Article Details
Perbandingan Metode Isolasi pada Deteksi Kulit Sapi, Kerbau, Kambing, dan Babi sebagai Bahan Baku Rambak Kulit
Main Article Content
Kulit adalah hasil samping dari pemotongan ternak yang seiring waktu semakin meningkat permintaan konsumen bersamaan dengan meningkatnya pertumbuhan penduduk. Hal ini yang mendorong produsen berinovasi menciptakan produk baru. Salah satu inovasi produk yaitu pada rambak kulit. Tujuan dari penelitian ini untuk mengidentifikasi bahan dasar yang digunakan pada rambak kulit. Salah satunya dengan analisis genetik melalui penanda molekuler. Keberhasilan teknik molekuler ditentukan oleh tertangkapnya DNA genom dari sampel. Tahapan utama analisis genetik adalah isolasi DNA. Metode Sambrook dan metode Wasko yang telah dimodifikasi digunakan dalam penelitian ini. Sampel yang digunakan berupa kulit sapi, kerbau, kambing, dan babi dalam keadaan segar yang telah diawetkan dalam freezer dengan suhu -20oC. konsentrasi dan kemurnian DNA diukur dengan spektrofotometer pada λ260 dan λ280. Amplifikasi gen cytochrome b menggunakan primer universal. Elektroforesis menggunakan agarose sebesar 0,8% untuk isoalsi DNA dan 1,5% untuk amplifikasi PCR selama 30 menit dengan tegangan 100 volt. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa metode Sambrook yang telah dimodifikasi memberikan hasil yang baik, pita DNA yang dihasilnya terlihat secara jelas dibandingkan dengan menggunakan metode Wasko yang telah dimodifikasi. Konsentrasi dan kemurnian DNA metode Sambrook lebih baik dibandingkan dengan metode Wasko. Amplifikasi PCR gen cytochrome b menghasilkan produk PCR sebesar 359 bp pada kulit sapi, kerbau, kambing, dan babi.
Ardiana, D.W. (2009). Teknik isolasi DNA genom tanaman pepaya dan jeruk dengan menggunakan modifikasi bufer CTAB. Buletein Teknik Pertanian, 14, 12 – 16.
Brown, T.A. (2010). Gene Cloning and DNA Analysis. Sixth Edition. Faculty of Life Science. University of Manchester.
Erwanto, Y., M.Z. Abidin, A. Rohman, & Sismindari. (2011). PCR – RFLP Using BseDI enzyme for pork authentication in sausage and nugget products. Media Peternakan, 14 – 18.
Fitrianingsih. 2013. Optimalisasi Isolasi DNA pada Daging Olahan sebagai Dasar untuk Deteksi Kontaminasi Daging Babi. (Tesis). Program Pascasarjana Fakultas Peternakan. Universitas Gadjah Mada.
Kocher, Z.,A. S.V. Thomas, S. Meyer, Edwards & F.X. Paabo. (1989). Dynamic of mitochondrial DNA evolution in animal: amplifications and secuencing with conversed primers. Proceedings of the National Academy of science of the USA, 86, 6169 – 6200.
Sambrook, J., E.F. Fritch and T. Maniatis. (1989). Molecular Cloning, A. Laboratory Manual. 2nd. Cold Spring Harbour Lab. Press. New York.
Sulandri, S. & M.S.A. Zein (2003). Panduan Praktikum Laboratorium DNA. Bidang Zoologi. Pusat Penelitian Biologi. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.
Vivikananda, E. (2014). Deteksi DNA Babi dan DNA Sapi dengan Menggunakan Metode Insulated Isothermal Polymerase Chain Reaction (PCR). (Skripsi). Program Sarjana Fakultas Farmasi. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Wasko, A.P., C. Martins, C. Oliveira, & F. Foresti. (2003). Non-destructive genetic sampling of fish. An improved method for DNA extraction from fish fins and scale. Hereditas, 138, 161 – 165.
Received: 22 May 2020; Accepted: 26 Jun 2020; Available Online: 30 Jun 2020;