Article Details

Main Article Content

Latarus Fangohoi
Niken Rani Wandansari

Pemberian pupuk organik dapat memperbaiki sifat-sifat tanah, mempertahankan cadangan total bahan organik tanah, menyeimbangkan penggunaan pupuk anorganik dalam rangka mengurangi dampak negatifnya terhadap tanah, serta secara tidak langsung meningkatkan produktivitas lahan. Blotong merupakan limbah pabrik gula yang mengandung karbon, nitrogen, fosfat, kalium dan mineral lain yang dapat dijadikan alternatif bahan baku pembuatan pupuk organik melalui metode pengomposan, serta cukup melimpah ketersediaannya. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui kualitas pupuk organik yang dihasilkan dari proses pengomposan yang berasal dari limbah blotong. Penelitian untuk mendapatkan pupuk organik berkualitas dari bahan baku utama blotong dilakukan melalui pengomposan aerobik dengan metode agitasi pada varian blotong sebesar 100%, 80% dan 60% /kgVs. Dan sebagai bahan campuran digunakan kotoran kambing dengan varian sebesar 0%, 20% dan 40%, serta penambahan dedak halus, dolomit dan zeolit sebagai bahan pengkaya sebesar 15%. Perlakuan blotong dengan jumlah 100% dan tanpa penambahan bahan pengkaya merupakan kontrol. Berdasarkan hasil penelitian ini pupuk organik yang dihasilkan dari seluruh perlakuan sudah matang secara fisik setelah 2 minggu waktu pengomposan dan mendekati ciri fisik tanah, baik dari faktor suhu, warna dan bau, serta distribusi ukuran partikel. Sedangkan berdasarkan sifat kimia pupuk organik, meskipun beberapa pupuk organik yang dihasilkan memiliki C/N rasio dan hara makro di bawah standar persyaratan Permentan no. 70 tahun 2011, namun pupuk organik tersebut dapat diaplikasikan ke dalam tanah karena memiliki C/N rasio < 20 dan pH netral.

Keywords: Blotong Pupuk Organik
Cahaya, A. dan D. A. Nugroho. 2008. Pembuatan Kompos dengan Menggunakan Limbah Padat Organik (Sampah Sayuran dan Ampas Tebu). Universitas Diponegoro Semarang.
Didi, A. S. dan D. Setyorini. 2012. Baku Mutu Pupuk Organik dalam Pupuk Organik dan Pupuk Hayati. Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian.
Ismayana, A., dkk. 2012. Faktor Rasio C/N Awal dan Laju Aerasi Pada Proses Co-composting Bagase dan Blotong. Jurnal Teknologi Industri Pertanian. IPB Bogor.
Isroi. 2008. Kompos. Balai Penelitian Bioteknologi Perkebunan Indonesia. Bogor.
Kuswurj, R. 2012. Blotong dan Pemanfaatannya. (Diunduh tanggal 1 Juni 2016).
Meunchang, S., dkk. 2005. Co-composting of Filter Cake and Bagasse, by Product from a Sugar Mill. Biores Technol.
Muhsin, A. 2011. Pemanfaatan Limbah Hasil Pengolahan Pabrik Tebu Blotong Menjadi Pupuk Organik. Indrutrial Engineering Conference 2011. Yogyakarta.
Rifa’i, R. S. 2009. Potensi Blotong (Filter Cake) sebagai Pupuk Organik Tanaman Tebu. LPP Yogyakarta
Satisha, G. C. dan L. Devarajan. 2006. Effect of Amandement on Windrow Composting of Sugar Industry Pressmud. Elvesier Ltd.
Wandansari, N. R. 2009. Produksi Pupuk Organik Cair Berkualitas dari Pemanfaatan Limbah Cair Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit. Tesis. IPB Bogor.

Received: 04 Feb 2020; Available Online: 31 Dec 2017;