan Pengelolaannya.
hal. 165-196. Dalam A. Adimihardja et al. (penyunting). Sumberdaya Lahan Indonesia dan Pengelolaannya. Puslitbang Tanah dan Agroklimat. Bogor.

Received: 13 Feb 2020; Available Online: 31 Dec 2018;