https://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/issue/feedProsiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian2024-10-24T23:14:25+00:00Bangkit Lutfijai Syaefullah[email protected]Open Journal Systems<p>Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian yang dipublikasi oleh Politeknik Pembangunan Pertanian Manokwari</p>https://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1012The Role of E-Commerce in Increasing MSME Revenue (Case Study of Nayo Fruit Salad, Medan Area District, Medan City, Indonesian)2024-10-18T07:19:21+00:00Juli Winando Lumban Toruan[email protected]Ismawati Ismawati[email protected]Sarah Febrianti Sirait[email protected]<p>The trend change in using e-commerce from retail to culinary has an impact on the increasing number of UMKM partnering with food delivery e-commerce. The problem is only 36 percent of the 30 million UMKM targeted by the government to go online in 2024. The purpose of this study is to determine the role of food delivery e-commerce in increasing UMKM revenue. One of the UMKM has partnered with food delivery e-commerce is Nayo Salad. The research population is Nayo Salad consumers who shop using food delivery e-commerce grabfood, gofood and shopeefood. The sample of this study were 120 people. The study was conducted with a quantitative approach, to see the relationship between purchasing decisions with reasons to buy, food delivery e-commerce used and payment methods used by consumers. The results show that there are differences in the number of UMKM revenues before and after partnering with food delivery e-commerce. The results of this research hoped can be a motivation, example and raw model for other UMKM that have not partnered with food delivery e-commerce.</p>2024-10-18T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanianhttps://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1013Analisis Tingkat Kepuasan Konsumen terhadap Produk Olahan Sayur Kangkung di Kota Medan2024-10-18T07:19:21+00:00Sarah Febrianti Sirait[email protected]Juli Winando Lumban Toruan[email protected]Ismawati Ismawati[email protected]<p>Di era digitalisasi, persaingan di pasar kerja semakin ketat, mendorong para wirausahawan untuk menciptakan produk olahan inovatif guna mempertahankan daya saing mereka dan memastikan kesetiaan konsumen. Syifa Hidroponik merupakan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang menghadirkan layanan penjualan sayuran secara online. Penelitian dilakukan untuk mengevaluasi tingkat kepuasan konsumen terhadap produk olahan sayur kangkung rendang dan arsik dari Syifa Hidroponik, dengan fokus pada dua tujuan utama: (1) memahami karakteristik konsumen Syifa Hidroponik, dan (2) menganalisis tingkat kepuasan konsumen terhadap produk olahan kangkung rendang dan arsik. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah probabilitas sampling. Data yang terkumpul dianalisis menggunakan pendekatan deskriptif dan Indeks Kepuasan Konsumen (<em>Customer Satisfaction Index</em>/C.S.I). Penelitian ini melibatkan 65 responden, mayoritas di antaranya adalah perempuan dengan tingkat pendidikan terutama pada tingkat sarjana, dan memiliki pendapatan bulanan di atas Rp2.500.000,00. Hasil analisis Indeks Kepuasan Konsumen (C.S.I) menunjukkan bahwa tingkat kepuasan konsumen terhadap produk kangkung rendang dan arsik dari Syifa Hidroponik mencapai 82,29%. Temuan ini menandakan bahwa konsumen telah merasa puas dengan kualitas produk olahan inovatif kangkung yang ditawarkan oleh Syifa Hidroponik.</p>2024-10-18T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanianhttps://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1014Faktor Faktor yang Mempengaruhi Perdagangan Negara-Negara Anggota OPEC2024-10-22T14:44:04+00:00Sopan Sopian[email protected]Ninda Novita[email protected]Juli Winando Lumban Toruan[email protected]Indira Rosandry Ajeng Syah Putri[email protected]<p>Perdagangan negara-negara anggota Organisasi Pengolah Negara (OPEC) dipengaruhi oleh berbagai faktor yang kompleks dan saling terkait. Faktor-faktor ini mencakup dinamika pasar global, kebijakan pemerintah, kondisi ekonomi nasional, serta perubahan dalam struktur pasar dan teknologi. Pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi, dan kebijakan moneter sering menjadi pusat perhatian dalam mempengaruhi kondisi perdagangan. Selain itu, perubahan dalam kebijakan energi dan kebijakan pembangunan infrastruktur juga memiliki dampak signifikan terhadap perdagangan negara-negara OPEC. Kebijakan pembangunan infrastruktur dapat mempengaruhi efisiensi produksi dan distribusi, sementara kebijakan energi dapat mempengaruhi permintaan dan harga produk energi. Pertumbuhan ekonomi dan kebijakan pemerintah juga mempengaruhi kemampuan negara-negara OPEC untuk meningkatkan produksi dan eksport. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana faktor-faktor ini berinteraksi dan mempengaruhi perdagangan negara-negara anggota OPEC, serta mencari strategi untuk meningkatkan daya saing dan stabilitas ekonomi negara-negara tersebut.</p>2024-10-18T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanianhttps://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1015Pengaruh Hambatan Non-Tarif Sps dan Tbt terhadap Perdagangan Internasional Indonesia dengan Negara G-202024-10-18T07:19:21+00:00Ninda Novita[email protected]Sopan Sopian[email protected]Juli Winando Lumban Toruan[email protected]Indira Rosandry Ajeng Syah Putri[email protected]<p>Pasar negara G-20 berpotensi besar terhadap perdagangan internasional Indonesia karena saling adanya keterbukaan ekonomi antar negara yang tergabung, diantara negaranya adalah Argentina, Australia, Brazil, Kanada, China, Uni Eropa, Perancis, Germany, India, Italia, Jepang, Meksiko, Russia, Arab Saudi, Afrika Selatan, Korea Selatan, Turki, United Kingdom, dan USA. Dibalik prinsip perdagangan bebas dalam G-20 yang mengusahakan penurunan dan penghapusan tarif dan non-tarif, masih adanya negara yang menerapkan kebijakan non-tariff measures (NTMs). NTMs yang berpengaruh besar terhadap produk ekspor adalah <em>sanitary and phytosanitary</em> (SPS) dan <em>technical barrier to trade</em> (TBT). Kebijakan yang tidak harmonis tersebut menjadi hambatan untuk negara berkembang melakukan perdagangan internasional, salah satunya Indonesia. Untuk melihat faktor-faktor yang mempengaruhi perdagangan internasional Indonesia dengan negara G-20 dan pengaruh hambatan non-tarif SPS dan TBT digunakan metode analisis gravity model dengan uji kesesuaian model regresi data panel tahun 2012-2022. Menggunakan 3 pendekatan, yaitu Common Effect Model, Fixed Effect Model dan Random Effect Model. Uji Lagrange Multiplier Test digunakan untuk memastikan salah satu model antara Effect Model dan Random Effect Model. Hasilnya 70,56% variabel dapat menjelaskan model dengan variabel signifikan adalah GDP negara tujuan, Populasi dan GDP Perkapita Indonesia. Kebijakan Non-tariff measures (NTMs) SPS dan TBT jika dilihat secara luas terhadap total ekspor Indonesia dengan negara G-20 tidak berpengaruh signifikan, dikarenakan kebijakan SPS dan TBT lebih menitik beratkan peraturan pada komoditas pertanian dan peternakan.</p>2024-10-18T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanianhttps://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1016Analisis Tataniaga Jeruk Varietas Siam Banjar di Desa Sungai Salai Hilir Kabupaten Tapin, Provinsi Kalimantan Selatan2024-10-18T07:19:21+00:00Karinda Ervania Anindita[email protected]Salasiah Salasiah[email protected]Muhammad Helmy Abdillah[email protected]Muhammad Rizalun Nashoha[email protected]<p>Jeruk varietas Siam Banjar merupakan salah satu komoditas unggulan, namun harga dipasar cenderung tidak menguntungkan petani. Pemasaran jeruk melibatkan banyak kelembagaan dalam menyalurkannya dari produsen ke konsumen. Oleh karena itu, perlu diuraikan kelembagaan masing-masing, serta mengetahui margin dan <em>farmer’s share </em>dari setiap saluran tata niaga jeruk siam banjar di Desa Sungai Salai Hilir. Tujuan dari penelitian ini untuk mengidentifikasi lokasi dan subjek dalam tata niaga jeruk siam Banjar serta menganalisis saluran pemasaran, fungsi pemasaran, margin pemasaran, nilai <em>farmer’s share</em>, rasio keuntungan (<em>profitability index</em>), dari pemasaran jeruk siam Banjar di Desa Sungai Salai Hilir, Kabupaten Tapin, Provinsi Kalimantan Selatan. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sungai Salai Hilir pada tanggal 23 Juni – 25 Agustus 2020. Metode yang digunakan adalah identifikasi saluran, fungsi, menganalisis struktur pasar, margin dan nilai <em>farmer’s share</em> jeruk siam banjar di Desa Sungai Salai Hilir. Hasil penelitian menunjukkan bahwa saluran pemasaran I yakni petanià pengumpulà pedagang (pengecer)à konsumen dengan fungsi pemasaran, margin, farmer’s share, dan profitabilitas indeks yang efisien. Kontribusi penelitian ini adalah mendorong kebijakan hilirisasi untuk memangkas lembaga-lembaga pada saluran pemasaran yang membuat saluran tersebut tidak efisien hingga memperluas varian produk akhir untuk memperkecil resiko.</p>2024-10-18T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanianhttps://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1017Development of Sago Ecotourism in Negeri Rutong to Maintain Food Security2024-10-18T07:19:21+00:00Jeane F D Talakua[email protected]Grace Natalia Marpaung[email protected]Jennifer Ingelyne Nussy[email protected]<p>Pengetahuan lokal Masyarakat Negeri Rutong tentang tradisi sagu telah terjadi turun temurun, dan berpartisipasi penuh mendukung kebijakan pemerintah untuk mengelola dan melestarikan sagu secara berkelanjutan baik sebagai ketahanan pangan maupun sebagai potensi ekowisata. Dalam tulisan ini akan menjelaskan bagaimana pemerintah Negeri Rutong dan masyarakat mengelola hutan sagu mulai hulu hingga hilir, mulai tanam hingga penjualan, yang dilakukan secara sinergi dan berkelanjutan untuk ketahanan pangan dan ekowisata. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh langsung dari informan melalui wawancara serta melakukan observasi ke daerah penelitian. Data sekunder diperoleh dari data-data yang dimiliki oleh instansi-instansi yang terkait berupa studi pustaka dan literatur-literatur yang relevan dengan penelitian. Ekowisata hutan sagu di Negeri Rutong merupakan salah satu bentuk ekowisata yang lebih spesifik dan sebagai alat untuk mewujudkan pembangunan pariwisata yang berkelanjutan, dimana pemerintah desa/negeri Rutong dan masyarakat lokal memiliki kontrol langsung terhadap pengembangan dan pengelolaan sehingga banyak memperoleh manfaat baik untuk pangan lokal, ekonomi, sosial budaya, konservasi lingkungan alam. Ekowisata hutan sagu di Negeri Rutong menemukan signifikansinya sebagai alat proteksi terhadap dampak lingkungan, ekonomi, sosial dan budaya.</p>2024-10-18T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanianhttps://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1097Analisis Pendapatan dan Kontribusi Usahatani Kelapa Sawit Rakyat terhadap Total Pendapatan Keluarga di Kecamatan Kualuh Selatan Kabupaten Labuan Batu2024-10-18T07:19:21+00:00Destri Nugrahni Halawa[email protected]Rafles Wanju Pakpahan[email protected]Putrini Sirait[email protected]Wilfrida Br Siahaan[email protected]<p>Komoditi kelapa sawit merupakan salah satu andalan sektor pertanian dan menjadi perhatian besar pemerintah maupun masyarakat. Kelapa sawit merupakan komoditas pertanian penghasil minyak nabati yang lebih tinggi dibandingkan dengan tanaman seperti kedelai, kacang tanah dan lain sebagainya yang sama-sama penghasil minyak nabati. Keunggulan kelapa sawit antara lain produksi per hektarnya tinggi, umur eknomis panjang, resiko kecil, persediaan yang cukup, dan penggunaannya yang beraneka ragam. Salah satu wilayah di Sumatera Utara yang menjadi penghasil kelapa sawit adalah Kabupaten Labuhanbatu Utara. Sehingga artikel ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pendapatan petani kelapa sawit di Kecamatan Kualuh Selatan, Kabupaten Labuanbatu Utara dan mengetahui kontribusi pendapatan usahatani kelapa sawit rakyat terhadap pendapatan total keluarga di Kecamatan Kualuh Selatan, Kabupaten Labuanbatu Utara. Kecamatan Kualuh Selatan di Kabupaten Labuhanbatu Utara, memiliki perkebunan kelapa sawit yang telah beroperasi sejak tahun 1980-an. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer dan sekunder dengan menganalisis data menggunakan metode analisis pendapatan. Tingkat pendapatan usahatani kelapa sawit di Kecamatan Kualuh Selatan sebesar Rp. 42.994.008/tahun dengan rata-rata produksi/tahun 38.860 kg dengan rata-rata harga jual Rp. 1.478/kg pada bulan September 2020. Kontribusi pendapatan usahatanı kelapa sawit di Kecamatan Kualuh Selatan sebesar 70% dan kontribusi pendapatan non-usahatani sebesar 30% dengan rata-rata pendapatan sebesar Rp 18.320.000/tahun.</p>2024-10-18T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanianhttps://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1063Analisis Profitabilitas dan Nilai Tambah Parijoto (Medinilla speciosa) pada Rumah Sirop Parijoto Alammu di Kecamatan Dawe Kabupaten2024-10-18T07:19:22+00:00Amrina Rosada[email protected]Darsono Darsono[email protected]Mei Tri Sundar[email protected]<p>Parijoto (<em>Medinilla speciosa</em>) merupakan salah satu hasil pertanian khas dari Kabupaten Kudus. Pengolahan buah parijoto menghasilkan keuntungan yang lebih besar daripada buah mentahnya. Hasil pertanian yang diolah juga dapat meningkatkan umur simpan produk dan harga jual. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui analisis biaya, profitabilitas, dan nilai tambah pengolahan parijoto pada Rumah Sirop Parijoto Alammu. Metode dasar penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitis. Penelitian ini menggunakan data primer yang didapatkan dari hasil wawancara kepada pemilik Rumah Sirop Parijoto Alammu. Biaya total yang dibutuhkan adalah sebesar Rp45.049.149, penerimaan Rp60.868.000 sehingga keuntungan yang diperoleh adalah Rp15.818.851 per bulan. Nilai efisiensi sebesar 1,35 yang berarti bahwa setiap Rp1,00 biaya yang dikeluarkan untuk produksi dapat memberikan penerimaan sebesar Rp1,35 dari biaya yang dikeluarkan. Nilai profitabilitas sebesar 35,11% berarti bahwa setiap Rp100 biaya yang dikeluarkan atau diinvestasikan untuk produksi sirop parijoto dapat memperoleh keuntungan sebanyak Rp35,11. Setiap 1 kg buah parijoto yang diolah menjadi 1 kg sirop parijoto mampu memberikan nilai tambah sebesar Rp64,833/kg. Rasio nilai tambah sebesar 42% berarti bahwa 42% nilai produk adalah hasil proses penambahan nilai pada pengolahan sirop parijoto Alammu. Hal ini menunjukkan bahwa usaha produksi sirop parijoto yang dilakukan layak untuk dilanjutkan.</p>2024-10-18T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanianhttps://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1098Sikap Petani terhadap Strategi Penumbuhan Kelembagaan Ekonomi Petani di Kecamatan Junrejo Kota Batu Provinsi Jawa Timur2024-10-18T07:19:22+00:00Rezki Amalyadi[email protected]<p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sikap petani terhadap strategi penumbuhan kelembagaan petani. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Juni-Juli 2024 di Kecamatan Junjero Kota Batu Provinsi Jawa Timur dengan jumlah responden 96 orang. Penelitian ini menggunakan metode kajian sosial. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara dan penyebaran kuesioner. Analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik analisis statistik deskriptif. Mengetahui kategori nilai yang didapat, dibuat pengkategorian yang berisi 2 kelas untuk menentukan hasil evaluasi. Kategori tersebut adalah menerima dan menolak. Penentuan kategori responden menerima atau menolak adalah dengan menghitung skor-T. Hasil penelitian sikap petani terhadap strategi penumbuhan kelembagaan ekonomi petani menunjukkan hasil yang positif dimana 75,41% responden memberikan respon positif untuk menumbuhkan kelembagaan ekonomi petani dengan karakteristik 54,35% petani berusia muda dan 46,65% berpendidikan SMA.</p>2024-10-18T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanianhttps://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1099Kelayakan Finansial Usahatani Kakao Organik (Studi Kasus: Kelompok Tani Sidodadi Kabupaten Gunungkidul)2024-10-18T07:19:22+00:00Nurlina H[email protected]Selvina Helmalia Arista Adi[email protected]<p>Kelayakan finansial dari budidaya kakao organik menjadi tujuan penelitian yang dilakukan di kelompok pertanian Sidodadi ini. Objek penelitian ini adalah Kelompok tani Sidodadi berada di Dusun Gumawang, Desa Putat, Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunungkidul D.I.Yogyakarta. Sebanyak 30 petani dari kelompok tani Sidodadi diwawancarai menggunakan kuesioner untuk mengumpulkan data primer. Data sekunder diambil dari tinjauan pustaka jurnal ilmiah, buku, dan data publikasi Badan Pusat Statistik (BPS). Metode analisis kuantitatif dilakukan dengan menguji kelayakan finansial berdasarkan analisis anggaran parsial, dengan mengukur parameter diantaranya adalah analisis penerimaan, analisis pendapatan dan analisis imbalan kerja. Menurut studi kelayakan finansial, yang mengamati pendapatan pertanian dan biaya jasa, budidaya kakao organik tidak hanya memungkinkan, tetapi juga layak secara finansial. Namun upaya budidaya kakao organik belum memanfaatkan secara maksimal sumber daya pertanian petani, khususnya pengolahan biji kakao.</p>2024-10-18T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanianhttps://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1100Faktor yang Berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian Sirop Parijoto di Kabupaten Kudus2024-10-18T07:19:22+00:00Farah Amalia Harviana[email protected]Heru Irianto[email protected]Setyowati Setyowati[email protected]<p>Parijoto (<em>Medinilla speciosa</em>) adalah salah satu tanaman obat potensial di Indonesia yang dikenal sebagai tanaman khas Kudus. Sekarang ini telah banyak berkembang usaha olahan dari buah parijoto di Kabupaten Kudus yang salah satunya adalah sirop parijoto. Terdapat 6 produsen sirop parijoto di Kabupaten Kudus yang rata-rata terpusat di Desa Colo. Terletak di area yang berdekatan membuat beberapa produsen harus saling bersaing agar usahanya tetap bertahan. Memahami faktor-faktor seperti budaya, sosial, psikologis, dan pribadi yang memengaruhi keputusan konsumen menjadi penting guna membantu perusahaan dalam merancang strategi pemasaran yang lebih efektif dan relevan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik konsumen, faktor yang berpengaruh terhadap keputusan pembelian, dan faktor yang secara dominan berpengaruh terhadap keputusan pembelian sirop parijoto di Kabupaten Kudus. Metode dasar penelitian adalah deskriptif analitis dan penentuan lokasi penelitian secara <em>purposive</em>. Sampel pada penelitian ini berjumlah 60 responden dengan penentuan sampel menggunakan teknik <em>accidental sampling</em>. Penelitian ini menggunakan regresi linear berganda sebagai alat analisis data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik konsumen sirop parijoto di Kabupaten Kudus adalah mayoritas berumur 26-35 tahun, berdomisili di Kecamatan Jati dengan pendidikan terakhir SMA, dan berstatus ibu rumah tangga dengan pendapatan sekitar Rp1.000.001 – Rp2.000.000. Faktor yang berpengaruh terhadap keputusan pembelian sirop parijoto di Kabupaten Kudus adalah faktor budaya, faktor sosial, faktor pribadi, dan faktor psikologis dan faktor yang secara dominan berpengaruh terhadap keputusan pembelian sirop parijoto di Kabupaten Kudus adalah faktor budaya.</p>2024-10-18T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanianhttps://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1101Model Perancangan Digitalisasi Petani Padi dalam Mendukung Indonesia Emas 20452024-10-18T07:37:08+00:00Elisya Angraini[email protected]Meki Herlon[email protected]Zulhamid Ridho[email protected]Olivia Sahfitri[email protected]<p>Penyuluhan pertanian berperan penting untuk mendukung Indonesia emas 2045 melalui penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi petani serta ketahanan pangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik petani padi di Kecamatan Kuok, mengetahui hubungan peran penyuluhan pertanian dengan keterampilan petani padi di Kecamatan Kuok dan merumuskan model perancangan digitalisasi padi sawah. Populasi penelitian berjumlah 119 orang, terdiri dari anggota kelompok tani padi di Desa Kuok (Kelompok Tani Taping dan Sei Ngolan II) dan Desa Empat Balai (Kelompok Tani Kunago dan Pulai Makmur). Sampel terdiri dari 12 pengurus (diambil secara sensus) dan 30 anggota (diambil secara <em>accidental sampling</em>). Jenis data yang digunakan pada penelitian ini meliputi data primer dan sekunder. Tujuan pertama dianalisis dengan deskriptif, tujuan kedua dianalisis dengan uji korelasi <em>rank spearman</em> dan tujuan ketiga dianalisis dengan metode rancangan. Hasil penelitian menunjukkan peran penyuluhan memiliki hubungan yang signifikan dengan keterampilan petani. Adapun peran penyuluhan yang memiliki hubungan signifikan dengan keterampilan petani adalah diseminasi inovasi, konsultasi dan supervisi. Namun, peran penyuluhan yang dilaksanakan belum maksimal sehingga perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan keterampilan petani melalui digitalisasi pertanian dalam bentuk aplikasi <em>Paddy Planner</em>.</p>2024-10-18T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanianhttps://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1102Partisipasi Petani pada Program Pengembangan Cabai Merah (Capsicum Annum L) dalam Peningkatan Produksi di Kecamatan Sijunjung Kabupaten Sijunjung2024-10-18T10:18:50+00:00Eka Putra[email protected]Tience Elizabet Pakpahan[email protected]Maya Sari[email protected]<p>Partisipasi Petani pada Program Pengembangan Cabai Merah (<em>Capsicum annuum</em> L) dalam Peningkatan Produksi di Kecamatan Sijunjung Kabupaten Sijunjung. Tujuan pengkajian ini adalah untuk menganalisis tingkat partisipasi petani pada program pengembangan cabai merah dalam peningkatan produksi dan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi petani pada program pengembangan cabai merah dalam peningkatan produksi di Kecamatan Sijunjung Kabupaten Sijunjung. Lokasi pengkajian dipilih dengan sengaja (<em>purposive method</em>) yaitu Nagari Pematang Panjang dan Nagari Solok Ambah pada wilayah administrasi Kecamatan Sijunjung Kabupaten Sijunjung Provinsi Sumatera Barat. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan Mei Tahun 2024. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan metode deskriptif analitis. Penentuan sampel dilakukan dengan penunjukan langsung (<em>purposive sampling</em>) pada petani yang tergabung dalam kelompok tani yang menerima bantuan program pengembangan cabai merah pada tahun 2021 dan 2022 dengan jumlah 103 orang sampel. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah penyebaran kuesioner. Hasil pengkajian menunjukkan tingkat partisipasi petani pada program pengembangan cabai merah dalam peningkatan produksi di Kecamatan Sijunjung Kabupaten Sijunjung yaitu sebesar 60,51 % dengan kriteria tinggi. Faktor-faktor yang berpengaruh secara positif terhadap partisipasi petani pada program pengembangan cabai merah dalam peningkatan produksi di Kecamatan Sijunjung Kabupaten Sijunjung adalah kelembagaan petani, peran penyuluh pertanian dan bantuan sarana produksi sedangkan faktor karakteristik petani berpengaruh secara negatif.</p>2024-10-18T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanianhttps://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1103Kemampuan Kelompok Tani terhadap Penerapan Teknologi Penangkaran Benih Padi Sawah di Provinsi Jambi2024-10-18T10:23:27+00:00Siti Kurniasih[email protected]Arif Kurniawan[email protected]Jamaluddin Jamaluddin[email protected]<p>Tujuan dari Penelitian ini adalah: 1) Untuk mengetahui pengelolaan kemampuan kelompok tani di Desa Pudak Kecamatan Kumpeh Ulu. 2) Untuk mengetahui penerapan teknologi penangkaran benih padi sawah di Desa Pudak Kecamatan Kumpeh Ulu. 3) Untuk menganalisis pengelolaan kemampuan kelompok tani terhadap penerapan teknologi penangkaran benih padi di Desa Pudak Kecamatan Kumpeh Ulu. Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode teknik sampling jenuh (sensus) dengan seluruh populasi menjadi unit observasi yaitu 54 petani responden. Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan analisis <em>Rank Spearman</em>. Dari hasil uraian analisis dan pembahasan maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1) Pengelolaan kemampuan kelompok tani di Desa Pudak Kecamatan Kumpeh Ulu berada pada kategori tinggi yaitu dengan persentase 85,18%. 2) Penerapan teknologi penangkaran benih padi sawah di Desa Pudak Kecamatan Kumpeh Ulu berada pada kategori tinggi yaitu dengan persentase 82,49%. 3) Berdasarkan hasil uji <em>Rank Spearman</em> diperoleh bahwa terdapat hubungan nyata dan signifikan antara pengelolaan merencanakan kegiatan, pengorganisasian, melaksanakan kegiatan, pengendalian dan pelaporan, mengembangkan kepemimpinan terhadap penerapan teknologi penangkaran benih padi di Desa Pudak Kecamatan Kumpeh Ulu.</p>2024-10-18T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanianhttps://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1104Strategi Pengembangan Usaha Kecil Gula Aren di Kelompok Tani Argomulyo Desa Tegaron Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang2024-10-18T10:27:40+00:00Aris Aji Pangestu[email protected]Rossi Prabowo[email protected]Indah Arum Ganestyani[email protected]Lutfi Aris Sasongko[email protected]<p>Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor internal serta faktor eksternal dan merumuskan strategi yang tepat untuk pengembangan usaha gula Aren di Kelompok Tani Argomulyo Desa Tegaron Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan analisis SWOT. Metode dasar yang diterapkan ialah metode deskriptif kualitatif. Metode penentuan responden dengan teknik <em>purposive sampling</em> &<em> snowball sampling</em> dengan jumlah responden sebanyak 17 orang Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, kuesioner dan dokumentasi. Sumber data dalam penelitian ini yaitu data primer dan data sekunder. Metode analisis menggunakan analisis SWOT, IFAS, EFAS, IE, dan Kuadran SWOT. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa usaha memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Berdasarkan Kuadran SWOT diketahui sumbu X sebesar 1,97 dan sumbu Y sebesar 1,35 sehingga Kelompok Tani Argomulyo berada pada kuadran I yaitu strategi agresif. Strategi yang dapat diterapkan berdasarkan strategi agresif yaitu strategi S – O. Alternatif yang tepat untuk usaha ini adalah Mengoptimalkan keahlian dan keterampilan para pengrajin untuk berkomitmen menjalankan inovasi produk gula Aren menjadi gula semut, Meningkatkan kualitas dan hasil produksi untuk meningkatkan harga jual dalam pemasaran, Mengoptimalkan dukungan pemerintah dalam melakukan pengenalan produk gula Aren dan pengembangan produknya (gula semut) melalui even dan pameran lokal atau nasional.</p>2024-10-18T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanianhttps://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1105Atribusi Petani Lokal Arfak dalam Pengambilan Keputusan Adopsi Budidaya Kopi di Mokwam Area2024-10-18T10:31:42+00:00Patricia Fabiola Ering[email protected]Triman Tapi[email protected]Mikhael Mikhael[email protected]<p>Petani lokal di kampung Mokwam mengenal budidaya kopi sejak 1984, akan tetapi masyarakat tidak merawat dan mengembangkannya, sehingga mereka meninggalkan budidaya kopi tersebut. Akan tetapi pada saat ini mereka mulai mengadopsinya lagi. Atribusi memegang peran penting dalam proses adopsi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bentuk atribusi petani dan implikasi atribusi petani lokal dalam pengambilan keputusan adopsi inovasi budidaya kopi di mokwam area. Data yang diperlukan dalam penelitian ini dikumpulkan menggunakan metode wawancara mendalam dan FGD (<em>Focus Group Discussion</em>) yang diperoleh dari 25 orang informan pelaku yang ditentukan secara purposive, dan 5 informan pengamat secara purposive. Variabel penelitian dianalisis secara kualitatif menggunakan analisis tiga tahap Miles dan Huberman, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Penelitian ini menemukan bahwa Bentuk atribusi petani inovasi yang berkembang dilingkungan masyarakat masih ada yang mempertahankan varietas kopi dari misionaris atau tradisional (turun-temurun) dan ada juga yang sudah meninggalkan jenis inovasi yang lama dan dalam proses peralihan ke rasionalitas instrument. Implikasi atribusi petani sudah menerima budidaya kopi tetapi belum sepenuhnya mengadopsinya, akan tetapi mereka yakin bahwa budidaya kopi ini memiliki keuntungan <em>relative</em>, sehingga Petani menerima segala konsekuensi yang akan diterima jika menerima budidaya kopi. Penelitian ini dapat memberikan informasi untuk mengembangkan budidaya kopi di mokwam area.</p>2024-10-18T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanianhttps://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1106Efektivitas Kelompok Tani di Kampung Desay Distrik Prafi Kabupaten Manokwari Provinsi Papua Barat2024-10-18T10:36:54+00:00Febriola Hilkia[email protected]Triman Tapi[email protected]Nurhayati Nurhayati[email protected]<p>Kelompok tani merupakan sebuah wadah kolaboratif para petani untuk saling berbagi pengetahuan, sumber daya, dan pengalaman. Fakta menunjukkan bahwa perkembangan kelembagaan kelompok tani khususnya kelompok tani di Kampung Desay masih kurang efisien dalam menjalankan fungsi dan tanggung jawabnya sebagai lembaga. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis factor-faktor yang memiliki hubungan korelasi efektivitas kelompok tani serta mengetahui factor yang paling dominan mempengaruhi efektivitas kelompok tani di Kampung Desay, Distrik Prafi, Kabupaten Manokwari, Provinsi Papua Barat. Variabel independen dalam penelitian ini adalah umur, ciri-ciri kelompok tani, dan fungsi tugas kelompok tani, sedangkan variabel dependen adalah efektivitas kelompok tani. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei dengan pendekatan kualitatif dan teknik pengumpulan data melalui kuesioner, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data menggunakan Rank Spearman dengan menggunakan SPSS 25. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan, ciri-ciri kelompok tani (jumlah anggota, lama berdiri, dan frekuensi pertemuan) dan fungsi tugas kelompok tani (perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi) berpengaruh signifikan terhadap efektivitas kelompok tani. Namun, usia anggota tidak berpengaruh signifikan terhadap efektivitas kelompok tani. Faktor yang memiliki hubungan korelasi kuat dengan efektivitas kelompok tani di Kampung Desay adalah faktor fungsi tugas kelompok tani. Semakin tinggi fungsi tugas kelompok, maka semakin tinggi pula tingkat efektivitas kelompok tani. Implikasi dari penelitian ini adalah perlu adanya peningkatan kualitas ciri-ciri kelompok tani dan fungsi tugas kelompok tani untuk meningkatkan efektivitas kelompok tani.</p>2024-10-18T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanianhttps://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1107Input Produksi Pada Sistem Pertanian Subsisten (Studi Kasus: Pemanfaatan Kebun Pekarangan Petani Lokal di Mokwam Area)2024-10-18T10:45:36+00:00Injilia Afrita Inggrid Makatanging[email protected]Mikhael Mikhael[email protected]Yohanis Yan Makabori[email protected]<p>Input produksi menjadi penyebab berubahnya pola subsisten dalam penerapan budidayanya. Penelitian ini bersubyek pada petani lokal Arfak di Mokwam Area Distrik Mokwam Kabupaten Manokwari dengan berintensi untuk mengidentifikasi input produksi yang digunakan pada sistem pertanian subsisten di kebun pekarangan. Penelitian ini berjenis studi kasus dengan desain pendekatan kualitatif yang dimaksudkan untuk mendeskripsikan data secara naturalistic, sistematis, realibel dan akurat terkait fenomena konkrit dan hubungannya yang penyajiannya bersifat induktif. Metode pengumpulan data menggunakan teknik wawancara mendalam, <em>Focus Group Discussion</em>, observasi langsung dan studi literasi. Informan penelitian ditetapkan sebanyak 30 orang dengan dua kategori informan pengamat dan informan pelaku serta menggunakan teknik <em>purposive sampling</em>. Variabel penelitian ini meliputi input produksi internal dan input produksi eksternal dengan indikator jenis input, sumber input, penggunaan input dan hasil penggunaan input. Hasil penelitian menunjukkan bahwa input produksi internal petani lokal Arfak teridentifikasi sebagai pertanian subsisten secara perspektif yaitu suatu tatanan nilai yang dikelolah dengan kearifan lokal masyarakat, namun mengalami perubahan pola subsisten dalam penerapan budidayanya. Perubahan pola subsisten ini teridentifikasi disebabkan oleh penggunaan input eksternal ditandai dengan ciri fisik komersial yaitu penggunaan benih, pupuk dan pestisida kimia, yang disebut sebagai fenomena akulturasi budaya luar oleh masyarakat, membuat petani memasarkan hasil produksi di pasaran dalam rangka mendapatkan uang, namun belum sepenuhnya berubah akibat prinsip subsistensi oleh masyarakat Arfak. Hal ini disebabkan oleh sikap kosmopolit masyarakat yang semakin terbuka akan dunia luar serta peranan pendatang yang pada nyatanya memerlukan strategi kebijakan pemerintah agar dapat mendorong pengembangan pertanian di Mokwam Area yang maju tanpa meninggalkan <em>indegeneous knowledge</em> yang ada.</p>2024-10-18T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanianhttps://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1108Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Adopsi Cyber Extension oleh Penyuluh dalam Kegiatan Penyuluhan Pertanian Berkelanjutan2024-10-19T11:30:16+00:00Anggi Apriliani[email protected]<p><em>Cyber extension</em> merupakan sebuah media komunikasi inovasi yang menggunakan komputer dan multimedia interaktif digital. <em>Cyber extension</em> dimanfaatkan oleh penyuluh pertanian lapangan sebagai inovasi teknologi pertanian untuk mencari dan menyebarkan informasi pertanian melalui internet. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi adopsi <em>Cyber extension</em> dalam penyuluhan pertanian berkelanjutan. Metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan mengambil study literature review (SLR) menggunakan beberapa penelitian terdahulu dengan publikasi yang mencakup rentang 10 tahun terakhir, yaitu tahun 2014-2024. Penelusuran penelitian terdahulu akan dilakukan secara online dengan menggunakan beberapa database antara lain Google Scholar, Garuda, JStor, ScienceDirect, SpringerLink, dan Sage online. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi adopsi <em>Cyber extension </em>oleh penyuluh dalam kegiatan penyuluhan pertanian berkelanjutan adalah karakteristik penyuluh pertanian lapangan (PPL) yang terdiri dari usia, tingkat pendidikan, dan pengalaman, pelatihan, serta lingkungan.</p>2024-10-18T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanianhttps://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1109Pengaruh Luas Lahan, Ketersediaan Informasi dan Lingkungan Masyarakat terhadap Minat Pekebun dalam Pengolahan Roast Bean Kopi Arabika di Kecamatan Bandar Kabupaten Bener Meriah2024-10-24T23:07:32+00:00Muhammad Ardiansyah[email protected]Liza Devita[email protected]Puji Wahyu Mulyani[email protected]<p>Pengkajian ini adalah untuk menganalisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi Minat Pekebun dalam Pengolahan <em>Roast bean</em> Kopi Arabika di Kecamatan Bandar Kabupaten Bener Meriah. Pengolahan <em>roast bean</em> kopi arabika berdampak pada naiknya harga jual biji kopi dan dapat meningkatkan pendapatan pekebun. Namun, minat pekebun dalam pengolahan <em>roast bean</em> kopi arabika masih tergolong rendah yakni 40% yang disebabkan karena keterbatasan mesin pengolah (sarana prasarana). Tujuan pengkajian ini adalah untuk menganalisis minat pekebun dan faktor-faktor yang memengaruhi minat pekebun dalam pengolahan <em>roast bean</em> kopi arabika di Kecamatan Bandar Kabupaten Bener Meriah. Metode pengkajian kuantitatif deskriptif. Pengkajian di laksanakan di Kecamatan Bandar Kabupaten Bener Meriah pada bulan November 2023-Agustus 2024. Populasi kajian sebanyak 151 pekebun kopi arabika dari 7 kelompok tani di 3 desa yaitu Desa Suku Wih Ilang, Sinar Jaya Paya, dan Blang Pulo sedangkan sampel kajian sebanyak 60 pekebun kopi arabika. Teknik pengumpulan data yaitu observasi, wawancara dan sebaran kuisioner. Teknik analisis data menggunakan analisis hasil sebaran kuisioner dan analisis regresi linier berganda. Hasil kajian diketahui bahwa minat pekebun dalam pengolahan <em>roast bean</em> kopi arabika di Kecamatan Bandar Kabupaten Bener Meriah sebesar 87,25%. (sangat tinggi). Secara simultan luas lahan, ketersediaan informasi dan lingkungan masyarakat berpengaruh ke minat pekebun. Secara parsial, faktor- faktor yang memengaruhi minat pekebun dalam pengolahan <em>roast bean</em> kopi arabika di Kecamatan Bandar Kabupaten Bener Meriah adalah ketersediaan informasi sedangkan faktor luas lahan dan lingkungan masyarakat tidak berpengaruh signifikan.</p>2024-10-18T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanianhttps://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1110Pengaruh Modal, Tenaga Kerja, Luas Lahan, dan Teknologi Pertanian terhadap Hasil Produksi Usaha Tani Padi di Desa Sriwulan Kecamatan Limbangan Kabupaten Kendal2024-10-19T11:40:54+00:00Aan Mufti Ardhiyansyah[email protected]Istanto Istanto[email protected]Hendri Wibowo[email protected]Dewi Hastuti[email protected]<p>Salah satu komoditas pertanian Indonesia yang merupakan komoditas potensial adalah komoditas tanaman padi. Tanaman padi merupakan salah satu tanaman yang memegang peranan cukup penting bagi perekonomian negara, yaitu sebagai bahan untuk mencukupi kebutuhan pokok masyarakat maupun sebagai sumber pendapatan petani. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh simultan modal, luas lahan, tenaga kerja, teknologi pertanian terhadap hasil produksi usaha tani padi, dan pengaruh parsial. Penentuan responden diambil dengan metode sample random sampling. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Modal (X1), luas lahan (X2), tenaga kerja (X3) dan teknologi (dummy) secara bersama-sama berpengaruh positif terhadap hasil produksi (Y). Besarnya pengaruh keempat variabel tersebut ditunjukkan dengan R2 (R square) = 0,983. Sedangkan secara parsial hanya variable modal (X1), luas lahan (X2), dan tenaga kerja (X3) yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap hasil produksi usahatani padi di Desa Sriwulan Kecamatan Limbangan, sedangkan variable teknologi. berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap hasil produksi usahatani padi di Desa Sriwulan Kecamatan Limbangan.</p>2024-10-18T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanianhttps://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1111Dampak Lingkungan Penerapan Undang-Undang No.41 Tahun 2009 tentang Alih Fungsi Lahan Pertanian di Desa Silian 2024-10-19T11:45:51+00:00Marnan A.T. Mokorimban[email protected]Hironimus Taroreh[email protected]Herry F.D. Tuwaidan[email protected]Sjenny S. Malalantang[email protected]Malcky M. Telleng[email protected]<p>Dalam rangka mewujudkan ketahanan dan kedaulatan pangan perlu diselenggarakan pembangunan pertanian berkelanjutan. Lahan pertanian memiliki peran dan fungsi strategis bagi masyarakat desa Silian kecamatan Silian Raya karena terdapat sejumlah besar penduduknya yang menggantungkan hidup pada sektor pertanian. Berdasarkan data BPS Minahasa Tenggara tahun 2021, terjadi penurunan luas lahan padi sawah di Silian Raya sebesar dari 1040,50 ha berkurang menjadi 971,50 ha. Jika alih fungsi lahan produktif terus dilakukan, bisa mengancam ketahanan pangan masyarakat di wilayah ini. Selain itu kehilangan lahan pertanian cenderung diikuti dengan hilangnya mata pencaharian petani yang dapat menimbulkan pengangguran bertambah dan akhirnya memicu masalah sosial lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi masyarakat terhadap dampak lingkungan guna mencegah alih fungsi lahan pertanian Menurut Undang-Undang No. 41 Tahun 2009. Untuk mencegah peralihan fungsi lahan pertanian ke penggunaan lahan bukan pertanian, maka diperlukan suatu instrumen pengendalian berupa strategi pengendalian perubahan fungsi kegiatan lahan pertanian di daerah ini. Untuk mencapai tujuan tersebut maka diperlukan gambaran mengenai pola alih fungsi lahan pertanian melalui persepsi masyarakat desa Silian. Selain itu, identifikasi fator-faktor pendorong terjadinya alih fungsi lahan sawah juga dilakukan melalui FGD. Sehingga hasil tersebut diharapkan dapat memberikan strategi untuk mengendalikan alih fungsi lahan pertanian secara tepat dan komprehensif di lokasi peneitian. Menggunakan metode penelitian hukum normatif yaitu penelitian yang berfokus pada norma atau per undang-undangan (Law in book) atau penelitian hukum dengan melakukan abstraksi melalui proses deduksi dan memerlukan data sekunder sebagai bahan primer. Peneliti menggunakan studi kasus yang memfokuskan penelitiannya pada permasalahan hukum yang terjadi di suatu lokasi yaitu desa Silian Kecamatan Silian Raya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 45,95% masyarakat tidak setuju bahwa alih fungsi lahan pertanian di desa berdampak merusak lingkungan lahan pertanian, 64,86% masyarakat setuju untuk perlunya undang-undang yang mengatur tentang alih fungsi lahan pertanian, 40,54% masyarakat setuju bahwa alih fungsi lahan pertanian di desa bermanfaat bagi pembangunan desa, 32,43% masyarakat setuju bahwa alih fungsi lahan pertanian di desa bermanfaat menaikkan pendapatan petani, dan 40,54% masyarakat tidak setuju bahwa alih fungsi lahan pertanian di desa menurunkan kesjahteraan petani. Dari hasil penelitian ini disimpulkan bahwa alih fungsi lahan pertanian di desa Silian kecamatan Silian Raya dapat dilakukan karena membawa dampak positif bagi usaha dan kesejahteraan petani.</p>2024-10-18T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanianhttps://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1112Perilaku Rasional Moral Petani Arfak di Mokwam Area Distrik Mokwam Kabupaten Manokwari2024-10-19T11:57:35+00:00Novindra Novelyti Esra Paat[email protected]Mikhael Mikhael[email protected]Immanuel Womsiwor[email protected]<p>Perilaku rasional moral petani diterapkan untuk memenuhi kebutuhan hidup dalam konteks subsitensi dan resiprositas, namun dapat mengalami pergeseran seiring dengan perkembangan pembangunan yang terjadi. Sehingga perlu dilakukan pengkajian ilmiah terkait perilaku rasional moral petani. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perilaku rasional moral petani dan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku rasional petani di Mokwam Area Distrik Mokwam Kabupaten Manokwari. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh melalui metode wawancara mendalam dan Focus Group Discusion (FGD) yang diperoleh dari 30 informan pelaku dan 5 informan pengamat, dengan teknik pengambilan purposive. Penelitian ini dianalisis menggunakan analisis Milles dan Huberman yang dilakukan dalam tiga tahap, yaitu: reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Penelitian ini menemukan bahwa petani masih menerapkan perilaku rasional moral yang diterapkan memalui norma subsistensi dan norma resiprositas dalam memenuhi kebutuhan hidup keluarga. Aktivitas pemasaran, pembatasan pembagian hasil panen yang difokuskan untuk dipasarkan, dan orientasi mendapatkan uang, akan digunakan kembali untuk pemenuhan kebutuhan hidup keluarga dan membantu orang lain. Terdapat faktor-faktor yang mendorong petani untuk tetap menerapkan perilaku rasional moral, yaitu: faktor kepercayaan agama, hubungan kekeluargaan, menghindari konflik, dan mempertahankan budaya. Terdapat faktor pengaruh modernisasi dan pengaruh kosmopolitan yang merupakan faktor-faktor pendorong keinginan petani untuk terbuka dalam menerima hal-hal baru yang dijadikan pola-pola bertahan hidup, dengan tetap berfokus pada pada pemenuhan kebutuhan hidup yang subsisten.</p>2024-10-18T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanianhttps://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1113Analisis Kelayakan Bisnis dari Aspek Pemasaran dan Finansial pada Coffee Shop Puntang Wangi di Kabupaten Bandung2024-10-19T12:09:58+00:00Laras Sirly Safitri[email protected]Ikhwan Mahesa[email protected]Ferdi Fathurohman[email protected]<p>Pertumbuhan bisnis coffee shop di wilayah Kabupaten Bandung beberapa tahun terkahir meningkat. Eksistensi bisnis tersebut perlu ditunjang dengan adanya penilaian kelayakan usaha. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis kelayakan bisnis Coffee Shop Puntang Wangi dari aspek pemasaran dan finansial. Penentuan sampel dilakukan secara purposive. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dan observasi pada bulan April - Juli 2023. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Coffee Shop Puntang Wangi layak untuk dijalankan ditinjau dari aspek pemasaran dan finansial. Coffee Shop Puntang Wangi telah menerapkan strategi bauran pemasaran 7P dengan baik. Di samping itu, berdasarkan kriteria kelayakan investasi bisnis Coffee Shop Puntang Wangi memiliki nilai NPV sebesar Rp 17.164.089, IRR sebesar 14,90%, net B/C sebesar 1,10, dan PP selama 2,25 tahun.</p>2024-10-18T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanianhttps://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1114Analisis Pemasaran Udang Vaname (Litopaneus vannamei) di Desa Mandung Kecamatan Wedung Kabupaten Demak2024-10-19T12:25:01+00:00Ahmad Aldi Kusuma[email protected]Rossi Prabowo[email protected]Indah Arum Ganestyani[email protected]Istanto Istanto[email protected]<p>Saluran pemasaran merupakan aspek yang sangat penting dalam sistem agribisnis. Jika mekanisme pemasaran berjalan baik, maka semua pihak yang terlibat akan diuntungkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui saluran pemasaran, margin pemasaran, <em>farmer share</em>, dan efisiensi pemasaran Udang Vaname di Desa Mandung. Metode dasar penelitian yang digunakan adalah metode analisis deskriptif. Metode pengambilan sampel responden untuk petani menggunakan metode <em>purposive sampling</em>, lembaga pemasaran dengan metode <em>snowball sampling</em>. Jumlah responden petani 8 orang, pengepul 4 orang, pedagang pengecer 5 orang, konsumen akhir 6 orang. Metode analisis menggunakan analisis margin, farmer share, dan efisiensi pemasaran. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 2 pola saluran pemasaran yaitu saluran pemasaran I petani – pedagang pengecer – konsumen akhir dan saluran pemasaran II petani – pengepul – pedagang pengecer – konsumen akhir. Margin pemasaran pada saluran pemasaran I sebesar Rp 10.000/kg dan margin pemasaran pada saluran pemasaran II sebesar Rp 12.000/kg. Farmer share pada saluran pemasaran I yaitu 86,1% dan <em>farmer share</em> pada saluran II yaitu 73,6%. Tingkat efisiensi pemasaran pada pola saluran pemasaran I dengan persentase 10,8% dan saluran pemasaran II dengan persentase 15,0%. Efisiensi pemasaran udang vaname di Desa Mandung Kecamatan Karang Tengah Kabupaten Demak sudah efisien karena <50%.</p>2024-10-18T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanianhttps://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1115Pengaruh Bauran Pemasaran terhadap Keputusan Pembelian Anggrek Bulan (Phalaenopsis) di Oemah Anggrek Bukit Unggul Raya Semarang2024-10-19T12:38:23+00:00Siti Nur Rochmah[email protected]Dewi Hastuti[email protected]Renan Subantoro[email protected]Hilmi Arija Fachriyan[email protected]<p>Banyaknya pelaku usaha di bidang anggrek maka diperlukan strategi untuk menghadapi persaingan agar dapat tetap bertahan. Pelaku usaha harus mempunyai strategi pemasaran yang juga merupakan bauran pemasaran sehingga mampu mempengaruhi keputusan pembelian dalam menghadapi ketatnya persaingan produk sejenis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sistem pemasaran anggrek bulan yang diterapkan di Oemah Anggrek, dan mengetahui pengaruh bauran pemasaran 4P (Product, Price, Place, Promotion) secara simultan dan parsial terhadap keputusan pembelian konsumen anggrek bulan di Oemah Anggrek Bukit Unggul Semarang. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif asosiatif dengan teknik pengambilan sampel accidental sampling. Jumlah sampel dalam penelitian ini 59 orang responden. Metode pengumpulan data melalui penyebaran kuesioner. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian diperoleh nilai signifikansi F sebesar 0,000 < 0,01 artinya produk, harga, tempat, promosi secara bersama sama berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Berdasarkan hasil uji t dapat diketahui bahwa variabel yang paling signifikan berpengaruh terhadap keputusan pembelian secara berurutan adalah variabel promosi (X4), harga (X2), tempat (X3), produk (X1). Kesimpulan dari penelitian ini adalah variabel bauran pemasaran berpengaruh terhadap keputusan pembelian anggrek bulan di Oemah Anggrek Bukit Unggul Raya Semarang.</p>2024-10-18T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanianhttps://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1116Identifikasi Keluhan Pekerja pada Kelompok Tani Asung Kamulyan dalam Proses Pemanenan Padi2024-10-22T14:39:25+00:00Khoirul Hidayat[email protected]Ahmad Hamdan Athoillah[email protected]R Arief Firmansyah[email protected]Mohammad Yaskun[email protected]<p>Salah satu proses utama dalam budidaya adalah proses pemanenan, meskipun panen adalah tugas akhir dari budidaya tanaman (bercocok tanaman) itu adalah awal dari tugas pasca panen, yaitu menyiapkan untuk penyimpanan dan pemasaran. Proses pemanenan mencakup semua proses yang dilakukan di ladang dimulai dengan pemotongan tangkai padi yang telah tua dari batang tanaman, dilanjutkan dengan mengeluarakan butir-butir gabah dari malainya. Alat dan mesin yang digunakan untuk memanen padi harus sesuai dengan varietas padi yang akan dipanen dan memenuhi persyaratan teknik, kesehatan, ekonomis dan ergonomis. Sabit adalah alat untuk memotong padi secara cepat dengan tangan. Akan tetapi hasil yang didapatkan sangat rendah dan petani mengalami keluhan. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian tentang identifikasi keluhan pekerja pada kelompok tani asung kamulyan dalam proses pemanenan padi. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan observasi lapangan yang melibatkan pengumpulan data secara langsung di tempat penelitian. Metode ini dapat menagkap dinamika secara kompleks seperti fenomena, perilaku, interaksi dan kondisi lingkungan lapang. Hasil menunjukkan bahwa adanya keluhan petani saat proses pemanenan padi pada bagian tubuh seperti bagian punggung, pergelangan tangan, jari tengah, leher, pingang, bahu, paha, kaki, pergelangan kaki dan siku.</p>2024-10-18T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanianhttps://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1117Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Peran Pemuda Desa dalam Usaha Agribisnis di Kabupaten Deli Serdang2024-10-19T12:57:01+00:00Yusak Maryunianta[email protected]Rahmanta Rahmanta[email protected]Badaruddin Badaruddin[email protected]Rulianda P Wibowo[email protected]<p>Isu regenerasi petani ke petani muda merupakan inti dari keberlanjutan pertanian. Sementara kendala terbesar dalam regenerasi petani adalah lemahnya aspirasi dan peran yang tentunya menjadi ancaman serius bagi keberlanjutan usaha pertanian dan keberlangsungan ketersediaan pangan nasional. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis peran pemuda desa dalam usaha agribisnis, serta menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi peran pemuda desa dalam usaha agribisnis. Lokasi penelitian dipilih menggunakan metode <em>Multi-Stage Purposive Sampling</em>. Empat kecamatan yang menjadi sentra padi sawah di Kabupaten Deli Serdang dipilih berdasarkan lokasinya yang berbatasan dengan wilayah Kota Medan di sebelah utara, timur, selatan, dan barat, secara berurut masing-masing adalah Kecamatan Hamparan Perak, Tanjung Morawa, Deli Tua dan Sunggal. Diperkirakan pada wilayah kecamatan sedemikian, pemuda desa memiliki pilihan pekerjaan yang lebih bervariasi, baik di sektor pertanian maupun non pertanian. Dari masing-masing kecamatan terpilih tersebut, diidentifikasi empat desa penghasil beras terbesar, dan dari desa-desa tersebut menggunakan pendekatan <em>Roscoe</em> <em>rule of thumb</em> ditentukan total 130 pemuda desa sebagai sampel. Pengambilan sampel pemuda desa dilakukan dengan Metode <em>Accidental Sampling</em>. Metode analisis yang digunakan adalah Metode Analisis Regresi Linier Berganda, yang didukung oleh peningkatan data berskala ordinal menjadi interval dengan menggunakan <em>Metode Successive Interval</em>. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemuda desa mempunyai peran dengan intensitas sedang dalam usaha agribisnis; variabel yang mempengaruhi peran pemuda desa tersebut adalah ambisi orang tua dan harapan sosial.</p>2024-10-18T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanianhttps://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1118Hubungan Faktor Sosio Demografis dengan Partisipasi Anggota dalam Pengembangan Kegiatan Kelompok Wanita Tani (Studi Kasus KWT di Desa Kragan Kecamatan Gondangrejo)2024-10-19T13:03:52+00:00Sita Rizkiana Fitri[email protected]Sugihardjo Sugihardjo[email protected]Eksa Rusdiyana[email protected]<p>Wanita memainkan peran krusial dalam sektor pertanian, meskipun tidak terlihat secara eksplisit. Tujuan dari penelitian ini adalah 1) mengidentifikasi karakteristik sosio demografis kelompok wanita tani 2) mengetahui partisipasi anggota dalam kegiatan kelompok wanita wanita tani 3) menganalisis hubungan antara karakteristik sosio demografis dengan partisipasi kelompok wanita tani. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan teknik survei. Lokasi penelitian dipilih secara <em>purposive </em>yaitu di Desa Kragan, Kecamatan Gondangrejo. Sampel diambil menggunakan teknik <em>simple random sampling</em> dengan jumlah sampel sebanyak 31 orang yang tersebar pada 7 dusun yaitu Dusun Kragan, Ngabeyan, Geretan, Kauman, Karangwuni, Bulak, dan Serenan. Analisis data menggunakan analisis <em>rank spearman</em>. Hasil penelitian menunjukkan bahwa partisipasi pada tahap perencanaan sebagian besar pada kategori sangat tinggi (58,06%), tahap pelaksanaan sebagian besar pada kategori tinggi (54,84%), tahap pemanfaatan hasil sebagian besar pada kategori tinggi (74,20%), tahap evaluasi sebagian besar pada kategori tinggi (51,62%). Faktor sosio demografis yang memiliki hubungan yang sangat signifikan terhadap partisipasi anggota kelompok wanita tani yaitu pengalaman usahatani. Pendidikan non formal dan lama menjadi angggota kelompok adalah faktor sosio demografis yang memliki hubungan signifikan. Sedangkan faktor sosio demografis yang tidak memiliki hubungan yang signifikan adalah umur dan pendidikan formal.</p>2024-10-18T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanianhttps://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1119Analisis Efisiensi Pemasaran Melon (Cucumis melo L.) Sistem Hidroponik di CV. Tirta Fertindo Pratama Kota Semarang2024-10-19T13:10:06+00:00Nanda Ajeng Minasti[email protected]Sri Wahyuningsih[email protected]Lu’lu’a Ulin Ni’mah[email protected]Rossi Prabowo[email protected]<p>Melon hidroponik merupakan komoditi unggulan di CV. Tirta Fertindo Pratama, namun belum diketahui efisiensi pemasaran yang terbentuk dari saluran pemasaran tersebut, padahal menekan biaya pemasaran sampai pada konsumen akhir dapat meningkatkan performa pemasaran serta daya saing agribisnis. Penelitian ini bertujuan menganalisa pola saluran pemasaran, margin pemasaran, farmer’s share dan efisiensi saluran pemasaran melon hidroponik di CV. Tirta Fertindo Pratama Kota Semarang. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dan metode penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive). Penetuan sampel responden lembaga pemasaran menggunakan metode snowball sampling dan sampel konsumen dilakukan dengan menggunakan metode Incidental Sampling. Hasil penelitian menunjukkan CV. Tirta Fertindo Pratama memiliki 2 saluran pemasaran yaitu: Saluran pemasaran tingkat nol (produsen → konsumen) dan saluran pemasaran tingkat I yang terdiri (produsen → pengecer → konsumen). Saluran pemasaran tingkat I terdiri dari 4 perantara yaitu Lion Superindo, Lotte Mart dan Frudo Mart dan kios pinggir jalan. Seluruh pola saluran pemasaran melon hidroponik di CV. Tirta Fertindo Pratama sudah efisien dengan margin pemasaran yang beragam. Saluran pemasaran paling efisien terdapat di saluran pemasaran nol dengan presentase 0,5%, pola saluran I (Lion Superindo) 10%, (Lotte Mart) 16,3%, (Frudo Mart) sebesar 15,5%, kios pinggir jalan sebesar 6%. <em>Farmer'r share</em> di saluran I (Frudo Mart) tidak efiisen karena < 60%.</p>2024-10-18T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanianhttps://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1120Kepemimpinan Transformasional Ketua Kelompok dalam Mengantisipasi Dampak Perubahan Iklim untuk Keberlanjutan Usaha Studi Kasus Kelompok Tani Kopi Suka Maju Kabupaten Solok2024-10-19T13:15:52+00:00Henny Sulistyorini[email protected]<p>Kepemimpinan ketua dalam mengantisipasi dampak perubahan iklim penting bagi keberlanjutan usaha kelompok tani. Perubahan iklim telah membawa dampak negatif pada perkebunan kopi berupa turunnya peoduktivitas serta pendapatan. Namun, hal tersebut tidak terjadi pada Kelompok Tani Kopi Suka Maju. Hal ini dikarenakan ketua kelompok berhasil menerapkan kepemimpinan transformasional pada kelompok yang dipimpinnya untuk mengantisipasi dampak perubahan iklim. Penelitian ini bertujuan menganalisis kepemimpinan transformasional yang diterapkan ketua kelompok dalam mengantisipasi dampak perubahan iklim dan menjaga keberlanjutan usahanya. Penelitian dilakukan secara kualitatif dengan studi kasus. Data primer dikumpulkan melalui wawancara mendalam dan data sekunder dikumpulkan melalui buku, dan terbitan-terbitan resmi. Analisis data menggunakan teori kepemimpinan transformatif Bass dan Rigio, dan ketahan kelompok dianalisis dengan teori Talcott Parson. Hasil penelitian menunjukkan, ketua kelompok berhasil menerapkan empat indikator kepemimpinan transformatif 4I (<em>Idealized Influence, Inspirational Motivation, Intellectual Simmulation dan Individualized Consideration) </em>pada kelompoknya<em>.</em> Hal ini berdampak pada tetap bertahannya kelompok, produktivitas dan keberlanjutan usaha kopi.</p>2024-10-18T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanianhttps://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1121Analisis Kerugian Pasca Panen melalui Commodity System Assesment Method pada Komoditas Tomat di Indonesia2024-10-19T13:22:42+00:00Thabed Tholib Baladraf[email protected]<p>Tomat merupakan tanaman hortikultura yang banyak ditanam dan menjadi kebutuhan utama dalam setiap proses pangan, sayangnya tomat memiliki sifat perishable yaitu mudah rusak karena karakteristiknya. Hal ini menyebabkan tomat seringkali mengalami penurunan kualitas hingga susut bobot. Oleh karena itu perlu adanya identifikasi melalui penelitian ini. Penelirian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah jalur distribusi, pelaksanaan penanganan pasca panen, dan dampak yang ditimbulkan pada komoditas tomat mulai hulu hingga hilir yang ada di Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode Commodity System Assesment Method (CSAM) dan dilakukan pengumpulan data melalui penyebaran kuesioner, observasi, dan wawancara terhadap pelaku rantai pasok. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan terdapat 4 saluran distribusi untuk komoditas tomat di Indonesia yaitu jalur 1 (melalui petani, pengecer, hingga ke konsumen), jalur 2 (melalui petani, pedagang, pasar tradisional, hingga ke konsumen), jalur 3 (melalui petani, pengepul, pengecer/supermarket, hingga ke konsumen), dan jalur 4 (melalui petani, pengepul, pedagang, pengecer, hingga ke konsumen). Hasil identifikasi dampak penanganan pasca panen terhadap kehilangan susut bobot pada komoditas tomat di Indonesia menunjukkan hasil pada tingkat petani sebesar 5.06% (tidak signfiikan), pengepul 10.18% (signifikan), pengecer 10% (signifikan), pedagang 4.71% (tidak signifikan), dan supermarket sebesar 3% (tidak signifikan). Perlu adanya perbaikan dalam siklus rantai pasok tomat yang ada di Indonesia dari sisi fasilitas, kelembagaan, hingga lingkungan supaya dapat tercipta rantai pasok komoditas tomat yang berkelanjutan.</p>2024-10-18T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanianhttps://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1122Meta Analysis of The Role of Agricultural Insurance in Enhancing Farmers' Financial Independence2024-10-22T14:35:15+00:00Farhan Akmala Putra[email protected]Jovan Rafi Rizki[email protected]Andre Dika Saputra[email protected]Teuku Muhammad Irsyad[email protected]Wakhid Ikhfannida Cahya Putra Pradana[email protected]<p>Kami melakukan penelitian ini pada bulan September 2024 dengan mencari basis data Scopus.com secara khusus untuk asuransi petani, yang menghasilkan maksimum 69 artikel sebagai sampel dari publikasi antara tahun 1984 dan 2024. Kami melakukan pengambilan metadata menggunakan aplikasi Scopus.com dan menganalisis data secara deskriptif. Kami mengekspor data ke format CSV Excel dan menganalisisnya lebih lanjut menggunakan VOSViewer (VV) versi 1.6.20 untuk menggambarkan lanskap penelitian dengan akurat. Temuan menunjukkan fluktuasi dalam publikasi tentang asuransi petani dari tahun 1984 hingga 2024, dengan Aboonajm menjadi peneliti yang paling produktif. Sumber utama untuk publikasi yang dipilih adalah Sustainability Switzerland, QRC Advisor, dan Agricultural Finance Review. Jenis dokumen yang paling umum adalah Artikel, makalah konferensi, dan tinjauan, sementara China, Amerika Serikat, dan Indonesia dalam pengembangan asuransi petani. Kami mengidentifikasi Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan, Universitas Zhejiang, dan Universitas Nasional Taiwan sebagai tiga afiliasi paling berpengaruh dalam penelitian asuransi petani yang diteliti. Analisis tersebut juga menunjukkan Secara umum, asuransi petani telah menjadi topik penting karena perannya dalam mengatasi risiko yang dihadapi oleh petani, seperti perubahan iklim dan ketidakstabilan pasar. Asuransi ini memberikan perlindungan finansial, membantu petani pulih dari kerugian dan menjaga stabilitas pendapatan. Inovasi seperti asuransi berbasis indeks, yang memanfaatkan teknologi dan data, telah meningkatkan aksesibilitas, terutama bagi petani skala kecil. Selain melindungi dari risiko jangka pendek, asuransi juga mendorong investasi jangka panjang dalam praktik pertanian berkelanjutan, menjadikannya alat yang sangat penting untuk ketahanan pertanian.</p>2024-10-18T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanianhttps://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1123Transformasi Lingkungan Melalui Pelatihan Pengelolaan Sampah Rumah Tangga: Eco- Enzyme, Hidroponik, dan Pirolisis di Desa Neglasari2024-10-19T13:35:38+00:00Alwi Awwaluddin[email protected]Beni Wijaya[email protected]Carollin Sopia Dewi[email protected]Marisya Rangganis[email protected]Muhammad Kurnaedi[email protected]<p>Kajian ini mencerminkan hasil dari inisiatif pengabdian masyarakat di Desa Neglasari, Garut, yang bertujuan untuk mengedukasi penduduk tentang praktik pengelolaan sampah rumah tangga yang berkelanjutan, termasuk penggunaan <em>Eco-Enzyme</em>, <em>Hidroponik </em>dari botol bekas, dan <em>Pirolisis</em>. Program ini meningkatkan kesadaran masyarakat tentang praktik berkelanjutan melalui pelatihan praktis. Hasilnya menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam pengetahuan peserta tentang pengelolaan sampah yang berkelanjutan. Kajian ini diakhiri dengan rekomendasi untuk menjaga dan memperluas dampak positif program ini. Secara keseluruhan, kajian ini berhasil meningkatkan kesadaran dan keterlibatan masyarakat dalam praktik lingkungan yang berkelanjutan.</p>2024-10-18T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanianhttps://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1124Optimasi Urban Farming dalam Mendukung Keberlanjutan Pertanian di Sumatera Barat2024-10-19T13:39:45+00:00Maulia Usni[email protected]Melani Anisa Fitri[email protected]<p>Keberlanjutan pertanian menjadi tantangan dalam pembangunan pertanian ke depan. Provinsi Sumatera telah berkotribusi dalam pengembangan <em>Urban Farming </em>di Kawasan perkotaan. Pertumbuhan penduduk yang pesat dan peningkatan kebutuhan pangan masyarakat menjadikan <em>Urban Farming </em>sebagai salah satu solusi terbaik dalam keberlanjutan pertanian. Penelitian ini dilakukan di Provinsi Sumatera Barat dengan metode penelitian kajian literatur, dimana sumber kajian yang dikutip berasal dari buku, website dan jurnal. Berdasarkan kajian yang dilakukan keberlanjutan pertanian didasarkan pada ketersediaan sumberdaya alam, sumber daya manusia dan lingkungan.<em>Urban farming</em> berperan penting dalam system system produksi pertanian dan menjaga kualitas lingkungan hidup, peningkatan pengetahuan masyarakat dan pemanfaatan lahan kosong, sehingga terciptanya keseimbangan, peningkatan kualitas hidup dan peningkatan perekonomian. Beberapa strategi yang dapat diterapkan dalam mengoptimalkan <em>Urban Farming </em>yaitu penerapan budidaya microgreens, Penerapan Hidroponik (budidaya pertanian berbasis air), aeroponik (budidaya pertanian berbasis udara), vertikultur (budi daya pertanian yang dilakukan dengan menyusun tanaman secara bertingkat dari bawah ke atas). Pemanfaatan lahan terbatas, penerapan IFS dan penerapan pertanian vertical dalam ruangan (<em>indoor verticak farms</em>).</p>2024-10-18T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanianhttps://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1125Systematic Literature Review: Pertanian Berbasis Agroekologi Untuk Mendukung Pertanian Berkelanjutan2024-10-19T13:43:24+00:00Melani Anisa Fitri[email protected]Maulia Usni[email protected]<p>Perkembangan sektor pertanian mendorong berkembangnya sistem pertanian yang berkelanjutan. Salah satu pendekatan yang sejalan dengan konsep pertanian berkelanjutan adalah pertanian berbasis agroekologi yang merepresentasikan hubungan alam, ilmu sosial, ekologi, masyarakat, ekonomi, dan lingkungan yang sehat. Penelitian ini berusaha untuk menguraikan dan menggambarkan terkait pertanian berbasis agroekologi untuk mendukung pertanian berkelanjutan. Metode <em>Systematic Literature Review </em>(SLR) dengan pendekatan kualitatif dipilih untuk analisis penelitian ini. Poin-poin hasil penguraian dan penjabaran antara lain mengenai uraian tuntas konsep agroekologi, konsep pertanian berkelanjutan, dan bagaimana pengaplikasian di lapangan mengenai pertanian berbasis agroekologi untuk mendukung pertanian berkelanjutan. Terdapat 10 elemen utama dari agroekologi berdasarkan <em>Food and Agriculture Organization </em>(FAO). Diharapkan agroekologi mampu menghadapi tantangan pertanian berkelanjutan seperti kendala sumber daya manusia, kendala sumber daya alam, kurangnya ketersediaan biomassa, kendala aplikasi teknologi, kendala kelembagaan, dan kendala politik.</p>2024-10-18T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanianhttps://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1126Respon Pertumbuhan Rumput Odot (Pennisetum purpureum cv. Mott) yang di Beri Pupuk Bokashi Kotoran Ayam Broiler dengan Dosis yang Berbeda2024-10-19T13:46:29+00:00Bangkit Lutfiaji Syaefullah[email protected]Susan Carolina Labatar[email protected]Siska Ardita Putri[email protected]<p>Ketersediaan hijauan makanan ternak yang berkualitas tinggi sangat dibutuhkan dalam menunjang usaha peternakan ruminansia di Kelurahan Anday Kabupaten Manokwari. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui respon pertumbuhan rumput odot yang diberi pupuk bokashi kotoran ayam broiler dengan dosis yang berbeda dan untuk mengetahui dosis yang cocok untuk diberikan pada pertumbuhan rumput odot. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Anday Distrik Manokwari Kabupaten Manokwari selama 3 bulan terhitung dari bulan Maret-Mei 2024. Tahap pelaksanaan dimulai dari persiapan lahan sampai pengambilan data. Rancangan penelitian yang digunakan yaitu Rancangan Acak Kelompok dengan 4 perlakuan dan 5 ulangan terdiri dari P0 (kontrol), P1 (200 gr/stek atau 12 ton/ha), P2 (400 gr/stek atau) 16 ton/ha), P3 (800 gr/stek atau 32 ton/ha). Variabel yang diamati yaitu tinggi tanaman dan diameter batang. Pengambilan data dilakukan pada minggu kedua. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk bokashi kotoran ayam broiler berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan tinggi tanaman dan diameter batang rumput odot dengan dosis pupuk bokashi yang dianjurkan yaitu P3. Berdasarkan hasil pembahasan dapat disimpulkan bahwa perlakuan P3 pupuk bokashi kotoran ayam broiler memberikan hasil terbaik pada pertumbuhan tinggi tanaman dan diameter batang rumput odot.</p>2024-10-18T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanianhttps://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1127Pengaruh Pemberian Pupuk Bokashi Feses Kambing terhadap Pertumbuhan Rumput Odot (Pennisetum purpureum cv. Mott)2024-10-20T23:43:31+00:00Bangkit Lutfiaji Syaefullah[email protected]Susan Carolina Labatar[email protected]Irma Ayu Rantika[email protected]<p>Dalam pengembangan dunia peternakan, pakan menjadi faktor utama yang dapat menjadi kunci keberhasilan. Tentunya pakan yang diberikan harus sesuai dengan kebutuhan ternak. Namum pada kenyataannya ketersediaan pakan ternak ruminansia masih belum mencukupi, untuk itu perlu dilakukan pembudidayaan dan pemeliharaan yang baik dan benar untuk menjaga dan meningkatkan produktivitas hijauan pakan ternak ruminansia. Salah satu cara meningkatkan produktivitas pakan hijauan yaitu dengan pemberian pupuk organik seperti pupuk bokashi feses kambing. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk bokashi feses kambing terhadap pertumbuhan rumput odot. Penelitin ini dilakukan di Kelurahan Anday Kabupaten Manokwari Provinsi Papua Barat, dari Maret sampai Mei 2024. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktor tunggal yaitu melalui perlakuan berbagai dosis pupuk bokashi feses kambing yaitu P0 (kontrol), P1 (200 gram atau 8 ton/ha), P2 (400 gram atau 16 ton/ha) dan P3 (800 atau 32 ton/ha). Hasil penelitian menunjukan bahwa pemberian pupuk bokashi feses kambing memberikan pengaruh nyata terhadap tinggi dan diameter batang tanaman rumput odot diumur 3 minggu dengan hasil parameter terbaik ada pada perlakuan P2.</p>2024-10-18T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanianhttps://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1128Analisis Ekonomi Pemberian Hay Multinutrient Waffle Pada Kelinci di Kelurahan Anday Distrik Manokwari Selatan2024-10-20T23:47:11+00:00Melany Nurdin[email protected]Maria Herawati[email protected]Sritiasni Sritiasni[email protected]<p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui analisis ekonomi pemberian Hay Multinutrient Waffle untuk kelinci. Penelitian ini dilaksanakan di Kampus II Polbangtan Manokwari pada bulan Mei-Juni 2024. Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif, dan menggunakan 6 parameter penelitian yaitu, Biaya Tetap, Biaya Variabel, R/C, Break Even Point, Income Over Feed Cost dan Rentabilitas. Terdapat 5 percobaan yaitu T0, T1,T2,T3 dan T4 dengan menggunakan 15 ekor kelinci. Pemberian Hay Multinutrient Waffle pada kelinci memiliki hasil analisis ekonomi yang layak untuk diusahakan namun yang paling ekonomis berada pada percobaan T1 yang dilihat dari pertumbuhan bobot badan yang paling signifikan dan nilai dari R/C dan Rentabilitas yang lebih tinggi dari semua percobaan.</p>2024-10-18T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanianhttps://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1129Peningkatan Pengetahuan Peternak Penerapan Biosekuriti pada Ayam Petelur di Kampung Aimasi Distrik Aimasi Kabupaten Manokwari2024-10-24T23:12:49+00:00Okti Widayati[email protected]Purwanta Purwanta[email protected]Heryanto Zadrak Rayar[email protected]<p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan pengetahuan dan nilai efektivitas peningkatan pengetahuan peternak tentang penerapan biosekuriti pada ayam petelur. Penelitian ini dilaksanakan selama 2 bulan di Kampung Aimasi, dengan jumlah responden 30 orang. Penelitian dilaksanakan dengan dua tahap, yaitu tahap wawancara dan penyuluhan. Penyuluhan dilakukan dengan metode pendekatan kelompok menggunakan bantuan media leaflet. Teknik yang digunakan untuk penyuluhan yaitu presentasi ceramah dan diskusi. Evaluasi penyuluhan dilakukan dengan memberikan kuisioner <em>pretest </em>dan <em>postest.</em> Perbedaan hasil <em>pretest</em> dan <em>postest </em>diuji menggunakan uji T-test. Hasil penelitian menunjukkan hasil evaluasi awal (<em>pretest</em>) terhadap responden dengan nilai rata-rata 53.67 berada di kategori sedang, berbeda dengan hasil nilai evaluasi akhir (<em>posttest</em>) dengan nilai rata-rata 80 berada di kategori tinggi. Nilai signifikansinya hasil uji T-test 0,00 < 0,05 artinya hasil evaluasi menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara hasil evaluasi awal dan hasil evaluasi akhir. Nilai efektivitas peningkatan pengetahuan 53.83% dikategorikan cukup efektif. Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa peternak di Kampung Aimasi Distrik Aimasi Kabupaten Manokwari menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan dengan mendapat nilai kriteria sedang menjadi tinggi, dan nilai efektivitas peningkatan pengetahuan pada kategori cukup efektif. Diharapkan adanya penyuluhan ini dapat membantu peternak dalam menerapkan biosekuriti pada ayam petelur agar produksi dapat maksimal.</p>2024-10-18T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanianhttps://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1130Studi Perilaku Pemberian Pakan pada Sapi di Distrik Masni Kabupaten Manokwari2024-10-21T00:07:06+00:00Asri Kurnia Istiqomah[email protected]Sritiasni Sritiasni[email protected]Maria Herawati[email protected]<p>Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana perilaku peternak dalam pemberian pakan dan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku seperti pengetahuan, keterampilan dan sikap. Kegiatan penelitian di laksanakan selama tiga bulan terhitung dari bulan Maret sampai dengan Juni 2024 yang berlokasi di Distrik Masni Kabupaten Manokwari. Metode penelitian yang di gunakan yaitu observasi (pengamatan), wawancara, <em>Focus Group Discussion </em>(FGD) dan dokumentasi. Pengumpulan data dilakukan dengan mengamati langsung kondisi lokasi penelitian. Sumber data dalam penelitian ini berupa sumber data primer dan data sekunder. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis statistik deskriptif dan uji korelasi pearson. Variabel penelitian yaitu perilaku peternak seperti pengetahuan, keterampilan dan sikap dalam pemberian pakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan, keterampilan dan sikap memiliki hubungan yang rendah terhadap perilaku pemberian pakan dan tidak berpengaruh secara signifikan karena nilai signifikan > 0,05.</p>2024-10-18T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanianhttps://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1131Evaluasi Penyuluhan Pembuatan Pakan Fermentasi Janggel Jagung (Zea mays L.) sebagai Pakan Sapi di Distrik Masni Kabupaten Manokwari2024-10-21T00:14:29+00:00Yuli Datu Bua[email protected]Nurtania Sudarmi[email protected]Petrus Dominikus Sadsoeitoeboen[email protected]<p>Peningkatan pengetahuan peternak tentang pembuatan pakan fermentasi janggel jagung sebagai pakan sapi di Distrik Masni Kabupaten Manokwari dan Mengetahui efektivitas penyuluhan tentang pembuatan pakan fermentasi janggel jagung sebagai pakan sapi Distrik Masni Kabupaten manokwari. Penelitian ini dilaksanakan terhitung dari bulan April sampai dengan bulan Juni 2024, yang berlokasi di Distrik Masni Kabupaten Manokwari. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah Kualitatif deskrtiptif, dengan adanya Observasi dan Wawancara ke peternak. Metode yang dilakukan dalam penyuluhan adalah pendekatan kelompok dengan teknik pengumpulan data observasi, wawancara dokumentasi dan kuesioner. Berdasarkan hasi uji t-test dari hasil kuesioner tes awal (<em>pre test</em>) dan test akhir (post test), maka dinyatakan bahwa setelah dilakukan penyuluhan terdapat perubahan peningkatan pengetahuan yaitu dari tingkat pengetahuan (P0,01) tentang pembuatan fermentasi pakan janggel jagung sebagai pakan sapi. Test Awal (<em>pre test</em>) terdapat pada tingkat pengetahuan Sedang (65,62), sedangkan pada tes akhir (<em>post test</em>) terdapat pada tingkat pengetahuan Tinggi (82,5). Hasil yang diperoleh dari penerapan rancangan penyuluhan sebelum menyampaikan materi melalui pelaksanaan penyuluhn tingkat pengetahuan responden di Distrik Masni berada pada kriteria Sedang Setelah dilaksanakan penyuluhan dengan penerapan rancangan penyuluhan yang telah disusun yaitu metode pendekatan kelompok, teknik ceramah, diskusi dan demonstrasi cara, serta media yang digunakan yaitu folder, maka dapat meningkatakan pengetahuan responden dari kriteria Sedang menjadi Tinggi. Efektivitas peningkatan pengetahuan petani/peternak termasuk dalam kategori Cukup Efektif.</p>2024-10-18T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanianhttps://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1132Peningkatan Pengetahuan Peternak pada Pemanfaatan Mesin Tetas Hemat Listrik dalam Rangka Mendukung Budidaya Ayam di Kelurahan Lalodati Kecamatan Puuwatu Kota Kendari2024-10-21T00:24:56+00:00I Wayan Sura[email protected]Sani Wanti[email protected]La Ngkarisu[email protected]Wa Ira[email protected]Arby’in Pratiwi[email protected]<p>Budidaya ayam kampung merupakan salah satu sumber penghidupan utama bagi masyarakat di Kelurahan Lalodati, Kecamatan Puuwatu, Kota Kendari. Namun, produktivitas ternak ayam kampung di daerah ini masih tergolong rendah, terutama disebabkan oleh minimnya pengetahuan peternak mengenai teknologi penetasan yang efisien dan hemat energi. Penggunaan mesin tetas konvensional yang boros listrik telah meningkatkan biaya operasional dan mengurangi efisiensi produksi. Oleh karena itu, program pengabdian masyarakat ini dilaksanakan dengan tujuan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peternak dalam memanfaatkan mesin tetas hemat listrik guna mendukung budidaya ayam yang lebih produktif dan berkelanjutan. Metode yang digunakan dalam program ini meliputi sosialisasi, pelatihan, dan pendampingan teknis mengenai penggunaan mesin tetas hemat listrik. Evaluasi dilakukan melalui pre-test dan post-test untuk mengukur peningkatan pengetahuan peternak, serta analisis dampak ekonomi setelah penerapan teknologi ini. Hasil program menunjukkan peningkatan signifikan dalam pengetahuan peternak, yang diikuti dengan peningkatan tingkat penetasan telur dan pengurangan biaya operasional. Penggunaan mesin tetas hemat listrik terbukti efektif dalam meningkatkan efisiensi dan produktivitas budidaya ayam kampung di Kelurahan Lalodati. Program ini diharapkan dapat menjadi model bagi daerah lain yang menghadapi tantangan serupa dalam budidaya ternak. Peningkatan pengetahuan dan adopsi teknologi hemat energi oleh peternak berpotensi meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta mendukung ketahanan pangan di tingkat lokal.</p>2024-10-18T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanianhttps://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1133Tindakan Rasional Instrumental Peternak Lokal terhadap Penyakit Newcastle Disease pada Ternak Ayam di Kampung Wasegi Indah, Distrik Aimasi, Kabupaten Manokwari, Provinsi Papua Barat2024-10-24T23:14:25+00:00Purwanta Purwanta[email protected]Okti Widayati[email protected]Dominggas Ximenes[email protected]<p>Tujuan penelitian ini untuk mengetahui tindakan rasional instrumental peternak lokal terhadap penyakit <em>Newcastle disease</em> atau tetelo dan meningkatkan tingkat pengetahuan peternak dalam penanganan dan penanggulangan terhadap penyakit <em>Newcastle disease</em> atau tetelo. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama 3 bulan terhitung dari bulan Maret s/d bulan Mei 2024 di Kampung Wasegi Indah. Variabel yag diukur pada penelitian ini yaitu penanganan kesehatan dan pengobatan, pencegahan dan sanitasi, pemisahan ayam yang sakit dari yang sehat, dan kuesioner pretest dan post test. Evaluasi pelaksanaan penyuluhan diikuti oleh 30 responden dengan menggunakan metode ceramah dan diskusi denga alat bantu media yaitu folder. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan uji T-tes. Hasil pretest rata-rata 55.17 yang berada di kategori rendah dan postest rata-rata 84.17 berada pada kategori tinggi. Nilai signifikan hasil uji T-test 0,00 ˂ 0,05 artinya hasil evaluasi menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara hasil evaluasi awal dan hasil evaluasi akhir. Nilai efektifitas peningkatan pengetahuan 64.48% di kategorikan cukup efektif. Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa peternak di Kampung Wasegi Indah Distrik Aimasi Kabupaten Manokwari menunjukan adanya peningkatan pengetahuan dengan mendapat nilai kriteria rendah menjadi tinggi. Diharapkan dengan adanya penyuluhan tentang penanaganan penyakit ND/tetelo ini dapat membantu peternak dalam menangani kesehatan ternak ayam dengan baik dan mengurangi tingkat kerugian bagi peternak.</p>2024-10-18T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanianhttps://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1134Evaluasi Penyuluhan Pembuatan Pakan Fermentasi Jerami Padi untuk Meningkatkan Produktivitas Ternak Sapi di Balai Penyuluhan Pertanian Turikale, Kabupaten Maros, Provinsi Sulawesi Selatan2024-10-21T00:39:35+00:00Ronggo Purwanto[email protected]Okti Widayati[email protected]<p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan pengetahuan dan nilai efektivitas peningkatan pengetahuan peternak tentang pembuatan pakan fermentasi jerami padi untuk meningkatkan produktivitas ternak sapi. Penelitian ini dilaksanakan selama 3 bulan di Kelurahan raya, dengan jumlah responden 30 orang. Penelitian dilaksanakan dengan dua tahap, yaitu tahap wawancara dan penyuluhan. Penyuluhan dilakukan dengan metode pendekatan kelompok menggunakan bantuan media leaflet. Teknik yang digunakan untuk penyuluhan yaitu presentasi ceramah dan diskusi. Evaluasi penyuluhan dilakukan dengan memberikan kuisioner <em>pretest </em>dan <em>postest.</em> Perbedaan hasil <em>pretest</em> dan <em>postest </em>diuji menggunakan uji T-test. Hasil penelitian menunjukkan hasil evaluasi awal (<em>pretest</em>) terhadap responden dengan nilai rata-rata 41 berada di kategori sedang, berbeda dengan hasil nilai evaluasi akhir (<em>posttest</em>) dengan nilai rata-rata 87,33 berada di kategori sangat tinggi. Nilai signifikansinya hasil uji T-test 0,00 < 0,05 artinya hasil evaluasi menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara hasil evaluasi awal dan hasil evaluasi akhir. Nilai efektivitas peningkatan pengetahuan 78,53%>66,66% dikategorikan efektif. Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa peternak di Kelurahan Raya Kecamatan turikale Kabupaten Maros menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan dengan mendapat nilai kriteria sedang menjadi sangat tinggi, dan nilai efektivitas peningkatan pengetahuan pada kategori efektif. Diharapkan adanya penyuluhan ini dapat membantu peternak dalam menerapkan pembuatan pakan fermentasi jerami padi untuk meningkatkan produktivitas ternak sapi agar produksi dapat maksimal.</p>2024-10-18T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanianhttps://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1135Pengaruh Tinggi Pemotongan terhadap Pertumbuhan Vegetatif Rumput Gajah Pakchong (pennisetumpurpureum cv. Thailand) di Peternakan sapi "Batukurung" Desa Poopo Kabupaten Minahasa Selatan2024-10-21T00:44:25+00:00Juanno Chrisanto[email protected]Selvi D. Anis[email protected]Sjenny S. Malalantang[email protected]<p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tinggi pemotongan terhadap pertumbuhan vegetatif rumput Gajah Pakchong (<em>pennisetum purpureum</em> cv. Thailand). Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan yang terdiri dari P1 = tinggi pemotongan 5 cm, P2 = tinggi pemotongan 10 cm, P3 = tinggi pemotongan 15 cm, dengan 6 ulangan sehingga diperoleh 18 satuan percobaan.Variabel yang diukur yaitu tinggi tanaman, lebar daun, jumlah daun panjang daun, diameter batang. Hasil analisis keragaman menunjukkan bahwa perlakuan memberikan pengaruh yang berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap tinggi tanaman,lebar daun, jumlah daun, panjang daun, dan diameter batang. Berdasarkan uji beda nyata jujur (BNJ), P1 menghasilkan tinggi tanaman yang sangat nyata (P<0,01) lebih tinggi di banding P2, dan P3. Perlakuan P2 menghasilkan lebar daun yang berbeda sangat nyata (P<0,01) lebih tinggi dibanding P2 dan P3. Sedangkan perlakuan P2 dan P3 menunjukan tidak berbeda nyata (P>0,05) Perlakuan P1 menghasilkan jumlah daun yang berbeda sangat nyata (P<0,01) lebih tinggi di banding dengan P2 dan P3, Sedangkan perlakuan P2 dan P3 menunjukan tidak berbeda nyata (P>0,05). Perlakuan P3 menghasilkan panjang daun yang berbeda sangat nyata (P<0,01) lebih tinggi dibanding P1 dan P2. Sedangkan perlakuan P1 dan P2 menunjukan tidak berbeda nyata (P>0,05). Berdasarkan hasil analisis ragam menunjukan bahwa perlakuan tinggi pemotongan berbeda memberikan pengaruh yang berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap diameter batang Rumput Gajah Pakchong. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tinggi pemotongan perlakuan 5 cm mendapatkan hasil yang terbaik pada tinggi tanaman dan jumlah daun sedangkan pada perlakuan 10 cm mendapatkan hasil lebar daun yang lebih baik dan perlakuan 15 cm mendapatkan hasil yang baik pada panjang daun dan diameter batang.</p>2024-10-18T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanianhttps://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1136Produktivitas Sorgum Varietas Suri 4 yang Ditanam pada Jarak Tanam Berbeda dan Kapasitas Tampung Sapi Potong di Areal Pohon Kelapa2024-10-21T00:51:19+00:00Ayensius Ayensius[email protected]S.S. Malalantang[email protected]S.D. Anis[email protected]<p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui produktivitas dan kapasitas tampung ternak sapi potong yang ditanam di areal perkebunan kelapa dengan jarak tanam berbeda. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan yang terdiri dari JT1: jarak tanam 100 cm x 100 cm, JT2: jarak tanam 75 cm x 75 cm dan JT3: jarak tanam 50 cm x 50 cm, masing-masing perlakuan terdiri dari 7 ulangan. Variabel yang diukur yaitu kandungan gula, produksi bahan kering, produksi bahan organic dan kapasitas tampung ternak sapi potong. Hasil analisis menunjukkan bahwa perlakuan jarak tanam memberikan pengaruh yang berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap produksi bahan kering, produksi bahan organik dan kapasitas tampung. Uji BNJ menunjukkan bahwa jarak tanam 50 cm x 50 cm memberikan produksi bahan kering, produksi bahan organik dan kapasitas tampung yang berbeda sangat nyata (P<0,01) lebih tinggi dari jarak tanam 100 cm x 100 cm dan 75 cm x 75 cm. Dapat disimpulkan bahwa Jarak tanam 50 cm x 50 cm memberikan produktivitas tertinggi dalam menghasilkan produksi BK, BO dan kapasitas tampung.</p>2024-10-18T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanianhttps://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1137Pengaruh Durasi Ensilase terhadap Kualitas Fisik Sorgum Varietas Soper 62024-10-21T00:59:18+00:00Fernando Richy Rampengan[email protected]Ch.L. Kaunang[email protected]F.R. Wolayan[email protected]<p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh durasi ensilase terhadap kualitas fisik silase (warna, tekstur, bau/aroma) dan pH. Percobaan dilakukan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 5 perlakuan dan 4 ulangan, sehingga terdapat 20 unit percobaan. Perlakuan sebagai berikut: P1 Lama pemeraman 7 hari P2 Lama pemeraman 14 hari P3 Lama pemeraman 21 hari P4 Lama pemeraman 28 hari P5 Lama pemeraman 35 hari Variabel Penelitian yang diukur adalah kualitas fisik dan pH silase tanaman sorgum uji organoleptik yaitu menggunakan 15 panelis yang berasal dari mahasiswa dan dosen berkompetensi di bidang teknologi pakan. Warna silase hasil analisis keragaman menunjukkan bahwa perlakuan lama pemeraman memberikan pengaruh yang berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap warna silase. Uji lanjut BNJ menunjukkan bahwa lama pemeraman P1 (7 hari) berbeda sangat nyata (P<0,01) dengan perlakuan lama pemeraman P4 (28 hari) dan P5 (35 hari), sedangkan P1 (7 hari) berbeda tidak nyata (P>0,05) dengan perlakuan lama pemeraman P2 (14 hari), dan P3 (21 hari). Bau silase hasil analisis keragaman menunjukkan bahwa perlakuan lama pemeraman memberikan pengaruh yang berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap bau silase. Uji lanjut BNJ menunjukkan bahwa lama pemeraman P1 (7 hari), berbeda sangat nyata (P<0,01) dengan lama pemeraman P4 (28 hari), dan P5 (35 hari). Tetapi antara P1 (14 hari), P2 (14 hari), dan P3 (21 hari) berbeda tidak nyata (P>0,05) serta P4 (28 hari) dan P5 (35 hari) berbeda tidak nyata (P>0,05). Tekstur Silase hasil analisis keragaman menunjukkan bahwa perlakuan lama pemeraman memberikan pengaruh yang berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap kualitas fisik tekstur silase. Hasil uji lanjut BNJ menunjukkan bahwa pada lama pemeraman P1 (7 hari) menghasilkan kualitas tekstur yang berbeda tidak nyata (P>0,05) dengan lama pemeraman P2 (14 hari), dan P3 (21 hari), serta berbeda sangat nyata (P<0,01) dengan lama pemeraman P4 (28 hari), dan P5 (35hari). pH Silase hasil analisis keragaman menunjukkan bahwa perlakuan lama pemeraman memberikan pengaruh yang berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap kualitas pH silase. Hasil Uji lanjut BNJ menunjukkan bahwa pada lama pemeraman P1 (7 hari) menghasilkan kualitas pH silase yang berbeda tidak nyata (P>0,05) dengan lama pemeraman P2 (14 hari), serta berbeda sangat nyata (P<0,01) dengan lama pemeraman P3 (21 hari), P4 (28 hari) dan P5 (35 hari). Nilai pH silase menunjukkan bahwa perlakuan terbaik terdapat pada lama pemeraman P2 (14 hari) karena pH silase yang dihasilkan lebih mendekati kisaran pH yang baik. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, ini lama pemeraman P1 (7 hari) memberikan hasil terbaik untuk kualitas warna, bau, dan tekstur silase sorgum Soper 6. Sedangkan nilai pH terbaik ditemukan pada P2 (14 hari).</p>2024-10-18T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanianhttps://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1138Performa Produksi Ayam Pedaging yang diberi Pakan Mengandung Bungkil Kelapa dengan Level Berbeda2024-10-21T01:13:09+00:00Aynan Hismafanti Gunawan[email protected]Nuun Marfuah[email protected]Sugiarto Sugiarto[email protected]<p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek penambahan bungkil kelapa dalam pakan terhadap performa produksi ayam pedaging. Setiap ayam pada penelitian ini mendapatkan pakan basal yang sama namun dengan salah satu dari perlakuan: pakan basal tanpa penambahan bungkil kelapa P0=Kontrol, pakan basal+5% bukil kelapa (P1), pakan basal+10% bukil kelapa (P2), pakan basal+15% bukil kelapa (P3), pakan basal+20% bukil kelapa (P4). Parameter yang diamati yaitu konsumsi pakan, pertambahan bobot badan, konversi pakan dan index performa. Data yang diperoleh dianalisis statistik menggunakan rancangan acak lengkap pola searah. Data yang berbeda nyata akan diuji lanjut dengan uji lanjut Duncan’s new multiple range test. Hasil penelitian penambahan bungkil kelapa pada pakan ayam pedaging berpengaruh tidak nyata (P>0,05) pada konsumsi ayam pedaging, penambahan bungkil kelapa pada pakan ayam pedaging berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap pertambahan bobot badan, penambahan bungkil kelapa pada pakan ayam pedaging berpengaruh tidak nyata (P>0,05) terhadap konversi pakan dan berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap index performa ayam pedaging. Kesimpulan penambahan bungkil kelapa dengan level berbeda pada pakan ayam pedaging tidak memberikan pengaruh terhadap konsumsi dan konversi Pakan, namun meningkatkan pertambahan bobot badan dan hasil index performan yang baik pada ayam pedaging.</p>2024-10-18T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanianhttps://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1140Persentase Karkas, Komponen Karkas dan Lemak Abdominal Ayam Pedaging dengan Pemberian Daun Serai (Cymbopogon citratus) pada Alas Kandang Sekam Padi2024-10-21T01:21:56+00:00Sugiarto Sugiarto[email protected]Nuun Marfuah[email protected]Muhammad Teguh[email protected]Sukisman Abdul Halid[email protected]Saifullah Saifullah[email protected]<p class="IsiAbstract"><span lang="IN">Penelitian pemberian daun serai pada alas kandang sekam padi terhadap persentase karkas, komponen karkas dan lemak abdominal ayam pedaging. Metode pemberian persentase daun serai (P0=0; P1=5; P2=10; P3=15; P4=20%) dalam alas kandang sekam padi. Menggunakan RAL dengan uji lanjut Duncan. Parameter yang amati yaitu: persentase karkas, persentase komponen karkas (dada, paha atas, paha bawah, punggung, sayap dan lemak abdominal). Hasil penelitian berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap persentase karkas, dan komponen karkas dada, tetapi tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap persentase komponen karkas paha atas, paha bawah punggung dan sayap ayam. Perlakuan berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap penurunan persentase lemak abdominal. Kesimpulan daun serai mengandung zat bioaktif yaitu minyak atsiri, citronnelal, geraniol, sitral, eugenol, kadine, dan kadinol yang dapat memberikan aroma terapy, rasa tenang, sehingga memberikan efek positif pada persentase karkas, komponen karkas dan lemak abdominal ayam pedaging.</span></p>2024-10-18T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanianhttps://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1139Pengaruh Lama Waktu Perebusan terhadap Karakteristik Keju Halloumi Susu Sapi2024-10-21T01:30:50+00:00Wiwik Endah Rahayu[email protected]Irna Dwi Destiana[email protected]Rima Ramdaniati Mustof[email protected]<p>Keju merupakan produk hasil penggumpalan kasein susu oleh <em>rennet</em>. Beragam jenis keju beredar di masyarakat, salah satunya keju <em>halloumi</em>. Perebusan merupakan tahapan khas pada pembuatan keju <em>halloumi</em>, dan dapat berpengaruh terhadap karakteristiknya. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh lama waktu perebusan terhadap karakteristik fisik, kimia, dan organoleptik keju <em>halloumi</em> serta mengetahui perlakuan terbaik. Metode pengumpulan data dilakukan dengan eksperimen dan studi pustaka. Rancangan analisis yang digunakan yaitu Rancangan Acak Lengkap dengan 3 perlakuan lama waktu perebusan (P1=15 menit, P2=30 menit, dan P3=45 menit). Setiap perlakuan diulang sebanyak 3 kali. Parameter yang diamati yaitu karakteristik fisik (rendemen), karakteristik kimia (pH dan kadar air), dan karakteristik organoleptik berupa uji hedonik (warna, aroma, rasa, dan tekstur). Pengolahan data menggunakan ANOVA, dan uji lanjutan menggunakan <em>Duncan’s Multiple Range Test</em> (DMRT) pada taraf signifikan 5%. Hasil penguiian menunjukan bahwa lama waktu perebusan berpengaruh nyata terhadap pH dan kadar air, namun tidak berpengaruh nyata terhadap rendemen dan uji hedonik. Perlakuan terbaik dihasilkan dari perlakuan P2 (30 menit perebusan) dengan nilai rendemen 10,93%, pH 6,47, kadar air 41,65, dan uji hedonik dengan nilai rata-rata 3,72 yang artinya panelis suka terhadap keju <em>halloumi.</em></p>2024-10-18T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanianhttps://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1141Pengaruh Penambahan Persentase Daun Serai (Cymbopogon citratus) pada Alas Kandang Sekam Padi terhadap Performa Produksi Ayam Pedaging2024-10-21T01:37:46+00:00Nuun Marfuah[email protected]Sugiarto Sugiarto[email protected]<p>Penelitian penambahan persentase daun serai pada alas kandang sekam padi terhadap performan produksi ayam pedaging. Metode penambahan daun serai (P0=0; P1=5; P2=10; P3=15; P4=20%) dalam alas kandang sekam padi. Menggunakan RAL dengan uji lanjut Duncan. Parameter yang diamati yaitu konsumsi pakan, pertambahan bobot badan, konversi pakan dan indeks prestasi. Hasil penelitian konsumsi pakan berpengaruh nyata (P<0,05), Pertambahan bobot badan berpengaruh sangat nyata (P<0,01), terjadi peningkatan konversi pakan dan index prestasi berpengaruh sangat nyata ((P<0,01) pada ayam pedaging. Kesimpulan daun serai mengandung zat bioaktif yaitu minyak atsiri, citronnelal, geraniol, sitral, eugenol, kadine, dan kadinol yang dapat memberikan aroma terapy, rasa tenang, sehingga dapat meningkatkan konsumsi pakan, pertambahan bobot badan, dan konversi pakan ayam pedaging, serta mendapatkan nilai indeks performa dengan kategori sangat baik</p>2024-10-18T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanianhttps://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1142Pemberdayaan Peternak di Kecamatan Playen melalui Pelatihan Pembuatan Silase untuk Ketahanan Pakan Berkelanjutan dalam Menghadapi Perubahan Iklim2024-10-21T01:47:04+00:00Siti Andarwati[email protected]Sudaryatno Sudaryatno[email protected]F. Trisakti Haryadi[email protected]Krishna Agung Santosa[email protected]Akhyar Rafi’i[email protected]Gunawan Gunawan[email protected]<p>Perubahan iklim memberikan dampak yang signifikan terhadap sektor pertanian secara umum termasuk sektor peternakan. Pemenuhan dan ketersediaan pakan ternak mengalami degradasi karena berkurangnya produktivitas lahan pertanian dan menurunnya luasan pakan hijauan. Teknologi pembuatan pakan ternak dengan sistem anaerob yaitu pembuatan silase memungkinkan para peternak dapat menjamin ketersedian dan ketahan pakan ternak secara berkelanjutan. Tujuan dari penelitian ini yaitu menganalisis bagaimana pemberdayaan peternak melalui pelatihan pembuatan silase. Penelitian dilaksanakan di kecamatan Playen Kabupaten Gunung Kidul menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi fenomenologi. Hasil penelitian menemukan bahwa dengan adanya pelatihan pembuatan silase sebagai upaya pemberdayaan peternak menjadi langkah strategis yang adaptif dalam menghadapi perubahan iklim. Selain itu, implementasi secara berkala dapat mewujudkan ketahanan pakan yang berkelanjutan.</p>2024-10-18T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanianhttps://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1143Pembedayaan Peternak melalui Pelatihan Pembuatan Mineral Block Berbasis Potensi Lokal di Kecamatan Playen Kabupaten Gunung Kidul2024-10-21T01:55:32+00:00Siti Andarwati[email protected]Gunawan Gunawan[email protected]Dwi Eny Djoko Setiyono[email protected]Akhyar Rafi’i[email protected]F. Trisakti Haryadi[email protected]Sudaryatno Sudaryatno[email protected]Harwi Kusnadi[email protected]<p>Sektor peternakan masih menjadi komoditi unggulan yang banyak ditemukan di wilayah pedesaan termasuk di pulau Jawa. Pola-pola pengasuhan ternak serta kualitas pakan ternak sangat menentukan pertumbuhan dan perkembangan ternak dalam mencapai kondisi kesehatan yang optimum. Dengan adanya suplemen tambahan mineral yang lebih praktis melalui mineral block ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan mineral ternak dan meningkatan kesejahteraan hewan ternak. Tujuan dari penelitian ini yaitu menganalisis bagaimana pemberdayaan peternak melalui pembuatan mineral block. Penelitian dilakukan di Kecamatan Playen Kabupaten Gunung Kidul dengan menggunakan metode kualititatif serta pendekaran fenomenologi. Hasil penelitian menunjukan Pelatihan ini memberikan peternak keterampilan baru dalam memproduksi suplemen yang lebih murah dan berkelanjutan. Pelatihan ini juga menekankan pentingnya kemandirian peternak, mengurangi ketergantungan mereka pada pakan komersial yang mahal, dan sejalan dengan prinsip pemberdayaan yang berfokus pada peningkatan kapasitas individu dan kelompok. Dinamika penggunaan mineral block di kalangan peternak menunjukkan adanya tantangan dan peluang yang saling berkaitan. Faktor-faktor seperti aksesibilitas terhadap bahan baku lokal, tingkat pengetahuan dan keterampilan peternak, serta resistensi terhadap perubahan memengaruhi tingkat adopsi teknologi ini.</p>2024-10-18T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanianhttps://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1144Strategi Pengembangan Produksi Usaha Ternak Babi pada Masyarakat Asli Papua di Kampung Sotea Distrik Warmare Kabupaten Manokwari2024-10-21T02:01:41+00:00Wela Silpa Padwa[email protected]Maria Herawati[email protected]Sritiasni Sritiasni[email protected]<p style="margin: 0cm; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-size: 10.0pt;">Penelitian ini bertujuan untuk Mengidentifikasi faktor-faktor yang menjadi kekuatan serta kelemahan internal, peluang serta ancaman eksternal dan merumuskan strategi untuk mengembangkan usaha ternak babi pada masyarakat asli Papua di Kampung Sotea Distrik Warmare Kabupaten Manokwari. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 15 informan terdiri dari 6 informan inti dan 9 informan tambahan dengan teknik sampling jenuh analisis SWOT. Menggunakan metode deskriptif <em>Participatory Rural Appraisal</em> (PRA) dengan teknik <em>Focus Group Discussion</em> (FGD), survey dan wawancara mendalam (indepth interview). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa faktor internal yang menjadi kekutan yaitu ketersediaan pangan lokal sebagai sumber pakan melimpah, kelemahan yaitu beternak babi dianggap sebagai usaha sampingan dan faktor eksternal yang menjadi peluang yaitu kearifan lokal masyarakat asli papua yaitu babi adalah ternak yang harus dimiliki oleh masyarakat untuk kebutuhan adat, ancaman yaitu beralihnya peternak babi ke ternak lainya. Hasil analisa swot diperoleh strategi Trun-Round WO (<em>Weakness-opportunity</em>) yang mana peluang beternak babi bagi masyarakat asli Papua disamping harga jualnya tinggi juga sebagai alat penyelesaian permasalahan (adat) dan dapat memperoleh pinjaman lunak dengan bunga rendah, sedankan kelemahanya yaitu keterbatasan modal serta beternak babi masih dianggap usaha sampingan. </span></p>2024-10-18T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanianhttps://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1145Diversifikasi Produk Dadih yang Dibuat dari Berbagai Jenis Bakteri dan Lama Waktu Inkubasi2024-10-21T02:06:54+00:00Irfan Fadhlurrohman[email protected]Millati Shounia Dzilali[email protected]Clarista Maharani Pasya Rosihan[email protected]Tiara Balapradhina Kristanto[email protected]Triana Setyawardani[email protected]<p>Dadih atau “dadiah” dalam bahasa Minangkabau merupakan produk olahan susu kerbau yang diolah secara fermentasi alami di dalam tabung bambu. Dadih dikenal karena proses fermentasinya yang unik dan karakteristik sensorisnya yang khas yakni tekstur kental dan rasa asam yang menyegarkan. Dadih mengandung bakteri asam laktat yang berpotensial dikembangkan sebagai pangan fungsional yang mengandung probiotik. Bakteri yang umum digunakan dalam proses fermentasi dadih tradisional termasuk <em>Lactobacillus bulgaricus</em> dan <em>Streptococcus thermophilus. </em>Selama proses fermentasi bakteri mengonsumsi laktosa dalam susu dan menghasilkan asam laktat yang menyebabkan terjadinya penggumpalan protein susu dan menghasilkan konsistensi dadih yang khas. Meskipun metode pembuatan dadih sudah dikenal dan digunakan secara luas, terdapat ruang yang signifikan untuk inovasi, terutama dalam hal diversifikasi jenis bakteri yang digunakan dan lama waktu inkubasi. Hal ini berpotensi memberikan manfaat tambahan baik dari segi kesehatan maupun kualitas produk akhir. Berdasarkan data studi literatur yang telah dilaksanakan, diversifikasi produk dadih dengan berbagai jenis bakteri dan lama waktu inkubasi yang berbeda mampu memberikan inovasi bagi sumber pangan fungsional yang mengandung probiotik.</p>2024-10-18T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanianhttps://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1146Inovasi Pangan Fungsional Berbasis Sosis Fermentasi dengan Pemanfaatan Berbagai Jenis Bakteri2024-10-21T02:10:25+00:00Irfan Fadhlurrohman[email protected]Muhammad Hally Rahman[email protected]Rezzi Octela Viani[email protected]Elia Nur Aisya[email protected]Triana Setyawardani[email protected]<p>Sosis merupakan salah satu produk olahan daging yang dibuat dengan menggunakan selongsong yang memiliki gizi yang tinggi terutama protein. Sosis terdiri dari berbagai macam mulai dari sosis segar, sosis masak, sosis tipe emulsi, dan sosis fermentasi. Sosis fermentasi merupakan pangan fungsional berupa produk olahan daging menjadi sosis yang dalam pembuatannya dilakukan proses fermentasi. Fermentasi telah digunakan sebagai teknik pengawetan ribuan tahun, memperpanjang umur simpan dan menyediakan fitur khusus rasa pada makanan. Rasa sosis yang difermentasi merupakan aspek yang penting, dan rasa ini berasal dari proses metabolisme karbohidrat, protein, asam amino, lemak, dan asam lemak. Produk fermentasi paling banyak digemari konsumen karena sifat rasa fermentasinya yang khas, cita rasa yang unik, dan kaya akan kandungan nutrisi.</p>2024-10-18T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanianhttps://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1147Karakteristik Susut Masak dan Hedonik Sosis Ayam dengan Penambahan Bawang Dayak (Eleutherine Palmifolia (L) Merr) dari Kalimantan Tengah2024-10-21T02:14:11+00:00Eka Agustin Hayu Setyowati[email protected]Monasdir Monasdir[email protected]Maria Magdalena Nio[email protected]A Adhityawan Nugroho[email protected]<p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kualitas susut masak dan hedonik sosis ayam dengan penambahan bawang dayak. Manfaat dilakukannya penelitian ini adalah meningkatkan diversifikasi produk hasil ternak serta memperoleh informasi terkait pengaruh perbedaan taraf penambahan bawang dayak dalam permbuatan sosis ayam terhadap susut masak dan hedonik. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak Lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan berbeda yaitu tanpa penambahan bawang dayak (T0) penambahan bawang dayak sebanyak 2% (T1) dan penambahan bawang Dayak sebanyak 4% (T2) dengan pengulangan sebanyak 3 kali. Parameter yang diujikan adalah susut masak dan hedonik yang terdiri atas rasa, aroma, warna, dan kekenyalan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan taraf penambahan bawang dayak berpengaruh terhadap kualitas susut masak dan hedonik sosis daging ayam. Sosis ayam dengan penambahan bawang dayak paling disukai oleh panelis dengan persentase susut masak lebih rendah sehingga sosis bawang dayak dapat dipasarkan secara luas dan aman di konsumsi.</p>2024-10-18T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanianhttps://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1148Karakteristik Morfometri Kambing Peranakan Etawa di Kawasan Integrasi Kambing dan Lada Kabupaten Bengkayang2024-10-21T02:17:55+00:00Rahmad Rahmad[email protected]Ahmad Tohardi[email protected]Duta Setiawan[email protected]<p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik morfometri kambing peranakan etawa yang berada pada kawasan integrasi kambing dengan tanaman lada di kabupaten Bengkayang. Peneliti ini merupakan purposive sampling menggunakan 31 ekor kambing PE yang ada di Seluas, yang terdiri dari 4 ekor jantan dan 5 ekor betina pada umur 8 -12 bulan, 4 ekor jantan 8 ekor betina pada umur 12-18 bulan dan 4 ekor jantan 6 ekor betina pada umur 18-24 bulan. Variabel yang diamati adalah panjang badan, tinggi pundak, tinggi pinggul, lingkar dada, panjang telingga dan bobot badan. Hasil penelitian menunjukkan rataan morfometri kambing PE memiliki data yang beragam. Secara umum kambing PE di kelompok ternak integrasi kambing lada memiliki ukuran tubuh masih berada dibawah rata-rata standar. Yaitu pada betina umur >12 -18 bulan tinggi pundak 61,99 <u>+</u> 4,78 cm, panjang badan 57,18 <u>+</u> 5,85 cm dan junta umur >18-24 bulan tinggi pundak 75,00 <u>+</u> 6,98 cm, panjang badan 72,13 <u>+</u> 4,09 cm, dan tinggi pundak 63,23 <u>+</u> 3,37 cm, panjang badan 60,00 <u>+</u> 3,24 cm. Berbeda dengan rataan ukran morfometri kambing PE pada umur 8-12 bulan lebih tinggi dari rataan standar morfometri KMP (2015).</p>2024-10-18T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanianhttps://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1018Ekstrak Biji Labu Kuning sebagai Biodisinfektan dalam Sabun Cuci Piring Pencegah Infeksi Sistem Kekebalan pada Balita2024-10-21T02:21:57+00:00Azka Amaly Wildan[email protected]M. Athaya Hayyan[email protected]Rifki Naufal[email protected]Syauki Akifurahman[email protected]Nuratiah Nuratiah[email protected]<p>Indonesia adalah salah satu negara dengan populasi tertinggi di dunia. Dengan kepadatan penduduk yang tinggi, pola hidup buruk, dan kurangnya kepedulian masyarakat terhadap kebersihan lingkungan mendukung Indonesia menjadi salah satu negara penghasil limbah sampah terbanyak di dunia. Salah satu limbah yang sering dihiraukan keberadaannya adalah biji labu kuning. Walaupun biji labu kuning termasuk sampah organik, faktanya biji labu kuning dapat dimanfaatkan untuk berbagai hal daripada dibuang begitu saja. Selain mengakibatkan limbah yang menumpuk, kurangnya kepedulian akan kebersihan juga membawa dampak pada ranah kebersihan peralatan makan terutama pada peralatan makan balita. Balita memiliki sistem kekebalan tubuh yang tergolong lemah sehingga rentan terserang penyakit. Alat makan yang tidak higienis menjadi salah satu media penyebaran penyakit, contohnya penyakit yang disebabkan oleh bakteri Listeria monocytogenes yang seringkali ada pada peralatan makanan. Bakteri Listeria monocytogenes adalah bakteri yang menyerang sistem kekebalan tubuh balita dengan gejala nyeri pada otot, demam, mual, diare, hingga menimbulkan kejang. Inovasi yang dihasilkan dari penelitian ini diharapkan mampu mengatasi permasalahan-permasalahan di atas seperti kurangnya pemanfaatan biji labu kuning, kebersihan lingkungan yang tidak terjaga, hingga kesehatan yang terganggu akibat peralatan makan yang tidak higienis. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan instrumen penelitian eksperimen dan observasi. Proses eksperimen dilakukan dengan mengekstraksi biji labu kuning menggunakan teknik maserasi. Proses pembuatan sabun dengan menambahkan ekstrak biji labu kuning berkonsentrasi 75% dan 100%. Kemudian proses observasi perbandingan kedua sabun terhadap bakteri Listeria monocytogenes yang sering ditemui pada peralatan makan yang tidak higienis. Hasil penelitian ini berupa produk sabun cuci piring dengan kandungan ekstraksi biji labu kuning sebagai biodisinfektan. Produk yang dihasilkan dapat disebarluaskan setelah dilakukan uji anti-bakteri. Produk dapat menjadi solusi dalam penanganan limbah dan berbagai masalah kesehatan lainnya.</p>2024-10-18T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanianhttps://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1149Identifikasi dan Analisis Tingkat Keparahan Penyakit pada Tanaman Timun Menggunakan Software Plantix di Desa Cipetir Kecamatan Kadudampit Kabupaten Sukabumi2024-10-21T02:32:27+00:00Dimas Perkasa[email protected]<p>Timun (<em>Cucumis sativus</em> L.) merupakan sayuran dari famili <em>Cucurbitaceae</em> yang banyak dibudidayakan karena kegunaannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi penyakit pada tanaman timun dan menganalisis tingkat keparahan penyakit di kebun Desa Cipetir menggunakan <em>software Plantix</em>. Penelitian dilakukan di kebun timun seluas 0,47 ha di Desa Cipetir pada tanggal 20 Juli 2024 dengan metode <em>purposive sampling</em> pada lima titik pengamatan. Hasil identifikasi menunjukkan adanya penyakit bulai daun yang disebabkan oleh jamur <em>Pseudoperonospora cubensis</em> dengan gejala bercak kuning pada daun bagian atas. Variasi tingkat keparahan penyakit berkisar antara 22% hingga 63%, dengan keparahan tertinggi di titik 4 sebesar 63% dan terendah di titik 5 sebesar 22%. Penyebaran spora jamur ini terutama melalui angin dan lebih efektif pada suhu optimal antara 10-20°C. Penurunan suhu di Pulau Jawa baru-baru ini meningkatkan keparahan penyakit di kebun tersebut. Penggunaan <em>software Plantix</em> dapat membantu petani mendeteksi dan mengelola penyakit tanaman timun dengan lebih efektif, mengurangi risiko kerugian, dan meningkatkan produktivitas panen.</p>2024-10-18T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanianhttps://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1150Alih Fungsi Lahan Pertanian di Desa Latimojong Kecamatan Buntu Batu Kabupaten Enrekang2024-10-21T02:40:13+00:00Abd. Rahim[email protected]Edi Kurniawan[email protected]Pratiwi MK[email protected]Putriani Putriani[email protected]<p>Alih fungsi lahan pertanian adalah perubahan penggunaan lahan dari aktivitas pertanian menjadi penggunaan non-pertanian. Alih fungsi lahan paling banyak dipengaruhi oleh faktor ekonomi karena kebutuhan rumah tangga atau tergiurnya petani terhadap keuntungan alih fungsi lahan. Tujuan penelitian ini ialah mengidentifikasi faktor-faktor yang paling dominan berpengaruh terhadap alihfungsi lahan pertanian menjadi objek wisata di Desa Latimojong Kabupaten Enrekang. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif. Pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran kuisioner yang kemudian hasil dari kuisioner di tabulasi dan diolah menggunakan alat bantu statistik untuk menentukan faktor dominan yang mempengaruhi alihfungsi lahan pertanian. hasil penelitian menggunakan analisis faktor menunjukan terdapat 4 komponen faktor yang berpengaruh terhadap alih fungsilahan pertanian. keempat komponen tersebut adalah komponen ekonomi, sosial, dorongan pemerintah dan pembangunan infrastruktur. Hasil analisis faktor menunjukan komponen tersebut membentuk dua kelompok dimana komponen ekonomi dan sosial menjadi dua hal yang paling dominan pengaruhnya. Hasil penelitian ini diharapkan dapat berkontribusi pada penelitian serupa dan menjadi dasar pembuatan kebijakan pemerintah untuk menekan laju alih fungsi lahan pertanian.</p>2024-10-18T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanianhttps://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1151Karakteristik Biopelet dari Limbah Biomassa Tanaman dengan Perekat Tepung 2024-10-21T02:48:10+00:00Ahmad Lukmanto[email protected]Galuh Banowati[email protected]<p>Biomassa merupakan material yang berasal dari organisme hidup yang meliputi tumbuh-tumbuhan, hewan, produk dan limbah industri budidaya. Pemanfaatan biomassa salah satunya adalah biopelet. Biopelet adalah bahan bakar terbarukan yang berasal dari biomassa dan dapat digunakan sebagai bahan bakar dengan ukuran yang relatif kecil. Salah satu biomassa yang dapat dimanfaatkan untuk pembuatan biopelet yaitu tandan kosong kelapa sawit dan sekam padi. Tujuan dari Penelitian ini untuk mengetahui potensi dan memaksimalkan biomassa tersebut, jenis perekat dan konsentrasi perekat yang sesuai untuk menghasilkan biopelet berkualitas. Komposisi campuran bahan baku TKKS dan sekam padi adalah 50%:50% dengan perbandingan perekat tepung tapioka dan tepung jagung 5%, 10% dan 15%. Metode yang digunakan pada Penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan menggunakan RAL (Rancangan Acak Lengkap) Faktorial dengan analisa ANOVA. Kemudian dilakukan pengujian kualitas biopelet seperti nilai kalor, kadar air, kadar abu, kadar zat terbang, densitas dan laju pembakaran. Standar mutu biopelet yang digunakan adalah SNI 8675:2018. Pengaruh penggunaan jenis perekat dan konsentrasi yang berbeda memberikan hasil yang berbeda pada nilai kalor, kadar air, kadar abu (ash), kadar zat terbang, densitas dan laju pembakaran. Perlakuan pada uji nilai kalor, kadar air, kadar abu dan kadar zat terbang terkecuali densitas memenuhi standar dari SNI 8675:2018.</p>2024-10-18T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanianhttps://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1152Analisa Pertumbuhan Isolat Cendawan Trichoderma sp. pada Berbagai Media Tumbuh Selektif2024-10-21T02:55:04+00:00Yustiar May Dra Putri[email protected]Hartini Hartini[email protected]<p>Cendawan <em>Trichoderma sp.</em> merupakan salah satu jenis cendawan yang memiliki peran sebagai hiperparasit pada beberapa jenis cendawan penyebab penyakit tanaman. Namun, perkembangbiakkannya masih umum menggunakan media PDA yang harganya relatif mahal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui media tumbuh yang paling efektif untuk pertumbuhan isolat cendawan <em>Trichoderma sp.</em> Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Proteksi Politeknik LPP Yogyakarta dan Kebun Praktek Politeknik LPP Yogyakarta pada bulan Maret – Mei 2024. Rancangan yang digunakan pada penelitian ini adalah rancangan acak kelompok lengkap dengan M1 (Media perbanyakan menggunakan jagung), M2 (Media perbanyakan menggunakan kompos yang telah dicampur dengan kotoran kambing), M3 (Media perbanyakan menggunakan sekam padi), M4 (Media perbanyakan menggunakan limbah kulit kakao), M5 (Media perbanyakan menggunakan tandan kosong kelapa sawit). Parameter pengamatan meliputi diameter pertumbuhan cendawan (cm), berat media tumbuh (gram), waktu yang dibutuhkan cendawan untuk memenuhi media pada cawan petri (HSI), dan daya tumbuh cendawan (%). Analisis data menggunakan <em>software </em>IBM SPSS Statistic 25 dengan menggunakan uji ANOVA dan uji lanjut DMRT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa media jagung merupakan media tumbuh yang paling efektif. Namun, terdapat media alternatif lain yaitu media kulit kakao yang dapat digunakan sebagai media tumbuh cendawan <em>Trichoderma sp.</em></p>2024-10-18T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanianhttps://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1153Kombinasi Ekstrak Biji Kelor (Moringa oleifera) dan Kulit Pisang Kepok (Musa acuminata X Balbiana) sebagai Bioadsorben Air yang Mengandung Larutan Pb dan Larutan Cd2024-10-21T03:14:55+00:00Andi Husnul Khatimah[email protected]Andi Kesya Khair Az-Zahra[email protected]Erniwati Erniwati[email protected]Hasnah Hasnah[email protected]<p>Di beberapa wilayah di Indonesia, air yang dikonsumsi oleh masyarakat telah terkontaminasi logam berbahaya seperti Pb dan Cd yang berasal dari berbagai sumber akibat penggunaan agrokimia yang berlebihan dan limbah industri. Hal ini tentu sangat berbahaya karena kualitas air sangat penting bagi kesehatan manusia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas kombinasi ekstrak biji kelor dan kulit pisang kepok dalam menurunkan kadar Pb dan Cd untuk membantu mengatasi sejumlah permasalahan pencemaran air akibat logam berbahaya. Percobaan dilakukan dengan mengombinasikan biji kelor dan kulit pisang kepok menggunakan teknik koagulasi dan flokulasi. Proses percobaan dilakukan dengan berbagai tahap yaitu pertama, membuat arang kulit pisang kepok yang diaktivasi menggunakan larutan H2SO4. Kedua, membuat serbuk biji kelor kemudian melakukan proses penjernihan dengan mengombinasikan dua bahan alami tersebut kemudian diaduk pada suhu ruang selama 60 menit dan pengendapan selama 30 menit. Hasil penelitian menunjukkan penurunan kadar konsentrasi Pb dan Cd setelah penggunaan bioadsorben. Penurunan timbal (Pb) pada gelas sampel 1 sebanyak 13,1596 mg/L dan gelas sampel 2 sebanyak 4,4398 mg/L. Penurunan kadar cadmium pada gelas sampel 1 sebanyak 2,659 mg/L dan pada gelas sampel 2 sebanyak 5,285 mg/L. Kombinasi ekstrak biji kelor dan kulit pisang kepok memberikan efisiensi pengurangan konsentrasi Pb dan Cd yang lebih tinggi dibandingkan dengan penggunaan masing-masing bahan secara terpisah. Kesimpulannya, kombinasi ekstrak biji kelor dan kulit pisang kepok efektif dalam mengurangi kontaminan logam berat seperti Pb dan Cd.</p>2024-10-18T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanianhttps://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1154Uji Efektivitas Silika Gel dari Sekam Padi dan Ampas Kopi Sebagai Adsorben 2024-10-21T03:28:18+00:00Adelia Belva Azilah[email protected]Andi Filzah Dahiyah Liana[email protected]Nur Elyssah Salam[email protected]Ermiyati Ermiyati[email protected]Hasnah Hasnah[email protected]<p>Indonesia adalah salah satu produsen utama dalam subsektor pertanian padi dan perkebunan kopi. Proses tersebut menghasilkan limbah sekam padi dan ampas kopi dan masih menjadi permasalahan yang sulit diatasi hingga saat ini. Perlu diketahui bahwa sekam padi merupakan salah satu sumber penghasil silika terbesar. Selain itu, karbon aktif pada ampas kopi dapat digunakan sebagai adsorben atau material yang mampu menyerap zat-zat kimia. Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas produk dari limbah yang berpotensi sebagai adsorben pengganti silika gel komersial. Pembuatan silika gel dilakukan dengan menyiapkan 5 sampel yang berisi abu sekam padi dan ampas kopi dengan takaran yang berbeda. Kemudian sampel menghasilkan filtrat berupa natrium silikat yang selanjutnya dinetralkan hingga pH = 7. Lalu dilakukan proses pemeraman dan disaring. Residu hasil penyaringan yang berhasil berbentuk gel hanya 2 sampel. Kedua sampel di keringkan, dihaluskan dan di cuci kemudian dikeringkan kembali dalam oven. Sampel silika gel di uji efektivitasnya sebagai adsorben selama 7 hari. Hasil uji dari penelitian ini menunjukkan bahwa silika gel yang mengandung 100% sekam padi menyerap air lebih cepat dibandingkan dengan silika gel yang mengandung 75% sekam padi dan 25% ampas kopi. Silika gel dari sekam padi dan ampas kopi ini dapat menjadi alternatif yang ekonomis dan ramah lingkungan daripada silika gel komersial.</p>2024-10-18T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanianhttps://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1155Pembuatan Obat Cream Jerawat Alami Berbahan Dasar Buah Belimbing Wuluh (Avverhoa bilimbi L.)2024-10-21T03:34:58+00:00Alya Zhaafirah Zulfikar[email protected]Andi Almira Rossa Sulaiman[email protected]Ashalina Shaista Ayla[email protected]Sukriyati Sukriyati[email protected]Hasnah Hasnah[email protected]<p>Pembuatan krim jerawat alami berbahan dasar belimbing wuluh <em>(Averrhoa bilimbi L.) </em>menarik perhatian karena belimbing wuluh mengandung senyawa aktif seperti flavonoid, tanin, dan saponin yang memiliki sifat antibakterI. Selain itu, belimbing wuluh juga memiliki aktivitas dan antioksidan, yang bermanfaat dalam perawatan kulit. Dengan mempertimbangkan kandungan aktif, sifat antibakteri, dan aktivitas antioksidan belimbing wuluh, serta informasi formulasi dari penelitian terkait, pembuatan krim jerawat alami berbahan dasar belimbing wuluh dapat menjadi pilihan untuk perawatan kulit. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui cara pembuatan cream jerawat alami dari buah belimbing wuluh. Proses percobaan penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan mencampurkan bubuk belimbing wuluh dengan bahan pendukung lainnya seperti viscolam (bahan pengental) 8 gr dan aquadest dalam proporsi yang tepat. Proses percobaan dilakukan selama 5 hari yaitu 2 hari pertama dilakukan proses pengeringan buah belimbing dengan oven menggunakan suhu 45-50 derajat kemudian menghaluskan ekstrak belimbing wuluh dengan menggunakan blender atau alat penghalus lainnya hingga menjadi sedikit halus. 2 hari berikutnya dilakukan proses maserasi dan evaporasi. Hari terakhir, mencampurkan esktrak buah belimbing yang halus dengan bahan pendukung viscolam (bahan pengental) dan menyimpan cream jerawat dalam wadah steril dengan suhu dingin. Berdasarkan hasil penelitian, belimbing wuluh dapat digunakan untuk mengobati masalah jerawat pada muka, kandungan buah belimbing wuluh pada cream dinilai efektif dalam mengobati masalah jerawat.</p>2024-10-18T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanianhttps://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1156Pengembangan Produk Susu Biji Semangka Rendah Kolestrol dan Tinggi Protein dengan Penambahan Perisa Vanila dan Kurma2024-10-21T05:19:52+00:00Nabila Salsabila Taslim[email protected]Athalia Hyacintha Ratnaduhita[email protected]Nur Ikhranawafa[email protected]Elfiani Rizki[email protected]<p>Penelitian ini bertujuan mengembangkan susu alternatif dari biji semangka sebagai pengganti susu sapi, mengingat beberapa individu mengalami alergi atau intoleransi terhadap susu sapi. Untuk mencapai tujuan ini, biji semangka diekstraksi untuk menghasilkan susu biji semangka, yang kemudian dianalisis untuk menentukan sifat fisikokimia, kandungan nutrisi, dan sifat organoleptik. Analisis fisikokimia meliputi pemeriksaan viskositas, warna, dan pH susu biji semangka, yang menunjukkan bahwa produk ini memiliki karakteristik yang memadai dan mirip dengan susu sapi. Kandungan nutrisi susu biji semangka meliputi sekitar 1,6 gram protein, 0,5 gram lemak, 2-3 gram karbohidrat per 100 gram, serta mineral yang setara dengan susu sapi. Sifat organoleptik, seperti rasa, aroma, dan penerimaan umum oleh konsumen, juga diuji. Hasilnya menunjukkan bahwa susu biji semangka diterima dengan baik oleh anak-anak, meskipun rasa yang dihasilkan kurang menarik dibandingkan susu sapi. Meskipun biji semangka menawarkan manfaat nutrisi yang signifikan, tantangan utama adalah mengatasi rasa langu yang kurang disukai. Penelitian ini menyarankan bahwa untuk meningkatkan penerimaan pasar, perlu adanya inovasi dalam proses produksi serta strategi pemasaran yang efektif. Dengan pendekatan ini, susu biji semangka berpotensi menjadi solusi nabati yang menarik dan berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhan konsumen akan produk susu yang sehat. Penelitian ini menyimpulkan bahwa dengan pengembangan lebih lanjut, susu biji semangka dapat menjadi alternatif susu yang baik dan diterima secara luas.</p>2024-10-18T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanianhttps://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1157Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Terung (Solanum melongena L.) pada Berbagai Dosis Pupuk Organik Cair Rendaman Buah Lada2024-10-21T05:29:51+00:00Robiatul Adawiyah[email protected]La Ode Safuan[email protected]Andi Nurmas[email protected]Fadel Muhammad[email protected]<p>Air rendaman buah lada selama ini belum dimanfaatkan oleh petani sehingga berdampak kepada masalah lingkungan dan memperburuk kesehatan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pupuk organik cair rendaman buah lada terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman terung. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapangan Kebun Percobaan II Fakultas Pertanian Universitas Halu Oleo dan Laboratorium Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Halu Oleo, mulai Juni sampai Oktober 2022. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak kelompok (RAK) dengan perlakuan dosis pupuk organik cair rendaman buah lada yang terdiri atas 5 taraf yaitu tanpa pupuk organik cair (P0), dosis 100 (P1), 200 (P2), 300 (P3) dan 400 mL L<sup>-1</sup> air (P4). Setiap perlakuan diulang sebanyak 3 kali sehingga diperoleh 15 unit percobaan, setiap unit percobaan terdapat 4 tanaman sehingga total 60 tanaman. Variabel yang diamati adalah tinggi tanaman, diameter batang, jumlah daun, luas daun, berat basah buah, berat kering buah, berat basah tanaman, berat kering tanaman, indeks panen dan produktvitas tanaman terung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dosis pupuk organik cair rendaman buah lada berpengaruh nyata menurunkan pertumbuhan dan produksi tanaman terung. Perlakuan tanpa pupuk organik cair rendaman buah lada merupakan perlakuan yang lebih baik pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan produktivitas tanaman lada.</p>2024-10-18T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanianhttps://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1158Pengaruh Dosis Berbagai Kombinasi Kompos Tandan Kosong Kelapa Sawit terhadap Perkembangan Akar Jagung (Zea mays L.) Fase Vegetatif2024-10-21T05:38:37+00:00Marselina Kendek[email protected]Benang Purwanto[email protected]Michel Koibur[email protected]<p>Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) adalah hasil limbah padat yang berasal dari perkebunan kelapa sawit yang tidak terolah. Pengolahan limbah TKKS untuk dijadikan kompos merupakan alternatif yang terbaik karena mengandung unsur-unsur penting yang dibutuhkan tanaman seperti nitrogen (N) 2,14%, fosfor (P) 1,15%, kalium (K) 0,25%, dan C-organik 35,79% seta kompos TKKS juga berpotensi memperbaiki sifat kimia, biologi, dan fisik tanah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Pengaruh Dosis Berbagai Kombinasi Kompos TKKS Terhadap Perkembangan Akar Jagung (<em>Zea mays L</em>.) Fase Vegetatif. Pelaksanaan penelitian berada di Kampus 1 Polbangtan Manokwari, Jln. SPMA Reremi, Manokwari, Papua Barat selama 42 hari. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 1 faktor yaitu pemberian dosis berbagai kombinasi kompos TKKS, terdiri dari 9 perlakuan dan 3 ulangan yaitu D0= Control, D1= 10 ton ha<sup>-1</sup> Kombinasi TKKS 1; D2= 10 ton ha<sup>-1</sup> Kombinasi TKKS 2; D3= 10 ton ha<sup>-1</sup> Kombinasi TKKS 3; D4= 10 ton ha<sup>-1</sup> Kombinasi TKKS 4; D5= 20 ton ha<sup>-1</sup> Kombinasi TKKS 1; D6= 20 ton ha<sup>-1</sup> Kombinasi TKKS 2; D7= 20 ton ha<sup>-1</sup> Kombinasi TKKS 3; D8= 20 ton ha<sup>-1</sup> Kombinasi TKKS 4. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian dosis 20 ton ha<sup>-1</sup> komposisi TKKS 4 (D8), memberikan pengaruh terbaik dari setiap parameter yang diamati meliputi panjang akar 35.00 cm, volume akar 37,41 cm<sup>3</sup>, bobot basah akar 33.60 g, bobot kering akar 5.70 g, bobot basah tajuk 225.46 g, serta bobot kering tajuk 29.75 g.</p>2024-10-18T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanianhttps://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1159Pengaruh Pemberian Pupuk Organik Cair Cangkang Telur terhadap Pertumbuhan Fase Vegetatif Tanaman Kacang Tanah (Arachis hypogaea L)2024-10-21T05:46:47+00:00Tiwi J. Ningsih Dabamona[email protected]Benang Purwanto[email protected]Indah Pratiwi[email protected]<p>Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh pupuk organik cair cangkang telur terhadap pertumbuhan kacang tanah pada fase vegetatif. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah bubuk kulit telur 5 kg, gula merah 250 ml, EM4 250 ml dan air 2.250 ml. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang dilakukan dengan menggunakan metode eksperimental, dengan Random Group Design untuk menguji efek pemberian pupuk organik cair berdasarkan limbah cangkang telur jika ada perbedaan nyata maka akan diuji lebih lanjut dengan Post Hoc Test menggunakan uji DMRT (Duncan multiple range test). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan pupuk organik cangkang telur tidak berpengaruh signifikan terhadap parameter tinggi tanaman dan panjang akar. Sedangkan pemberian pupuk organik cair cangkang telu memberikan pengaruh nyata pada parameter jumlah tangkai daun dan berat basah tanaman kacang. Kesimpulan dari penelitian ini adalah pupuk organik cair cangkang telur dengan dosis P1 (10 ml), P2 (13 ml) dan P3 (16 ml) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap jumlah tangkai daun dan berat basah tanaman kacang, serta memberikan peningkatan tinggi dan panjang akar tanaman, sedangkan pemberian dosis P0 (kontrol) yang memberikan peningkatan jumlah tangkai daun tetapi tidak dengan tinggi tanaman, panjang akar dan berat basah pada tanaman kacang.</p>2024-10-18T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanianhttps://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1160Respon Pertumbuhan Tanaman Bawang Merah (Allium cepa) di Lahan Berpasir dengan Pengaplikasian Biochar Sekam Padi Kaya Pleurotus ostreatus2024-10-21T05:57:32+00:00Syamsiar Zamzam[email protected]Andi Dita Tawakkal Gau[email protected]Muh Mukhtadir Putra[email protected]<p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon pertumbuhan bawang merah dilahan berpasir dengan pengaplikasian biochar sekam padi kaya <em>Pleurotus ostrearus</em>. Penelitian ini dilaksanakan selama 4 bulan di kebun percobaan yang terletak di desa Jampue, Kabupaten Pinrang. Penelitian dilaksanakan dengan dua tahap, yaitu tahap subtitusi bibit jamur F1 <em>Pleurotus osteratus</em> ke dalam media biochar sekam padi dan penanaman bawang merah di lapangan. Penelitian merupakan eksperimen yang dilakukan di kebun percobaan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak kelompok yang terdiri dari 4 perlakuan yaitu biochar sekam padi tanpa <em>Pleurotus ostreatus</em>, biochar sekam padi kaya <em>Pleurotus ostreatus</em> 10 gram , biochar sekam padi kaya <em>Pleurotus ostreatus</em> 15 gram dan biochar sekam padi kaya <em>Pleurotus ostreatus</em> 20 gram. Parameter pengamatan penelitian ini adalah jumlah daun, tinggi tanaman, luas daun, lebar daun dan panjang daun tanaman bawang merah. Hasil penelitiaan menunjukkan bahwa pengaplikasian biochar sekam padi kaya <em>Pleurotus ostreatus</em> 20 gram berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan tanaman bawang merah dilahan berpasir.</p>2024-10-18T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanianhttps://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1161Kajian Evaluasi Kinerja Jaringan Irigasi Tersier Daerah Irigasi Parakan Badak, Kabupaten Karawang2024-10-21T06:02:41+00:00Shafira Puspa Ardelia[email protected]<p>Evaluasi kinerja jaringan irigasi merupakan suatu penilaian yang dibuat untuk mengetahui kondisi kinerja suatu jaringan irigasi. Kinerja pengelolaan irigasi secara bertahap akan mengalami penurunan, untuk meningkatkan kinerja jaringan irigasi perlu memperhatikan aspek-aspek yang membutuhkan penanganan lebih lanjut. Oleh karena itu, penulisan skripsi ini bertujuan untuk 1) mengetahui kondisi bangunan dan saluran jaringan irigasi tersier, Daerah Irigasi Parakan Badak; dan 2) mengevaluasi kinerja aspek fisik dan non fisik jaringan irigasi tersier, Daerah Irigasi Parakan Badak. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan penyuluhan kepada petani dan pedoman dalam perbaikan jaringan irigasi. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan survei dan observasi terkait kinerja jaringan irigasi tersier. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan ini digunakan untuk menganalisis data yang berkaitan dengan parameter indeks kinerja irigasi tersier sesuai pedoman PERMEN PU NO 12/PRT/M/2015. Secara keseluruhan hasil kinerja sistem irigasi tersier D.I Parakan Badak memiliki bobot final sebesar 73,70%. Hal ini menempatkan kondisi sistem irigasi tersier D.I Parakan Badak berada di bawah standar optimum. Salah satu cara meningkatkan kinerja D.I Parakan Badak yaitu dengan pemeliharaan saluran yang bersifat berkala pada saluran BPB 1,2 dan 4 KI.</p>2024-10-18T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanianhttps://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1162Pengaruh Kombinasi Tanah Top Soil dan Kotoran Ayam Broiler terhadap Pertumbuhan Tanaman Cabai Merah (Capsicum annuum L.) Fase Vegetatif2024-10-21T06:07:27+00:00Michel Koibur[email protected]Benang Purwanto[email protected]Evanggelius Nutrisius Kundi Kua[email protected]<p>Pupuk organik: Kotoran ayam merupakan sumber pupuk organik yang kaya akan nutrisi, termasuk nitrogen, fosfor, dan kalium. Nutrisi ini sangat dibutuhkan oleh tanaman cabai untuk pertumbuhan dan produksi yang baik. Meningkatkan kesuburan tanah: Kotoran ayam dapat meningkatkan kesuburan tanah dan kualitas struktur tanah. Hal ini akan memungkinkan tanaman cabai untuk menyerap nutrisi dengan lebih baik dan meningkatkan pertumbuhan akar. Tujuan penelitian untuk memperoleh kombinasi pupuk kandang dan media tanah top soil untuk meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman cabe merah. Penelitian ini dilaksanakan selama 3 bulan dimulai bulan Maret sampai dengan Mei 2024, yang berlokasi di (Kampus 1 Politeknik Pembangunan Pertanian Manokwari). Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK), dengan perlakuan dosis Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang mengunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK), dengan menggunakan 4 perlakuan dosis pupuk kandang ayam (P) sebagai berikut: dosis kombinasi perlakuan media tanah dalam penelitian yang akan dilakukan, sebagai berikut: P0= Tanah (600 gram), P1= Tanah + Pupuk Kandang 4:2 (400 gram : 200 gram), P2= Tanah + Pupuk Kandang 3:3 ( 300 gram : 300 gram), P3= Tanah + Pupuk Kandang 2:4 (200 gram : 400 gram). Hasil penelitian menunjukan bahwa pemberian pupuk kandang memberikan pengaruh nyata terhadap tinggi tanaman umur 14,21,28,35,42 HST.</p>2024-10-18T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanianhttps://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1163Analisis Pindah Panas Mesin Hot Press Extruder Pada Proses Pembuatan Bio Briket Dengan Pendekatan Numerik2024-10-21T06:12:50+00:00Wahyu Kristian Sugandi[email protected]Muhammad Saukat[email protected]Asep Yusuf[email protected]Muhammad Faza Lababan[email protected]<p>Kebutuhan akan Energi Baru Terbarukan (EBT) seperti bio-briket semakin mendesak untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil. Bio-briket berbahan dasar biochar dari pirolisis daun-ranting dengan plastik Polyethylene Terephthalate (PET) sebagai perekat merupakan salah satu solusi energi alternatif yang ramah lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perpindahan panas menggunakan pendekatan numerik dalam proses ekstrusi pembuatan bio-briket. Metode analisis deskriptif digunakan untuk menggambarkan dan menginterpretasi data hasil simulasi dan pengukuran aktual untuk memberikan pemahaman yang mendalam tentang distribusi panas. Dengan simulasi Python dan metode Finite Difference Method (FDM) berbasis koordinat polar, penelitian ini mengevaluasi distribusi suhu pada mesin hot press extruder dalam keadaan steady state. Hasil simulasi menunjukkan pola distribusi suhu yang konsisten, dengan suhu lebih tinggi terdeteksi di bagian tepi mesin pada 180°C supaya PET dapat melebur. Pengukuran daya rata-rata mencapai 3810,76 Watt atau sekitar 5,11 HP dengan torsi 519,85 Nm yang menghasilkan gaya sebesar 41588 N dan tekanan sebesar 4,23 x 10<sup>7</sup> Pascal untuk proses produksi bio-briket. Pengukuran suhu aktual menunjukkan rata-rata suhu berada pada angka 178 <sup>o</sup>C yang menandakan bahwa perbedaan suhu antara hasil simulasi dan actual tidak terlalu jauh. Penelitian ini membuktikan bahwa simulasi menggunakan Python efektif dalam memahami mekanisme perpindahan panas pada mesin dengan geometri kompleks seperti hot press extruder dan menegaskan bahwa metode numerik adalah metode yang ringkas dan efisien untuk menganalisis masalah matematika kompleks.</p>2024-10-18T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanianhttps://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1164Pemanfaatan Limbah Organik Pasar Baruga sebagai Pupuk Organik Cair pada Tanaman Pakcoy (Brassica rapa L.) di Sulawesi Tenggara2024-10-21T06:16:07+00:00Andi Nurmas[email protected]Robiatul Adawiyah[email protected]Makmur Jaya Arma[email protected]<p>Pakcoy merupakan tanaman sayuran famili <em>Brassicaceae</em> yang sangat digemari masyarakat saat ini. Produksi pakcoy di Sulawesi Tenggara masih rendah akibat penggunaan pupuk anorganik secara terus menerus. Limbah buah nenas, buah pisang dan limbah kubis merupakan salah satu alternatif pupuk organik cair yang dapat menggantikan pupuk anorganik dan banyak ditemukan di pasar-pasar tradisional di Sulawesi Tenggara. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh perlakuan dosis pupuk organik cair limbah organik terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman pakcoy. Percobaan disusun dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola tunggal dengan perlakuan dosis pupuk organik cair, yaitu: tanpa pemberian pupuk organik cair/kontrol (P0); Pupuk organik organik cair 30 mL.L<sup>-1</sup> air (P1); Pupuk organik cair 60 mL.L<sup>-1</sup> air (P2); Pupuk organik cair 90 mL.L<sup>-1</sup> air (P3). Perlakuan diulang 4 kali sehingga total satuan percobaan sebanyak 16 unit dan setiap unit terdapat 5 tanaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk organik cair limbah organik Pasar Baruga dengan dosis 30 mL.L<sup>-1</sup> air memberikan pertumbuhan dan produksi tanaman pakcoy yang lebih baik dibandingkan dengan kontrol, namun tidak berbeda nyata dengan dosis 60 dan 90 mL.L<sup>-1</sup>.</p>2024-10-18T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanianhttps://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1165Sebaran Kelompok Telur Penggerek Batang Padi Kuning (Scirpophaga incertulas Walker) dan Parasitoidnya pada Persemaian Padi di Kabupaten Garut2024-10-21T06:23:59+00:00Ghifari Aditya Maulana[email protected]Hermanu Triwidodo[email protected]Abdul Munif [email protected]<p>Sebaran Kelompok Telur Penggerek Batang Padi Kuning (<em>Scirpophaga incertulas </em>Walker) dan Parasitoidnya pada Persemaian Padi di Kabupaten Garut. Tanaman padi merupakan komoditas tanaman pangan penghasil beras yang penting di Indonesia. Salah satu kendala dalam upaya peningkatan produksi padi adalah kehilangan hasil yang disebabkan oleh serangan penggerek batang padi kuning (<em>Scirpophaga incertulas</em>) (Lepidoptera: Pyralidae) yang menyerang tanaman padi dari persemaian (fase vegetatif) sampai tanaman padi fase generatif. Umumnya petani mengendalikan penggerek batang padi kuning dengan menggunakan pestisida kimia. Selain penggunaan pestisida kimia untuk mengendalikan hama penggerek batang padi kuning, pengendalian hama terpadu (PHT) dapat menjadi alternatif lain. Penelitian ini bertujuan mengetahui sebaran kelompok telur penggerek batang padi kuning dan parasitoidnya pada pertanaman padi di Kecamatan Samarang, Tarogong Kidul, dan Tarogong Kaler, Kabupaten Garut Jawa Barat. Penelitian dilakukan dari bulan Desember 2021 hingga Februari 2022. Penelitian dilakukan dengan mengumpulkan kelompok telur pada persemaian padi, mewawancarai petani pemilik atau penggarap sawah, dan pemilik kios pertanian untuk mengidentifikasi hubungan antara sebaran kelompok telur dan intensitas penggunaan pestisida. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, sebaran mengenai kelompok telur, larva menetas, dan parasitoid di tiga kecamatan tidak berbeda nyata. Kelompok telur penggerek batang padi kuning paling banyak ditemukan di Kecamatan Samarang sedangkan parasitoid paling banyak ditemukan di Kecamatan Tarogong Kidul. Faktor sistem budi daya dan lingkungan mempengaruhi serangan hama penggerek batang padi kuning. Spesies parasitoid yang ditemukan di tiga kecamatan yaitu; <em>Telenomus rowani</em> (Hymenoptera: Scelionidae) dan <em>Tetrastichus schoenobii </em>(Hymenoptera: Eulophidae).</p>2024-10-18T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanianhttps://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1166Peningkatan Pertumbuhan dan Produksi Beberapa Vareietas Kedelai (Glycine Max L.) terhadap Pemberian Pupuk Hayati Pelarut Fosfat2024-10-21T06:29:04+00:00Rosmaria Girsang[email protected]Sri Mahareni Br Sitepu[email protected]Rizki Kurniawan[email protected]<p>Kedelai merupakan sumber protein nabati yang murah dibandingkan dengan sumber protein lain seperti ikan, susu, dan daging, kedelai memainkan peran penting dalam menjawab kebutuhan pangan dan meningkatkan gizi masyarakat.. Penggunaan varietas benih unggul dan didukung oleh penggunaan pupuk yang tepat juga memiliki peranan yang sangat penting terhadap kelangsungan pertumbuhan tanaman kedelai. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan 2 faktor dan 3 ulangan sehingga mendapatkan 36 plot penelitian. Faktor I Pupuk Hayati (H) yang terdiri dari 4 taraf, yaitu : H<sub>0</sub> = 0 ml/liter.air/tanaman, H<sub>1</sub> = 10 ml/ liter.air /polybag, H<sub>2</sub> = 20 ml/ liter.air/polybag, H<sub>3</sub> = 30 ml/ liter.air/polybag. Faktor II Varietas Kedelai (V) yang terdiri dari 3 taraf, yaitu: V<sub>1</sub> = Varietas Dega 1, V<sub>2</sub> = Varietas Dering 1, V<sub>3</sub> = Varietas Devon 1. Parameter pengamatan pada penelitian ini tinggi tanaman, jumlah cabang produktif, berat biji kering. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan pupuk hayati tidak berpengaruh nyata pada semua parameter yang diamati, sedangkan penggunaan varietas berpengaruh sangat nyata pada semua parameter yang diamati.</p>2024-10-18T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanianhttps://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1167Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Padi Organik Mentik Susu (Orizya sativa L.) (Studi Kasus di Paguyuban Petani Al Barokah Desa Ketapang Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang)2024-10-21T06:32:43+00:00Nisa Salma Salsa Bela[email protected]Sri Wahyuningsih[email protected]Hendri Wibowo[email protected]<p>Faktor – faktor yang mempengaruhi produksi padi organik mentik susu di Paguyuban Petani Al Barokah Desa Ketapang Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang. Pertanian organik adalah sistem pertanian yang menghindari penggunaan pupuk kimia sintetis, pestisida, dan bahan kimia lainnya. Tujuan dari pertanian organik adalah untuk mempertahankan keberlanjutan lingkungan, kesuburan tanah, dan menghasilkan makanan yang sehat dan alami. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi produksi padi organik mentik susu dan alasan petani menanam padi organik mentik susu Di Paguyuban Petani Al Barokah Desa Ketapang Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Agustus Tahun 2024. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan metode deskriptif analitis. Penentuan sampel dilakukan dengan (<em>purposive sampling</em>) pada petani metode pengambilan sampel petani paguyuban Al Barokah yang menanam padi organik jenis mentik susu dengan jumlah 100 orang sampel. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, kuisioner dan pencatatan,kajian pustaka dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel luas lahan, jumlah benih, pengalaman petani, keaktifan petani dalam kelompoktani, penerapan SNI organik, intensitas penyuluhan dan tenaga kerja berpengaruh signifikan terhadap produksi padi organik mentik susu dengan hasil analisis <em>R<sup>2 </sup></em>yaitu 90,4% dari variabel tidak bebas dan sisanya 9,6% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian.Dalam perhitungan skala likert alasan petani menanam padi organik mentik susu menyatakan bahwa mayoritas petani, sebesar 97%, sangat setuju dengan usahatani padi organik mentik susu di Al Barokah.</p>2024-10-18T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanianhttps://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1168Pengaruh Bahan Penyamak terhadap Kualitas Fisis Limbah Fillet Ikan Nila (Oreochromis niloticus) untuk Kulit Atasan Sepatu2024-10-21T06:36:03+00:00Dwi Wulandari[email protected]Sugiyanto Sugiyanto[email protected]Joko Samiyo[email protected]<p>Peneltian dengan bahan penyamak krom standar, nabati standar dan nabati modifikasi pada penyamakan kulit ikan nila dengan tujuan untuk mengetahui sifat fisis dari kulit tersamaknya. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 15 lembar kulit ikan nila mentah basah jenis (<em>Oreochromis niloticus )</em>dengan berat antara 20-25 g (375 g), krom, mimosa, sintan dan bahan pembantu samak lainnya. Perlakuan yang diterapkan dalam penelitian ini adalah kulit disamak dengan krom standar (KS), Kulit disamak dengan nabati standar (NS) dan kulit disamak dengan nabati modifikasi (NM). Data yang diperoleh dianalisa dengan Rancangan Acak Lengkap pola searah, masing-masing perlakuan diulang 3 kali. Uji Wilayah Ganda Duncan dilakukan bila, terdapat perbedaan antar perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan yang nyata pada setiap parameter. Hasil penelitian untuk kuat tarik KS=163,13 kg/cm<sup>2</sup>, NS= 76,96 kg/cm<sup>2</sup>, NM= 174,91kg/cm<sup>2</sup> memenuhi SNI 06-4593-1998. Hasil untuk kemuluran KS= 31%, NS=15%, NM= 55,33% melebihi SNI 06-4593-1998, kecuali perlakuan nabati standar, tetapi masih dalam standar UNIDO 1976. Serta hasil kuat sobek adalah KS=202 kg/cm, NS= 79 kg/cm, dan NM=335 kg/cm. Hasil penyamakan kulit limbah filet ikan nila dengan bahan penyamak nabati modifikasi terhadap kuat tarik, kemuluran dan kuat sobek adalah yang terbaik untuk produk atasan sepatu.</p>2024-10-18T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanianhttps://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1169Pemanfaatan Limbah Tanam Jamur Merang Bermedia Tandan Kosong Kelapa Sawit dan Pelepah Sawit sebagai Briket Energi Terbarukan2024-10-21T06:44:29+00:00Joel M Tampubolon[email protected]Sarono Sarono[email protected]Analianasari Analianasari[email protected]<p>Penelitian ini mengeksplorasi pemanfaatan limbah tanam jamur merang yang menggunakan tandan kosong kelapa sawit (TKKS) dan pelepah sawit sebagai bahan baku dalam pembuatan briket energi terbarukan. TKKS dan pelepah sawit, yang kaya akan kandungan selulosa, hemiselulosa, dan lignin, dipilih sebagai bahan dasar karena potensinya untuk menghasilkan energi alternatif yang berkelanjutan. Proses pembuatan briket melibatkan pirolisis untuk menghasilkan arang, yang kemudian dicampur dengan perekat tepung tapioka dan dicetak menjadi briket. Penelitian ini mencakup pengujian karakteristik fisik dan kimia briket, seperti kadar air, kadar abu, nilai kalor, dan laju pembakaran. Hasil analisis menunjukkan bahwa formulasi optimal diperoleh dengan kombinasi 60% TKKS dan 30% pelepah sawit, yang menghasilkan nilai kalor sebesar 5291,91 cal/g, sesuai dengan standar SNI. Penelitian ini memberikan kontribusi penting terhadap pengembangan energi terbarukan yang ramah lingkungan, serta menawarkan solusi untuk pengelolaan limbah kelapa sawit yang lebih efisien.</p>2024-10-18T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanianhttps://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1170Peningkatan Hasil Kentang Varietas Unggul Baru Kembang di Pengunungan Arfak 2024-10-21T06:50:12+00:00Apresus Sinaga[email protected]Amisnaipa Amisnaipa[email protected]<p>Selain penggunaan varietas unggul, Produksi kentang dapat ditingkatkan dengan menekan perkembangan pertumbuhan hama dan penyakit pada tanaman. Pengkajian dilakukan di lahan petani di Kampung Kisap di Distrik Ererai Kebupaten Pegaf. Pelaksanaan pengkajian dilakukan pada bulan April sampai dengan Desember 2018. Pengkajian disusun dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK), terdiri atas 4 perlakuan yang diulang sebanyak 3 kali sehingga terdapat 12 unit satuan percobaan, ekstra pestisida nabati dijadikan sebagai perlakuan. Data hasil pengamatan dianalisis dengan menggunakan Anova pada taraf 5 %, apabila terdapat beda nyata, maka dilanjutkan dengan uji Duncan’s Mutiple Range Test (DMRT) 5%. Untuk melihat hubungan antar komponen pada tanaman ketang dianalisis menggunakan analisis korelasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa intensitas serangan hama tanaman dan produksi kentang meningkat setelah mendapat perlakuan kombinasi herbisida nabati sereh dan sereh jeringo.</p>2024-10-18T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanianhttps://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1171Penelusuran Senyawa Bioaktif Daun Sampare Muda (Glochidion sp var. Biak) sebagai Kandidat Obat Antimalaria Melalui Studi In Silico2024-10-21T06:58:12+00:00Natanael Pardede[email protected]Hostalige Hutasoit [email protected]Risma Uli Situngkir[email protected]<p>Penelusuran senyawa bioaktif daun sampare muda (<em>Glochidion Sp Var. Biak</em>) sebagai kandidat obat antimalaria melalui studi <em>in silico</em>. Negara Indonesia terutama di daerah tropis malaria masih menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat yang signifikan. Pengobatan yang digunakan untuk mengatasi malaria adalah klorokuin. Namun, masalah resistensi <em>Plasmodium</em> menghalangi penggunaan klorokuin, yang merupakan masalah serius karena dapat menyebabkan kegagalan pengobatan atau bahkan kematian ketika tidak ada alternatif yang tersedia. Pengobatan secara tradisional menggunakan obat herbal telah diterima secara luas di negara maju dan berkembang di dunia internasional. Beberapa riset telah dilakukan untuk mendapatkan senyawa kimia yang terkandung di dalam tanaman tertentu diantaranya adalah tumbuhan daun sampare muda. Secara etnofarmasi tumbuhan obat tradisional daun sampare muda sudah lama dimanfaatkan oleh masyarakat lokal Biak. Metode <em>in silico</em> salah satunya penambatan molekul (<em>molecular docking</em>) dapat digunakan untuk membantu menemukan senyawa-senyawa yang kemungkinan besar berpotensi sebagai obat herbal, dengan membutuhkan waktu yang relatif singkat.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memvisualisasikan senyawa-senyawa aktif yang terdapat pada tumbuhan daun sampare muda dan memahami mekanisme kerja senyawa-senyawa tersebut terhadap protein malaria melalui studi <em>in silico</em>. Hasil dari pengujian senyawa daun sampare muda dapat dibandingkan dengan senyawa klorokuin. Senyawa aktif yang terkandung dalam daun sampare muda alami, seperti alkaloid karpain, caricaksantin, violaksantin, papain, saponin, flavonoid, politenol, dan quinon, telah ditemukan memiliki aktivitas sebagai antimalaria. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa senyawa bioaktif yang terdapat didalam daun sampare muda terbukti dapat memberikan efek kesehatan sebagaimana yang sudah dipercayai oleh masyarakat Biak. Penelitian ini menunjukan bahwa senyawa daun sampare muda memiliki potensi dan tingkat efektivitas sebagai obat antimalaria.</p>2024-10-18T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanianhttps://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1172Nephentes In Vitro Seedling on Low Ms Media Concentration2024-10-21T07:04:02+00:00Primadiyanti Arsela[email protected]Umar Battong[email protected]Aris Munandar[email protected]<p>Penerapan bioteknologi kultur jaringan (<em>in vitro</em>) merupakan salah satu cara untuk melestarikan dan mengembangkan tanaman kantong semar agar bahan tanaman dapat diproduksi dalam jumlah banyak dan dalam waktu singkat. Konsentrasi tinggi komponen nutrisi anorganik dan komprehensif dalam media MS mendorong pertumbuhan tanaman. Media MS dapat dimodifikasi hanya dengan mengaplikasikannya pada konsentrasi rendah pada beberapa tanaman untuk menghasilkan efek positif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi media semai N. mirabilis terbaik dengan konsentrasi MS rendah. Media semai yang digunakan adalah K1 (MS ½), K2 (1/4), K3 (1/6), K4 (1/8), dan K5 (1/5). Hasil penelitian menunjukkan bahwa K3 (media MS 1/6) merupakan media semai terbaik dan memberikan pengaruh nyata terhadap seluruh parameter penelitian antara lain jumlah benih yang berkecambah, jumlah eksplan hidup, dan jumlah eksplan yang dilengkapi kantong semar.</p>2024-10-18T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanianhttps://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1173Perbedaan Bahan Perekat terhadap Uji Fisik Bahan Organik Tablet Eceng Gondok2024-10-22T02:25:36+00:00Nurhalizah Putri Kajumi[email protected]Ronny Mulyawan[email protected]Jumar Jumar[email protected]<p>Penggunaan pupuk organik yang berasal dari bahan organik menjadi salah satu solusi bagi petani dalam menyuburkan tanah dan memberikan unsur hara bagi tanaman. Eceng gondok merupakan salah satu gulma air yang berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai pupuk organik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh perbedaan dan kriteria bahan perekat terhadap uji fisik tablet bahan organik berbahan eceng gondok. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan perlakuan faktor tunggal yaitu jenis perekat yang berbeda-beda pada setiap perlakuan. Sehingga dalam penelitian ini desain percobaan terdiri dari 5 perlakuan dengan 3 ulangan sehingga diperoleh 15 satuan percobaan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengaruh bahan perekat yang berbeda-beda mempengaruhi uji fisik pupuk tablet dari yang mudah hancur hingga yang mempunyai ketahanan tinggi. Kriteria perekat terbaik dilihat dari uji fisik, proses penyimpanan dan proses pengaplikasian di lapangan.</p>2024-10-18T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanianhttps://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1174Perbandingan Metode dalam Pengembangan Mesin Pemanen Padi2024-10-22T02:33:00+00:00Fahrur Rosi[email protected]Khoirul Hidayat[email protected]R Arief Firmansyah[email protected]Askur Rahman[email protected]<p>Pemanenan padi sering kali menghadapi berbagai tantangan, termasuk efisiensi, produktivitas, dan biaya. Pemanenan padi secara manual masih umum dilakukan di beberapa daerah, yang dapat mengakibatkan rendahnya produktivitas dan tingginya biaya tenaga kerja. Sebagai salah satu penyumbang pembangunan perekonomian terbesar yakni sektor pertanian perlu didukung dengan sarana dan prasarana seperti pengadaan mekanisasi pertanian, Tujuan penelitian ini adalah membandingkan metode dalam pengembangan mesin pemanen padi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah membandingkan antara metode Value Engineering, Quality Function Deployment, dan Kansei Engineering. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa metode Value Engineering merupakan metode pengembangan yang menekankan pada peningkatan nilai dengan berfokus pada fungsi produk dan mempertimbangkan biaya serta alternatif yang lebih efisien secara sistematis, karena metode Value Engineering bersifat kreatif dan sistematis dengan tujuan untuk menghasilkan mesin yang lebih ekonomis, memiliki kinerja optimal, dan mampu mengurangi biaya produksi tanpa mengorbankan kualitas hasil panen. Selian itu metode Value Engineering juga memiliki lima tahapan yaitu tahap informasi, kreatif, analisis, pengembangan, dan rekomendasi untuk pengurangan biaya produksi dan peningkatan efisiensi kinerja mesin. Dengan mengoptimalkan desain, mesin menjadi lebih sederhana, mudah dirawat, dan lebih terjangkau bagi petani.</p>2024-10-18T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanianhttps://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1175Pengaruh Konsentrasi Ekstrak Rosela (Hibiscus sabdariffa L.) terhadap Karakteristik Mutu Masker Clay 2024-10-22T02:38:46+00:00Trevina Mikha Sinuraya[email protected]<p>Masker <em>clay </em>merupakan salah satu jenis <em>skincare </em>yang umum digunakan oleh masyarakat pada zaman sekarang. Terdapat berbagai jenis masker <em>clay </em>dengan tambahan bahan aktif alami yang diharapkan dapat menambah nilai mutu dari masker <em>clay. </em>Salah satu bahan aktif yang dapat digunakan dalam pembuatan sediaan masker <em>clay </em>adalah ekstrak kelopak rosela. Rosela dikenal sebagai tanaman yang kaya akan kandungan vitamin C dan antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengetahui pengaruh penambahan variasi konsentrasi ekstrak kelopak rosela terhadap mutu masker <em>clay. </em>Kelayakan mutu sediaan masker <em>clay </em>didasarkan pada parameter SNI 16-6070-1999. Parameter SNI yaitu dari organoleptik dan pH. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental laboratorium. Terdapat dua perlakuan kontrol berbeda dalam penelitian ini, yaitu penggunaan gliserin dan propilenglikol yang masing - masing keduanya akan ditambahkan ekstrak kelopak rosela sebesar 5%. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ekstrak kelopak rosela dapat memenuhi persyaratan mutu SNI dan dapat digunakan sebagai bahan aktif dalam pembuatan sediaan masker <em>clay</em>. Hasil terbaik dari penelitian ini menunjukkan bahwa sediaan masker <em>clay </em>dengan penggunaan gliserin lebih baik dibanding dengan masker <em>clay </em>dengan penggunaan propilenglikol. Seluruh perlakuan dapat mempengaruhi pH masker <em>clay</em>. Kesimpulan yang didapatkan dari penelitian ini adalah ekstrak kelopak rosela dapat diformulasikan sebagai sediaan masker <em>clay</em>.</p>2024-10-18T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanianhttps://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1176Program Kebijakan Tumpang Sisip Padi Gogo di Sela Perkebunan Kelapa: Strategi Peningkatan Produksi dan Pendapatan Petani2024-10-22T02:44:49+00:00Ari Abdul Rouf[email protected]Soimah Munawaroh[email protected]Hasim Djamalu Moko[email protected]<p>Program Kebijakan Tumpang Sisip Padi Gogo di Sela Perkebunan Kelapa: Strategi Peningkatan Produksi dan Pendapatan Petani. Kajian ini dilaksanakan guna menganalisis produktivitas dan kelayakan padi gogo dengan teknologi larikan gogo super dibawah naungan kelapa. Penelitian dilaksanakan di Desa Bongoime, Kecamatan Tilongkabila, Bone Bolango, Provinsi Gorontalo, pada bulan Februari-Juni 2021. Kajian dilaksanakan dengan menggunakan rancangan tersarang (nested design). Petak utama merupakan kondisi naungan yaitu lahan naungan dan tanpa naungan. Anak petak dari percobaan merupakan varietas padi gogo baik VUB maupun lokal. Adapun teknologi yang diaplikasikan adalah teknologi rekomendasi dari Kementerian Pertanian untuk larikan gogo super. Produktivitas padi gogo ternaungi sebesar 1.707 kg/ha diketahui lebih rendah dibandingkan dengan pada kondisi terbuka yang sebesar 4.396 kg/ha. Mempertimbangkan pengeluaran usahatani dan penerimaan diketahui bahwa dari 6 varietas yang diujicobakan hanya Varietas Inpago 12 yang memiliki nilai pendapatan positif yaitu Rp 2,048,146/ha/musim, adapun RC yang diperoleh sebesar 1.16. Hal ini bermakna bahwa setiap unit satuan biaya yang dikeluarkan petani, maka akan menghasilkan penerimaan sebesar 1.16 unit. Adapun keberlanjutanya penerapan larikan gogo dibawah naungan berdasarkan persepsi kooperator dengan mempertimbangkan keunggulan relatif, tingkat kesesuaian, tingkat kerumitan, dapat dicoba, dan dapat diamati maka teknologi tersebut layak untuk dilanjutkan dengan dengan kategori sedang-tinggi. Secara keseluruhan, program pengembangan padi gogo dibawah lahan perkebunan layak dilakukan namun perlu melakukan penyesuaian teknologi yang diterapkan, tambahan air, cakupan yang luas dan pendampingan teknlogi.</p>2024-10-18T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanianhttps://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1177Uji Berbagai Tingkat Kematangan Buah terhadap Viabilitas Benih Tomat (Lycopersicum esculemtum L.)2024-10-22T02:51:41+00:00Ardaniah Ardaniah[email protected]Syafitri Rahmawati[email protected]<p>Daya kecambah benih berkaitan dengan pemasakan buah. Mutu biji tertinggi diperoleh pada saat buah masak fisiologis. Pada saat buah telah mencapai masak fisiologi biji telah mempunyai berat kering yang maksimum. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya kecambah benih dari berbagai tingkat kematangan buah Penelitian dilaksanakan di lahan percobaan Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur Kecamatan Tanah Grogot, Kabupaten Paser mulai tanggal 7 -14 Desember 2023. Penelitian dilaksanakan secara demplot dengan 3 taraf perlakuan yaitu: t1 = biji buah tomat merah, t2 = biji buah tomat kuning dan t3 = biji buah tomat hijau. Hasil penelitian menunjukkan bahwa buah tomat merah memiliki viabilitas yang lebih tinggi dibanding buah tomat kuning dan hijau.</p>2024-10-18T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanianhttps://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1178The Effect of Providing Nasa POC Concentration and Various Types of Organic Mulch on The Growth and Yield of Purple Eggplant Plant (Solanum melongena L)2024-10-22T02:56:29+00:00Hellina Rahmisari[email protected]Kun Rawan Sari[email protected]<p>Pengaruh Perbedaan Mulsa Organik dan Konsentrasi POC NASA terhadap Pertumbuhan dan Hasil Terong Ungu (Solanum melongena L.). Selama tujuh bulan, yaitu tanggal 10 Maret hingga 3 September, penelitian dilakukan di Desa Tapis, Kecamatan Tanah Grogot, Kabupaten Paser. Dengan menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) dua faktor yang diulang sebanyak tiga kali, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak pemberian konsentrasi POC NASA dan jenis mulsa organik yang berbeda. Perlakuan konsentrasi POC NASA yang berbeda-beda, yang terbagi dalam tiga taraf yaitu pl (tanpa POC NASA), P2 (20 cc/10 liter air), dan P3 (20 cc/20 liter air), merupakan faktor pertama. Faktor kedua adalah cara berbagai jenis mulsa organik diolah, dan ini termasuk. Pemberian konsentrasi POC NASA, menurut temuan penelitian, berpengaruh nyata terhadap metrik yang diukur, seperti rata-rata bobot buah per tanaman sampel pada panen 1, 2, 3, 4, dan 5, serta bobot buah per plot dan hektar pada panen 1, 2, 3, 4, dan 5. panen ke 1, 2, 3, dan 4. Kemudian pada panen kelima berpengaruh nyata terhadap karakteristik bobot tanaman per sampel. Pada saat yang sama, penerapan berbagai jenis mulsa organik menunjukkan dampak yang signifikan terhadap parameter-parameter yang dicatat, seperti berat buah per sampel tanaman pada panen kelima, berat buah per petak pada panen kelima, dan berat buah per hektar pada panen kelima. Selain itu, perlakuan pertumbuhan tanaman terong ungu terbaik dicapai dengan menggabungkan perlakuan konsentrasi POC NASA dengan mulsa organik konsentrasi 40cc/20 liter air dan menggunakan mulsa jenis jerami padi. Sementara itu, perlakuan interaksi antara konsentrasi POC NASA dan berbagai jenis mulsa organik tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap seluruh metrik yang dievaluasi.</p>2024-10-18T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanianhttps://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1179Pengembangan Pangan Lokal sebagai Alternatif Pengganti Beras di Kota Tidore Kepulauan2024-10-22T03:03:04+00:00Sitti Febriyani Syiko[email protected]Ramli Saraha[email protected]Yunita Kaufua[email protected]Sulianti Bonde[email protected]Gazalli Djafar[email protected]<p>Selama ini beras dijadikan sumber utama pangan lokal bagi pemenuhan kebutuhan konsumsi masyarakat. Padahal banyak alternatif lain selain beras yang tersedia dalam jumlah yang cukup, dengan mutu yang layak, aman dikonsumsi dan dengan harga yang terjangkau oleh masyarakat. Potensi pangan lokal selain beras memiliki keunggulan tersendiri, baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Pangan lokal mempunyai keunggulan dari segi kualitas, kuantitas dan juga berfungsi untuk kelestarian biodiversity dan kelestarian ecosystem. Berdasarkan data dari BPS tahun 2021, sektor pertanian Kota Tidore Kepulauan merupakan sektor yang memiliki distribusi kedua terbesar setelah administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib. Kontribusi presentase sektor pertanian, kehutanan dan perikanan di Kota Tidore Kepulauan yaitu sebesar 24,36%. Namun beberapa permasalahan di sektor pertanian masih dijumpai, seperti adanya distribusi pemasaran produk pertanian. Di Kota Tidore Kepulauan, potensi sumber pangan selain beras tersebut sudah lama membudaya di masyakarat dan menjadi potensi lokal yang perlu dikembangkan. Tujuan dari kajian antara lain untuk mengetahui diversifikasi potensi pangan lokal dan menyusun strategi pengembagan sebagai alternatif pengganti beras di Kota Tidore Kepulauan. Berdasarkan analisis SWOT dan kuadran IFAS EFAS maka dapat disimpulkan bahwa pengembangan pangan lokal sebagai alternatif pengganti beras di Kota Tidore Kepulauan menggunakan <em>Diversifikasi Concentric Strategy</em> (Strategi Diversifikasi Konsentrik). Strategi tersebut dimana produk-produk baru yang harus dikembangkan memiliki hubungan dalam pemasaran dan teknologi. Potensi pangan lokal yang terdapat di Kota Tidore Kepulauan dapat dilakukan pengembangan teknologi pengolahan yang dalam meningkatkan nilai tambah pangan lokal.</p>2024-10-18T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanianhttps://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1180Kajian Etnobotani Tumbuhan Obat Masyarakat pada Lahan Agroforestri Kopi Lereng Gunung Sindoro di Desa Bansari Kabupaten Temanggung2024-10-22T04:37:53+00:00Aswin Hendry Atmoko[email protected]Brahmada Alif Fayza Ramadhani[email protected]Annisa Nanda Oktavia[email protected]<p>Gunung Sindoro (3.136 mdpl) merupakan salah satu gunung yang berada di wilayah Kabupaten Temanggung yang masih terjaga hutan dan Kawasan konservasinya. Pada Kawasan hutan di lereng gunung Sindoro sisi timur yang memiliki potensi keanekaragaman hayati yang tinggi terdapat agroforestri kopi arabika (<em>Coffea arabica</em>) yang dikombinasikan dengan pohon dan vegetasi asli oleh masyarakat Desa bansari. Masyarakat terutama petani yang berperan dalam proses produksi tanaman kopi arabika di Desa Bansari memanfaatkan kekayaan biodiversitas flora di lokasi agroforestri tersebut salah satunya adalah sebagai tanaman obat tradisional secara turun-temurun. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis aspek etnobotani tumbuhan berpotensi obat pada petani dan masyarakat di Desa Bansari. Melalui kajian etnobotani maka akan diperoleh <em>database</em> tumbuhan berpotensi obat yang telah diidentifikasi dan dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar, sekaligus sebagai upaya untuk konservasi dan kepentingan produksi tanaman obat. Penelitian dilakukan di 8 petak lahan agroforestri kopi arabika dan dimulai pada 28 Agustus 2024 hingga 1 September 2024. Penelitian ini merupakan penelitian model kualitatif dengan observasi secara langsung di lahan agroforestri dan wawancara menggunakan metode PRA (<em>Participatory Rural Appraisal</em>) pada 70 responden, data dianalisis dan disajikan secara deskriptif kualitatif. Penelitian menunjukan hasil bahwa diperoleh 31 spesies dari 21 famili tumbuhan yang telah diidentifikasi dan dimanfaatkan sebagai tanaman obat. Bagian yang paling banyak dimanfaatkan adalah bagian daun dengan persentase 41,39 % (13 tumbuhan) dan paling sedikit adalah bagian biji dan bunga sebesar 3,22 % ( 1 tumbuhan). Pemanfaatan tanaman obat oleh masyarakat dan petani di Desa Bansari masih sangat sederhana dan tidak terdapat proses pengolahan dan penambahan bahan secara khusus.</p>2024-10-18T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanianhttps://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1181Pengaruh Variasi Konsentrasi Ekstrak Rosela (Hibiscus sabdariffa L.) terhadap Mutu Sediaan Serum Wajah2024-10-22T04:46:15+00:00Maulicha Izzatun Maza[email protected]S. Rosalinda[email protected]Soraya Ratnawulan Mita[email protected]<p>Penelitian ini mengevaluasi pengaruh konsentrasi ekstrak rosela terhadap karakteristik dan mutu serum wajah dengan fokus pada parameter SNI 16-4399-1996. Serum wajah diformulasikan dengan konsentrasi ekstrak rosela 0%, 0,5%, 1%, dan 1,5% dan diuji berdasarkan kenampakan, pH, viskositas, dan bobot jenis. Ekstraksi dilakukan dengan metode <em>Ultrasound Assisted Extract</em> (UAE) menggunakan etanol 96% untuk memastikan kualitas senyawa bioaktif. Hasil menunjukkan bahwa serum dengan konsentrasi ekstrak rosela 0%; 0,5%; dan 1% menunjukkan hasil yang baik dalam beberapa parameter yang mengacu pada kriteria mutu SNI 16-4399-1996, dengan kenampakan, pH, viskositas, dan bobot jenis yang sesuai. Konsentrasi 1,5% menghasilkan pH yang terlalu rendah, sehingga tidak ideal.</p>2024-10-18T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanianhttps://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1182Analisis Neraca Air Sub Das Cikeruh Provinsi Jawa Barat2024-10-22T04:55:17+00:00Andini Nurany[email protected]Chay Asdak[email protected]Yogina Lestari Ayu[email protected]<p>Pertumbuhan populasi dan peningkatan penggunaan lahan di Sub DAS Cikeruh berdampak pada ketersediaan dan kebutuhan air. Pertumbuhan penduduk yang sangat pesat yang diiringi dengan tekanan kebutuhan penduduk yang tinggi, menyebabkan kerusakan kelestarian hutan yang merupakan tempat dimana proses daur hidrologi berlangsung. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh nilai terbaru neraca air melalui analisis ketersediaan dan kebutuhan air di Sub DAS Cikeruh. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan deskriptif. Ketersediaan air yang dilakukan menggunakan metode FJ. Mock, analisis kebutuhan air berdasarkan SNI 6728.1-2015 dan penelitian-penelitian lainnya yang terkait. Penelitian yang telah dilakukan menghasilkan ketersediaan air Sub DAS Cikeruh sebesar 214,814,368.13 /tahun dengan ketersediaan air rata-rata 17,901,197.34 /bulan dan total kebutuhan air sebesar 590,474,541.41 /tahun dengan kebutuhan air rata-rata sebesar 49,206,211.78 /bulan. Akibat curah hujan yang rendah dan tingginya tingkat evapotranspirasi, neraca air di Sub DAS Cikeruh mengalami defisit setiap tahun. Hal ini menyebabkan pasokan air dari hujan berkurang dan tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan air.</p>2024-10-18T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanianhttps://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1183Pemanfaatan Anggur Laut (Caulerpa racemosa) untuk Memperbaiki Sistem Imun yang berdampak pada Pencegahan Stunting dengan Pendekatan Uji In Silico dalam Bidang Neutraceutical2024-10-22T05:02:52+00:00Esterlina Rumayomi[email protected]Dougklas L. Watimmury[email protected]Hostalige Hutasoit[email protected]<p>Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi potensi anggur laut sebagai bahan neutraceutikal dalam memperbaiki sistem imun tubuh untuk membantu dalam pencegahan stunting. Dengan pendekatan uji in silico, diharapkan dapat memperkuat bukti ilmiah mengenai khasiat anggur laut Caulerpa racemosa dalam mencegah stunting pada anak-anak. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam pengembangan produk kesehatan yang efektif dan aman bagi anak-anak yang rentan terhadap stunting. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif eksploratif dengan menggunakan software Protein Data Bank (RCSB PDB), PubChem, PyMOL, Discovery Studio 2024, PreADMET, dan UniProt. Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan protein target 1AO6 membuktikan senyawa bioaktif solanapyhreno C pada C.racemosa memiliki panjang ikatan yang kuat dengan menduduki posisi active site pada protein target 1AO6. Hasil analisis dapat dipakai sebagai bahan tambahan pangan untuk mencegah stunting serta dapat memperbaiki sistem imun dengan demikian dapat dijadikan sebagai kandidat suplemen alami berbasis bahan dari laut yang dapat memperbaiki sistem imun serta mencegah stunting pada anak.</p>2024-10-18T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanianhttps://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1184Pengaruh Perendaman Paclobutrazol terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Kacang Kedelai2024-10-22T05:10:44+00:00Ariani Syahfitri Harahap[email protected]Muhammad Hafiz[email protected]Sri Mahareni Br. Sitepu[email protected]Rizka Luthfiyyah Nabillah[email protected]<p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perendaman paclobutrazol terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kacang kedelai. Penelitian ini dilaksanakan lahan Penelitian Universitas Pembangunan Panca Budi di Dusun 3 Desa Sampe Cita, Kecamatan Kutalimbaru, Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara pada bulan November 2013 sampai dengan selesai. Penelitian dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) nonfaktorial dengan perlakuan paclobutrazol pada taraf 0 ppm, 25 ppm, 50 ppm, 75 ppm yang diulang sebanyak 3 ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa parameter yang berpengaruh nyata yaitu parameter tinggi tanaman dan jumlah polong per sampel serta tidak berpengaruh nyata pada parameter jumlah cabang produktif, panjang akar, jumlah polong per plot dan berat 100 biji. Konsentrasi paclobutrazol 25 ppm memberikan hasil terbaik dalam pertumbuhan dan produksi tanaman kedelai.</p>2024-10-18T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanianhttps://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1185Potensi Agens Hayati dan dan Metabolit Sekunder sebagai Pengendali Liriomyza spp. (Diptera: Agromyzidae) dan Pucciana horiana2024-10-22T05:16:09+00:00Gallyndra Fatkhu Dinata[email protected]Rifzi Devi Nurvitasari[email protected]<p><em>Trichoderma</em> sp. dan <em>Pseuomonas fluorescens</em> merupakan agens hayati yang memiliki kemampuan terhadap beberapa patogen dan hama. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pemberian agens hayati <em>Trichoderma</em> sp dan metabolit sekunder <em>P. fluorescens</em> berdampak pada pertumbuhan dan intensitas serangan penyakit karat daun dan hama lalat pengorok daun pada tanaman krisan varietas super red. Penelitian dilaksanakan di Green House Rembangan dan Laboratorium Perlindungan Tanaman, Politeknik Negeri Jember selama 3 bulan dari September hingga November 2023. Metode penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan dan 3 kali ulangan, setiap ulangan terdapat 2 unit percobaan, dengan setiap unit terdapat 5 sampel tanaman, sehingga terdapat 90 tanaman yang diamati setiap minggunya. Parameter yang diamati meliputi intensitas penyakit karat daun dan serangan hama lalat pengorok daun. Parameter vegetatif yang diamati yaitu tinggi tanaman dan jumlah daun, sedangkan parameter generative yang diamati yaitu waktu muncul knop dan jumlah knop serta waktu muncul bunga dan jumlah bunga. Analisis data menggunakan <em>Analisys of Variance </em>(ANOVA) dengan tingkat kepercayaan 95%. Berdasarkan analisis data diperoleh hasil bahwa perlakuan <em>Trichoderma </em>sp. dan metabolit Sekunder <em>P. fluorescens </em>mampu menekan pertubuhan penyakit karat daun yang disebabkan oleh jamur pathogen <em>P. horiana</em>. Namun perlakuan <em>Trichoderma </em>sp. dan metabolit Sekunder <em>P. fluorescens</em> tidak mampu menekan serangan <em>Liriomyza</em> sp.</p>2024-10-18T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanianhttps://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1186Kajian Alih Fungsi Lahan Sawah menjadi Lahan Non Sawah dan Lahan Terbangun2024-10-22T05:21:16+00:00Eva Nuraeni[email protected]Edy Suryadi[email protected]Dwi Rustam Kendarto[email protected]<p>Alih fungsi lahan sawah menjadi lahan non-sawah dan lahan terbangun di Kabupaten Banjar dan Kota Banjarbaru merupakan isu signifikan akibat pembangunan infrastruktur dan perumahan yang pesat. Sekitar 6% lahan pertanian di Kabupaten Banjar menyusut setiap tahunnya, dari 320.325 hektar pada 2019 menjadi 319.766 hektar pada 2020. Berdasarkan interpretasi peta 2021-2023, lahan sawah berubah menjadi lahan non-sawah di 143 lokasi, menjadi lahan terbangun di 201 lokasi, dan lahan lain menjadi sawah di 494 lokasi. Di Kota Banjarbaru, terdapat 31 lokasi alih fungsi lahan sawah di dua kecamatan, yaitu Landasan Ulin dan Cempaka. Faktor-faktor yang mempengaruhi alih fungsi lahan yaitu kepadatan penduduk, rasio harga lahan pertanian/non pertanian, rasio nilai produksi pertanian/non pertanian dan rasio aksesibilitas wilayah. Upaya penyesuaian penggunaan lahan dilakukan dengan cara <em>ground check</em> agar mengetahui kondisi lapangan secara aktual. Berdasarkan rumus Slovin, nilai toleransi pengambilan sampel sebesar 8%, sehingga jumlah sampel yang dilakukan ground check sebanyak minimal 120 lokasi. Dengan demikian<em>, ground check</em> pada Kabupaten Banjar dilakukan pada 130 lokasi, sedangkan <em>ground check</em> pada Kota Banjarbaru dilakukan pada 31 lokasi. Berdasarkan hasil ground check, terverifikasi alih fungsi lahan sawah menjadi lahan terbangun sebanyak 115 lokasi pada Kabupaten Banjar dan 29 lokasi pada Kota Banjarbaru. Alih fungsi lahan sawah berpotensi mengancam ketahanan pangan dan merusak ekosistem. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui luas penggunaan lahan dan faktor- faktor yang menyebabkan terjadinya alih fungsi pada Kabupaten Banjar dan Kota Banjarbaru.</p>2024-10-18T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanianhttps://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1187Pegujian Viabilitas dan Vigor Benih Beberapa Varietas Padi Lokal Gorontalo2024-10-22T05:24:39+00:00Ria Megasari[email protected]Asmuliani R.[email protected]M. Darmawan[email protected]<p>Benih merupakan biji tanaman yang dipergunakan untuk keperluan dan pengembangan usaha tani serta memiliki fungsi agronomi. Benih dituntut untuk bermutu tinggi atau benih unggul, sebab benih harus mampu menghasilkan tanaman yang dapat berproduksi maksimumTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menentukkan vaiabilitas dan vigor benih dari beberapa varietas padi local Gorontalo. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Benih Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin. Penelitian ini berlangsung dari bulan Juli hingga September 2024. Metode yang digunakan adalah metode ekperimen menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 3 ulangan. Setiap unit percobaan menggunakan varietas yang berbeda yaitu; V1: Varietas Temo; V2: Varietas Maraya; V3: Varietas Pulo Kuku; V4: Varietas Pulo Merah dan V5: varietas Ciherang. Hasil penelitian diperoleh Benih padi varietas local Gorontalo memilki kualitas yang sangat baik dilihat dari daya kecambah benih mencapai 96 – 100%. Selain itu juga memiliki vigor yang kuat dengan kecepatan tumbuh mencapai 77 – 100% dan keserempakan tumbuh mencapai 96-100%.</p>2024-10-18T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanianhttps://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1188Budidaya Padi Ladang (Oryza sativa L) pada Petani Arfak Menggunakan Sistem Pertanian Menetap di Kampung Warmare, Distrik Warmare, Kabupaten Manokwari2024-10-22T05:27:18+00:00Desmawei Hosea Sayori[email protected]Yohanis Yan Makabori[email protected]Mikhael Mikhael[email protected]<p>Penelitian ini mengkaji tentang budidaya padi ladang pada petani arfak menggunakan sistem pertanian menetap. Penelitian ini dilakukan di Kampung Warmare, Distrik Warmare, Kabupaten manokwari, Provinsi Papua Barat. Peneltian ini bertujuan untuk mengetahui budidaya padi ladang petani arfak, Menerapakan inovasi budidaya padi ladang menggunakan sistem pertanian menetap pada petani Arfak, Mengetahui tingkat pengetahuan petani Arfak terhadap inovasi budidaya padi ladang menggunakan sistem pertanian menetap, dan bagaiamana penilaian petani arfak terhadap karakteristik inovasi budidaya padi ladang menggunakan sistem pertanian menetap. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Budidaya padi ladang petani arfak masih tradisional dan proses budidaya padi ladang dilakukan dengan cara ladang berpindah, budidaya padi ladang dengan system pertanian menetap belum dilakukan petani arfak karena kurangnya pengetahuan petani arfak tentang inovasi system pertanian menetap. Maka dalam penelitian ini peneliti menerapkan system pertanian menetap dalam budidaya padi ladang. Sistem pertanian ladang berpindah dan system pertanian menetap berbeda. Lahan budidaya padi ladang system pertanian ladang berpindah lebih luas, namun produksi tidak meningkat. dibandingkan dengan system pertanian menetap yang meningkat. Keadaan ini menunjukkan bahwa budidaya padi ladang dengan system pertanian menetap berkontribusi dalam mendukung ketahanan pangan Masyarakat arfak di Kampung Warmare, Distrik Warmare, Kabupaten Manokwari, Provinsi Papua Barat.</p>2024-10-18T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanianhttps://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1189Pengaruh Pupuk Hayati dan Briket Amelioran terhadap Bakteri Penambat N, N-Total, Serapan N, dan Bobot Kering Padi pada Tanah Salin2024-10-22T05:30:59+00:00Mieke Rochimi Setiawati[email protected]Pirda Nurhopipah[email protected]Betty Natalie Fitriatin[email protected]Pujawati Suryatmana[email protected]<p>Cekaman salinitas merupakan faktor penghambat dalam pertumbuhan tanaman padi pada tanah salin. Pupuk hayati yang mengandung bakteri <em>Klebsiella pneumoniae </em>dan <em>Pseudomonas stutzeri</em> dapat mengurangi dampak cekaman salinitas pada tanaman padi. Selain itu, pemberian briket amelioran juga mampu meningkatkan kualitas tanah salin sehingga tanaman dapat tumbuh dengan optimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kombinasi pupuk hayati dan briket amelioran dalam meningkatkan populasi bakteri penambat N, N-total tanah, serapan N, dan bobot kering padi pada tanah salin. Percobaan ini dilakukan di Rumah Kaca Kebun Percobaan Ciparanje, Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran dari bulan Oktober 2022 sampai Juni 2023. Percobaan ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan 12 kombinasi perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan yang diaplikasikan adalah pemberian pupuk hayati, briket amelioran, dan kombinasinya pada tanah non salin, tanah dengan salinitas 4 dan 8 dS.m<sup>-1</sup>. Hasil percobaan menunjukkan bahwa pemberian pupuk hayati dan briket amelioran dapat meningkatkan populasi bakteri penambat N, N-total tanah, serapan N, dan bobot kering tanaman padi pada tanah salin. Perlakuan pupuk hayati yang dikombinasikan dengan briket amelioran pada tanah salin 4 dS.m<sup>-1</sup> lebih baik dalam meningkatkan populasi bakteri penambat N, N-total tanah, serapan N, dan bobot kering tanaman padi dibandingkan dengan perlakuan tanpa pupuk hayati maupun briket amelioran pada tingkat salinitas yang sama. Perlakuan pupuk hayati yang dikombinasikan dengan briket amelioran pada tanah salin 8 dS.m<sup>-1</sup> lebih baik dalam meningkatkan populasi bakteri penambat N dan N-total tanah dibandingkan dengan perlakuan tanpa pupuk hayati maupun briket amelioran pada tingkat salinitas yang sama.</p>2024-10-18T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanianhttps://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1190Perbandingan Lateks yang Dihasilkan E1 antara Aplikasi Stimulan Etefon dan Aplikasi Stimulan Etefon + Glowgreen2024-10-22T05:37:58+00:00Dwi Rusmanto[email protected]Galuh Banowati[email protected]<p>Penggunaan stimulan pada penyadapan tanaman karet bertujuan untuk merangsang produksi lateks dan memperpanjang masa aliran lateks. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan antara pengaplikasian <em>etefon</em> dengan pengaplikasian <em>etefon + Glowgreen</em> terhadap peningkatan produksi lateks basah serta untuk mengetahui tingkat efisiensi antara pengaplikasian <em>etefon</em> atau kombinasi <em>etefon+Glowgreen</em>. Penelitian ini mengggunakan Rancangan Acak Kelompok Faktorial dengan UJI ANOVA yang terdiri dari 5 perlakuan, dimana untuk ulangan dilakukan sebanyak 3 kali (sebagai blok). Setiap perlakuan terdiri dari 5 sampel tanaman, sehingga total terdapat 75 sampel tanaman. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada perbedaan nyata antara aplikasi Etefon, maupun Etefon + <em>Glowgreen</em>, tetapi volume lateks pada perlakuan M1 menunjukkan rata-rata tertinggi sebesar 105 ml dibandingkan dengan perlakuan lainnya, sedangkan pada uji K3 perlakuan M0 menunjukkan rata-rata tertinggi sebesar 31 % dibanding perlakuan lainnya.</p>2024-10-18T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanianhttps://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1191Perbandingan Produktivitas Tanaman Tebu (Saccharum officinarum L) Kategori Plant Cane dan Ratoon Cane ke – 4 Varietas PS 862 pada Lahan Berat di Desa Sambiroto Kecamatan Nanggulan Kabupaten Kulon Progo2024-10-22T05:41:21+00:00Salsabila Kartika Zahra Maharani[email protected]Anna Kusumawati[email protected]<p>Secara umum penanaman tebu terdiri atas tebu baru dan tebu kepras. Tanaman kepras dinilai lebih menguntungkan. Namun tanaman kepras tidak selamanya menguntungkan karena perolehan produksi yang rendah dan tidak sebanding dengan pembiayaan. Tujuan penelitian ini yaitu membandingkan pertumbuhan dan hasil tanaman tebu dengan kategori tanam <em>Plant Cane </em>dan <em>Ratoon Cane </em>menggunakan varietas yang sama di lahan geluh debuan. Kegiatan penelitian dilakukan di Kecamatan Nanggulan Kabupaten Kulon Progo. Metode pengambilam sampel mengguakan metode Rancangan Acak Kelompok Faktorial (RAKf). Selanjutnya data primer yang telah diambil kemudian diolah dengan menggunakan analisis uji T. berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, parameter tanaman tertinggi terdapat pada tanaman kategori <em>Plant Cane </em>dan tanaman terendah terdapat pada tanaman kategori <em>Ratoon Cane</em>. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanaman dengan kategori tanam <em>Plant Cane </em>dan <em>Ratoon Cane </em>terdapat perbedaan yang signifikan. Tanaman dengan kategori tanam <em>Plant Cane </em>menghasilkan produktivitas sebanyak 76.9 ton / ha sedangkan pada tanaman dengan kategori tanam <em>Ratoon Cane </em>menghasilkan Produktivitas tanaman sebanyak 61.98 ton/ha. Adapun factor factor yang mempengaruhi perbedaan produktivitas tanaman tebu yaitu umur tanaman tebu, kualitas tanaman. Berdasarakan hasil analisis korelasi yang telah dilakukan korelasi antara bobot segar dan produktivitas tanaman tebu bernilai 0.77. dan dapat disimpulkan bahwa bobot segar memiliki hubungan yang kuat dengan prodyuktivitas tanaman. Hal ini dapat disimpulkan bahwa peningkatan parameter ini kemungkinan akan berkontribusi terhadap peningkatan produktivitas tanaman. Maka perlu adanya pemupukan dan perawatan pada tanaman <em>Ratoon Cane.</em></p>2024-10-18T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanianhttps://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1192Perbandinngan Produktivitas Tanaman Tebu (Saccharum officinarum L.) Kategori Plant cane dan Ratoon cane Ke-4 Varietas Bululawang pada Lahan Berat di Desa Sambiroto Kecamatan Nanggulan Kabupaten Kulon Progo2024-10-22T05:43:50+00:00Adilah Salma Shofiyanti[email protected]Anna Kusumawati[email protected]<p>Pemeliharaan pada budidaya tanaman tebu terbagi dalam 2 jenis tanaman, <em>plant cane</em> dan <em>ratoon cane</em>. Kedua kategori tanam tersebut memiliki produktivitas yang berbeda. Penelitian bertujuan membandingkan pertumbuhan dan hubungan antara tanaman tebu dengan perbedaan kategori tanam di lahan geluh debuan. Metode pengambilan sampel menggunakan metode Rancangan Acak Kelompok Faktorial (RAKF) dengan analisis data menggunakan uji T dan koefisien korelasi serta melakukan penghitungan produktivitas. Dari penelitian ini menunjukkan bahwa tanaman tebu varietas Bululawang dengan kategori <em>ratoon cane</em> memiliki pertumbuhan yang lebih baik dibandingkan dengan <em>plant cane.</em> Akan tetapi bada bagian parameter bobot segar, kategori tanam <em>plant cane</em> memiliki hasil yang lebih unggul dibandingkan dengan <em>ratoon cane. </em>Adapun saran yang diberikan untuk penelitian ini adalah melakukan pemupukan dan perawatan yang lebih intensif kepada tanaman tebu dengan kategori tanam <em>plant cane</em>.</p>2024-10-18T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanianhttps://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1193Kandungan Flavonoid pada Ampas Kopi Toraja untuk Mengimpiskan Jerawat pada Remaja2024-10-22T05:46:38+00:00Nur Insaniah Zahirah Darwis[email protected]Nurul Izzah Idham Khalid[email protected]Ellyna Widya Dariyanti[email protected]Maitsa Atsila Harun[email protected]Dedi Rimantho[email protected]<p>Kandungan flavonoid dalam kopi, terutama pada biji kopi hijau, ekstrak biji kopi, dan ampas kopi, memiliki sifat antioksidan yang dapat bermanfaat bagi kulit (Bothiraj dkk. 2020). Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kandungan flavonoid pada ampas kopi Robusta Toraja dan potensinya dalam mengempiskan jerawat pada remaja. Dalam penelitian ini, ampas kopi Robusta Toraja dilakukan uji aktivitas antiinflamasi dari ekstrak ampas kopi pada kultur sel kulit untuk menilai kemampuannya dalam meredakan peradangan yang berhubungan dengan jerawat. Penelitian dilakukan selama 3 bulan di MAN 2 Kota Makassar. Efek dari penggunaan ampas kopi diamati dan dibandingkan dengan kondisi sebelum penggunaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ampas kopi Robusta Toraja mengandung flavonoid (1,6%- 2,4%,) dan ekstraknya menunjukkan efek antiinflamasi yang dapat berkontribusi pada pengurangan gejala jerawat. Responden sepakat (58%) bahwa waktu 5 hari adalah waktu terbaik untuk mengempiskan jerawat.Temuan ini mendukung potensi penggunaan ampas kopi sebagai bahan alami dalam perawatan kulit, khususnya untuk remaja yang mengalami jerawat.</p>2024-10-18T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanianhttps://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1194Produktivitas dan Nilai BEP Penggunaan Stimulan Cair Berbahan Aktif Etefon pada Tanaman Karet2024-10-22T06:13:29+00:00Akhmad Rouf[email protected]Mudita Oktorina Nugrahani[email protected]Yoga Bagus Setya Aji[email protected]<p>Stimulan cair berbahan aktif etefon telah lama digunakan di perkebunan karet untuk mengoptimalkan produksi lateks. Penggunaan stimulan tersebut tentu akan menambah biaya, setidaknya biaya bahan dan upah tanaga aplikasi stmiulan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan stimulan cair berbahan aktif etefon terhadap kenaikan produksi tanaman karet dan nilai ekonominya (BEP). Penelitian ini telah dilakukan di kebun percobaan Balai Penelitian Getas (Unit Riset Perkebunan Nusantara) pada bulan Januari s.d Maret 2017. Penelitian dilakukan menggunakan rancangan RAL dengan satuan unit pohon sebagai ulangan, yaitu sebanyak 10 pohon meliputi perlakuan stimulan (S2d3.ET2,5%.Ga.2w) dan kontrol (non stimulan). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan stimulan dapat meningkatkan produktivitas secara signifikan yaitu 83,2% di atas kontrol. Perlakuan stimulan menghasilkan produktivitas 61,0 gram/pohon/sadap, sedangkan kontrol 33,3 gram/pohon/sadap. Pemberian stimulan pada tanaman karet memiliki nilai kecepatan aliran lateks (KAL) lebih tinggi dan indek penyumbatan (IP) lebih rendah dibandingkan kontrol. Hasil tersebut menunjukkan adanya daya dukung stimulan terhadap peningkatan produksi karet kering dibandingkan kontrol. Penambahan biaya pada perlakuan stimulan masih tergolong ekonomis karena dapat dikompensasi dengan adanya kenaikan produksi. Nilai BEP perlakuan stimulan adalah minimal ada kenaikan produktivitas sebesar 1,2 gram/pohon/sadap.</p>2024-10-18T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanianhttps://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1195Analisis Usaha Tani pada Pola Kemitraan Petani Tebu Rakyat Mandiri dengan Pabrik Gula Madukismo (Studi Kasus di Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta)2024-10-22T06:19:13+00:00Allifia Dyah Puspita[email protected]Pantja Siwi VR Ingesti[email protected]<p>Salah satu cara untuk meningkatkan produksi dan sekaligus meningkatkan pendapatan petani tebu adalah dengan cara diterapkan sistem pola kemitraan. Kemitraan yang terjadi di dalam PG Madukismo dengan petani tersebut hal ini perlu dikaji lebih lanjut lagi dengan tujuan untuk mengetahui pendapatan petani agar tidak dirugikan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2023 sampai dengan Januari 2024 di PG Madukismo wilayah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Penelitian ini dilaksanakan menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan wawancara dan alat bantu kuisioner. Adapun jumlah responden sebanyak 29 petani dengan parameter yang diamati yaitu karakteristik profil petani diantaranya umur, pendidikan, jumlah keluarga, lama usaha tani dan luas lahan. Selain itu, karakteristik usaha tani petani mengenai biaya, penerimaan, pendapatan serta kelayakan usaha tani. Hasil penelitian diperoleh bahwasanya terdapat 2 pola kemitraan yang dijalankan oleh PG Madukismo dan petani yaitu Kerjasama Kemitraan Tebu Rakyat (KMT) dan Kerjasama Kemitraan Tebu Rakyat Mandiri (TRM). Perbedaan yang diberikan antara dua pola ini yaitu sistem pembagian hasil yang diberikan antara petani dengan pabrik gula dengan harapan saling menguntungkan kedua belah pihak terkait. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis biaya produksi, analisis penerimaan, analisis pendapatan dan analisis kelayakan usaha tani. Usaha tani dikatakan layak untuk diusahakan apabila R/C > 1 dan dikatakan tidak layak apabila R/C < 1. Hasil analisa data yang diperoleh menyatakan kemitraan yang terjadi pada petani tebu rakyat mandiri kabupaten Bantul layak untuk diusahakan. Namun, perlunya pendampingan dan arahan dari pihak PG Madukismo agar meningkatkan efektivitas kemitraan tersebut.</p>2024-10-18T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanianhttps://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1196Analisis Varians sebagai Alat Perencanaan dan Pengendalian Biaya Produksi di PT Perkebunan Nusantara VIII Kebun Cikasungka2024-10-22T06:24:04+00:00Deviyana Deviyana[email protected]Suwandhi Suwandhi[email protected]<p>Biaya produksi merupakan salah satu elemen penting dalam kegiatan manufaktur. Biaya ini juga menentukan harga jual produk dan profitabilitas perusahaan. Biaya produksi yang optimal merupakan langkah krusial bagi perusahaan. Pengendalian menjadi kunci untuk menghindari pemborosan dan meminimalkan kerugian. Perbandingan dan evaluasi biaya dari tahun ke tahun menjadi alat vital dalam proses ini oleh karena itu proses perbandingan ini membantu untuk mengidentifikasi penyimpangan dan memaksimalkan efisiensi. Biaya terbagi menjadi biaya langsung, biaya tidak langsung, dan overhead pabrik.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidak penyimpangan/varians pada biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik oleh karena itu penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan menggunakan model satu selisih, dua selisih dan tiga selisih yang menghasilkan pengendalian biaya produksi pada biaya bahan aku bersifat menguntungkan serta untuk pengendalian biaya produksi pada biaya tenaga kerja langsung di tahun 2021 dan 2022 bersifat menguntungkan namun pada tahun 2023 terdapat varians tidak menguntungkan serta pengendalian biaya produksi pada biaya overhead pabrik di tahun 2021 terdapat varians tidak menguntungkan namun pada tahun 2022 terjadi varians menguntungkan, pada tahun 2023 terdapat varians tidak menguntungkan.</p>2024-10-18T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanianhttps://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1197Pengaruh Intensitas Serangan Penyakit Busuk Buah Kakao (Phytophthora palmivora Bult) terhadap Kehilangan Hasil Kakao di Kecamatan Palolo Sulawesi Tengah2024-10-22T06:53:53+00:00Aldo Rohmando[email protected]Hartini Hartini[email protected]<p>Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis besarnya persentase buah kakao yang terserang penyakit busuk buah kakao (<em>Phytophthora palmivora</em> Bult), mengukur intensitas serangan penyakit tersebut, dan menghitung persentase kehilangan hasil akibat serangan penyakit busuk buah kakao di Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi, Provinsi Sulawesi Tengah. Survei dilakukan di tiga desa, yaitu Desa Bahagia, Desa Uerani, dan Desa Sejahtera, yang dipilih secara purposive sampling. Data dikumpulkan selama dua bulan melalui observasi lapangan dan wawancara dengan petani. Analisis meliputi penghitungan persentase dan intensitas serangan penyakit serta estimasi kehilangan hasil menggunakan regresi linier sederhana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat perawatan kebun sangat mempengaruhi serangan penyakit. Desa Sejahtera, dengan kebun yang tidak terawat, mencatat persentase serangan dan intensitas tertinggi, masing-masing 45% dan 19%, dengan kehilangan hasil mencapai 161,17 kg per hektar. Sebaliknya, Desa Bahagia, dengan kebun terawat intensif, memiliki persentase serangan dan intensitas terendah, yaitu 4% dan 3%, serta kehilangan hasil hanya 56,29 kg per hektar. Model regresi linier menunjukkan bahwa setiap peningkatan 1% intensitas serangan menyebabkan kehilangan hasil sebesar 57 kg per hektar. Temuan ini menggarisbawahi pentingnya praktik pertanian yang baik, seperti pemangkasan, sanitasi lahan, dan pemupukan yang tepat, untuk mengurangi kelembaban dan mencegah penyebaran patogen.</p>2024-10-18T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanianhttps://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1198Analisis Penerapan Perusahaan terhadap Perhitungan, Penyetoran, dan Pelaporan Pajak Penghasilan (PPH) Pasal 21 atas Penghasilan Karyawan Tetap pada PG Pesantren Baru2024-10-22T06:58:54+00:00Syarla Martiza[email protected]Dyah Puspasari[email protected]<p>Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 merupakan salah satu jenis pajak penghasilan yang dikenakan atas penghasilan berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain dalam bentuk apapun sehubungan dengan pekerjaan, jabatan, jasa, dan kegiatan yang dilakukan oleh orang pribadi dalam negeri sehubungan dengan pekerjaan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah perhitungan, penyetoran, dan pelaporan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 atas penghasilan karyawan tetap di PG. Pesantren Baru telah sesuai dengan Peraturan Direktur Jendral Pajak Nomor PER-16/PJ/2016 dan Undang-Undang No. 7 Tahun 2021 Tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif dengan melakukan survei (observasi) yang dilakukan secara langsung untuk memperoleh data yang sesuai dengan fakta lapangan. Sampelnya adalah data yang diperoleh langsung dari perusahaan dan merupakan data pada tahun 2023. Hasil yang diperoleh penelitian ini yaitu bahwa PG Pesantren Baru dalam perhitungan, penyetoran dan pelaporan PPh Pasal 21 PG Pesantren Baru telah menerapkan dan sesuai dengan peraturan perpajakan. Dari hasil tersebut, PG Pesantren Baru diharapkan selalu memantau dan mengikuti jika terdapat perubahan peraturan perpajakan dalam penanganan PPh Pasal 21 agar tetap terlaksana dengan baik dan benar.</p>2024-10-18T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanianhttps://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1199Penerapan PSAK 69 Revisi 2020 Aset Biologis pada PT Perkebunan Nusantara III (Persero)2024-10-22T07:03:54+00:00Iin Melpina Siregar[email protected]Aries Budi Widodo[email protected]<p>Pernyataan Standar Akuntansi 69 Aset Biologis Revisi 2020 (PSAK 69 Aset Biologis) merupakan pedoman yang digunakan entitas dalam mengatur perlakuan akuntansi aset biologis yang dimiliki. Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan PSAK 69 Aset Biologis terhadap aset biologis yang dimiliki PT Perkebunan Nusantara III (Persero). Metode yang digunakan dalam penelitian ini merupakan deksriptif kualitatif dan menggunakan sumber data dari laporan tahunan yang dimiliki PT Perkebunan Nusantara III (Persero) tahun 2022. Hasil dari penelitian yang telah dilakukan adalah bahwa perlakuan akuntansi aset biologis PT Perkebunan Nusantara III (Persero) sesuai dengan perlakuan akuntansi aset biologis menurut PSAK 69 revisi 2020.</p>2024-10-18T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanianhttps://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1200Analisis Sistem Informasi Akuntansi Penggajian pada Karyawan Tidak Tetap (PKWT) Pemanen di PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pulu Raja2024-10-22T07:08:39+00:00Juniar Rantika[email protected]Luci Paonganan[email protected]<p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sistem informasi penggajian yang di terapkan pada karyawan tidak tetap (PKWT) meliputi perhitungan gaji pokok, lembur, tunjangan dan efesiensi biaya dengan adanya penerapan sistem PKWT. Laporan ini menggunakan pendekatan analisis kualitatif dan kuantitatif dengan melakukan wawancara, observasi dan pengumpulan data serta melakukan perhitungan premi berdasarkan kinerja karyawan panen. PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pulu Raja telah mengimplementasikan sistem informasi akuntansi penggajian untuk seluruh tenaga kerja termasuk karyawan PKWT pemanen dengan menggunakan platform SAP (Systems Applications and Products in Data Processing) yang merupakan software Enterprise Resources Planning (ERP), yaitu suatu tools IT dan manajemen untuk membantu perusahaaan merencanakan dan melakukan kegiatan operasionalnya agar lebih efisien dan efektif. Sistem ini mencakup perhitungan gaji berdasarkan UMP, tunjangan khusus, dan insentif berbasis kinerja, dengan proses yang melibatkan beberapa tingkat verifikasi untuk memastikan akurasi. Penerapan PKWT terbukti lebih menguntungkan secara finansial bagi perusahaan dibandingkan PKWTT karena PKWT memiliki struktur gaji yang lebih sederhana dan kewajiban jangka panjang yang lebih terbatas. Dengan demikian, strategi penggajian PKWT ini menciptakan keseimbangan antara kepentingan finansial perusahaan dan kesejahteraan karyawan, sambil memberikan fleksibilitas dalam pengelolaan tenaga kerja.</p>2024-10-18T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanianhttps://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1201Penerapan Sistem dan Prosedur Penggajian Karyawan Tidak Tetap di PT. Sinergi Gula Nusantara, Pabrik Gula Redjosarie, Magetan, Jawa Timur2024-10-22T07:15:53+00:00Ardita Pusparani[email protected]Dwi Aryani Suryaningrum[email protected]<p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan sistem dan prosedur penggajian karyawan tidak tetap (PKWT) di PT. Sinergi Gula Nusantara unit Pabrik Gula Redjosarie, guna mengurangi risiko penyelewengan dan meningkatkan kepuasan serta kepercayaan karyawan. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriptif kualitatif melalui wawancara langsung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan sistem dan prosedur penggajian karyawan tidak tetap di PT. Sinergi Gula Nusantara unit Pabrik Gula Redjosarie telah dilaksanakan sesuai dengan konsep pustaka secara umum. Meski demikian, disarankan untuk terus meningkatkan sistem pengawasan dan kontrol internal guna mengidentifikasi dan meminimalkan risiko kesalahan atau kecurangan. Dengan demikian, penerapan sistem penggajian karyawan tidak tetap dapat berjalan optimal sesuai harapan perusahaan dan karyawan.</p>2024-10-18T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanianhttps://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1202Analisis Rasio Keuangan sebagai Alat Ukur Penilaian Tingkat Kesehatan Perusahaan pada PT Perkebunan Nusantara IV Tahun 2020-20222024-10-22T07:21:56+00:00Emmi Hafidah[email protected]Suwandhi Suwandhi[email protected]<p>Penelitian ini bertujuan untuk menguji kondisi kesehatan PTPN IV berdasarkan Peraturan Menteri BUMN Nomor 2/MBU/03/2023 dengan menggunakan analisis rasio keuangan profitabilitas, likuiditas, solvabilitas dan aktivitas pada Laporan keuangan PT Perkebunan Nusantara IV tahun 2020-2022. Metode pada penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif melalui pendekatan kuantitatif. Hasil analisis data menunjukkan <em>Return On Equity</em> PT Perkebunan Nusantara IV lebih baik setiap tahun yaitu pada tahun 2020 sebesar 7,71% kemudian tahun 2021 sebesar 21,38% dan tahun 2022 18,45%. Rata- rata perolehan <em>Return On Invest</em> tahun 2021 dan 2022 PT Perkebunan Nusantara IV lebih baik yaitu 9,99% dan 9,46%. Perolehan <em>Cash Ratio </em>PT Astra Agro Lestari berada diatas rata-rata industri sedangkan PT Perkebunan Nusantara IV hanya melewati standar industri pada tahun 2021 sebesar 56,01%. <em>Current Ratio </em>PT Astra Agro Lestari tahun 2020 dan 2022 sangat tinggi di angka 331,26% dan 360%. Sedangkan tahun 2021 yang paling tinggi adalah <em>Current Ratio</em> PT Perkebunan Nusantara IV pada angka 163,66%. <em>Collection Period</em> yang paling cepat terjadi pada PT Astra Agro Lestari Tbk tahun 2021 dan 2022. Perputaran Persediaan PT Perkebunan Nusantara IV lebih cepat tahun 2020 dan 2021 yaitu 27 hari dan 26 hari. Perputaran total aset masing-masing terjadi satu kali setiap tahun dan kontribusi aset pada penjualan PT Astra Agro Lestari Tbk lebih besar di angka 69,28% , 69,64% dan 76,05%.</p>2024-10-18T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanianhttps://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1203Analisis Penerapan PPh Pasal 21 atas Bonus terhadap Karyawan Tetap2024-10-22T07:26:55+00:00Vira Ardani[email protected]Mahagiyani Mahagiyani[email protected]<p>Pajak Penghasilan Pasal 21 Atas Bonus merupakan pajak yang dikenakan terhadap bonus sedangkan pengertian bonus sendiri adalah sejumlah pendapatan tambahan yang diberikan perusahaan di luar upah atau gaji pokok karyawan sebagai hadiah karena telah melakukan pekerjaan dengan baik. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana penerapan Pajak Penghasilan Pasal 21 atas Bonus di Pabrik Gula Redjosarie pada tahun 2024. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan kuantitatif dengan melakukan survei (observasi) yang di lakukan secara langsung untuk memperoleh data yang sesuai dengan fakta lapangan. Sampelnya adalah data yang diperoleh langsung dari Pabrik Gula Redjosarie dan merupakan data pada tahun 2024. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini yaitu bahwa Pabrik Gula Redjosarie telah menerapkan peraturan pemerintah yang berlaku untuk Pajak Penghasilan dan metode yang digunakan dalam perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 Atas Bonus adalah metode Gross Up karena pajak terutang karyawan tidak dipotong dari penghasilan karyawan melainkan diberikan oleh perusahaan dalam bentuk tunjangan pajak penghasilan. Sedangkan bonus yang diberikan Pabrik Gula Redjosarie kepada karyawannya adalah bonus Jasa Produksi berdasarkan Surat Keputusan direksi yang telah dikeluarkan.</p>2024-10-18T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanianhttps://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1204Analisis Benchmarking Rasio Likuiditas pada Industri Perkebunan Swasta 2024-10-22T07:30:37+00:00Michel Aprilia[email protected]Dwi Aryani Suryaningrum[email protected]<p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui benchmark perkebunan swasta di Indonesia berdasarkan rasio likuiditas sehingga dapat digunakan untuk menilai keadaan sebuah perusahaan perkebunan swasta dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Data yang digunakan merupakan data sekunder berupa annual report tahun 2021-2023 dari 10 perusahaan swasta di Indonesia. Perusahaan tersebut antara lain PT Astra Agro Lestari, PT Bakrie Sumatera Plantation, PT Dharma Satya Nusantara, PT London Sumatera, PT Wilmar Cahaya Indonesia Tbk, PT Salim Ivomas, PT Sampoerna Agro, PT SMART, PT Tunas Baru Lampung, PT Eagle High PLT. Metode pada penelitian ini adalah analisa benchmark dengan menentukan benchmark industri. Hasil penelitian ini menunjukkan benchmark industri perkebunan swasta pada tahun 2021, 2022, 2023 jika ditinjau dari rasio lancar berturut-turut senilai 177%, 247%, dan 234%. Rasio cepat 135%, 184%, dan 186%. Sedangkan jika dengan rasio kas senilai 33%, 76%, dan 55%. Jika kemampuan memenuhi kewajiban jangka pendek suatu perusahaan swasta tertentu lebih tinggi dari benchmark industri, maka menunjukkan bahwa performa entitas tersebut berada di atas rata-rata yang diharapkan di industri tersebut. Berdasarkan rasio lancar dan rasio cepat terdapat PT Astra Agro Lestari, PT London Sumatera dan PT Wilmar Cahaya Indonesia Tbk. Berdasarkan rasio kas terdapat PT London Sumatera, PT Wilmar Cahaya Indonesia Tbk, PT Astra Agro Lestari, PT Salim Ivomas, serta PT Sampoerna Agro.</p>2024-10-18T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanianhttps://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1205Analisis Varians sebagai Alternatif Pengendalian Biaya Produksi di Sampoerna Agro Tbk, PT. Telaga Hikmah unit Kebun Hikmah Empat2024-10-22T07:35:19+00:00Yosephin Situmorang[email protected]Suwandhi Suwandhi[email protected]<p>Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis varian sebagai alternatif pengendalian biaya produksi di Sampoerna Agro Tbk, PT.Telaga Hikmah, unit Kebun Hikmah 4. Analisis varian adalah metode yang digunakan untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi perbedaan antara biaya standar dan biaya aktual dalam proses produksi. Studi ini menggunakan data biaya produksi dari unit kebun Hikmah 4 selama periode 2021 sampai dengan 2023. Dengan membandingkan biaya anggaran dan realisasi, penelitian ini mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan varian dan mengevaluasi efisiensi pengendalian biaya di perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat varian yang signifikan dalam biaya manuring, pemeliharaan, biaya panen dan biaya umum yang disebabkan oleh beberapa faktor termasuk fluktuasi harga bahan baku, upah tenaga kerja, dan kondisi cuaca. Studi ini menyarankan perbaikan dalam perencanaan biaya dan pelatihan karyawan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengendalian biaya produksi.</p>2024-10-18T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanianhttps://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1206Analisis Struktur Modal dalam Meningkatkan Profitabilitas pada PT Sampoerna Agro Tbk2024-10-22T07:40:49+00:00Rahma Mariska[email protected]Luci Paonganan[email protected]<p>Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis struktur modal yang digunakan oleh PT Sampoerna Agro Tbk dalam meningkatkan profitabilitasnya tahun 2018-2023. Data yang digunakan merupakan data sekunder berupa <em>Annual Report </em>tahun 2018-2023 yang meliputi neraca dan laporan laba rugi. Metode pada penelitian ini adalah analisis deskriptif melalui pendekatan kuantitatif. Hasil analisis data pada struktur modal perusahaan berdasarkan rasio struktur modal tahun 2018-2021 ditinjau dari DAR menunjukkan bahwa perusahaan lebih banyak menggunakan utang daripada ekuitas yaitu 55,33% pada 2018, 56,13% pada 2019, 61,04% pada 2020, dan 52,86%pada 2021. Sementara pada 2022 dan 2023 menunjukkan penggunaan ekuitas yang lebih banyak dibanding utang yaitu 48,94% pada 2022 dan 45,25% pada 2023. DER juga menunjukkan presentase penggunaan struktur modal yang sama dengan DAR yang artinya penggunaan utang lebih besar dibandingkan dengan ekuitas<em>. </em>Kemudian profitabilitas perusahaan yang ditinjau dari NPM, ROA, dan ROE dari tahun 2018 - 2020 mengalami penurunan yaitu pada 2018 NPM 1,98%, ROA 0,71%, ROE 1,58%. Pada 2019 NPM 1,22%, ROA 0,42%, ROE 0,96%. Pada 2020 NPM -5,48%, ROA -1,97%, ROE -5,05% rasio profitabilitas di posisi minus, ini artinya saat penggunaan utang meningkat kemampuan memperoleh laba menurun. Pada 2021 dan 2022 rasio profitabilitas meningkat dengan nilai NPM 15,60%, ROA 8,35%, ROE 17,72%. Pada 2022 NPM 18,33%, ROA 10,15%, ROE 19,87%, di 2021 dan 2022 utang perusahaan menurun atau perusahaan lebih banyak menggunakan ekuitas sehingga kemampuan memperoleh laba meningkat. Pada 2023 NPM 7,84%, ROA 4,38%, ROE 8,00%, tahun ini utang perusahaan menurun pada 45,25% akan tetapi kemampuan memperoleh laba tahun 2023 menurun.</p>2024-10-18T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanianhttps://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1207Analisis Break Even Point (BEP) pada Penjualan Face Mist Kulit Pisang Ambon (FAMILIA) dari Laboratorium Teknologi Pengolahan Politeknik LPP Yogyakarta2024-10-22T07:44:58+00:00Devia Sartika[email protected]Mahagiyani Mahagiyani[email protected]<p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai BEP dari penjualan produk FAMILIA baik dalam satuan rupiah maupun satuan unit serta membandingkannya dengan realisasi penjualan. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan studi kasus dengan melakukan perhitungan biaya-biaya yang dikeluarkan dalam memproduksi produk, menetapkan harga jual dan mengklasifikasikan biaya tetap dan biaya variabel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa BEP produk FAMILIA dalam satuan rupiah yaitu Rp 4.239.261, sedangkan realisasi penjualan sebesar Rp 1.715.000. Sementara BEP produk FAMILIA dalam satuan unit sebesar 188 unit, sedangkan realisasi yang terjual yaitu, 76 unit. Maka, dari hasil penelitian tersebut menunjukkan realisasi penjualan berada di bawah nilai BEP, sehingga produk FAMILIA mengalami rugi.</p>2024-10-18T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanianhttps://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1208Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Penolong Menggunakan Metode Economic Order Quantity (EOQ) di PT. Sinergi Gula Nusantara, PG. Mojo2024-10-22T13:02:35+00:00Mohammad Shodiqin[email protected]Aries Budi Widodo[email protected]<p>Alat dan instalasi pada setiap stasiun pabrik perlu dilakukan pemeliharaan agar tidak terjadi kendala pada alat ataupun instalasi yang digunakan. Proses pemeliharaan dengan mengganti alat atau instalasi dengan memotong bagian tertentu menggunakan pemotong plasma yang dibantu dengan oksigen. Fungsi oksigen dalam proses pemeliharaan tersebut menunjukkan pentingnya pengendalian persediaan yang efektif guna mendukung operasional perusahaan. Ketidakefektifan sistem pengendalian oksigen dapat menjadikan gangguan dalam proses pemeliharaan yang berakibat timbulnya kerugian bagi perusahaan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan sistem pengendalian persediaan tahun 2023 di PT. Sinergi Gula Nusantara, PG. Mojo sebagai objek dan persediaan oksigen sebagai subjek penelitiannya. Kesimpulan penelitian ini menunjukkan metode EOQ memberikan penghematan yang sangat optimal dibandingkan dengan metode yang saat ini digunakan oleh perusahaan. Penghematan terbesar berasal dari biaya simpan sebesar Rp. 20.951.173 diikuti oleh biaya pesan sebesar Rp. 56.420. Secara keseluruhan, metode EOQ dapat mengurangi total biaya persediaan sebesar Rp. 21.007.593.</p>2024-10-18T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanianhttps://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1209Perbandingan Metode Pemangkasan untuk Mencapai Efisiensi Maksimum dalam Tim Pemangkasan Tanaman Kakao (Theobroma cacao L.) di Mars Cocoa Research Station, Pangkep, Sulawesi Selatan2024-10-22T13:08:15+00:00Fauziyah Ahmad Abdillah[email protected]Fitria Nugraheni[email protected]Muhammad Asmar[email protected]<p>Pemangkasan merupakan salah satu teknik budidaya yang sangat penting untuk dilakukan pada tanaman kakao. Kegiatan pemangkasan membantu memperbaiki kondisi kebun dalam menerima sinar matahari dan sirkulasi udara didalam kebun menjadi lebih baik dan terhindar dari serangan hama dan penyakit, sehingga merangsang pertumbuhan bunga dan buah serta meningkatkan produksi tanaman. Pentingnya kegiatan pemangkasan pada tanaman kakao menjadi dasar dilakukannya penelitian ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui metode pemangkasan yang terbaik dan efisien dari kelima metode yang berbeda. Penelitian ini dilaksanakan di Mars Cocoa Research Station Pangkep, Sulawesi Selatan pada bulan Maret-Juni 2024. Rancangan penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode eksperimen dengan parameter pengamatan yaitu prestasi kerja (pohon/hari), alat pemangkasan, umur tanaman (tahun), dan waktu pemangkasan (jam). Penelitian ini memiliki 5 perlakuan yaitu metode single, double, manual, single manual dan mekanisasi, dan double manual dan mekanisasi dengan 3 tim pemangkas sebagai ulangan. Penelitian dilakukan pada tanaman umur > 4 tahun. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, menunjukkan bahwa metode single (1 orang per baris) merupakan metode terbaik dan efisien pada tanaman umur > 4 tahun dengan rata-rata tingkat efisiensinya 135,11%.</p>2024-10-18T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanianhttps://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1210Analisis Perawatan Mesin Penggilingan Karet Thin Brown Crepe (TBC) di PTPN XII Ngrangkah Sepawon 2024-10-22T13:14:30+00:00Rifan Dwi Nur Prasetyo[email protected]Khoirul Hidayat[email protected]<p>Karet TBC (<em>Thin Brown Crepe</em>) merupakan jenis karet alam yang telah diproses dan dibentuk menjadi lembaran-lembaran tipis. Karet jenis TBC memiliki karakteristik warna cokelat dan tekstur sedikit kasar. Ketipisan dan tekstur seperti kerut dihasilkan melalui proses pengolahan khusus yang menggunakan mesin crepe mengel dan proses pengeringan. Perawatan mesin crepe mengel sangat penting dikarenakan untuk menjaga kualitas karet jenis TBC. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian tentang analisis perawatan mesin penggilingan karet <em>thin brown crepe</em> (TBC) di PTPN XII Ngrangkah sepawon. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa perawatan mesin crepe mengel sebaiknya dilakukan setiap minggu. Perawatan tersebut meliputi mesin, roll gilingan dan pipa keluaran air. Pada saat mesin crepe mengel beroperasi roll harus dibasahi menggunakan air dengan tujuan agar gumpalan karet tidak menempel pada roll mesin crepe mengel. Setelah mesin selesai digunakan roll harus segera dibersihkan dengan tujuan agar roll bersih karena apabila roll kotor maka akan mempengaruhi kualitas karet jenis TBC. Perawatan secara berkala perlu dilakukan agar kualitas karet TBC terjaga dan tidak menghambat proses produksi karena di PTPN XII proses produksi dilakukan setiap hari untuk memenuhi permintaan dari konsumen.</p>2024-10-18T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanianhttps://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1211Pengaruh Pemberian Dosis Pupuk Kandang Kotoran Kambing terhadap Pertumbuhan Bibit Kopi Arabika (Coffea arabica L.)2024-10-22T13:35:54+00:00Maria Efilda Wulandi[email protected]Barba Nelfie Hebby Sopacua[email protected]Carolina Diana Mual[email protected]<p>Salah satu yang mempengaruhi produksi kopi adalah kualitas bibit. Kualitas bibit kopi arabika sangat menentukan pertumbuhan dan produktivitas kopi tersebut. Tujuan penelitian ini dilakukan untuk Mengetahui pengaruh pemberian pupuk kandang kotoran kambing terhadap pertumbuhan bibit kopi arabika (<em>Coffea arabika </em>L.) dan mengetahui dosis pupuk kandang kotoran kambing yang optimal terhadap pertumbuhan bibit kopi arabika (<em>Coffea arabika </em>L.). Pelaksanaan penelitian ini berlokasi di lahan praktik Polbangtan Manokwari, Reremi, Kabupaten Manokwari Barat, Provinsi Papua Barat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan 5 kali ulangan. P0 = tanah top soil 100% (sebagai control), P1 = tanah top soil + pupuk kotoran kambing (150 g), P2 = tanah top soil + pupuk kotoran kambing (200 g), P3 = tanah top soil + pupuk kotoran kambing (250 g). Berdasarkan hasil percobaan yang di lakukan dapat disimpulkan bahwa pupuk kandang kotoran kambing sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan bibit kopi arabika dimana P3 = tanah top soil + pupuk kotoran kambing (250 g) memberikan pengaruh terbaik terhadap tinggi tanaman dengan rata-rata 10,02 cm, diameter batang dengan rata-rata 2,93 mm dan jumlah daun dengan rata-rata 11,20 helai. Media tanam dengan campuran tanah top soil dan pupuk kandang kotoran kambing mampu memberikan pertumbuhan bibit kopi arabika dengan optimal sehingga meningkatkan pertumbuhan tinggi tanaman, diameter batang dan jumlah daun bibit kopi arabika di polybag.</p>2024-10-18T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanianhttps://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1212Perbandingan Kinerja Mesin Parut Sagu Tipe Silinder Bertenaga Motor Bakar Bensin Variant-01 dan Variant-022024-10-22T13:39:36+00:00Darma Darma[email protected]Meike Meilan Lisangan[email protected]Yonas Sawen[email protected]<p>Penggunaan mesin parut sagu untuk menghancurkan empulur batang sagu sebagai pengganti alat tradisional (<em>tokok</em>) telah lazim digunakan oleh masyarakat di papua dalam satu decade terakhir. Saat ini banyak jenis mesin parut sagu yang tersedia di pasaran dengan berbagai karakteristik dan spesifikasi. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan kinerja mesin parut sagu tipe silinder bertenaga motor bakar bensin variant-01 dan variant-02 yang diproduksi oleh bengkel permesinan agroindustry Fateta Unipa. Pengujian kinerja mesin dilakukan di Kampung Masni, Distrik Masni Kabupaten Manokwari, Papua Barat. Variabel yang diukur untuk mengevaluasi kinerja mesin adalah (a) kapasitas pemarutan, (b) rendemen pati, (c) kehilangan pati pada ampas dan (d) konsumsi bahan bakar bensin. Berdasarkan hasil uji kinerja menunjukan bahwa mesin parut sagu tipe silinder variant-02 memiliki kinerja yang lebih tinggi dibandingkan dengan variant-01. Kinerja mesin parut sagu variant-02 adalah (a) kapasitas pemarutan 565 kg/jam, (b) rendemen pati 43,00 %, (c) kehilangan pati pada ampas 5,62 % dan (d) konsumsi bahan bakar bensin 1,30 liter/jam. Kinerja mesin parut sagu variant-01 adalah (a) kapasitas pemarutan 653 kg/jam, (b) rendemen pati 36,00%, (c) kehilangan pati pada ampas 6,89% dan (d) konsumsi bahan bakar bensin 1,15 liter/jam.</p>2024-10-18T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanianhttps://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1213Hubungan Faktor-Faktor Produktivitas untuk Mewujudkan Swasembada Gula Nasional2024-10-22T13:42:09+00:00Pretty Luci Lumbanraja[email protected]<p>Industri berbasis perkebunan mempunyai kemampuan sebagai <em>leading sector</em> dalam pertumbuhan ekonomi, lapangan kerja, dan juga mendorong perbaikan distribusi pendapatan. Salah satu industri hilir perkebunan tersebut adalah industri gula. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antar variabel nilai ekspor gula (EKS), nilai impor gula (IMP), produksi gula (PRO), harga komoditas gula (PRI) dengan pendekatan <em>Vector Error Correction Model</em>. Penelitian ini menggunakan data sekunder secara <em>time series</em> dari tahun 2001 – 2022 di Indonesia. Teknik analisa data secara inferensial untuk mengetahui ketersediaan gula di Indonesia dalam mewujudkan swasembada gula dengan menggunakan uji stasioner, uji kointegrasi. Hasil penelitian menunjukkan terdapat Dalam jangka panjang menunjukkan bahwa IMP tidak berpengaruh terhadap EKS; PRI berpengaruh terhadap EKS; PRO tidak berpengaruh terhadap EKS. Sementara dalam jangka pendek menunjukkan bahwa antar variabel tidak signifikan saling berpengaruh. Berdasarkan analisis IRF dan FEVD, dimana semakin tinggi atau lama periodenya, respon dan pengaruh masing-masing variabel baik pada hubungannya tersendiri maupun keterkaitannya dengan variabel lain cenderung mengalami fluktuatif selama 10 tahun.</p>2024-10-18T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanianhttps://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1214Pengaruh Pupuk Kandang Ayam terhadap Pertumbuhan Bibit Kakao (Theobroma cacao L.) di Manokwari Provinsi Papua Barat2024-10-22T13:46:45+00:00Wahyuni Wahyuni[email protected]Wildan Salihy[email protected]Carolina Diana Mual[email protected]<p>Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dosis pupuk kandang ayam terhadap pertumbuhan bibit kakao <em>(Theobroma cacao </em>L<em>.)</em>. Pelaksanaan penelitian berlokasi di Lahan Kampus Politeknik Pembangunan Pertanian Manokwari, Provinsi Papua Barat. Metode penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan 5 ulangan. Perlakuan dosis pupuk kandang ayam terdiri atas 4 taraf yaitu dengan dosis A0 (Tanpa pupuk kandang ayam (kontrol)), A1 (200 g/1.800 g tanah), A2 (400 g/1.600 g tanah) dan A3 (600 g/1.400 g tanah). Parameter yang diamati adalah tinggi tanaman (cm), jumlah daun (helai) dan diameter batang (mm). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan terbaik terhadap semua parameter pengamatan terdapat pada perlakuan dengan dosis pupuk kandang ayam 200g/1.800 g tanah.</p>2024-10-18T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanianhttps://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1215Analisis Kelayakan Usaha Agroindustri Kopi Robusta (Coffea canephora) di Desa Tempur Kecamatan Keling Kabupaten Jepara2024-10-22T13:53:11+00:00Faridatun Nikmah[email protected]Hilmi Arija Fachriyan[email protected]Dewi Hastuti[email protected]Renan Subantoro[email protected]<p>Desa Tempur merupakan desa daerah penghasil kopi robusta di Kecamatan Keling Kabupaten Jepara. Agroindustri kopi merupakan industri yang mengolah kopi mentah menjadi kopi roast bean dan bubuk. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui total biaya, penerimaan, pendapatan, dan kelayakan usaha dari usaha agroidustri kopi. Metode dasar penelitian menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Penentuan respondennya berdasarkan metode sensus (sampling jenuh) dengan melibatkan 23 responden. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis biaya total, penerimaan, pendapatan, analisis kelayakan berupa BEP dan R/C. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan masing-masing dari usaha pengolahan kopi roast bean dan bubuk. Rata-rata biaya produksi sebesar Rp. 2.521.020/bulan. Rata-rata penerimaan sebesar Rp. 3.474.792/bulan dan Rp. 4.772.048/bulan. Rata-rata pendapatan sebesar Rp 953.772/bulan dan Rp. 2.521.028/bulan, rata-rata titik impas pengolahan kopi roast bean dan bubuk masing-masing menghasilkan nilai BEP Unit 17,41 kg, BEP Harga Rp76.487/kg. dan Rp105.043/kg dan nilai R/C pengolahan kopi roast bean dan bubuk masing-masing sebesar 1,38 dan 1,89.</p>2024-10-18T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanianhttps://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1216Penerapan Good Farming Practices pada Sapi Potong di Distrik Warmare Kabupaten Manokwari Provinsi Papua Barat2024-10-22T13:59:24+00:00Gravellia Papuana Makuker[email protected]O’eng Anwarudin[email protected]Hotmauli Febriana Pardosi[email protected]<p>Penerapan Good Farming Practices Pada Sapi Potong di Distrik Warmare Kabupaten Manokwari Provinsi Papua Barat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penerapan Good Farming Practices pada ternak sapi potong di Distrik Warmare dan menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan penerapan Good Farming Practices. Penelitian ini dilakukan di Distrik Warmare Kabupaten Manokwari Provinsi Papua Barat. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 37 orang peternak dengan teknik pengambilan sampel berupa cluster random sampling. Analisis data menggunakan statistik deskriptif dan analisis Korelasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa mayoritas peternak dalam penerapan Good Farming Practices pada sapi potong di Distrik Warmare termasuk pada kategori sedang. Selanjutnya Lama usaha, Jumlah ternak dan Intensitas penyuluhan memiliki hubungan yang signifikan dengan penerapan Good Farming Practices (Sig < 0,05). Oleh karena itu, penerapan Good Farming Practiices dapat diupayakan melalui peningkatan pengalaman usaha, jumlah ternak dan kegiatan penyuluhan yang intensif.</p>2024-10-18T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanianhttps://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1217Kombinasi Aplikasi Stimulan dan Penggunaan Pupuk Anorganik Cair Glow Green untuk Meningkatkan Produksi Tanaman Karet2024-10-22T14:09:58+00:00Mudita Oktorina Nugrahani[email protected]Akhmad Rouf[email protected]Imam Susetyo[email protected]Ari Santosa Pamungkas[email protected]Yoga Bagus Setya Aji[email protected]Nofitri Dewi Rinojati[email protected]<p>Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas penggunaan kombinasi stimulan oles dengan aplikasi pupuk cair Glow Green melalui metode semprot dalam meningkatkan produktivitas tanaman karet klon IRR 118. Penelitian dilakukan dengan tiga perlakuan: kontrol (stimulan oles), kombinasi stimulan oles dengan semprotan pupuk cair Glow Green setiap1 minggu, dan kombinasi stimulan oles dengan semprotan pupuk cair Glow Green setiap 2 minggu. Parameter yang diamati meliputi produktivitas lateks (g/p/s), kandungan kimiawi lateks seperti tiol, sukrosa, dan fosfat anorganik, serta analisis ekonomi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi stimulan oles dengan semprotan pupuk cair Glow Green yang diaplikasikan seminggu sekali (perlakuan G1) merupakan kombinasi terbaik dalam perolehan produktivitas tanaman (g/p/s). Perlakuan G1 mampu meningkatkan produktivitas lateks hingga 56 % dibandingkan perlakuan kontrol. Perlakuan ini juga berpengaruh positif terhadap perubahan kandungan kimiawi lateks, di mana terjadi peningkatan kadar tiol dan sukrosa, serta penurunan kadar fosfat anorganik. Meskipun biaya perlakuan kombinasi lebih tinggi, hasil produktivitas yang lebih besar menjadikan perlakuan ini layak secara ekonomi. Dengan demikian, penggunaan kombinasi stimulan oles dan pupuk cair Glow Green dapat direkomendasikan untuk meningkatkan produktivitas tanaman karet.</p>2024-10-18T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanianhttps://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1218Persepsi Pekebun dalam Pemanfaatan Limbah Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) sebagai Pupuk Organik2024-10-22T14:19:46+00:00Agnes Ully Dewi Sitorus[email protected]Mawar Indah Perangin-angin[email protected]Dedi Wahyudi[email protected]<p>Persepsi pekebun dalam Pemanfaatan Limbah Tandan Kosong Kelapa Sawot (TKKS) sebagai Pupuk Organik di Kecamatan Galang Kabupaten Seli Serdang.</p>2024-10-18T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanianhttps://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1219Kajian Serangan Penyakit Busuk Pangkal Batang (Ganoderma boninense) terhadap Produktivitas Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kebun Sungai Dua Divisi I PT. Sumber Tani Agung Resources2024-10-22T14:26:15+00:00Wildah Adhwiyah Hasibuan[email protected]Hartini Hartini[email protected]<p>Tanaman kelapa sawit adalah sumber minyak nabati paling produktif dengan biaya produksi rendah. Namun, serangan jamur <em>Ganoderma boninense</em> mengancam produktivitas kelapa sawit dengan merusak jaringan tanaman dan mengurangi penyerapan air dan nutrisi. Penyakit ini telah menyebar di berbagai wilayah Indonesia, mengurangi produksi tandan buah segar (TBS) dan rendemen. Diperlukan pendekatan pengelolaan yang berkelanjutan, termasuk penggunaan bibit unggul, pemupukan, dan pengendalian hama dan penyakit, sambil mempertimbangkan aspek ekonomi, ekologi, dan sosial. Penelitian ini mengadopsi metode analisis deskriptif dengan pengumpulan data menggunakan sumber data sekunder perusahaan, termasuk data sensus tanaman yang terinfeksi oleh jamur <em>Ganoderma boninense</em>, produktivitas tanaman, rerata populasi tanaman per hektar (SPH) di divisi I, serta data curah hujan dari tahun 2019-2022. Analisa data dilakukan dengan uji T dan analisis trend. Hasil penelitian menunjukkan bahwa intensitas serangan Busuk Pangkal Batang (BPB) pada tanaman kelapa sawit di Divisi I Kebun Sungai Dua PT. Sumber Tani Agung Resources saat ini tergolong sebagai serangan ringan, yang belum mempengaruhi performa produktivitas kelapa sawit secara signifikan. Hasil analisis mengindikasikan bahwa terdapat faktor-faktor yang diduga memengaruhi produktivitas tanaman kelapa sawit, yaitu populasi per hektar (SPH), usia tanaman, dan curah hujan.</p>2024-10-18T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanianhttps://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1220Mortalitas Hama Ulat Kantong (Metisa plana) Menggunakan Drone Dan Motor Sprayer Pada Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq) di PT. Langkat Nusantara Kepong2024-10-22T14:29:06+00:00Pahrul Ramadhan[email protected]Mahmudah Mahmudah[email protected]Puji Wahyu Mulyani[email protected]<p>Pengkajian tentang Mortalitas Hama Ulat Kantong (<em>Metisa plana</em>) Menggunakan <em>Drone </em>Dan Motor <em>Sprayer </em>Pada Tanaman Kelapa Sawit (<em>Elaeis guineensis </em>Jacq) dengan tujuan untuk menganalisis upaya pengendalian hama ulat kantong (<em>Metisa plana</em>) dengan menggunakan <em>drone </em>dan motor <em>sprayer</em>. Pengkajian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2023 sampai bulan Juni 2024 dengan menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Metode pengumpulan data yaitu metode wawancara terbuka dan dokumentasi, data sensus hama sebelum dan sesudah sementara metode analisis data menggunakan uji-t independent sample t-test. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan tingkat mortalitas dari penggunaan alat <em>drone </em>dan motor <em>sprayer </em>dalam penyemprotan hama ulat kantong (<em>Metisa plana</em>) sebelum dan sesudah pengendalian dimana berdasarkan hasil uji-t didapat nilai signifikansi ≤ 0,05 dan nilai t hitung > t tabel yang menunjukkan adanya perbedaan rata-rata jumlah hama ulat kantong (<em>Metisa plana</em>) sebelum dan sesudah pengendalian. Selain itu, hasil pengkajian juga menunjukkan adanya perbedaan pengendalian hama ulat kantong dengan menggunakan <em>drone </em>dan motor <em>sprayer </em>berdasarkan hasil uji t independent sample t-test didapat nilai persentasenya dengan menggunakan <em>drone </em>lebih tinggi 88.50% di bandingkan motor <em>sprayer </em>75.65% signifikansi ≤ 0,05 yang menunjukkan adanya perbedaan rata-rata setiap bulannya dimana pengendalian hama ulat kantong menggunakan <em>drone </em>lebih tinggi menurunkan mortalitas hama ulat kantong (<em>Metisa plana</em>) dari pada menggunakan motor <em>sprayer</em>.</p>2024-10-18T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanianhttps://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1221Implementasi Pengendalian Hama Tikus dengan Menggunakan Musuh Alami Burung Hantu (Tyto alba) di Perkebunan Kelapa Sawit2024-10-22T14:31:07+00:00Azi Kurnawan[email protected]Yuliana Kansrini[email protected]Puji Wahyu Mulyani[email protected]<p>Tingginya tingkat serangan hama tikus di perkebunan kelapa sawit PT. Umada menjadi salah satu faktor utama yang menyebabkan penurunan produksi tanaman kelapa sawit, sesuai dengan pedoman <em>Indonesian Sustainable Palm Oil</em> (ISPO). Pengendalian hama tikus diutamakan menggunakan musuh alami Burung hantu (<em>Tyto alba</em>) untuk menciptakan perkebunan kelapa sawit berkelanjutan. Tujuan Pengkajian ini adalah mengetahui keberadaan burung hantu (<em>Tyto alba</em>) di perkebunan kelapa sawit PT. Umada, dan untuk menganalisis bagaimana implementasi pengendalian hama tikus dengan menggunakan musuh alami burung hantu di perkebunan kelapa sawit PT. Umada, dan untuk mengidentifikasi permasalahan yang terjadi dalam implementasi pengendalian hama tikus dengan menggunakan musuh alami burung hantu (<em>Tyto alba</em>) di PT. Umada. Waktu pelaksanaan pengkajian ini mulai Januari 2024 sampai dengan Juni 2024. Pada Divisi 1 dan Divisi 2 PT. Umada Kebun Pernantian Kabupaten Labuhanbatu Utara. Metode pengkajian yang digunakan dalam pengkajian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Hasil pengkajian ini menunjukkan bahwa keberadaan populasi burung hantu di PT. Umada masih sedikit dari 31 RUBUHA (Rumah Burung Hantu) yang sudah terpasang, hanya 10 RUBUHA (Rumah Burung Hantu) yang telah dihuni burung hantu di PT. Umada, dan Implementasi pengendalian hama tikus dengan menggunakan musuh alami burung hantu (<em>Tyto alba</em>) di PT. Umada dengan melihat populasi keberadaan burung hantu belum mampu untuk mengendalikan hama tikus. Permasalahan yang terjadi dalam implementasi pengendalian hama tikus dengan menggunakan musuh alami burung hantu (<em>Tyto alba</em>) di PT.Umada adalah adanya persaingan habitat burung hantu, banyaknya aktivitas pekerjaan seperti alat berat, tanaman kelapa sawit yang masih rendah, penggunaan bahan kimia yang berlebihan disekitar RUBUHA (Rumah Burung Hantu).</p>2024-10-18T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian