https://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/issue/feed Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian 2025-12-15T11:14:01+09:00 Bangkit Lutfijai Syaefullah [email protected] Open Journal Systems <p>Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian yang dipublikasi oleh Politeknik Pembangunan Pertanian Manokwari</p> https://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1749 Pemberdayaan Ibu Rumah Tangga melalui Program Gerakan Ayo Menanam Sayur (GAMeS) di Kota Semarang 2025-12-12T09:32:51+09:00 Edi Gunawan [email protected] Renan Subantoro [email protected] <p>Ketahanan pangan keluarga di perkotaan menghadapi tantangan serius akibat pertumbuhan penduduk, keterbatasan lahan, serta perubahan fungsi ruang. <em>Urban farming</em> menjadi salah satu solusi dengan memanfaatkan lahan sempit untuk pemenuhan kebutuhan pangan sekaligus pemberdayaan ibu rumah tangga. Pemberdayaan ini bertujuan mengenalkan Program Gerakan Ayo Menanam Sayur (GAMeS) sebagai model pemberdayaan masyarakat di Kota Semarang. Program dilaksanakan dengan pendekatan <em>Participatory Rural Appraisal</em> (PRA) yang menekankan keterlibatan aktif masyarakat melalui empat tahapan, yaitu sosialisasi, pelatihan, pendampingan, serta monitoring dan evaluasi. Subjek kegiatan adalah dua Kelompok Wanita Tani (KWT), yaitu Hijau Asri di Kelurahan Kembangarum dan Nandur Sedekah di Kelurahan Sukorejo. Hasil program ini menunjukkan bahwa tahap sosialisasi berhasil membangun komitmen dan kebersamaan anggota. Tahap pelatihan mampu meningkatkan keterampilan budidaya sayur dengan teknik bertanam konvensional, hidroponik dan vertikultur, serta pengelolaan limbah organik. Tahap Pendampingan berkelanjutan membantu mengatasi kendala teknis dan menjaga motivasi anggota. Tahap monitoring dan evaluasi berfungsi menilai perkembangan kegiatan sekaligus menggambarkan capaian yang diperoleh masing-masing kelompok. KWT Hijau Asri dalam program ini unggul dalam manajemen organisasi dan produksi hidroponik, sedangkan KWT Nandur Sedekah lebih menonjol dalam partisipasi anggota dan penguatan jejaring sosial. Secara keseluruhan, Program GAMeS terbukti meningkatkan kapasitas masyarakat dalam praktik <em>urban farming,</em> memperkuat ketahanan pangan rumah tangga, serta memberikan dampak positif pada aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan.</p> 2025-12-10T08:08:05+09:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian https://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1750 Variabel Penentu Keputusan Petani Plasma dalam Melakukan Replanting di Kabupaten Ogan Komering Ilir 2025-12-12T09:32:52+09:00 Henny Malini [email protected] M. Agustian Nurhadi [email protected] <p>Replanting (peremajaan) kelapa sawit penting untuk mempertahankan produktivitas; namun tingkat replanting kecil-petani di Indonesia relatif rendah karena hambatan teknis, finansial, dan sosio-ekonomi. Studi empiris menunjukkan bahwa faktor ekonomi (biaya dan kehilangan pendapatan selama masa muda pohon), akses pembiayaan/subsidi, akses benih, teknologi, pengetahuan, penyuluhan, dan karakteristik petani (umur, pengalaman, luas lahan) merupakan determinan utama dalam keputusan replanting. tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi Faktor apa saja yang Mempengaruhi Keputusan petani plasma kelapa sawit baik yang dalam Melakukan dan tidak Melakukan Replanting di&nbsp; Kabupaten OKI. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei.&nbsp; Penelitian ini dilaksanakan pada tahun 2024. Metode penarikan contoh yang digunakan adalah <em>Disproportionate Stratified Random Sampling.&nbsp; </em>Jumlah sampel penelitian yang diteliti adalah 60 petani. Berdasarkan hasil analisis regresi logistik pada Tabel 3. terdapat lima variabel yang secara signifikan memengaruhi keputusan petani untuk melakukan peremajaan, yaitu umur petani dengan nilai signifikansi 0.016, pengeluaran rumah tangga dengan nilai signifikansi 0.021, pendapatan petani dengan nilai signifikansi 0.027, pengalaman usahatani dengan nilai signifikansi 0.034, dan jumlah anggota keluarga dengan nilai signifikansi 0.045. Variabel lainnya, seperti pendidikan dengan nilai signifikansi 0,310 dan umur tanaman dengan nilai signifikansi 0.091 tidak menunjukan pengaruh yang signifikan terhadap keputusan peremajaan kelapa sawit karena nilai signifikansi lebih dari 0.05.&nbsp; Keputusan petani dalam melakukan replanting dipengaruhi oleh beberapa faktor utama, yakni pendapatan, umur petani, pengeluaran rumah tangga, pengalaman usahatani, dan jumlah tanggungan.</p> 2025-12-10T00:00:00+09:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian https://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1751 Bauran Pemasaran UMKM Pangan Lokal di Kota Jambi dalam Menghadapi Era Digital 2025-12-12T09:32:52+09:00 Endy Effran [email protected] Yanuar Fitri [email protected] Rahmi Hidayati [email protected] Vika Indah Rahayu [email protected] <p>Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) pangan lokal di Kota Jambi memiliki kontribusi penting dalam mendukung kemandirian pangan, memperkuat ketahanan ekonomi daerah, serta menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat. Namun, di era ekonomi digital, UMKM dihadapkan pada tantangan besar dalam beradaptasi terhadap perubahan perilaku konsumen, meningkatnya persaingan pasar daring, serta rendahnya kapasitas pemasaran berbasis teknologi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi transformasi pemasaran UMKM pangan lokal di Kota Jambi menggunakan pendekatan <em>marketing mix</em> 7P, yang mencakup aspek produk, harga, distribusi, promosi, orang, proses, dan bukti fisik. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan pengumpulan data melalui kuesioner berskala Likert terhadap 30 responden konsumen UMKM pangan lokal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aspek produk, harga, orang, dan proses memperoleh penilaian baik dengan rata-rata skor di atas 3,0, menandakan kualitas produk dan pelayanan yang sudah memadai. Sementara itu, aspek promosi (2,5) dan bukti fisik (2,6) masih tergolong rendah karena minimnya pemanfaatan media sosial, desain kemasan yang belum menarik, serta kurangnya strategi digital branding. Kondisi ini menunjukkan bahwa kekuatan utama UMKM pangan lokal berada pada kualitas produk, tetapi belum didukung strategi komunikasi pemasaran yang efektif. Oleh karena itu, penguatan promosi digital melalui media sosial, peningkatan inovasi desain kemasan, serta pembentukan identitas merek yang kuat menjadi prioritas utama. Implementasi bauran pemasaran 7P secara terpadu diharapkan mampu meningkatkan daya saing UMKM pangan lokal, memperluas akses pasar, dan memperkuat ketahanan ekonomi daerah di era digital.</p> 2025-12-10T00:00:00+09:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian https://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1752 Penerapan Metode Economic Order Quantity (EOQ) untuk Meningkatkan Efisiensi Biaya Persediaan Bahan Baku di Unit Cikasungka, Jawa Barat 2025-12-12T09:32:52+09:00 Dwi Aryani Suryaningrum [email protected] Windah Windah [email protected] <p>Pengeloaan persediaan bahan baku yang efektif merupakan faktor penting dalam menjaga kelancaran proses produksi dan efisiensi biaya operasional suatu Perusahaan. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengoptimalkan jumlah pemasanan bahan baku adalah <em>Economic Order Quantity</em> (EOQ). Penelitian ini bertujuan untuk menerapkan metode EOQ dalam menentukan jumlah pemesanan bahan baku yang optimal guna meminimalkan total biaya persediaan, yang mencakup biaya persediaan, yang mencakup biaya pemesanan, biaya penyimpanan, dan biaya pembelian. Penelitian dilakukan di PT Perkebunan Nusantara IV Regional I Unit Cikasungka Bogor, dengan pengumpulan data meliputi volume pemakaian bahan baku, biaya pemesanan, dan harga bahan baku selama satu periode tertentu. Hasil perhitungan EOQ dibandingkan dengan kebijakan pemesanan actual Perusahaan untuk mengetahui efisiensi yang dapat diperoleh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode EOQ mampu mengurangi total biaya persediaan secara signifikan dibandingkan dengan metode pemesanan yang diterapkan sebelumnya. Dengan jumlah pemesanan yang optimal dan frekuensi pemesanan yang lebih efisiensi, Perusahaan dapat meningkatkan efektivitas pengelolaan persediaan dan mendukung kestabilan operasional produksi.</p> 2025-12-10T00:00:00+09:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian https://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1753 Analisis Rasio Likuiditas dan Solvabilitas untuk Mengukur Kemampuan Perusahaan dalam Memenuhi Kewajiban pada PTPN III Tahun 2021–2023 2025-12-12T09:32:52+09:00 Dwi Aryani Suryaningrum [email protected] Revalina Br Tampubolon [email protected] <p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan PT Perkebunan Nusantara III dalam memenuhi kewajiban jangka pendek dan jangka panjang selama periode 2021–2023. Analisis dilakukan menggunakan rasio likuiditas dan rasio solvabilitas berdasarkan Laporan Keuangan PT Perkebunan Nusantara III tahun 2021–2023 dengan metode analisis deskriptif dan riset kepustakaan, serta pembandingan terhadap standar industri. Hasil penelitian menunjukkan rasio likuiditas tergolong kurang baik karena berada di bawah standar. <em>Current ratio</em> tahun 2021 sebesar 122%, tahun 2022 sebesar 114%, dan tahun 2023 sebesar 98% dengan standar 200%. <em>Quick ratio</em> juga rendah, yaitu 93% pada 2021, 74% pada 2022, dan 71% pada 2023 (standar 150%). <em>Cash ratio</em> hanya pada 2021 dinilai baik sebesar 57%, sedangkan pada 2022 sebesar 42% dan 2023 sebesar 32% di bawah standar 50%. Dari sisi solvabilitas, <em>debt to asset ratio</em> dan <em>debt to equity ratio</em> masih lebih tinggi dari standar industri, menunjukkan beban utang yang cukup besar. Namun, <em>time interest</em> earned ratio menunjukkan hasil baik karena melebihi standar 100%, yaitu 305% pada 2021, 342% pada 2022, dan 150% pada 2023. Secara keseluruhan, likuiditas perusahaan masih perlu ditingkatkan, sedangkan kemampuan membayar bunga tergolong baik.</p> 2025-12-10T00:00:00+09:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian https://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1754 Analisis Penerapan PPN 12% dengan DPP Nilai Lain di PT Sinergi Gula Nusantara Pabrik Gula Glenmore 2025-12-12T09:32:52+09:00 Zumrotul Faiqqotul Jannah [email protected] Mahagiyani Mahagiyani [email protected] <p>Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penerapan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) 12% dengan Dasar Pengenaan Pajak (DPP) nilai lain di PT Sinergi Gula Nusantara Pabrik Gula Glenmore, serta mengevaluasi dampaknya terhadap operasional perusahaan. Kebijakan ini merujuk pada PMK No. 11 Tahun 2025 yang mengatur skema DPP nilai lain sebagai bentuk penyederhanaan administrasi perpajakan. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif, dengan teknik pengumpulan data berupa wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Penerapan PPN 12% dengan DPP nilai lain telah sesuai ketentuan yang berlaku. Pelaporan dilakukan secara terpusat menggunakan sistem Single Tax Online oleh kantor pusat PT SGN. Dari sisi operasional, penerapan ini tidak memberikan dampak signifikan terhadap margin laba, namun memerlukan penyesuaian pada sistem ERP dan koordinasi lintas divisi. Kesimpulannya, penerapan kebijakan ini meningkatkan efisiensi pelaporan dan kepatuhan pajak.</p> 2025-12-10T00:00:00+09:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian https://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1755 Analisis Likuiditas dan Solvabilitas Terhadap Kinerja Keuangan Pada PT Wilmar Cahaya Indonesia Tbk Tahun 2022-2024 2025-12-12T09:32:52+09:00 Anindya Novera Wulandari [email protected] Rama Aditya Sardani [email protected] <p>Penilaian kinerja keuangan perusahaan merupakan aspek penting dalam dunia bisnis karena mencerminkan sejauh mana perusahaan mampu mengelola sumber daya keuangannya secara efektif. Penelitian ini berjudul “Analisis Likuiditas dan Solvabilitas terhadap Kinerja Keuangan pada PT Wilmar Cahaya Indonesia Tbk Tahun 2022–2024”. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk menganalisis kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek maupun jangka panjang melalui rasio likuiditas dan solvabilitas. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif dengan data sekunder berupa laporan keuangan tahunan (annual report) perusahaan periode 2022 hingga 2024. Hasil analisis menunjukkan bahwa rasio likuiditas perusahaan, yang terdiri dari Current Ratio, Quick Ratio, dan Cash Ratio, menunjukkan tren yang fluktuatif tetapi tetap berada di atas standar yang menunjukkan kemampuan likuiditas yang baik. Meskipun terdapat penurunan nilai rasio dari tahun ke tahun, perusahaan tetap mampu memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Kinerja keuangan PT Wilmar Cahaya Indonesia Tbk berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa perusahaan memiliki posisi yang stabil dan aman dari sisi likuiditas dan solvabilitas. Perusahaan mampu menjaga keseimbangan antara aset dan kewajiban serta menunjukkan potensi pertumbuhan keuangan yang positif. Oleh karena itu, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan dalam pengambilan keputusan keuangan serta sebagai referensi untuk penelitian lebih lanjut di bidang manajemen keuangan.</p> 2025-12-10T00:00:00+09:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian https://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1756 Pengaruh Pengalaman Usaha Tani dan Penerapan Prinsip Agroekologi terhadap Keberhasilan Usahatani Kopi di Kabupaten Bondowoso 2025-12-12T09:32:52+09:00 Weni Indah Doktri Agus Tapaningsih [email protected] Eko Soemarjono [email protected] <p>Pengalaman usaha tani merupakan salah satu bagian penting dalam keberhasilan usahatani. Hal ini berkaitan dengan seberapa lama waktu yang dilalui oleh petani dalam mengelola usahataninya. Pengalaman merupakan pelajaran berharga bagi petani dalam menjalankan usahatani yang dimilikinya. Selain pengalaman usahatani, keberhasilan usahatani juga memerlukan kondisi lingkungan ekologi pertanian. Penelitan ini berfokus pada pengaruh aspek pengalaman usahatani dan penerapan prinsip agroekologi terhadap keberhasilan usahatani. Penelitian ini meneliti usahatani Kopi di Kabupaten Bondowoso. Penelitian ini melibatkan 30 petani kopi sebagai responden. Adapun tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk megetahui pengaruh pengalaman usahatani dan penerapan prinsip agroekologi terhadap kebehasilan usahatani kopi di Kabupaten Bondowoso. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan pendekatan deskriptif analitis dan korelasional. Penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda dengan bantuan software SPSS versi 14. Berdasarkan hasil analisis didapatkan bahwa pengalaman usahatani berpengaruh signifikan terhadap keberhasilan usahatani kopi sedangkan penerapan prinsip agroekologi tidak berpengaruh signifikan terhadap keberhasilan usahatani kopi di kabupaten Bondowoso.</p> 2025-12-10T00:00:00+09:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian https://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1757 Analisis Perhitungan, Penyetoran, dan Pelaporan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 atas Penghasilan Karyawan Tetap pada Kebun Cibungur KSO 2025-12-12T09:32:52+09:00 Khairun Nisa [email protected] Mahagiyani Mahagiyani [email protected] <p>Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 merupakan pajak atas penghasilan berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaran lainnya dalam bentuk apa pun yang diterima oleh Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri sehubungan dengan pekerjaan, jabatan, jasa, atau kegiatan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesesuaian mekanisme perhitungan, penyetoran, dan pelaporan PPh Pasal 21 atas penghasilan karyawan tetap pada PT. Perkebunan Nusantara IV Regional I Kebun Cibungur KSO dengan ketentuan perpajakan yang berlaku, khususnya Peraturan Direktur Jenderal Pajak PER-16/PJ/2016 dan Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2023. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif deskriptif, dengan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prosedur perhitungan dan penyetoran PPh Pasal 21 telah sesuai dengan ketentuan perpajakan yang berlaku. Namun, pelaksanaan pelaporan PPh Pasal 21 belum sepenuhnya sesuai antara yang dilakukan oleh PT Perkebunan Nusantara IV Regional I Kebun Cibungur KSO dengan ketentuan yang diatur dalam PER-16/PJ/2016.</p> 2025-12-10T00:00:00+09:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian https://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1758 Analisis Efektivitas Sistem Informasi Akuntansi dalam Meningkatkan Akurasi Laporan Keuangan di PTPG Rajawali II, Unit Sindanglaut 2025-12-12T09:32:52+09:00 Widinata Widinata [email protected] Rama Aditiya Sardani [email protected] <p>Tugas akhir ini membahas penerapan dan efektivitas Sistem Informasi Akuntansi (SIA) di PTPG Rajawali II, Unit Sindanglaut, yang menggunakan perangkat lunak berbasis ERP bernama siRaja. Sistem ini dirancang untuk meningkatkan efisiensi pengelolaan keuangan melalui otomasi pencatatan transaksi, pengurangan kesalahan manual, dan penyajian data secara real-time. Sejak pertama kali diterapkan pada tahun 2018, siRaja telah berkembang dari pengelolaan keuangan saja menjadi mencakup pengendalian penjualan, produksi, persediaan, dan manajemen SDM, sehingga mendukung integrasi sistem antar departemen. Penelitian ini menyoroti manfaat utama, seperti peningkatan akurasi, transparansi, dan efisiensi dalam pelaporan keuangan. Selain itu, studi ini juga membahas tantangan selama implementasi, termasuk keterbatasan anggaran, resistensi terhadap perubahan, dan masalah integrasi sistem, beserta solusi strategis seperti pelatihan berkelanjutan dan pembaruan sistem. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan siRaja secara efektif memberikan dampak positif terhadap pengelolaan keuangan dan kinerja organisasi, serta memfasilitasi pengambilan keputusan yang lebih baik. Penelitian ini menegaskan pentingnya pengembangan sistem yang berkelanjutan dan kompetensi sumber daya manusia dalam mengoptimalkan manfaat SIA.</p> 2025-12-10T00:00:00+09:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian https://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1759 Keberlanjutan Tradisi Adat dan Transformasi Kemandirian Ekonomi Lokal: Pelajaran dari Swasembada Pangan di Kampung Naga 2025-12-12T09:32:52+09:00 Muslim Sabarisman [email protected] <p>Sistem pangan global menghadapi kerentanan yang semakin besar terhadap guncangan dan tekanan modernisasi yang mengancam kedaulatan pangan lokal. Komunitas adat seperti Kampung Naga menunjukkan bagaimana kearifan lokal dapat menciptakan sistem pangan yang tangguh. Penelitian ini mengkaji bagaimana nilai-nilai dan praktik tradisional mendukung swasembada pangan dan pembangunan ekonomi berkelanjutan di Kampung Naga. Dengan menggunakan pendekatan studi kasus kualitatif, peneliti melakukan wawancara mendalam dan observasi partisipatif terhadap 15 informan kunci yang meliputi tokoh adat, petani, perempuan, dan pemuda. Data dianalisis secara tematis untuk mengidentifikasi pola dan wawasan. Hasil penelitian menemukan bahwa swasembada pangan dicapai melalui tiga pendekatan utama: pertanian organik menggunakan varietas padi lokal (pare ageung) dan pupuk alami, pengelolaan sumber daya air yang efisien secara kolektif, serta lembaga sosial yang kuat termasuk lumbung komunal (leuit) dan tradisi gotong royong. Praktik-praktik ini menciptakan jaring pengaman sosial-ekonomi yang andal bagi masyarakat. Namun, studi ini juga mengungkapkan tantangan dalam menyeimbangkan norma tradisional dengan kebutuhan modern. Masyarakat menghadapi kesulitan dalam mempertahankan larangan budaya untuk meminta bantuan eksternal sementara membutuhkan adopsi teknologi baru dan akses modal untuk pertumbuhan ekonomi. Penelitian menyimpulkan bahwa ketahanan pangan yang berhasil di Kampung Naga bergantung pada kombinasi kearifan lokal, kepemimpinan tradisional yang efektif, dan kebijakan pemerintah yang mendukung serta menghormati hak-hak masyarakat adat. Pendekatan terpadu ini menciptakan sistem pangan yang berkelanjutan secara ekonomi, sosial, dan lingkungan, serta menawarkan pelajaran berharga bagi komunitas lain yang menghadapi tantangan serupa.</p> 2025-12-10T00:00:00+09:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian https://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1760 Pemberdayaan Kelompok Masyarakat Pesisir Melalui Pengembangan Program Silvo-Ekowisata Mangrove di Desa Kuala Sempang Kecamatan Seri Koala Lobam Kabupaten Bintan, Indonesia 2025-12-12T11:28:20+09:00 Febrianti Lestari [email protected] Rika Anggraini [email protected] Harapin Hafid [email protected] <p>Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk memberdayakan kelompok masyarakat pesisir Desa Kuala Sempang, Kecamatan Seri Koala Lobam, Kabupaten Bintan, Indonesia, melalui pengembangan Program Silvo-Ekowisata Mangrove berkelanjutan. Potensi &nbsp;mangrove di desa ini sangat luas, namun belum terkelola optimal sebagai sumber mata pencaharian alternatif. Metode pelaksanaan kegiatan menggunakan pendekatan <em>Participatory Rural Appraisal</em>, yang meliputi tiga tahapan yaitu: (1) pelatihan teknis tentang konservasi mangrove, pemandu silvo-ekowisata, serta manajemen kelompok silvo-ekowisata; (2) &nbsp;pelatihan dan pendampingan dalam pembentukan dan penguatan kelembagaan kelompok silvo-ekowisata; dan (3) implementasi program berupa penataan jalur silvo-ekowisata mangrove, pengembangan paket tur, serta promosi. &nbsp;Kelompok masyarakat utama kegiatan adalah kelompok masyarakat pesisir lokal dan Karang Taruna Desa Kuala Sempang. Hasil kegiatan menunjukkan peningkatan kapasitas kelompok masyarakat yang signifikan dalam mengembangkan potensi silvo-ekowisata mangrove di Desanya. Telah terbentuknya unit usaha Silvo-Ekowisata mangrove yang mengintegrasikan kegiatan konservasi melalui penanaman mangrove partisipatif dengan kegiatan wisata telususr mangrove dan edukasi. Dampak program adalah diversifikasi mata pencaharian, peningkatan pendapatan, serta peningkatan kesadaran kolektif masyarakat terhadap pentingnya konservasi ekosistem mangrove sebagai aset ekonomi dan lingkungan. Program ini berhasil menciptakan model sinergi antara konservasi dan ekonomi masyarakat pesisir.</p> 2025-12-10T00:00:00+09:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian https://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1761 Evaluation of Product Feasibility and Economic Potential after Cassava Processing Training Based on Community Empowerment 2025-12-12T09:32:52+09:00 Hamka L [email protected] Andi Asmawati Azis [email protected] Sitti Hajerah Hasyim [email protected] Zakia Asrifah Ramly [email protected] <p>Program pemberdayaan masyarakat ini bertujuan untuk mengevaluasi kelayakan produk hasil diversifikasi olahan ubi kayu (<em>Manihot esculenta</em>) serta potensi ekonominya dalam meningkatkan kesejahteraan rumah tangga di Desa Sokkolia, Kecamatan Bontomarannu, Kabupaten Gowa. Kegiatan pelatihan dilaksanakan dengan pendekatan partisipatif melalui penyuluhan, demonstrasi, dan praktik langsung pengolahan bahan baku ubi kayu menjadi berbagai produk bernilai tambah, seperti es krim tape singkong, colenak, <em>cassava ball</em>, dan minuman prebiotik (minas). Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, angket kepuasan dan persepsi produk, serta simulasi analisis ekonomi sederhana. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa tingkat kelayakan produk memperoleh skor rata-rata antara 3,9 hingga 4,6 pada skala Likert 1–5, yang dikategorikan “layak” hingga “sangat layak”. Aspek inovasi dan nilai tambah memperoleh skor tertinggi (4,6), diikuti oleh rasa dan tekstur (4,5), sementara kemasan dan branding masih perlu ditingkatkan (3,9). Berdasarkan hasil simulasi ekonomi, kegiatan ini berpotensi memberikan tambahan pendapatan sekitar Rp875.000 per bulan bagi setiap peserta, dengan modal awal yang relatif rendah dan bahan baku yang mudah diperoleh secara lokal. Selain itu, 91% peserta menyatakan keinginan untuk melanjutkan kegiatan serupa dan mengembangkan usaha olahan singkong secara berkelompok. Secara keseluruhan, hasil kegiatan ini menunjukkan bahwa pelatihan diversifikasi olahan ubi kayu tidak hanya meningkatkan keterampilan teknis peserta, tetapi juga membuka peluang pengembangan ekonomi berbasis sumber daya lokal secara berkelanjutan.</p> 2025-12-10T00:00:00+09:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian https://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1762 Pembelajaran Sosial dalam Praktik Penyuluhan Kolaboratif untuk Pengembangan Kelompok Berbasis Agribisnis 2025-12-12T09:32:52+09:00 Ahmad Fachri [email protected] Sultani Sultani [email protected] <p>Perubahan sistem pertanian global menuntut pendekatan penyuluhan yang lebih kolaboratif dan berorientasi pada pembelajaran sosial untuk menciptakan agribisnis yang inklusif dan berkelanjutan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor pembelajaran sosial dalam praktik penyuluhan kolaboratif yang diinisiasi oleh NGO Human Initiative Sumatera Barat pada Poklahsar Batuang Srikandi Nusantara (BSN) di Kecamatan Bungus Teluk Kabung, Kota Padang. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif dengan metode studi kasus. Lokasi penelitian dipilih secara purposive karena merupakan wilayah binaan Human Initiative dengan karakteristik sosial ekonomi masyarakat yang masih rentan. Data primer dikumpulkan melalui wawancara mendalam dan observasi, sedangkan data sekunder diperoleh dari dokumen NGO Human Initiative dan literatur pendukung. Analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif menggunakan kerangka pembelajaran sosial Leeuwis (2009). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyuluhan kolaboratif yang melibatkan berbagai aktor seperti NGO, lembaga pemerintah, sektor swasta, akademisi, dan pelaku UMKM membentuk ekosistem pembelajaran sosial yang dinamis. Faktor-faktor yang dijelaskan dalam pembelajaran sosial meliputi: keseriusan masalah; keterlibatan langsung; urgensi; keberhasilan; kompleksitas; kejelasan masalah; resiko; ruang sosial; sumber daya; dan trauma. Faktor pembelajaran sosial ini mendorong peningkatan kapasitas adaptif, kesadaran kolektif, dan kemandirian ekonomi anggota kelompok. NGO Human Initiative perlu terus memperkuat dan memperluas jejaring kemitraan, serta menyesuaikan materi penyuluhan dengan karakteristik peserta agar proses pembelajaran sosial dapat berjalan lebih efektif guna pengembangan kelompok.</p> 2025-12-10T00:00:00+09:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian https://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1763 Peran Kebijakan Pemerintah untuk Ketahanan Pangan Berbasis Swasembada Beras di Indonesia 2025-12-12T09:32:51+09:00 Sayu Desty Pratisya [email protected] Juli Winando Lumban Toruan [email protected] <p>Ketahanan pangan, khususnya swasembada beras, merupakan masalah global yang menjadi tantangan dinamis bagi Indonesia di tengah ancaman peningkatan populasi serta perubahan faktor <em>supply</em> dan <em>demand</em>. Oleh karena itu, pemerintah Indonesia gencar mengatur peningkatan kapasitas produksi padi nasional untuk menjadikan swasembada sebagai pilar utama ketahanan pangan. Penelitian ini bertujuan mengembangkan model sistem dinamik untuk menganalisis peran dan menilai efektivitas kebijakan pemerintah terhadap pencapaian swasembada beras. Model dikembangkan melalui tahapan artikulasi masalah, perumusan hipotesis dinamis, formulasi model simulasi, pengujian, dan evaluasi kebijakan. Analisis sistem dinamik ini menggunakan <em>Causal Loop Diagram</em> (CLD) dan <em>Stock and Flow Diagrams</em> (SFD) yang mencakup lima blok utama: produksi padi, konsumsi beras, pasar gabah, pasar beras, dan swasembada. Data aktual yang digunakan untuk validasi model diambil dari Badan Pusat Statistik (BPS) periode 2018-2022. Hasil validasi menunjukkan model berhasil mereproduksi perilaku sistem swasembada beras yang sesungguhnya, di mana produksi beras domestik cenderung berfluktuasi karena faktor iklim, hama, dan konversi lahan. Stok produksi dalam negeri yang tidak stabil dan peningkatan konsumsi setiap tahunnya menyebabkan permintaan beras lebih besar daripada penawaran, sehingga mendorong kebijakan impor beras. Kondisi sebelum simulasi kebijakan menunjukkan capaian swasembada beras nasional belum tercapai seiring dengan tren impor yang meningkat. Diperlukan perencanaan sistem kebijakan yang berkelanjutan dan optimal dengan analisis berbasis sistem dinamik untuk mencapai dan mempertahankan swasembada beras di Indonesia.</p> 2025-12-10T00:00:00+09:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian https://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1764 Analisis Peta Proses Operasi Permen Cabe Jamu 2025-12-12T09:32:51+09:00 Nur ‘Aini [email protected] Khoirul Hidayat [email protected] R. Arief Firmansyah [email protected] <p>Cabe jamu (<em>Piper retrovractum Vahl</em>) menjadi salah satu rempah unggulan pulau Madura. Cabe jamu biasanya diolah menjadi jamu celup dan campuran kopi. Cabe jamu memiliki kandungan piperin yang dapat membantu meningkatkan nafsu makan. Penurunan nafsu makan merupakan salah satu masalah pada anak yang dapat mengakibatkan gangguan kesehatan dan penghambat tumbuh kembang anak. Upaya para orang tua untuk meningkatkan nafsu makan biasanya melalui pemberian vitamin, obat farmakologi maupun obat tradisional. Namun, tidak sedikit anak yang menolak untuk mengonsumsi obat tradisional karena rasanya yang dominan pahit. Permen dapat menjadi salah satu inovasi pengembangan obat tradisional berbahan dasar cabe jamu dan menangani masalah penurunan nafsu makan pada anak. Inovasi ini sangat sesuai karena anak-anak cenderung menyukai makanan manis seperti permen. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk merancang produk permen cabe jamu sesuai dengan preferensi konsumen. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah peta proses operasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat dua belas peta proses operasi dalam pembuatan permen cabe jamu. Proses operasi dilakukan dengan tahapan mulai dari sortasi, pencucian, pengeringan, penghalusan, ekstraksi, penimbangan bahan, pemanasan, pencampuran, pencetakan, pendinginan, pengemasan, dan penyimpanan. Peta proses operasi dibuat untuk mengetahui kebutuhan mesin yang akan digunakan, memperkirakan kebutuhan bahan baku, mengetahui lama waktu produksi, menentukan tata letak mesin kerja, memproduksi permen cabe jamu dengan cara yang tepat sehingga sesuai dengan keinginan konsumen.</p> 2025-12-10T00:00:00+09:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian https://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1765 Komodifikasi Anyaman Tumbuhan Mansiang Menjadi Produk Elemen Penunjang Interior Rumah Tinggal 2025-12-12T09:32:51+09:00 Ahmad Bahrudin [email protected] Ramadhani Kurniawan [email protected] Kurnia Kurnia [email protected] <p>Tumbuhan mansiang merupakan tanaman yang tumbuh di rawa-rawa dan berkembang biak dengan cara ditanam dan tumbuh di dataran tinggi dengan udara yang sejuk, batang mansiang selama ini digunakan sebagai bahan baku utama pembuatan &nbsp;anyaman&nbsp; biasa di sebut dengan anyaman mansiang sebelum dijadikan bahan baku anyaman melalui berepa tahapan sepert: pemotongan, pengeringan, pewarnaan dan proses menganyam produk. Adapun produk yang dihasilkan Adalah produk-produk untuk kebutuhan sehari seperti: kombuik (tas untuk membawa beras), dompet, tas dan lain-lain, penelitian ini sebagai upaya menghadirkan anyaman mansiang dalam bentuk lainnya yaitu dalam bentuk produk-produk interior rumah tinggal, diharapkan akan menjadi reeferensi diversifikasi produk dengan bahan baku tumbuhan mansiang. Seiring dengan adanya <em>slogan back to nature</em>, diharapkan penelitian ini menjadi bisa menjadi jawabana terhadap pemanfaatan sumberdaya alam yang melimpah dijadikan&nbsp; produk yang selain memiliki nilai ekonomis tinggi juga bahan baku terbarukan, bagi akademisi sebagai pemicu terutama untuk mahasiswa untuk lebih memanfaatkan sumberdaya alam menjadi produk-produk yang selain bisa dimanfaatkan secara langsung sebagai kebutuhan sehari-hari juga sebagai peningkatan keilmuan tentang bagaimana bisa mengkolaborasikan antara bahan alami dengan bahan pabrikan sehingga tercipta produk baru. Sesuai dengan hasil survey tentang kebutuhan produk-produk terutama segmen penggunanya yaitu kalangan remaja dan dewasa maka di hasilkan hasilkan beberapa produk berupa: lampu dinding, ceilling lamp, cermin, meja foyer dan kursi stool.</p> 2025-12-10T00:00:00+09:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian https://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1766 Analisis Pertumbuhan Artikel Ilmiah Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian (SNPPVP) dalam Lima Tahun Terakhir 2025-12-12T09:32:51+09:00 Muhammad Syafii Nasution [email protected] <p>Penelitian ini menganalisis tingkat pertumbuhan artikel, pola kepengarangan, kolaborasi ilmiah, dan kluster topik dalam publikasi ilmiah dari Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian (SNPPVP) yang berlangsung antara tahun 2020 hingga 2024. Sebanyak 325 artikel yang ditulis oleh 990 penulis telah diperiksa, menunjukkan pertumbuhan publikasi yang signifikan. Nilai Compound Annual Growth Rate (CAGR) meningkat dari 7,46% pada tahun 2020 dan mencapai puncaknya sebesar 18,92% pada tahun 2024. Indeks Kolaborasi (CI) juga menunjukkan peningkatan, dari 2,3 menjadi 3,0, sementara Derajat Kolaborasi (DC) naik dari 74,07% menjadi 94,03%, mencerminkan kecenderungan kolaboratif yang kuat di kalangan penulis. Kluster topik yang muncul meliputi peternakan, produksi tanaman, dan aspek sosial petani, dengan kata kunci relevan seperti pupuk organik dan kelapa sawit. Penelitian ini merekomendasikan peningkatan kolaborasi lintas disiplin, pelatihan bagi petani, serta pemanfaatan analisis bibliometrik untuk mengarahkan penelitian di masa depan, guna mendukung keberlanjutan dan inovasi dalam sektor pertanian.</p> 2025-12-10T00:00:00+09:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian https://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1767 Ecological Citizenship and Sustainable Agricultural Development: A Literature Review on the Role of Agricultural Extension Agents toward Achieving SDG 2 (Zero Hunger) 2025-12-12T09:32:51+09:00 Prince Clinton Immanuel Christian Damanik [email protected] Arum Sekar Kedhaton [email protected] <p>Penelitian ini merupakan kajian pustaka yang membahas peran penyuluh pertanian dalam mengembangkan kewarganegaraan ekologis untuk mendukung pembangunan pertanian berkelanjutan dan pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG) 2: Tanpa Kelaparan. Kajian ini menganalisis artikel ilmiah terindeks Scopus, Google Scholar, dan SINTA tahun 2015–2025 dengan kata kunci <em>ecological citizenship</em>, penyuluhan pertanian, dan kedaulatan pangan. Hasil telaah menunjukkan bahwa kewarganegaraan ekologis berperan sebagai landasan moral bagi petani dan masyarakat dalam mengelola sumber daya alam secara bertanggung jawab. Penyuluh pertanian berfungsi sebagai penggerak dan fasilitator yang menerapkan prinsip ekologis dalam praktik pertanian berkelanjutan serta menumbuhkan nilai tanggung jawab dan gotong royong sesuai etika Pancasila. Tantangan yang dihadapi meliputi keterbatasan kapasitas kelembagaan dan rendahnya literasi lingkungan di tingkat lokal. Kajian ini menyimpulkan bahwa penguatan pendidikan kewargaan ekologis dalam program penyuluhan pertanian penting untuk meningkatkan ketahanan pangan dan mewujudkan SDG 2.</p> 2025-12-10T00:00:00+09:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian https://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1768 Perspektif Petani tentang Badan Usaha Milik Desa Mulya Bersama di Kampung Prafi Mulya, Distrik Prafi, Kabupaten Manokwari 2025-12-12T09:32:51+09:00 Muhammad Dini Alfarizi [email protected] Mikhael Mikhael [email protected] Triman Tapi [email protected] <p>Setiap desa memiliki potensi yang dapat dimaksimalkan untuk pembangunan ekonomi lokal. Kemudian potensi ini didukung melalui pembentukan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Penelitian ini bertujuan mengetahui perspektif petani terhadap BUMDes Mulya Bersama di Kampung Prafi Mulya, Distrik Prafi, Kabupaten Manokwari. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik purposive sampling terhadap 48 informan yang terdiri dari petani, pengelola, dan pendamping BUMDes. Data dikumpulkan melalui wawancara semi-terstruktur, observasi, dan dokumentasi, serta dianalisis dengan model Miles dan Huberman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keberadaan BUMDes membantu usaha tani, khususnya dalam penyediaan penggilingan padi dan transportasi. Namun, tidak semua petani memanfaatkannya karena kurangnya informasi dan loyalitas pada penyedia lain. Pada sisi pemasaran, petani mengapresiasi kemudahan akses, tetapi mengeluhkan keterlambatan pembayaran dan penetapan harga yang tidak partisipatif. Tingkat kepuasan terhadap pelayanan sarana produksi lebih tinggi dibandingkan dengan pelayanan pemasaran. Kesimpulannya, BUMDes memiliki potensi memperkuat ekonomi lokal, tetapi perlu pembenahan kelembagaan dan tata kelola. Disarankan dilakukan sosialisasi menyeluruh, evaluasi transparan, serta penguatan modal usaha untuk menjamin keberlanjutan BUMDes.</p> 2025-12-10T00:00:00+09:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian https://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1769 Dampak Intervensi UMKM terhadap Kinerja UMKM (Studi Kasus UMKM Rumah Panrita Kabupaten Barru) 2025-12-12T09:32:51+09:00 Abd. Rahim [email protected] Sariana Damis [email protected] Pratiwi M. K. [email protected] Muhammad Faisal [email protected] <p>Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan pilar penting dalam pembangunan ekonomi Indonesia. Namun, UMKM kerap menghadapi berbagai kendala, seperti keterbatasan akses terhadap teknologi, minimnya diversifikasi produk, serta rendahnya kemampuan pemasaran digital. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh intervensi teknologi, diversifikasi produk, dan strategi pemasaran digital terhadap peningkatan kinerja UMKM Rumah Panrita di Kabupaten Barru. Dengan menggunakan pendekatan Participatory Action Research (PAR), penelitian ini melibatkan pemilik UMKM, dosen, dan mahasiswa secara kolaboratif dalam mengidentifikasi permasalahan, mengimplementasikan solusi, serta mengevaluasi hasilnya. Intervensi yang dilakukan meliputi pengenalan mesin espresso dan grinder, pengembangan produk kopi seduh dingin (cold brew), diversifikasi produk, peningkatan kemasan, serta pelatihan pemasaran digital. Hasil penelitian menunjukkan bahwa intervensi teknologi secara signifikan meningkatkan kapasitas produksi cold brew sebesar 180% dan menurunkan biaya per unit sebesar 50%, dengan tingkat pengembalian investasi (ROI) bulanan sebesar 45% serta periode pengembalian investasi sekitar 2,2 bulan. Selain itu, kegiatan pemasaran digital melalui Shopee dan Instagram yang didukung oleh pembuatan konten visual menggunakan Canva Pro berhasil meningkatkan omzet penjualan secara signifikan, dengan peningkatan tertinggi sebesar 38,8% pada September 2025. Temuan ini membuktikan bahwa integrasi inovasi teknologi dan strategi pemasaran digital mampu meningkatkan kinerja ekonomi UMKM, memperkuat keberlanjutan usaha, serta memberdayakan pelaku bisnis lokal.</p> 2025-12-10T00:00:00+09:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian https://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1770 Integrasi Program Konservasi dan Pemberdayaan Ekonomi Lokal: Studi Kasus LPHD Karangan Hilir dalam Pengembangan Perkebunan Kakao dan Unit Usaha Produktif 2025-12-12T09:32:51+09:00 Tarisa Mirda Sofiana [email protected] Arum Sekar Kedhaton [email protected] Aisyah Trees Sandy [email protected] Juwari Juwari [email protected] <p>Kebutuhan ekonomi masyarakat sering kali berbenturan dengan upaya konservasi keanekaragaman hayati, terutama di wilayah yang memiliki ketergantungan tinggi terhadap sumber daya alam. Kondisi ini menuntut adanya pendekatan yang mampu menyeimbangkan antara pemanfaatan ekonomi dan pelestarian lingkungan secara berkelanjutan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak pelaksanaan program konservasi oleh Lembaga Pengelola Hutan Desa (LPHD) Karangan Hilir serta menguraikan peran Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS) Kakao dalam meningkatkan nilai tambah hasil perkebunan bagi perekonomian masyarakat. Penelitian dilakukan di Desa Karangan Hilir, Kecamatan Karangan, Kabupaten Kutai Timur dengan menggunakan metode deskriptif kuantitatif dan pendekatan kompleks wilayah. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi lapangan dan wawancara mendalam terhadap pengurus LPHD serta anggota KUPS Kakao. Data dianalisis secara deskriptif dengan teknik triangulasi sumber untuk memastikan keabsahan informasi yang diperoleh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa program konservasi LPHD mampu meningkatkan partisipasi masyarakat dalam menjaga kelestarian hutan melalui kegiatan patroli, edukasi lingkungan, dan pengelolaan lahan secara berkelanjutan. Selain itu, KUPS Kakao berperan dalam mengembangkan komoditas unggulan desa melalui pengolahan produk turunan kakao yang memiliki nilai jual tinggi. Sinergi antara kegiatan konservasi dan pemberdayaan ekonomi lokal menciptakan keseimbangan antara aspek ekologi dan ekonomi masyarakat. Secara keseluruhan, LPHD Karangan Hilir menjadi contoh model pengelolaan hutan berbasis masyarakat yang berkelanjutan dan berorientasi pada peningkatan kesejahteraan sosial-ekonomi lokal.</p> 2025-12-10T00:00:00+09:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian https://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1771 Menganalisis SWOT dalam Kelompok Tani Surya Hijau di Kelurahan Suryodiningratan, Kecamatan Mantrijeron, Kota yogyakarta 2025-12-12T09:32:51+09:00 Siti Hajar [email protected] Siti Via Syahrani Putri [email protected] Hanif Fatihah Tsari [email protected] Muhammad Iqbal [email protected] Arjuna Arjuna [email protected] Nur Saudah Al Arifa D [email protected] <p>Penelitian ini bertujuan menganalisis strategi pemberdayaan Kelompok Tani Surya Hijau yang berlokasi di Yogyakarta. Analisis dilakukan dengan metode SWOT, yaitu mempelajari kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman. Kelompok tani ini terdiri dari sekitar 25 kelompok yang kompak, antusias, dan berkomitmen menghasilkan produk pertanian organik yang berkualitas, dan tidak menggunakan bahan kimia dan pestisida. Masalah keterbatasan lahan mereka diatasi dengan menggunakan teknologi pertanian perkotaan, yaitu penanaman vertikal melalui pipa dan memanfaatkan ruang sempit. Kekuatan internal yang dimiliki oleh kelompok tani adalah kerja sama yang baik antar anggota dan komunikasi yang efektif dalam grup. Hal ini membantu mereka mengatasi berbagai tantangan yang dihadapi. Meski begitu, kelompok tani masih menghadapi permasalahan, seperti serangan hama ulat saat musim hujan, kesulitan mendapatkan media tanam berkualitas, dan keterbatasan air saat musim kemarau. Peluang untuk berkembang dari kelompok tani ini terdapat dalam meningkatkan permintaan produk organik, adanya dukungan pelatihan dan bimbingan teknis dari dinas pertanian, serta kemungkinan perluasan pasar melalui penjualan secara daring dan modern. Ancaman utama yang dihadapi adalah perubahan cuaca yang tidak menentu dan fluktuasi harga hasil panen yang memengaruhi pendapatan mereka. Penelitian ini merekomendasikan peningkatan komunikasi dan koordinasi antar anggota, pelatihan rutin untuk mengatasi hama dan mendapatkan media tanam, serta penguatan modal dan peralatan. Selain itu, kelompok tani perlu mengembangkan strategi pemasaran yang kreatif dan menjalin kerja sama dengan pasar modern serta komunitas produk organik untuk meningkatkan daya saing dan keberlanjutan usaha mereka. Keberhasilan kelompok tani surya hijau menjadi contoh bagus dalam adaptasi petanian perkotaan yang inovatif dan keberlanjutan dalam menghadapi berbagai tantangan di bidang agribisnis.</p> 2025-12-10T15:36:59+09:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian https://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1772 Metode Analisis SWOT Dalam Pelaksanaan Subsistem Usahatani (On-Farm) (Studi Kasus di Rejo Farm Integrated Farming) 2025-12-12T09:32:51+09:00 Moh Fadly [email protected] Muhammad Ilham Perdana [email protected] Farazinia Aditiani Putri [email protected] Yuti Putri [email protected] Fariha Maf’ula [email protected] Nur Saudah Al Arifa D [email protected] <p>Penelitian ini mengidentifikasi faktor internal dan eksternal di RejoFarm menggunakan analisis SWOT untuk merumuskan strategi pengembangan usaha tani terpadu. Kekuatan utama adalah sumber daya alam melimpah dan kemitraan, sementara kelemahannya adalah keterbatasan SDM dan teknologi. Peluang terbuka melalui kerjasama dan produk organik, namun ancaman datang dari cuaca ekstrem dan hama. Strategi 3R (Reduce, Reuse, Recycle) berhasil diterapkan untuk limbah organik, yang meningkatkan efisiensi, keberlanjutan, dan kemandirian pangan. Model usaha tani terpadu yang diusulkan tidak hanya menekan biaya dan menciptakan nilai tambah tetapi juga menjaga ekosistem, menjadikannya acuan penting untuk pengembangan agribisnis berkelanjutan.</p> 2025-12-10T15:37:57+09:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian https://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1773 Analisis SWOT terhadap Pengelolaan Padi di Gapoktan Sidomulyo Sleman 2025-12-12T09:32:51+09:00 Eka Aditya [email protected] Alyaa Nur Rafi’ah [email protected] Meida Tri Wardani [email protected] Abdul Aziz Akhmad [email protected] Wan Fahira Rahmi [email protected] Nur Saudah Al Arifa D [email protected] <p>Penelitian ini bertujuan menganalisis kondisi internal dan eksternal, serta merumuskan strategi pengembangan pengelolaan padi di Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Sidomulyo, Sleman. Gapoktan ini menangani masalah daya tawar petani yang rendah terhadap tengkulak. Metode yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan analisis SWOT untuk mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman Gapoktan. Data diperoleh melalui wawancara mendalam, observasi, dan studi literatur dari sumber primer dan sekunder. Analisis menunjukkan Gapoktan Sidomulyo berada pada posisi yang sangat menguntungkan dengan aspek utama, mencakup produktivitas lahan yang tinggi (6-7 ton gabah kering per hektar), keragaman produk beras sepeti premium, organik, merah, hitam, dan kelembagaan yang kuat. Namun dibalik semua itu terdapat kelemahan seperti potensi ketergantungan pada dukungan pemerintah dan perlunya peningkatan manajemen administrasi serta keuangan internal. Sedangkan di sisi eksternal peluang besar berasal dari tingginya permintaan komoditas pangan, dukungan kebijakan pemerintah (hibah mesin, penggiling, akses pasar modern) serta kondisi geografis yang sangat mendukung dan ancaman yang meliputi tengkulak yang menguasai pasar dan resiko perubahan iklim secara ekstrim. Strategi yang disarankan adalah untuk menggunakan kekuatan dan untuk memanfaatkan peluang yang ada, yaitu melalui eksprensi vertikal dan horizontal untuk meningkatkan kapasitas produksi dan pengolahan serta memperkuat penetrasi pasar premium dan modern. Selain itu gapoktan perlu meningkatkan finansial dan manajemen internal untuk pertumbuhan yang berkelanjutan.</p> 2025-12-10T15:38:49+09:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian https://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1774 Analisis Nilai Tambah Pisang Cavendish dalam Mendukung Program Makan Bergizi Gratis (MBG) 2025-12-12T09:32:51+09:00 Khoirul Hidayat [email protected] M. Fuad Fauzul Mu’tamar [email protected] Millatul Ulya [email protected] M. Yaskun [email protected] M. Adhi Prasnowo [email protected] <p>Program Makan Bergizi Gratis (MBG) merupakan salah satu strategi pemerintah dalam meningkatkan kualitas gizi anak sekolah melalui penyediaan makanan bernutrisi yang mudah diakses. Salah satu komoditas yang memenuhi karakteristik tersebut adalah pisang Cavendish (<em>Musa paradisiaca var. Sapientum</em>). Pisang Cavendish menjadi salah satu komoditas hortikultura potensial untuk mendukung keberlanjutan program MBG karena memiliki kandungan gizi yang baik, produksi yang relatif stabil. Pisang Cavendish memiliki nilai nutrisi yang sangat baik untuk konsumsi anak sekolah. Kandungan karbohidrat kompleks berfungsi sebagai sumber energi berkelanjutan, vitamin B6 berperan dalam metabolisme dan perkembangan sistem saraf, vitamin C berfungsi sebagai antioksidan, serat pangan membantu kesehatan pencernaan, serta kalium mendukung keseimbangan elektrolit dan fungsi otot. Dengan karakteristik tersebut, pisang Cavendish dikenal sebagai salah satu buah yang direkomendasikan badan kesehatan dunia untuk konsumsi harian. Akan tetapi bentuk dan warna pisang Cavendish yang dibeli dari petani langsung berwarna hijau dan kurang bersih, sehingga anak-anak tidak suka. Oleh karena itu perlu adaanya penelitian tentang analisis nilai tambah pisang cavendish dalam mendukung program Makan Bergizi Gratis (MBG). Penelitian ini menggunakan metode <em>ripening </em>dan Hayami. Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk menghasilkan pisang Cavendish berwarna kuning dan bersih perlu dilakukan proses <em>ripening</em>&nbsp; atau pematangan pasca panen menggunakan gas etilen dalam ruang terkontrol. Setelah dipanen saat masih hijau, pisang dicuci, ditiriskan, kemudian disemprot atau disimpan di ruangan yang mengandung gas etilen pada suhu dingin 17−20°C dan kelembapan tinggi (75−85%) selama 7 hari untuk mempercepat pematangan. Dengan demikian, pisang Cavendish dapat menjadi komoditas strategis dalam mendukung keberlanjutan program MBG, baik secara ekonomi maupun kesehatan.</p> 2025-12-10T15:40:16+09:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian https://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1775 Analisis Biaya dan Kelayakan Soega (Soes Buah Naga) sebagai Inovasi Agroindustri untuk Ketahanan Pangan 2025-12-12T09:32:51+09:00 Karina Tasya [email protected] Haswika Haswika [email protected] Kevin Tanjung [email protected] Rahmawati Rahmawati [email protected] <p>Pengembangan produk berbasis bahan lokal merupakan strategi penting untuk mendukung ketahanan pangan sekaligus meningkatkan daya saing agroindustri di Indonesia. Soega, varian soes dari buah naga merah, mengombinasikan pengolahan modern dengan pemanfaatan bahan lokal sebagai inovasi agroindustri. Penelitian ini bertujuan menganalisis biaya produksi dan menilai kelayakan finansial produk Soega sebagai upaya mendukung diversifikasi pangan berbasis lokal. Pendekatan kuantitatif deskriptif diterapkan dengan metode full costing untuk menghitung biaya produksi, sedangkan harga jual ditentukan menggunakan metode cost plus pricing. Analisis kelayakan finansial dilakukan melalui perhitungan Break Even Point (BEP). Hasil penelitian menunjukkan bahwa titik impas tercapai pada 194-unit dengan total penjualan sekitar Rp 2.740.000. Temuan ini menunjukkan bahwa pengembangan produk Soega layak secara finansial, efisien, dan berpotensi menjadi inovasi agroindustri berbasis bahan lokal yang mendukung ketahanan pangan nasional melalui diversifikasi produk. Kesimpulan ini menegaskan bahwa inovasi produk pertanian lokal dapat memberikan kontribusi nyata terhadap strategi ketahanan pangan di Indonesia.</p> 2025-12-10T15:41:56+09:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian https://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1776 Analisis Organoleptik dan Daya Terima Produk Soes Buah Naga (SOEGA) sebagai Inovasi Pangan Fungsional 2025-12-12T09:32:51+09:00 Cindy Amelia [email protected] Risna Aulia [email protected] Nurul Al Varqani [email protected] Catherine Novita Sari [email protected] <p>Kue soes (<em>choux pastry/cream puff</em>) sebagai salah satu produk <em>bakery</em> memiliki potensi besar untuk menjadi sarana pengenalan inovasi pangan lokal karena sifatnya yang digemari, bernilai ekonomi tinggi dan mudah divariasikan isiannya. Penggantian atau perpaduan krim isian konvensional dengan selai buah naga dapat menghasilkan produk dengan tampilan menarik dikarenakan warna merah alami dari betasianin buah naga, cita rasa unik, serta manfaat fungsional yang berasal dari kandungan antioksidan. Tujuan penelitian ini adalah menyajikan produk <em>bakery</em> inovatif dengan nilai fungsional yaitu antioksidan alami dan pewarna alami dengan memastikan penerimaan konsumen yang baik. Penelitian ini menggunakan uji hedonik dengan 3 formula yang berbeda. Hasil penelitian yang dihasilkan adalah lama pemanggangan berpengaruh terhadap kualitas kue soes perlakuan formulasi A dengan waktu pemanggangan selama 30 menit menghasilkan produk terbaik dengan demikian kue soes buah naga berpotensi menjadi produk pangan fungsional unggulan.</p> 2025-12-10T15:43:35+09:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian https://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1777 Strategi Kelompok Tani Kebun Hijau Daun dalam Mengatur Sumberdaya Manusia melalui Analisis SWOT 2025-12-12T09:32:51+09:00 Fitria Reza Syamara [email protected] Munawaroh Munawaroh [email protected] Hafizh Gilang Pramana [email protected] Naouval Ariyansyah [email protected] Adnin Irsyadul Ibad [email protected] Nur Saudah Al Arifa D. [email protected] <p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi Kelompok Tani Hijau Daun dalam mengatur sumber daya manusia melalui analisis SWOT. Latar belakang penelitian ini berangkat dari tantangan yang dihadapi kelompok tani di tengah keterbatasan tenaga kerja dan beragamnya karakteristik anggota, yang sebagian besar merupakan ibu rumah tangga dan lansia. Penelitian dilakukan dengan metode observasi lapangan, wawancara, dan dokumentasi untuk memperoleh data kualitatif mengenai kondisi internal dan eksternal kelompok tani. Hasil analisis SWOT menunjukkan bahwa kekuatan utama kelompok terletak pada kerjasama antaranggota, keterampilan dalam pengolahan hasil kebun, serta dukungan penyuluhan dari dinas pertanian. Kelemahan yang ditemukan adalah keterbatasan sumber daya manusia dan waktu kerja yang tidak teratur. Peluang dapat dimanfaatkan melalui pelatihan, penyuluhan, dan dukungan teknologi, sedangkan ancaman muncul dari rendahnya kesadaran serta minimnya tenaga produktif. Berdasarkan temuan tersebut, strategi penguatan SDM difokuskan pada peningkatan komunikasi, pembagian tugas sesuai keterampilan, dan pemanfaatan peluang pelatihan untuk menutupi kelemahan yang ada. Penelitian ini menyimpulkan bahwa sinergi antara kekuatan internal dan peluang eksternal menjadi kunci dalam mempertahankan keberlanjutan kelompok tani serta meningkatkan produktivitas pertanian mereka.</p> 2025-12-10T15:47:28+09:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian https://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1778 Analisis Komparatif Metode Moving Average dan Exponential Smoothing untuk Peramalan Produksi Brownies Chips pada UMKM Agriku Kota Parepare 2025-12-12T09:32:51+09:00 Abd. Rahim [email protected] Tiara Wulan Dari Derang [email protected] Putriani Putriani [email protected] Nurul Afifah [email protected] <p>persaingan usaha pangan yang semakin ketat oleh pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dituntut mampu mengelola produksi secara efisien agar sesuai dengan permintaan pasar. Salah satu pendekatan yang digunakan untuk mendukung perencanaan tersebut adalah metode peramalan produksi berbasis data historis. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan membandingkan tingkat akurasi dua metode peramalan, yaitu moving average dan exponential smoothing, dalam menentukan jumlah produksi optimal Brownies Chips pada UMKM Agriku Parepare. Penelitian menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif dengan data penjualan mingguan selama tiga periode yang diolah menggunakan perangkat lunak QM for Windows. Hasil analisis menunjukkan bahwa metode moving average tiga periode menghasilkan nilai kesalahan paling kecil, dengan MAD sebesar 2,5, MSE sebesar 6,25, dan MAPE sebesar 4,545%. Sementara itu, metode exponential smoothing dengan α = 0,2 memiliki MAD sebesar 4,5, MSE sebesar 20,5, dan MAPE sebesar 8,182%. Dengan tingkat akurasi yang lebih tinggi, metode moving average dinilai lebih sesuai untuk pola permintaan yang stabil seperti pada UMKM Agriku. Penerapan metode ini dapat membantu pelaku usaha dalam mengoptimalkan produksi, mengurangi risiko kelebihan stok, dan mengefisienkan penggunaan sumber daya produksi.</p> 2025-12-10T15:50:58+09:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian https://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1779 Peran Mahasiswa Agribisnis dalam Mendukung Inovasi dan Strategi Pemasaran Produk Brownies Chips pada UMKM Agriku Kota Parepare 2025-12-12T09:32:51+09:00 Sitti Humairah B. [email protected] Sukmawati Sukmawati [email protected] <p>Mahasiswa Agribisnis memiliki peran penting dalam mendorong inovasi dan pengembangan strategi pemasaran produk pada sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peran mahasiswa Agribisnis dalam mendukung inovasi dan strategi pemasaran produk brownis tepung pisang yang dikembangkan melalui UMKM Agriku di Kota Parepare. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif yang dilakukan pada bulan Juli hingga September 2025. Data diperoleh melalui observasi langsung dan wawancara mendalam dengan mahasiswa yang terlibat dalam proses produksi dan pemasaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa Agribisnis berperan aktif dalam menciptakan inovasi produk brownis tepung pisang melalui pengembangan resep, peningkatan kualitas kemasan, serta penerapan strategi pemasaran yang lebih kreatif dan adaptif terhadap tren digital. Strategi pemasaran yang diterapkan meliputi promosi digital melalui media sosial dan distribusi langsung ke toko-toko lokal di wilayah Parepare. Analisis data penjualan menunjukkan total 155 pcs terjual selama tiga minggu, dengan persentase penjualan tertinggi pada minggu kedua (34,84%), yang menjadi bukti keberhasilan penerapan strategi pemasaran digital dan inovasi produk. Kesimpulan dari penelitian ini adalah keterlibatan mahasiswa Agribisnis dalam pengelolaan UMKM Agriku mampu meningkatkan daya saing, memperluas pasar, serta menjadi contoh nyata penerapan ilmu agribisnis dalam kewirausahaan berbasis pendidikan.</p> 2025-12-10T15:51:47+09:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian https://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1780 Regenerasi Petani di Kabupaten Kebumen: Analisis Tantangan dan Arah Strategi Kebijakan Pembangunan Pertanian Berkelanjutan 2025-12-12T09:32:51+09:00 Nur Saudah Al Arifa D. [email protected] Nur Muhammad Syafi'i [email protected] Ahmad Wantoro [email protected] Barrur Robingatus Sangadah [email protected] <p>Kabupaten Kebumen memiliki potensi besar dalam sektor pertanian yang ditopang oleh ketersediaan lahan subur dan keragaman komoditas unggulan. Namun demikian, daerah ini menghadapi tantangan serius dalam proses regenerasi petani. Sebagian besar pelaku usaha tani tergolong petani gurem dengan kepemilikan lahan sempit dan pendapatan yang relatif rendah, sehingga sektor pertanian kurang menarik bagi generasi muda. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hambatan regenerasi petani dan merumuskan kebijakan strategis yang dapat menarik minat pemuda untuk terlibat dalam sektor pertanian. Metode penelitian yang digunakan adalah studi literatur dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa upaya regenerasi petani di Kabupaten Kebumen memerlukan sinergi antara pemerintah, lembaga pendidikan, dan sektor swasta melalui penyediaan pelatihan, akses terhadap teknologi modern, dukungan pembiayaan, dan jaminan pasar yang berkelanjutan. Dengan penerapan strategi yang tepat dan konsisten, Kabupaten Kebumen berpotensi menjadi model keberhasilan regenerasi petani di tingkat nasional.</p> 2025-12-10T15:52:49+09:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian https://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1781 Analisis SWOT dan Strategi Pengembangan Kelompok Wanita Tani (KWT) Makmur Lestari 2025-12-12T09:32:51+09:00 Ramidah Ramidah [email protected] Eko Nur Ari Parjiyamto [email protected] Wahyu Diva Ardiantono [email protected] Zumroatun Na’imah [email protected] M. Hakim Hanani [email protected] Nur Saudah Al Arifa [email protected] <p>Kelompok Wanita Tani (KWT) mempunyai peran penting dalam meningkatkan produktivitas pertanian dan memperkuat kapasitas anggotanya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis berbagai faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi keberlanjutan KWT Makmur Lestari di Margoagung, Seyegan, Sleman. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif melalui observasi dan wawancara pada tanggal 21 Oktober 2025. Analisis SWOT digunakan untuk menggambarkan kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dihadapi oleh kelompok tersebut. Kekuatan KWT Makmur Lestari terletak pada pemanfaatan ruang halaman dan ketahanan kelompok, yang mampu bertahan meskipun mengalami periode ketidakaktifan. Kelemahan yang diidentifikasi meliputi partisipasi anggota yang tidak merata dan hasil produksi yang belum dapat memenuhi permintaan pasar modern. Dalam hal peluang, terdapat dukungan modal dari Biofarma Bandung dan BAZNAS, serta potensi pemasaran melalui toko lokal dan media sosial. Sementara itu, ancaman yang dihadapi meliputi risiko distribusi dana bantuan yang tidak optimal dan waktu yang terbatas bagi anggota, karena sebagian dari mereka memiliki pekerjaan lain. Strategi pengembangan bertujuan untuk meningkatkan kapasitas anggota, memaksimalkan pemanfaatan sumber daya lokal, dan memperkuat hubungan kemitraan. Beberapa strategi yang direkomendasikan meliputi pelatihan dalam manajemen sumber daya manusia dan teknologi pasca panen untuk mengatasi kelemahan internal, serta implementasi sistem transparansi, audit internal, dan kegiatan sosial untuk memperkuat rasa kepemilikan dalam menghadapi ancaman eksternal.</p> 2025-12-10T15:53:36+09:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian https://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1782 Persepsi Wisatawan terhadap Fasilitas dan Aksesibilitas Wana Wisata Winong di Kabupaten Malang 2025-12-12T09:32:51+09:00 Putra Irwandi [email protected] Erwinda Mufidah Izzati [email protected] Nuzlatul Afia [email protected] Ninda Novita [email protected] <p>Pengembangan Pariwisata di Kabupaten Malang penting untuk ditindaklanjuti sebagai bagian dari peningkatan ekonomi lokal pedesaan khususnya pada Wana Wisata Winong. Selain menyajikan destinasi wisata alam untuk rekreasi dan <em>camping ground</em>, penting juga untuk diteliti terkait persepsi&nbsp; wisatawan dari perspektif fasilitas dan aksesibilitas. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif terhadap 97 wisatawan yang dipilih secara aksidental di lokasi penelitian Desa Bringin, Kabupaten Malang. Variabel Fasilitas yang akan dianalisis adalah berkaitan dengan gazebo, taman, kantin, toilet, mushola, area parkir dan fasilitas pendukung lainnya. Sedangkan indikator aksesibilitas berkaitan erat dengan kondisi jalan, jarak, dan petunjuk lokasi wisata. Analisis data menggunakan statistik deskriptif untuk mengkategorikan indikator dalam berbagai kriteria. Hasil analisis menunjukkan kesimpulan bahwa Persepsi wisatawan terhadap fasilitas di Wana Wisata Winong berada pada kategori baik artinya wisatawan merasa fasilitas yang ditawarkan oleh Wana Wisata Winong sudah memenuhi kepuasan wisatawan selama berada di tempat wisata. Persepsi wisatawan terhadap aksesibilitas Wana Wisata Winong termasuk ke dalam kategori baik artinya wisatawan merasa bahwa aksesibilitas menuju baik dan sesuai dengan harapan wisatawan.</p> 2025-12-10T15:54:30+09:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian https://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1783 Menuju Pertanian sebagai Karir: Prediksi Preferensi Mahasiswa Agribisnis melalui Linearitas Pendidikan 2025-12-12T09:32:51+09:00 Ninda Novita [email protected] Putra Irwandi [email protected] Julia Mardalisa [email protected] <p>Petani Sumatera Utara mengalami penurunan dalam 10 tahun terakhir. Angka penurunan bahkan lebih tinggi dibandingkan penurunan nasional. Pertanian sering dianggap sebagai pekerjaan yang tidak menarik oleh generasi muda karena dianggap kurang menjanjikan, penuh risiko, dan memerlukan kerja fisik yang berat. Banyak generasi muda di Sumatera Utara yang lebih memilih untuk bekerja di sektor-sektor yang lebih modern, seperti industri dan jasa. Kasus berbeda terjadi di salah satu kampus swasta di Kota Medan yang memiliki peminat tertinggi pada prodi agribisnis, Fakultas Pertanian dan Kehutanan pada tahun 2025. Penelitian ini bertujuan menganalisis atribut karir untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi persepsi dan preferensi karir mahasiswa melalui pendidikan yang linear. Penelitian ini menggunakan metode <em>conversion mixed design</em>, penelitian dilakukan secara daring terhadap 212 mahasiswa/I agribisnis Universitas Satya Terra Bhinneka dengan data yang sesuai pada Oktober- November 2025. Hasil penelitian menunjukkan berdasarkan kesesuaian tujuan mayoritas mahasiswa memberikan skor tertinggi pada petani pemilik (78%) dan jawaban yang sama oleh mahasiswi (82%), berdasarkan kesesuian kompetensi skor tertinggi mahasiswa pada petani pemilik (79%) dan mahasiswi pada pemilik toko sarana produksi (83%), berdasarkan kesesuaian pengembangan karir skor tertinggi mahasiswa/I&nbsp; masih pada petani pemilik masing-masing (80%) dan 84%). Kesimpulannya secara keseluruhan aspek penilaian saling bekesinambungan pada mahasiswa konsisten memberikan skor tinggi pada petani pemilik (79%) dan mahasiswi secara keseluruhan pada petani pemilik (83%). Pendidikan yang linear akan mendorong preferensi positif terhadap karir pada sektor pertanian.</p> 2025-12-10T15:55:19+09:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian https://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1784 Analisis Komparatif Tingkat Orientasi Kewirausahaan antara Petani Budidaya dan Petani Pengolah Kopi 2025-12-12T09:32:50+09:00 Dinda Amalia Gumay [email protected] Yunita Alfina Puspita Sari [email protected] Aswin Hendry Atmoko [email protected] <p>Kopi merupakan salah satu komoditas pertanian strategis dunia yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan berperan penting dalam perdagangan internasional. Dalam beberapa tahun terakhir, muncul fenomena transformasi petani yang tidak hanya berperan sebagai produsen bahan baku, tetapi juga sebagai pelaku pengolahan dan pemasaran produk kopi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan tingkat orientasi kewirausahaan antara petani budidaya dan petani pengolah kopi sebagai bentuk transformasi kewirausahaan di sektor pertanian. Penelitian dilaksanakan di daerah penghasil kopi menggunakan pendekatan kuantitatif. Data dikumpulkan melalui kuisioner menggunakan skala <em>Likert</em> lima poin yang mengukur lima dimensi orientasi kewirausahaan yaitu inovatif, proaktif, pengambilan risiko, agresivitas kompetitif, dan otonomi. Jumlah responden sebanyak 120 orang, terdiri dari 53 petani budidaya dan 67 petani pengolah kopi. Data dianalisis menggunakan uji normalitas <em>Kolmogorov Smirnov</em> dan<em> Independent Sample T-Test</em> untuk menguji perbedaan rata-rata antar kelompok. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan signifikan antara kedua kelompok (p &lt; 0,05), dengan rata-rata orientasi kewirausahaan petani pengolah kopi (mean = 2,99) lebih tinggi dibanding petani budidaya kopi (mean = 2,07). Hal ini menunjukkan bahwa keterlibatan petani dalam kegiatan hilir seperti pengolahan dan pemasaran mendorong peningkatan orientasi kewirausahaan. Penguatan orientasi kewirausahaan akan menjadi langkah strategis untuk mendorong transformasi agribisnis kopi yang lebih mandiri, berdaya saing, dan berkelanjutan.</p> 2025-12-10T15:57:23+09:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian https://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1785 Pemberdayaan Masyarakat melalui Pengolahan Koro Pedang yang Zero Waste di Ngabangan, Godean, Sleman 2025-12-12T09:32:50+09:00 Wahyu Setya Ratri [email protected] Zamroni Zamroni [email protected] Bambang Purwanto [email protected] <p>Kegiatan penelitan ini bertujuan memperkenalkan budidaya tanaman Koro Pedang (<em>Canavalia ensiformis</em>) yang zero waste di Ngabangan, Godean, Sleman. Kegiatan berlangsung pada Mei – Desember 2025 menggunakan metode analisis deduktif, sedangkan tekniknya menggunakan pelatihan dan workshop yang terbagi menjadi pelatihan budidaya, pemilahan benih koro pedang, pembuatan biochar dari polong, pembuatan pupuk hijauan padat dari brangkasan, PGPR dan pupuk cair dari akar, serta pengolahan biji koro menjadi makanan. &nbsp;Sampel dari penelitian ini sebanyak 50 responden terdiri dari anggota dasawisma (30 orang) dan kelompok tani (20 orang) dengan menggunakan purposive sampling. Sebelum dan sesudah acara terlebih dahulu diadakan pre dan post test untuk mengetahui pengenalan budidaya koro pedang yang zero waste. Dari hasil pre test hampir dikatakan 96% peserta belum mengetahui budidaya dan pengolahan koro yang zero waste, setelah dilakukan sosialisasi dan workshop diketahui 47% perserta yang paham, 29% peserta yang masih belum paham, dan sisanya 24% peserta yang sudah mengerti tetapi belum paham. Pada kegiatan ini nampak peserta antusias (83%) dalam kegiatan pengelolaan limbah koro pedang menjadi pupuk, sedangkan untuk praktek pembuatan makanan peserta antusias dalam mengikutinya (100%). Terdapat perbedaan antusiasme peserta pada praktek pengolahan pupuk dan makanan, karena alat yang digunakan dalam pembuatan pupuk relative mahal dan membutuhkan waktu lama. Sedangkan praktek pembuatan makanan, mempergunakan alat dapur yang dimiliki peserta. Kesimpulan dari kegiatan ini adalah dilakukannya pendampingan berkelanjutan agar nantinya masyarakat mampu membudidayakan koro pedang yang zero waste serta menciptakan peluang pasar yang baru dari makanan yang tercipta.</p> 2025-12-10T15:58:19+09:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian https://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1786 Indonesia Mandiri Pangan 2045: Arah Baru, Tantangan dan Strategi Menuju Lumbung Pangan Dunia 2025-12-12T09:32:50+09:00 Naufal Nur Mahdi [email protected] <p>Indonesia memiliki visi besar menjadi negara maju pada tahun 2045 melalui agenda Indonesia Emas, di mana kemandirian pangan menjadi salah satu pilar strategis dalam menjaga ketahanan nasional dan daya saing global. Tantangan sektor pangan semakin kompleks, mulai dari perubahan iklim, degradasi sumber daya lahan dan air, dominasi petani kecil, ketimpangan produksi antarwilayah, stagnasi produktivitas, hingga tingginya food losses dan food waste dalam rantai pasok agribisnis. Penelitian ini bertujuan menganalisis kinerja kemandirian lima komoditas pangan pokok nasional serta merumuskan peta jalan menuju kemandirian pangan berkelanjutan Indonesia 2045. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif melalui analisis rasio swasembada dan kemandirian pangan periode 2020–2024 dengan data sekunder dari BPS, FAO, dan Kementerian Pertanian. Hasil kajian menunjukkan bahwa beras dan jagung tergolong mandiri dengan produksi dalam negeri di atas 90%, sementara kedelai, gula pasir, dan daging sapi masih bergantung pada impor. Kondisi ini menandakan perlunya transformasi kebijakan dari sekadar swasembada menuju kemandirian pangan yang berkelanjutan, berorientasi ekologi, dan berdaya saing ekspor. Roadmap yang disusun mencakup empat tahapan: (1) Fondasi Kedaulatan Pangan (2025–2030); (2) Industrialisasi Pangan Berbasis Inovasi (2030–2035); (3) Akselerasi Ekspor Pangan Strategis (2035–2040); dan (4) Indonesia Mandiri Pangan dan Lumbung Pangan Dunia (2040–2045). Artikel ini memberikan kerangka konseptual dan strategis menuju kemandirian pangan nasional yang berkelanjutan, inklusif, dan kompetitif dalam mendukung visi Indonesia Emas 2045.</p> 2025-12-10T15:59:32+09:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian https://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1789 Efek Jenis Kelamin dan Komposisi Pakan terhadap Pertumbuhan dan Karkas Itik Manila 2025-12-12T09:32:50+09:00 Harapin Hafid [email protected] <p>Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kinerja pertumbuhan itik manila pada jenis kelamin dan komposisi pakan yang berbeda. Penelitian disusun berdasarkan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial 2 x 4 dan 3 ulangan. Faktor pertama adalah jenis kelamin (Jantan dan betina). Faktor kedua adalah komposisi pakan dedak padi (DP) dengan pakan komersial BP-12 (BP) dengan perbandingan DP 100% dan BP 0%, DP 75% dan BP 25%, DP 50% dan BP 50%, DP 0% dan BP 100%. Parameter yang diukur adalah konsumsi pakan, pertambahan bobot badan dan persentase karkas. Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian pakan dengan komposisi pakan komersial (BP-12) dan dengan dedak padi dengan level pakan komersial yang semakin tinggi mampu meningkatkan konsumsi pakan itik manila jantan maupun betina, sehingga dapat meningkatkan bobot potongnya. Pertambahan bobot badan itik manila terutama pada jantan semakin meningkat seiring dengan bertambahnya level pada pakan komersial (BP-12), sehingga dapat meningkatkan bobot potong pada itik manila jantan dan betina.</p> 2025-12-11T09:36:26+09:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian https://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1790 Peran Penambahan Pakan Herbal dalam Meningkatkan Efisiensi Nutrisi dan Kesehatan Ruminansia: Implikasi terhadap Swasembada Pangan Berbasis Peternakan 2025-12-12T09:32:50+09:00 Rezki Amalyadi [email protected] <p>Kemandirian pangan menjadi aspek krusial dalam menjaga ketahanan dan keberlanjutan pasokan pangan, khususnya di tengah tantangan global seperti perubahan iklim, pertumbuhan penduduk, dan keterbatasan sumber daya. Ternak ruminansia berperan strategis dengan mengonversi bahan yang tidak layak konsumsi manusia menjadi produk hewani bergizi tinggi serta memberikan manfaat ekosistem. Namun, produksi ruminansia masih menghadapi kendala berupa rendahnya efisiensi konversi pakan, emisi metana, dan masalah kesehatan hewan. Aditif pakan herbal atau fitogenik menawarkan solusi berkelanjutan melalui peningkatan kecernaan nutrisi, modifikasi mikroba rumen, perbaikan efisiensi pakan, dan peningkatan kesehatan ternak, sekaligus mengurangi penggunaan antibiotik sintetis. Pemanfaatan sumber daya pakan lokal yang dipadukan dengan aditif herbal, integrasi sistem pertanian-peternakan, serta dukungan kebijakan yang tepat dapat meningkatkan produktivitas, menekan dampak lingkungan, dan memperkuat ketahanan pangan nasional.</p> 2025-12-11T09:37:13+09:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian https://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1791 Karakteristik Fisik dan Organoleptik Pengawetan Daging Rusa menggunakan Tepung Sagu dan Garam pada Suhu Ruang 2025-12-12T09:32:50+09:00 M. Fabian Noor Fajar [email protected] Sritiasni Sritiasni [email protected] Gallusia Marhaeny Nur Isty [email protected] <p>Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas penggunaan tepung sagu dan garam sebagai bahan pengawet alami terhadap kualitas fisik dan organoleptik daging rusa (Cervus timorensis) selama penyimpanan pada suhu ruang. Parameter yang dianalisis meliputi masa simpan, nilai pH, keempukan, serta karakteristik organoleptik yang mencakup aroma, warna, dan tekstur. Penelitian menggunakan metode eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari empat perlakuan dan lima ulangan. Perlakuan meliputi kombinasi daging rusa 250 gram dengan variasi tepung sagu (0, 100, 200, 300 gram) dan garam 15 gram. Hasil menunjukkan bahwa kombinasi tepung sagu dan garam memberikan pengaruh yang nyata (P ≤ 0,05) terhadap stabilitas pH, keempukan, dan daya terima sensorik. Perlakuan terbaik untuk tekstur ditemukan pada P2 (250 g daging + 200 g tepung sagu + 15 g garam), sedangkan P3 (300 g tepung sagu) lebih unggul dalam menjaga warna dan aroma daging. Penambahan garam terbukti efektif menghambat pertumbuhan mikroorganisme pembusuk, sementara tepung sagu berfungsi sebagai penyerap air bebas dan pelindung permukaan daging. Daging pada perlakuan kontrol (P0) mengalami pembusukan lebih cepat dibandingkan perlakuan lainnya. Temuan ini menunjukkan bahwa penggunaan kombinasi bahan lokal seperti tepung sagu dan garam mampu memperlambat laju kerusakan daging pada suhu ruang serta mempertahankan kualitas fisik dan organoleptik daging rusa secara signifikan. Metode ini berpotensi menjadi alternatif pengawetan alami yang sederhana, murah, dan efektif.</p> 2025-12-11T09:38:06+09:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian https://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1792 Karakteristik Fisik dan Organoleptik Pengawetan Daging Rusa Menggunakan Tepung Jagung dan Garam pada Suhu Ruang 2025-12-12T09:32:50+09:00 Risna Yulianti Bue [email protected] Sritiasni Sritiasni [email protected] Gallusia Marhaeny Nur Isty [email protected] <p>Daging rusa memiliki masa simpan yang terbatas, hal ini menyebabkan terjadinya perubahan kualitas kerena menyebabkan penurunan nilai jual dan kualitas nutrisinya. Pengawetan daging rusa sangat dipengaruhi oleh komposisi bahan tambahannya yaitu tepung jagung dan garam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik fisik dan organoleptik pengawetan daging rusa dengan menggunakan tepung jagung dan garam pada suhu ruang setelah penyimpanan selama 1 minggu. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap, dengan 4 perlakuan yaitu&nbsp; PO ( 250 gr daging kontrol) P1 ( 250 gr daging+ 15 gr garam +100 gr tepung jagung), P2 (250 gr daging + 15 gr garam + 200 gr tepung jagung), dan P3 (250 gr daging + 15 gr + 300 g tepung jagung). Setelah penyimpanan, dilakukan analisis&nbsp; fisik meliputi pH, keempukan, dan masa simpan serta uji organoleptik yang meliputi warna, tekstur dan aroma. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan tepung jagung dan garam setelah penyimpanan selama 1 minggu berpengaruh nyata terhadap variabel pH, Keempukan, masa simpan serta organoleptik meliputi warna, tekstur dan aroma.</p> 2025-12-11T09:38:47+09:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian https://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1793 Tingkat Pengetahuan Peternak Babi tentang Sanitasi Kandang di Kampung Wasai, Distrik Manokwari Selatan 2025-12-12T09:32:50+09:00 Frida Ap [email protected] Sritiasni Sritiasni [email protected] Bangkit Lutfiaji Syaefullah [email protected] Maria Herawati [email protected] <p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan peternak tentang pengaruh sanitasi kandang terhadap pertumbuhan ternak babi di Kampung Wasai, Distrik Manokwari Selatan. Sanitasi kandang merupakan salah satu faktor penting dalam menjaga kesehatan ternak dan meningkatkan produktivitas usaha peternakan. Penelitian ini menggunakan metode penyuluhan dengan pendekatan ceramah dan diskusi kelompok kepada 25 orang peternak babi sebagai responden. Evaluasi dilakukan melalui pre-test dan post-test untuk mengukur perubahan pengetahuan responden sebelum dan sesudah penyuluhan. Hasil pre-test menunjukkan rata-rata nilai sebesar 38,36 yang tergolong dalam kategori rendah, sedangkan nilai rata-rata post-test meningkat signifikan menjadi 75,12. Uji T-test menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara hasil pre-test dan post-test, dengan nilai efektivitas sebesar 59,73% yang dikategorikan sebagai tinggi dan efektif. Hasil ini membuktikan bahwa penyuluhan yang diberikan mampu meningkatkan pemahaman peternak terhadap pentingnya sanitasi kandang dalam menunjang pertumbuhan dan kesehatan ternak babi. Diharapkan kegiatan serupa dapat terus dilakukan secara berkelanjutan untuk mendukung peningkatan kapasitas peternak di daerah tersebut.</p> 2025-12-11T09:40:09+09:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian https://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1794 Uji Kualitas Fisik Silase Rumput Raja (Pennisetum purpureophoides) dan Gamal dengan Penambahan Dosis EM4 yang berbeda 2025-12-12T09:32:50+09:00 Muhammad Choiry [email protected] Bangkit Lutfiaji Syaefullah [email protected] Sritiasni Sritiasni [email protected] <p>Tujuan utama pembuatan silase adalah untuk mengoptimalkan penggunaan hijauan dan kandungan nutrisinya, serta bahan pakan ternak lainnya, sehingga dapat disimpan dalam jangka waktu lama dan diberikan sebagai pakan ternak di musim kemarau. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dosis EM4 yang berbeda terhadap kualitas silase dari bahan rumput raja dan gamal dan mengetahui dosis yang optimal untuk menghasilkan silase dengan kualitas fisik yang baik. Penelitian dilakukan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 5 ulangan dengan formulasi silase 4 kg. Perlakuan yang diberikan adalah level penggunaan EM4 dengan varian dosis terdiri dari P0 (tanpa kontrol) = Formulasi silase + 3% mollases + 0% EM4, P1 = Formulasi silase + 3% mollases + 0,2% EM4, P2 = Formulasi silase + 3% mollases + 0,4 EM4, P3= Formulasi silase + 3% mollases + 0,8 EM4. Variable yang di ukur yaitu kualitas fisik silase yang meliputi tekstur, warna, aroma, kadar ph dan keberadaan jamur. Berdasarkan uji fisik silase rumput raja dan gamal dengan penambahan EM4, terjadi perbedaan antar perlakuan terhadap parameter penelitian baik warna, tekstur, aroma, ph dan jamur dengan dosis 0,2% dan 0,8% adalah perlakuan terbaik di lihat dari pH nya (p&lt;0,05). Sedangkan untuk parameter fisik yang lain tidak berpengaruh nyata (p&gt;0,05) meskipun berdasarkan standar silase semua perlakuan termaksud perlakuan kualiats silase yang baik.</p> 2025-12-11T09:40:58+09:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian https://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1795 Peningkatan Pengetahuan Peternak tentang Pengelolaan Feses Sapi menjadi Pupuk Kompos untuk Memutus Siklus Cacingan di Distrik Masni Kabupaten Manokwari 2025-12-12T09:32:50+09:00 Ridho Fatrah Firdaus Mergwar [email protected] Okti Widayati [email protected] <p>Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan peternak mengenai pengelolaan feses sapi menjadi pupuk kompos sebagai upaya memutus siklus cacingan di Distrik Masni, Kabupaten Manokwari. Permasalahan utama yang dihadapi peternak di wilayah ini adalah rendahnya pemahaman tentang pemanfaatan limbah ternak dan risiko penyebaran penyakit akibat penanganan feses yang kurang tepat. Kegiatan dilaksanakan di Kampung Mantedi selama dua bulan, mulai dari 22 Mei hingga 22 Juli 2025, dengan melibatkan 15 orang peternak sapi yang dipilih secara purposive. Metode yang digunakan meliputi penyuluhan, demonstrasi, dan evaluasi pengetahuan melalui pre-test dan post-test. Media penyuluhan berupa poster dan demonstrasi langsung pembuatan kompos menggunakan bahan feses sapi, limbah pakan, EM4, molases, dan air cucian beras. Hasil kegiatan menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan yang signifikan dari rata-rata skor pre-test sebesar 2,07 (kategori rendah) menjadi 9,33 (kategori baik). Efektivitas peningkatan pengetahuan mencapai 91,5% yang termasuk dalam kategori efektif. Hal ini menunjukkan bahwa metode penyuluhan dengan pendekatan demonstrasi mampu meningkatkan pemahaman peternak secara optimal. Kegiatan ini diharapkan dapat mendorong perubahan perilaku peternak dalam pengelolaan limbah ternak sehingga mendukung peternakan berkelanjutan dan ramah lingkungan.</p> 2025-12-11T09:42:20+09:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian https://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1796 Pengetahuan Higiene Pangan Ibu Terkait Penanganan Daging di Wilayah Manokwari Barat 2025-12-12T09:32:50+09:00 Noviyanti Noviyanti [email protected] Rizki Arizona [email protected] Noveling Inriani [email protected] John Palulungan [email protected] <p><em>Foodborne diseases</em> masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang sering bersumber dari pangan rumah tangga. Pengetahuan dan sikap ibu rumah tangga berperan penting dalam menjaga higiene pangan, khususnya pada pengolahan daging. Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan usia, tingkat pendidikan, pekerjaan, dan tingkat pengetahuan dengan sikap ibu rumah tangga dalam penyimpanan dan pengolahan daging di Kecamatan Manokwari Barat. Penelitian menggunakan desain cross sectional dengan 45 responden yang dipilih berdasarkan kriteria inklusi, dan dianalisis menggunakan uji Chi-Square. Hasil menunjukkan sebagian besar responden memiliki pengetahuan kurang baik (66,7%), namun bersikap positif terhadap penanganan daging (91,1%). Tidak ditemukan hubungan signifikan antara usia, pendidikan, pekerjaan, maupun tingkat pengetahuan dengan sikap responden (p&gt;0,05). Kesimpulan penelitian ini menegaskan bahwa bahwa sikap positif responden dalam menjaga higiene pangan tidak semata-mata dipengaruhi oleh faktor demografis maupun tingkat pengetahuan, melainkan juga oleh kebiasaan sehari-hari, nilai budaya, dan persepsi terhadap keamanan pangan di lingkungan sekitar.</p> 2025-12-11T09:43:06+09:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian https://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1797 Perbandingan Respon Pertumbuhan Rumput Raja (Pennisetum purpurephoides) yang Diberi Pupuk Bokashi Kotoran Sapi dan Pupuk NPK 2025-12-12T09:32:50+09:00 Falensiana Lusiana Ginuni [email protected] Okti Widayati [email protected] Nani Zurahmah [email protected] <p>Ketersediaan hijauan makanan ternak yang berkualitas tinggi dibutuhkan dalam menunjang usaha peternakan ruminansia di Kelurahan Anday Kabupaten Manokwari. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui perbandingan respon pertumbuhan rumput raja yang diberi pupuk bokashi dan NPK. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Anday Distrik Manokwari Kabupaten Manokwari selama tiga bulan terhitung mulai dari bulan Maret sampai Mei 2025. Tahap pelaksanaan dimulai dari persiapan lahan sampai pengambilan data. Analisis data penelitian yang digunakan yaitu uji-t dua sampel independen yaitu sampel pertama pupuk bokashi 150 g/polybag dan sampel kedua pupuk NPK 10 g/polybag. Variabel yang diamati yaitu tinggi tanaman, panjang daun, lebar daun, diameter batang dan berat segar. Pengambilan data dilakukan pada tanaman umur 45 hari. Hasil penelitian ini menujukkan bahwa pemberian pupuk bokashi dan NPK tidak berbeda signifikan (P&gt;0,05) terhadap pertumbuhan tinggi tanaman, panjang daun, lebar daun, diameter batang dan berat segar pada tanaman rumput raja.</p> 2025-12-11T09:44:36+09:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian https://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1798 Perbandingan Respon Pertumbuhan Rumput Gajah (Pennisetum purpureum) yang Diberi Pupuk Bokashi Kotoran Sapi dan Pupuk NPK 2025-12-12T09:32:50+09:00 Mathilda Gerta Gau [email protected] Okti Widayati [email protected] Nani Zurahmah [email protected] <p>Salah satu hijauan pakan ternak yang potensial adalah rumput gajah (<em>Pennisetum purpureum</em>). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan respon pertumbuhan rumput gajah (<em>Pennisetum purpureum</em>) yang diberi pupuk bokashi dibandingkan dengan pupuk NPK. Penelitian dilaksanakan di Distrik Anday, Kabupaten Manokwari, Provinsi Papua Barat, selama tiga bulan, yaitu dari bulan Maret hingga Mei 2025. Tahapan pelaksanaan meliputi persiapan lahan hingga pengambilan data. Rancangan penelitian yang digunakan adalah uji-t dua sampel independen, dengan dua perlakuan yaitu: perlakuan pertama menggunakan pupuk bokashi sebanyak 300 g/polybag, dan perlakuan kedua menggunakan pupuk NPK sebanyak 30 g/polybag. Variabel yang diamati meliputi tinggi tanaman, panjang daun, lebar daun, berat segar/panen, dan diameter batang. Pengambilan data dilakukan pada umur 45 hari setelah tanam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk bokashi dan pupuk NPK memberikan pengaruh yang signifikan terhadap tinggi tanaman, panjang daun, lebar daun, dan berat segar tanaman. Namun, tidak terdapat pengaruh yang signifikan terhadap diameter batang tanaman.</p> 2025-12-11T09:45:22+09:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian https://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1799 Potensi dan Komposisi Botani pada Padang Pengembalaan Alam Doro Ncangga Kecamatan Pekat Kabupaten Dompu Nusa Tenggara Barat 2025-12-12T09:32:50+09:00 Nining Ariani [email protected] <p>Padang penggembalaan alam merupakan sumber utama hijauan pakan yang berperan penting dalam mendukung sistem peternakan ruminansia di wilayah tropis seperti Indonesia. Nusa Tenggara Barat memiliki potensi besar dalam penyediaan hijauan pakan, khususnya di kawasan padang penggembalaan Doro Ncangga yang menjadi sumber utama pakan ternak sapi bali. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi dan komposisi botani pada padang penggembalaan alam Doro Ncangga Kecamatan Pekat Kabupaten Dompu Nusa Tenggara Barat. Penelitian dilaksanakan dengan metode deskriptif kualitatif menggunakan teknik ubinan berukuran 1 × 1 m pada tiga lokasi berdasarkan topografi, yaitu daerah dekat sungai (P I), daerah dekat pantai (P II), dan daerah dataran rendah jauh dari sungai dan pantai (P III). Pada setiap lokasi diambil lima cuplikan secara acak diagonal, kemudian setiap jenis vegetasi seperti rumput, leguminosa, dan forbs diidentifikasi serta dihitung persentasenya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komposisi botani didominasi oleh rumput dengan persentase pada P I sebesar 100%, P II sebesar 82% rumput, 3% legum, dan 15% forbs, serta pada P III sebesar 88% rumput, 10% legum, dan 2% forbs. Dominasi rumput yang tinggi mengindikasikan kemampuan adaptasi yang baik terhadap kondisi lingkungan setempat, sedangkan rendahnya proporsi leguminosa menunjukkan perlunya pengelolaan vegetasi untuk memperbaiki keseimbangan komposisi botani. Kesimpulannya, padang penggembalaan Doro Ncangga memiliki potensi tinggi sebagai sumber pakan alami, namun diperlukan upaya pengelolaan berkelanjutan untuk meningkatkan kualitas hijauan pakan bagi ternak ruminansia.</p> 2025-12-11T09:46:03+09:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian https://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1800 Pengaruh Penggunaan Tepung Pisang Kepok (Musa Paradisiaca Formatypica) sebagai Substitusi Tepung Tapioka terhadap Kadar Protein, Gula, dan Vitamin C Nugget Ayam 2025-12-12T09:32:50+09:00 Adriatun Adriatun [email protected] Minarny Gobel [email protected] Sugiarto Sugiarto [email protected] <p>Nugget ayam merupakan produk daging ayam yang populer, namun konsumen semakin sadar akan pentingnya nilai gizi makanan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan tepung pisang kepok sebagai substitusi tepung tapioka terhadap kadar protein, gula, dan vitamin C nugget ayam. Tepung pisang kepok dipilih sebagai alternatif karena merupakan sumber daya lokal yang melimpah di Sulawesi Tengah dengan kandungan nutrisi yang tinggi. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret sampai April 2025 di Laboratorium Teknologi Hasil Ternak Fakultas Peternakan dan Perikanan serta Laboratorium Penelitian Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Tadulako. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan 5 perlakuan substitusi tepung pisang kepok (0g,100g,200g,300g,400g) dan 3 ulangan. Data dianalisis menggunakan sidik ragam dan uji lanjut Duncan Multiple Range Test (DMRT). Hasil menunjukkan substitusi tepung pisang kepok memberikan pengaruh yang sangat nyata (P&lt;0,01) terhadap kadar protein, gula, dan vitamin C nugget ayam. Kadar protein terbaik pada perlakuan N4 (8,84%), kadar gula optimal pada N3 (15,02%), dan kadar vitamin C terbaik pada N4 (16,33 mg/100g). Substitusi tepung pisang kepok dapat dimanfaatkan untuk peluang usaha, meningkatkan nilai jual produk olahan, serta berpotensi mendukung diversifikasi pangan berbasis sumber daya lokal.</p> 2025-12-11T09:46:48+09:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian https://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1803 Peran Seleksi Genetik terhadap Peningkatan Produktivitas Ternak Lokal untuk Mendukung Swasembada Pangan Nasional 2025-12-12T09:32:50+09:00 Woki Bilyaro [email protected] Arif Rahman Azis [email protected] Teguh Rafian [email protected] Muhammad Dani [email protected] Nurazizah Ramadhanti [email protected] Rizky Amrullah Chaniago [email protected] Dhini Nova Widyasari [email protected] Virna Maharani Dwipassa [email protected] Anggun Marisa [email protected] <p>Program pemuliaan genetik adalah salah satu kunci utama dalam meningkatkan produktivitas ternak lokal dan mendukung swasembada pangan nasional. Review sistematik ini mensintesis bukti empiris dari studi tentang efisiensi seleksi genetik (konvensional dan molekuler/genomik) pada ternak lokal atau tropis khususnya di Indonesia dan negara dengan iklim serupa terkait sifat produksi seperti pertumbuhan, hasil susu, dan efisiensi pakan. Analisis menyoroti estimasi heritabilitas, respons seleksi, hambatan implementasi, dan strategi yang efektif yang telah diterapkan. Hasil menunjukkan bahwa seleksi genetik, terutama bila diikuti oleh penggunaan genomik atau <em>marker-assisted selection</em>, memiliki potensi signifikan untuk meningkatkan produktivitas ternak lokal, tetapi diperlukan perbaikan dalam pencatatan data fenotip, sumber daya referensi genomik, dan kebijakan yang mendukung. Rekomendasi meliputi pengembangan populasi referensi lokal, penyusunan tujuan pemuliaan yang jelas, pelibatan peternak kecil, dan konservasi keanekaragaman genetik sebagai bagian dari program nasional.</p> 2025-12-11T09:48:22+09:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian https://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1804 Peningkatan Pengetahuan Peternak dalam Pengelolaan Perkandangan Ternak Babi di Kampung Marina Kecamatan Manokwari Barat Manokwari Papua Barat 2025-12-12T09:32:50+09:00 Yosefina Paulina Ngutra [email protected] Oeng Anwarudin [email protected] Hotmauli Febriana Pardosi [email protected] <p>Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan peternak tentang pengelolaan perkandangan ternak babi melalui kegiatan penyuluhan di Kampung Marina, Kecamatan Manokwari Barat, Kabupaten Manokwari, Papua Barat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan metode pendekatan kelompok. Responden berjumlah 30 orang peternak yang dipilih menggunakan teknik sensus. Penyuluhan dilakukan menggunakan teknik penyuluhan ceramah dan diskusi dengan media folder. Evaluasi penyuluhan dilakukan menggunakan kuesioner pre-test dan post-test untuk mengukur perubahan tingkat pengetahuan. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan peternak setelah penyuluhan, yang ditunjukkan dengan kenaikan nilai rata-rata post-test dibandingkan pre-test. Berdasarkan perhitungan nilai efektivitas, penyuluhan ini berada pada kategori cukup efektif (50,16 %) dalam meningkatkan pengetahuan peternak. Dengan demikian, penyuluhan mengenai pengelolaan perkandangan babi dapat menjadi strategi yang bermanfaat dalam meningkatkan pengetahuan peternak lokal, serta dapat direkomendasikan untuk diterapkan di wilayah lainnya.</p> 2025-12-11T09:49:10+09:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian https://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1805 Kualitas Vitamin dan Mineral Sambal Ampela Ayam dengan Penambahan Tepung Biji Kelor (Moringa oleifera) 2025-12-12T09:30:13+09:00 Sugiarto Sugiarto [email protected] Dwi Ramadani Pratiwi [email protected] Raika Raika [email protected] Reihan Syarief [email protected] Eldi Ngineikon [email protected] Masitoh Azahra [email protected] <p>Penelitian penambahan tepung biji kelor terhadap kualitas kimia sambal ampela biji kelor dengan perlakuan (0; 2; 4; 6; 8%). Menggunakan RAL dengan uji lanjut Duncan. Parameter yang diamati yaitu kandungan vitamin A, C dan mineral fosfor. Hasil peneliti berpengaruh sangat nyata (P&lt;0.01) terhadap kandungan vitamin A, C dan mineral fosfor. Penambahan tepung biji kelor ke dalam sambal ampela biji kelor merupakan strategi fortifikasi yang berpotensi signifikan dapat meningkatkan nilai gizi vitamin A, C dan mineral Fosfor. Biji kelor, kaya nutrisi esensial (karotenoid prekursor vitamin A, beta-karoten, retinol) di dalam tubuh. Kesimpulan: Proses pengolahan biji kelor menjadi tepung mempertahankan sebagian besar karotenoid yang terkandung di dalamnya, menjadikannya aditif fungsional yang efektif untuk mengatasi defisiensi vitamin A pada anak dalam masa pertumbuhan, anak stunting, orang lanjut usia dan program diet pada masyarakat.</p> 2025-12-11T09:49:59+09:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian https://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1806 Uji Sensori dan Total Bakteri Asam Laktat dari Eksplorasi Probiotik Indigenous Larva Black Soldier Fly 2025-12-12T09:30:13+09:00 Muhammad Amran [email protected] Winda Fransisca Saragih [email protected] Vina Octavia Azzahra [email protected] Ade Trisna [email protected] Azharil Nauval [email protected] M. Rizky Aldrian Nasution [email protected] Theresia Sianturi [email protected] <p>Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan probiotik indigenous dari <em>larva Black Soldier Fly</em> sebagai pengganti antibiotik/AGP. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap pola Faktorial (RALF), faktor A yaitu perbedaan dosis Molases (A1: 0% molases, A2: 50% molases dan A3: 100% molases) dan faktor B yaitu perbedaan lama inkubasi (B1: 5 hari, B2: 10 hari, B3: 15 hari) setiap perlakuan diulang 3 kali. Parameter yang dilihat pada penelelitian ini adalah uji sensori berupa warna, aroma, endapan, kekentalan, kejernihan, homogenitas dan busa secara deskriptif menggunakan kuisioner, serta total bakteri asam laktat (CFU/ml) secara TPC (<em>Total Plate Count)</em>. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pengaruh perbedaan dosis molases dan lama inkubasi memberikan adanya interaksi yang berbeda nyata (P&lt;0.05) terhadap total bakteri asam laktat (CFU/ml). Kesimpulan pada penelitian ini adalah perlakuan A2B2 (50% molases dan 10 hari inkubasi) memberikan hasil terbaik dari segi nilai sensori yang sesuai standar probiotik yaitu warna sebesar 3.23, aroma sebesar 1.30, endapan sebesar 3.37, kekentalan sebesar 2.60, kejernihan sebesar 3.40, homogenitas sebesar 1.53 dan busa sebesar 2.80, serta memiliki nilai total bakteri asam laktat yang tinggi yaitu 205 x 10<sup>-6 </sup>CFU/ml.</p> 2025-12-11T09:50:46+09:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian https://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1807 Preferences of Beef Cattle Breeders in Indonesia 2025-12-12T09:30:12+09:00 Josua Sahala [email protected] Yusuf Leonard Henuk [email protected] <p>This study aims to determine the preferences of livestock breeders towards beef cattle breeds in community farms in Indonesia. This study was conducted in three districts in the Karanganyar Regency, Central Java Province, Indonesia. The method for determining the location of the study used the Location Quation (LQ) method. The material used was beef cattle breeders at the selected research location. The top three highest LQ values were selected, namely the district of Jenawi, Jatiyoso and Mojogedang, which were then taken from two villages with the top two largest beef cattle populations. The beef cattle farmers as respondents with a total of 80 people and the use of questionnaires to provide accurate information. The method used was a survey with direct observation in the field. Sampling of farmers was carried out using the purposive method, namely farmers who had at least 2 cows and had more than 1 year of livestock farming experience were selected. The results of the study showed that the age of farmers included productive 18-55 years (56.25%), Number of Family Members ranged from 1-5 people (93.75%), Education was mostly in Elementary School (62.5%), Work as farmer (68.75%) and Livestock Experience was mostly above 15 years (90%). The preference of farmers for beef cattle breeds includes Simmental cattle (52.5%), male cattle gender (56.25%), cattle age 1.5-3 years (52.5%), grayish white skin color (48.75%) and large body weight ranging above 400 kg (51.25%). In conclusion, the preferences of farmers can raise their beef cattle as fattening and breeding.</p> 2025-12-11T09:53:04+09:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian https://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1808 Tingkat Kontaminasi dan Resistensi Antibiotik Staphylococcus aureus pada Susu dari Peternakan Kambing Perah Tradisional di Kabupaten Langkat Sumatera Utara 2025-12-12T11:31:22+09:00 Shinta Mutia Rambe Manalu [email protected] Lisnawita Lisnawita [email protected] Nevy Diana Hanafi [email protected] Luthfi Aziz Mahmud Siregar [email protected] <p>Mastitis merupakan salah satu penyakit utama pada ruminansia penghasil susu tinggi yang menyebabkan penurunan produksi dan kerugian ekonomi signifikan bagi peternak. <em>Staphylococcus aureus </em>diketahui sebagai patogen utama penyebab mastitis klinis maupun subklinis pada kambing. Kajian mengenai resistensi antimikroba (<em>Antimicrobial Resistance</em> / AMR) pada isolat S. aureus dari susu kambing di Indonesia masih terbatas, dan belum pernah dilaporkan di Provinsi Sumatera Utara. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi serta mengevaluasi tingkat resistensi antimikroba S. aureus yang berasal dari susu kambing penderita mastitis subklinis di peternakan tradisional Kabupaten Langkat. Penelitian dilakukan secara eksploratif laboratorik dengan sampel susu yang positif <em>California Mastitis Test </em>(CMT). Isolasi bakteri dilakukan pada media <em>Blood Agar Plate</em> (BAP), <em>Mannitol Salt Agar</em> (MSA), dan <em>Baird Parker Agar (</em>BPA), diikuti uji koagulase dan katalase untuk identifikasi. Uji resistensi antibiotik dilakukan menggunakan metode difusi cakram Kirby–Bauer terhadap amoksisilin, penisilin G, dan tetrasiklin. Dari 31 sampel susu yang dianalisis, diperoleh 15 isolat S. aureus dengan tingkat resistensi masing-masing 67%, 80%, dan 13%. Hasil ini menunjukkan tingginya tingkat resistensi S. aureus terhadap antibiotik tertentu sehingga diperlukan pengawasan penggunaan antimikroba, penerapan biosekuriti, serta edukasi kepada peternak untuk menekan penyebaran bakteri resisten dan risiko kesehatan masyarakat di masa mendatang.</p> 2025-12-11T09:53:52+09:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian https://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1809 Pengaruh Kesadaran Kesehatan, Pengetahuan Produk, dan Kepercayaan terhadap Keputusan Pembelian Telur Omega-3 di Kota Bogor 2025-12-12T09:30:12+09:00 Ismawati Ismawati [email protected] <p>Pasar telur memiliki peran penting dalam industri pangan, terutama dengan meningkatnya pengetahuan dan akses informasi konsumen yang mendorong pengembangan produk inovatif berorientasi kesehatan. Salah satu inovasinya ialah telur omega-3, termasuk kategori telur fungsional karena kandungan gizinya memberikan manfaat tambahan bagi kesehatan. Penelitian ini bertujuan menganalisis proses keputusan pembelian serta pengaruh kesadaran kesehatan, pengetahuan produk, dan kepercayaan terhadap keputusan pembelian telur omega-3 di Kota Bogor. Data primer diperoleh melalui survei kuesioner secara hybrid pada 200 responden yang dipilih secara purposive, dengan kriteria pernah membeli dan mengonsumsi telur omega-3, berdomisili di Kota Bogor, berusia di atas 18 tahun, serta terlibat dalam keputusan pembelian bahan makanan rumah tangga. Analisis dilakukan menggunakan metode deskriptif dan PLS-SEM. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelian telur omega-3 didorong oleh pola konsumsi dan gaya hidup sehat, dengan motivasi utama memenuhi kebutuhan gizi omega-3. Konsumen memperoleh informasi produk terutama melalui iklan dan media sosial, serta menilai kualitas dan kandungan nutrisi sebelum membeli. Klaim nutrisi menjadi atribut penting dalam keputusan pembelian. Pembelian dilakukan secara terencana dalam jumlah yang mencukupi untuk jangka pendek, umumnya di supermarket dengan metode pembayaran transfer bank. Konsumen merasa puas, bersedia membeli ulang, dan merekomendasikannya kepada orang lain. Temuan lainnya menunjukkan bahwa pengetahuan produk dan kepercayaan berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian, sedangkan kesadaran kesehatan tidak berpengaruh. Oleh karena itu, produsen disarankan untuk memperkuat kampanye edukasi yang menekankan manfaat nyata telur omega-3 serta menyediakan informasi produk yang transparan guna meningkatkan pengetahuan dan kepercayaan konsumen.</p> 2025-12-11T09:54:34+09:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian https://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1810 Model Kewirausahaan Sosial Peternak sebagai Strategi Responsi terhadap Proyek Strategis Nasional (PSN) dalam Ekosistem Swasembada Pangan 2025-12-12T09:30:12+09:00 Arif Rahman Azis [email protected] Woki Bilyaro [email protected] Muhammad Dani [email protected] Nurazizah Ramadhanti [email protected] Rizky Amrullah Chaniago [email protected] Jarmuji Jarmuji [email protected] Kade Wahyu Saputri [email protected] Anis Indayati [email protected] Muhammad Subhan Hamka [email protected] <p>Pemerintah Indonesia menargetkan swasembada pangan melalui Proyek Strategis Nasional (PSN) berskala besar, yang menciptakan disrupsi signifikan pada ekosistem peternakan rakyat. Artikel ini bertujuan untuk mengembangkan model kewirausahaan sosial bagi peternak sebagai strategi responsif terhadap peluang dan tantangan yang ditimbulkan oleh PSN. Metode yang digunakan adalah Systematic Literature Review (SLR) dengan panduan protokol PRISMA untuk mensintesis literatur relevan mengenai PSN, kewirausahaan sosial di sektor agribisnis, dan strategi adaptasi peternak. Hasil analisis menunjukkan bahwa PSN memiliki dampak ganda: di satu sisi membuka akses terhadap infrastruktur dan pasar baru, namun di sisi lain berisiko memarginalkan peternak kecil melalui kompetisi dan alienasi lahan. Model kewirausahaan sosial yang diusulkan mengintegrasikan empat fungsi strategis: (1) integrasi rantai nilai, (2) agregasi sumber daya dan peningkatan kapasitas, (3) advokasi kebijakan dan negosiasi, serta (4) inovasi dan praktik berkelanjutan. Kesimpulannya, model ini menawarkan kerangka kerja proaktif yang dapat mentransformasi peternak dari penerima kebijakan yang pasif menjadi agen perubahan yang aktif, sehingga mampu menyelaraskan tujuan ketahanan pangan nasional dengan penguatan resiliensi ekonomi, sosial, dan ekologis di tingkat komunitas.</p> 2025-12-11T09:55:19+09:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian https://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1811 Pengaruh Suplementasi Metionin Terproteksi terhadap Fermentabilitas dan Produksi Gas pada Pakan Sapi Perah secara In Vitro 2025-12-12T09:30:12+09:00 Yusrian Nuranaily Marelsa Putri M.N. [email protected] Anis Muktiani [email protected] <p>Fermentabilitas rumen merupakan faktor penting dalam menentukan efisiensi pemanfaatan pakan pada sapi perah. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh suplementasi metionin terproteksi terhadap fermentabilitas rumen sapi perah melalui pendekatan <em>in vitro</em>. Penelitian dilaksanakan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan empat perlakuan dan tiga ulangan, sehingga diperoleh dua belas unit percobaan. Perlakuan yang diberikan terdiri atas T1 = pakan komplit berprotein rendah tanpa metionin terproteksi, T2 = pakan komplit berprotein rendah disuplementasi metionin terproteksi 0,13%, T3 = pakan komplit berprotein tinggi tanpa metionin terproteksi, dan T4 = pakan komplit berprotein tinggi disuplementasi metionin terproteksi 0,13%. Parameter yang diamati meliputi produksi amonia (NH₃), <em>Volatile Fatty Acids</em> (VFA) total ,dan gas total. Data dianalisis menggunakan <em>Analysis of Variance</em> (ANOVA) dan apabila terdapat perbedaan nyata dilanjutkan dengan <em>Duncan’s Multiple Range Test</em> (DMRT). Hasil penelitian menunjukkan bahwa suplementasi metionin terproteksi berpengaruh terhadap produksi NH₃, namun tidak berpengaruh terhadap produksi VFA total dan gas total. Perbedaan hasil antar perlakuan diduga dipengaruhi oleh perbedaan kualitas ransum, terutama kadar protein kasar. Suplementasi metionin terproteksi mampu meningkatkan ketersediaan nitrogen dan aktivitas mikroba rumen, sehingga berpotensi meningkatkan efisiensi fermentasi pakan pada sapi perah.</p> 2025-12-11T09:58:10+09:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian https://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1812 Manajemen Reproduksi Sapi Perah Betina Peranakan Friesian Holstein di Balai Pengembangan Bibit Ternak dan Benih Pertanian Tampusu 2025-12-12T09:30:12+09:00 Lentji Rinny Ngangi [email protected] <p>Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi praktik manajemen reproduksi sapi Peranakan <em>Friesian Holstein</em> (PFH) di BPBTBP Tampusu. Objek dalam penelitian ini adalah catatan reproduksi dari tujuh ekor sapi perah PFH betina. Penelitian ini menggunakan metode survei dengan cara mewawancarai langsung petugas kandang dengan menggunakan alat bantu kuisioner. Variabel penelitian yaitu cara pemberian pakan, pola perkawinan, deteksi estrus, dan <em>post partum mating</em>. Hasil pengamatan dilapangan menunjukan bahwa frekuensi waktu pemberian pakan berlangsung pada pagi jam 09.00-10.00 serta sore hari jam 16.00-17.00, tetapi ada kalanya sapi hanya memperoleh satu kali makan dalam sehari di berikan pada pagi hari. Hasil pengamatan dilapangan dari total tujuh ekor sapi yang diamati, 71.4% (lima ekor sapi) menggunakan metode kawin alam, 14.3% (satu ekor sapi) menggunakan metode IB, dan 14.3% ( satu ekor sapi) tidak dikawinkan. Onset estrus pada ternak terjadi pada pukul 16.00. Hasil ini menunjukkan bahwa tiga tanda utama yang tampak dan terinventarisir pada sapi perah betina adalah nafsu makan menurun , vulva merah bengkak basah , dan diam dinaiki. Masing-masing tanda ini teramati pada tujuh ekor sapi perah betina. Sebaliknya, tanda-tanda estrus lain seperti gelisah, urinisasi, dan menaiki sesama tidak terdeteksi selama pengamatan. <em>Estrus post partum</em> terkontrol tetapi <em>post partum mating</em> tidak terkontrol.</p> 2025-12-11T09:59:02+09:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian https://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1813 Studi Kasus Penanganan Diare Pada Pedet Sapi Bali di Dusun Bakunge Kabupaten Bone 2025-12-12T09:30:12+09:00 Sri Wahyuni [email protected] Sri Utami [email protected] Soraya Faradila [email protected] <p>Diare pada anak sapi disebabkan oleh faktor infeksi dan non-infeksi. Beberapa patogen enterik (<em>misalnya</em>, virus, bakteri, dan protozoa) terlibat dalam perkembangan penyakit ini.&nbsp;Anak sapi berumur tujuh hari sampai tiga bulan adalah anak sapi yang paling terpengaruh dengan diare. Studi kasus ini bertujuan untuk mengevaluasi dan menangani kondisi kesehatan pedet sapi Bali melalui penerapan pengobatan kimia maupun metode pengobatan herbal, sehingga dapat memberikan solusi yang efektif dan aman bagi pertumbuhan dan kesejahteraan hewan. Obat kimia yang digunakan adalah ColibactⓇ Inj, Biosan TPⓇ Inj, dan SulpidonⓇ Inj. Sementara itu, obat herbal yang digunakan adalah ekstrak daun jambu biji dengan dosis 500 mg/40 kg berat badan. Peralatan yang dipakai meliputi sarung tangan, tiga buah spuit ukuran 5 ml, dan alat drenching gun. Pengobatan dan evaluasi dilakukan selama 7 hari setelah pemberian pengobatan dengan cara melakukan pemeriksaan ulang terhadap kondisi pedet sapi Bali. Hasil pemeriksaan menunjukkan perkembangan yang positif, di mana kondisi feses telah kembali normal dan tidak ditemukan lagi tanda-tanda diare berdarah. Pada hari kedelapan setelah pengobatan, pedet sapi Bali sudah memperlihatkan tanda-tanda kesembuhan secara klinis, seperti nafsu makan yang membaik, aktivitas yang kembali normal, serta bulu yang tampak lebih bersih dan mengkilap serta feses normal. Pada pedet sapi Bali, diare umumnya disebabkan oleh manajemen pakan dan sanitasi yang kurang optimal, serta faktor cuaca yang mendukung perkembangan agen penyakit. Upaya pencegahan dapat dilakukan melalui perbaikan manajemen pemeliharaan, seperti penyediaan kandang isolasi dan perbaikan alas kandang.</p> 2025-12-11T09:59:54+09:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian https://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1814 Analisis SWOT dalam Pelaksanaan Kemitraan Usaha Peternakan Ayam Pedaging Studi Kasus Atap Farm 2 2025-12-12T09:30:12+09:00 Aulia Qurota A’yuni [email protected] Dita Kustanti [email protected] Zahro Makhbubah [email protected] Muhamad Azmil Nizar [email protected] Muhamad Tohal Yamani [email protected] Nur Saudah Al Arifa D. [email protected] <p>Sektor peternakan ayam pedaging (<em>broiler</em>) merupakan bagian strategis dalam pemenuhan protein hewani nasional, namun menghadapi tantangan seperti fluktuasi harga pakan dan suboptimalnya pola kemitraan. Penelitian ini bertujuan melakukan analisis SWOT dalam pelaksanaan kemitraan usaha peternakan ayam pedaging di Atap Farm 2 untuk mengidentifikasi faktor internal dan eksternal, serta merumuskan strategi pengembangan kemitraan yang relevan. Pendekatan yang digunakan adalah studi kasus kualitatif dengan sumber data primer dari wawancara mendalam <em>owner</em> (Bapak Yaslim), observasi langsung, dan analisis dokumen kontrak kemitraan. Hasil analisis IFAS menunjukkan kekuatan utama berupa luas lahan, modal sendiri (kendali penuh atas operasional), lokasi jauh dari permukiman, dan penggunaan sistem <em>Close House</em>. Sementara itu, kelemahan signifikan adalah ketergantungan pada pasokan bibit dan pakan mitra, serta kerentanan terhadap penurunan kualitas pakan akibat kenaikan harga jagung. Analisis EFAS mengidentifikasi peluang dari stabilitas harga kontrak yang diberikan mitra serta dukungan penyediaan sapronak dan pemasaran, namun diancam oleh potensi deplesi ayam, kebijakan mitra yang berubah, dan kualitas DOC yang tidak terjamin. Strategi yang direkomendasikan adalah Strategi SO (Strengths-Opportunities), meliputi ekspansi produksi melalui optimalisasi lahan dan kandang <em>Close House</em>, dan Strategi WO (Weakness-Opportunities), yaitu eksplorasi pakan lokal terstandarisasi serta pendirian koperasi peternak untuk meningkatkan daya tawar kolektif. Penelitian ini memberikan kontribusi nyata dalam penyusunan strategi kemitraan yang adaptif dan berkelanjutan.</p> 2025-12-11T10:00:50+09:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian https://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1815 Peningkatan Pengetahuan Peternak tentang Pakan Fermentasi Tongkol Jagung sebagai Pakan Komplit Ternak Sapi Potong di Kampung Udapi Hilir Distrik Prafi Kabupaten Manokwari 2025-12-12T09:30:12+09:00 Ronggo Purwanto [email protected] Susan Carolina Labatar [email protected] Maria Herawati [email protected] <p>Penelitian ini dilaksanakan untuk mengkaji peningkatan pengetahuan peternak mengenai pemanfaatan limbah tongkol jagung melalui teknologi fermentasi sebagai pakan komplit untuk ternak sapi potong di Kampung Udapi Hilir, Distrik Prafi, Kabupaten Manokwari. Latar belakang penelitian ini adalah potensi limbah tongkol jagung yang melimpah di wilayah tersebut namun belum dimanfaatkan secara optimal sebagai sumber pakan ternak yang bernutrisi dan ekonomis. Metode penelitian yang digunakan adalah penyuluhan pertanian dengan pendekatan partisipatif, meliputi demonstrasi cara pembuatan pakan fermentasi dan diskusi kelompok untuk transfer pengetahuan. Evaluasi terhadap peningkatan pengetahuan peternak dilakukan melalui pre-test dan post-test. Selain itu, dilakukan analisis ekonomi sederhana untuk mengetahui kelayakan finansial pakan fermentasi tongkol jagung. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan yang signifikan pada peternak setelah mengikuti penyuluhan. Pemanfaatan tongkol jagung melalui fermentasi terbukti dapat meningkatkan nilai nutrisi dan menjadi alternatif pakan yang terjangkau. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif terhadap pengembangan peternakan sapi potong berkelanjutan di wilayah Manokwari melalui optimalisasi pemanfaatan sumber daya lokal.</p> 2025-12-11T10:02:15+09:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian https://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1816 Literature Review: Pengaruh Jenis Koagulan terhadap Karakteristik Dangke 2025-12-12T09:30:11+09:00 Nova Karimatun Nabilah [email protected] Indita Maharani [email protected] Irfan Fadhlurrohman [email protected] <p>Dangke merupakan produk olahan susu tradisional khas Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. Prinsip pembuatan dangke adalah dengan menggumpalkan protein susu menggunakan koagulan.&nbsp; Tinjauan pustaka ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh jenis-jenis koagulan dengan karakteristik produk akhir dangke. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adslah tinjauan pustaka sistematis dengan mengumpulkan dan menganalisis literatur dari Google Scholar dan Pub Med yang relevan 10 tahun terakhir. Hasil analisis menunjukkan bahwa jenis koagulan (seperti enzim papain, jeruk nipis, dan terog duri)&nbsp; berpengaruh signifikan terhadap kadar air (51,18%-57,67%), pH (6,15-7,61), rendemen (12,42%-28,19%), dan tekstur (cukup lembut-keras). Koagulan jeruk nipis cenderung menghasilkan rendemen yang paling tinggi, sedangkan papain menghasilkan pH yang rendah. Kadar air yang tinggi sehingga dikategorikan sebagai keju segar dengan daya simpan yang relatif cepat. Disimpulkan bahwa penggunaan jenis koagulan yang berbeda berpengaruh terhadap karakteristik mutu dangke. Kajian ini dapat menjadi pertimbangan dalam memilih koagulan sebagai bahan untuk menghasilkan dangke yang optimal sesuai dengan karakteristik yang dibutuhkan.</p> 2025-12-11T10:03:09+09:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian https://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1817 Pemanfaatan Bahan Nabati sebagai Pengawet dan Pewarna Alami pada Produk Olahan Daging: Pendekatan Fisik, Sensorik, dan Keamanan Pangan 2025-12-12T09:30:11+09:00 Chandra Irawan [email protected] Eva Yulyanti [email protected] Syabilah Regiana [email protected] Irfan Fadhlurrohman [email protected] <p>Pertumbuhan populasi di Indonesia yang terus meningkat mendorong peningkatan konsumsi daging, khususnya daging kambing. Namun, aroma khas “prengus” serta kekhawatiran terhadap penggunaan bahan tambahan sintetis seperti natrium nitrit pada proses curing menimbulkan tantangan dalam produksi daging olahan yang aman dan berkualitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji potensi bahan nabati sebagai pengganti nitrit sintetis dan pewarna alami dalam pengolahan produk daging melalui metode kajian pustaka. Data diperoleh dari berbagai artikel ilmiah yang diterbitkan dalam sepuluh tahun terakhir. Hasil telaah menunjukkan bahwa seledri dan bayam merah memiliki aktivitas enzim nitrat reduktase tinggi yang mampu menghasilkan nitrit alami dan menghambat pertumbuhan mikroba, sedangkan brokoli berfungsi sebagai sumber nitrit sekaligus antioksidan. Jahe dan jeruk nipis efektif menurunkan aroma tidak sedap serta meningkatkan kelembutan dan cita rasa daging. Kulit buah naga merah dan angkak berpotensi sebagai pewarna alami dengan aktivitas antioksidan tinggi yang mampu meningkatkan kestabilan warna serta mutu sensorik produk olahan daging. Secara keseluruhan, pemanfaatan bahan nabati tersebut berpotensi menggantikan peran nitrit sintetis dan pewarna kimia dalam sistem curing, sehingga menghasilkan produk daging yang lebih sehat, alami, dan sesuai dengan tren pangan berlabel organik di Indonesia.</p> 2025-12-11T10:04:08+09:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian https://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1818 Fortifikasi Ekstrak Bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa L.) pada Produk Olahan Susu sebagai Pangan Fungsional 2025-12-12T09:30:11+09:00 Nareta Faizah Ardani [email protected] Felia Galuh Pramudita [email protected] Fitriyani Fitriyani [email protected] Irfan Fadhlurrohman [email protected] <p>Fortifikasi ekstrak bunga rosella (<em>Hibiscus sabdariffa L.</em>) pada produk olahan susu merupakan salah satu inovasi dalam pengembangan pangan fungsional berbasis bahan alami. Kajian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh penambahan ekstrak bunga rosella terhadap karakteristik fisik, kimia, dan fungsional pada produk olahan susu seperti yoghurt dan kefir. Metode yang digunakan adalah studi literatur dari berbagai publikasi ilmiah nasional dan internasional. Hasil kajian menunjukkan bahwa ekstrak bunga rosella mengandung senyawa bioaktif seperti antosianin, flavonoid, dan asam askorbat yang berperan sebagai antioksidan alami. Penambahan ekstrak rosella pada yoghurt terbukti meningkatkan aktivitas antioksidan, menurunkan pH, serta memperbaiki kestabilan warna alami produk. Sementara itu, fortifikasi pada kefir berpengaruh terhadap peningkatan cita rasa, aroma, serta aktivitas antimikroba, dengan konsentrasi optimum 6–10% tergantung bahan dasar susu yang digunakan. Kombinasi antara probiotik pada produk susu fermentasi dan senyawa bioaktif rosella menciptakan sinergi yang mendukung fungsi fisiologis tubuh. Dengan demikian, fortifikasi ekstrak bunga rosella pada produk olahan susu berpotensi tinggi untuk dikembangkan sebagai pangan fungsional yang menyehatkan dan bernilai ekonomi tinggi.</p> 2025-12-11T10:05:12+09:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian https://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1820 Pengaruh Fortifikasi Berbagai Macam Rempah Lokal Indonesia sebagai Inovasi Pangan Fungsional: Kajian Literatur 2025-12-12T09:30:11+09:00 Amanda Ainan Salsabila [email protected] Indah Farhatul Khoiriyah [email protected] Laelatul Azifah [email protected] Irfan Fadhlurrohman [email protected] <p><em>Yoghurt</em> rempah merupakan pangan fungsional yang bergizi dan bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Senyawa bioaktif seperti flavonoid, kurkumin dan polifenol yang berfungsi sebagai antioksidan, anti mikroba serta anti peradangan. Inovasi yoghurt rempah bertujuan untuk menekan laju peningkatan penyakit tidak menular sekaligus meningkatkan nilai fungsional produk pangan nasional. Metode penelitian yang dilakukan adalah kajian literatur dalam bentuk analisis berbagai hasil riset dari sumber referensi ilmiah terpercaya menggunakan <em>database</em> berbasis Google Scholar. Pengolahan sumber data dilakukan secara deskriptif berlandaskan hasil penelitian uji dari berbagai pustaka yang diakses. <em>Yoghurt</em> fortifikasi kayu manis berwarna merah muda atau kuning kecokelatan, beraroma dan rasa khas kayu manis, tekstur agak kental. <em>Yoghurt</em> dengan penambahan ekstrak kayu secang 0%–0,3% memiliki warna kuning yang disukai, aroma tetap, rasa agak pahit, dan tekstur kental namun sedikit berpasir. Kadar 0,5% menurunkan tingkat kesukaan karena warna terlalu pekat dan rasa kurang manis<em>. </em>Fortifikasi ekstrak jahe pada <em>yoghurt</em> dapat meningkatkan rasa dan aroma khas jahe, warna kuning pucat hingga lebih pekat, tekstur lebih kental, serta mengurangi bau perengus khas susu kambing seiring bertambahnya kadar ekstrak. Penambahan masing-masing rempah pada yoghurt tidak hanya memperkaya karakter organoleptik tetapi juga meningkatkan nilai fungsional produk yang berpotensi mendukung pencegahan Penyakit Tidak Menular (PTM) di Indonesia. Namun, perlu adanya penelitian lebih lanjut untuk meningkatkan nilai organoleptik agar dapat lebih diterima konsumen.</p> 2025-12-11T10:07:21+09:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian https://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1821 Pengaruh Penambahan Berbagai Jenis Tepung terhadap Tekstur Bakso 2025-12-12T09:30:11+09:00 Uma Afif Hanifah [email protected] Yulia Saputri [email protected] Rista Ayu Hikmala [email protected] Irfan Fadhlurrohman [email protected] <p>Tekstur merupakan salah satu parameter utama dalam penentuan mutu bakso karena berkaitan dengan daya terima konsumen. Salah satu faktor yang memengaruhi tekstur bakso adalah jenis dan proporsi tepung yang digunakan sebagai bahan pengikat (filler). Artikel review ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh berbagai kombinasi tepung, yaitu tepung tapioka dengan tepung biji nangka, tepung porang, tepung talas, dan tepung ubi jalar, terhadap karakteristik tekstur bakso. Berdasarkan kajian pustaka, tepung tapioka dikenal memiliki kandungan amilopektin tinggi (±82,59%) yang berperan dalam menghasilkan tekstur kenyal dan elastis. Substitusi sebagian tapioka dengan tepung biji nangka (50:50) meningkatkan kadar protein dan daya ikat air, menghasilkan tekstur padat namun tetap lembut. Penambahan tepung porang (50%) yang kaya glukomanan meningkatkan elastisitas dan keempukan bakso karena sifat hidrokoloidnya yang mampu membentuk gel stabil. Sebaliknya, penambahan tepung talas dengan kandungan amilopektin tinggi (74,45%) cenderung menurunkan kekenyalan dan menghasilkan tekstur yang lebih lembut akibat penurunan proporsi protein dan peningkatan kadar air. Adapun tepung ubi jalar ungu (48,67% pati) memberikan tekstur yang kenyal dan lembut dengan daya ikat air tinggi berkat kandungan amilopektin dan karbohidratnya yang tinggi. Secara keseluruhan, kombinasi tepung tapioka dengan bahan berpati tinggi seperti porang dan ubi jalar menunjukkan efek paling optimal dalam meningkatkan kekenyalan, elastisitas, serta stabilitas tekstur bakso, sedangkan tepung talas cocok digunakan dalam kadar rendah untuk menghasilkan tekstur yang lebih lembut dan halus.</p> 2025-12-11T10:08:09+09:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian https://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1822 Pengaruh Penambahan Ekstrak Jahe (Zingiber officinale) terhadap Daya Simpan Keju 2025-12-12T09:30:11+09:00 Muhammad Isa Al Haq [email protected] Cathrine Ayu Kusuma [email protected] Dhika Adji Afinesta [email protected] Irfan Fadhlurrohman [email protected] <p>Keju, sebagai produk olahan susu bernutrisi tinggi , menghadapi tantangan signifikan terkait daya simpannya akibat kerentanan terhadap kerusakan mikrobiologis dan oksidatif. Seiring meningkatnya preferensi konsumen terhadap produk alami, eksplorasi pengawet non-sintetis menjadi krusial. Jahe (<em>Zingiber officinale</em>), yang kaya akan senyawa bioaktif seperti gingerol, shogaol, dan minyak atsiri, telah diteliti potensinya sebagai agen pengawet alami. Tinjauan pustaka ini bertujuan untuk mensintesis dan mengevaluasi pengaruh penambahan ekstrak jahe (dalam bentuk ekstrak air, etanol, minyak, atau bubuk) terhadap parameter daya simpan keju. Studi literatur primer yang dianalisis secara konsisten menunjukkan bahwa ekstrak jahe memiliki kapabilitas antimikroba yang signifikan, efektif menghambat pertumbuhan beragam bakteri (termasuk patogen bawaan makanan seperti <em>E. coli</em> dan <em>S. aureus</em>) serta khamir dan kapang dalam matriks keju. Lebih lanjut, jahe teridentifikasi sebagai antioksidan potensial, mampu menekan laju oksidasi lipid dan mengurangi ketengikan , seringkali menunjukkan efikasi yang sebanding atau melampaui antioksidan sintetis. Meskipun demikian, dampak sensorik dari penambahan jahe bersifat variatif; konsentrasi tinggi atau bentuk ekstrak tertentu dapat menimbulkan atribut rasa atau aroma yang kurang disukai , sedangkan aplikasi pada level yang lebih rendah atau menggunakan ekstrak spesifik (misalnya etanolik) menunjukkan potensi akseptabilitas yang lebih baik.</p> 2025-12-11T10:09:26+09:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian https://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1823 Review: Diversifikasi Produk Telur Pindang yang dibuat dengan Daun Jambu Biji (Psidium guajava L) sebagai Penyamak 2025-12-12T09:30:11+09:00 Ardino Akbar Santoso [email protected] Diana Nailatul Nabila [email protected] Muhammad Nur Ihsan [email protected] Irfan Fadhlurrohman [email protected] <p>Telur menjadi sumber protein yang disukai oleh masyarakat karena memiliki kualitas protein yang tinggi dan harga yang murah. Penyimpanan telur yang tidak tepat, dapat menyebabkan kualitas telur menjadi rusak. Salah satu metode preservasi untuk meningkatkan daya simpan telur adalah dengan mengolahnya menjadi telur pindang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh diversifikasi daun jambu biji sebagai penyamak terhadap karakteristik telur pindang yang dihasilkan. Dalam beberapa riset sebelumnya, menunjukkan bahwa daun jambu biji mampu menjadi penyamak alami yang baik dan berpengaruh nyata terhadap daya simpan telur, kualitas fisik, dan kualitas kimianya. Diversifikasi produk telur pindang dengan pemanfaatan daun jambu biji sebanyak 5 - 15% terbukti memperpanjang masa simpan telur pindang serta mampu menurunkan jumlah bakteri patogen pada telur pindang. Kandungan tanin pada daun jambu biji berperan dalam koagulasi (penggumpalan) protein di permukaan dan bagian dalam telur, sehingga mampu mempertahankan tekstur sekaligus memperpanjang daya simpan produk dengan menghambat pertumbuhan bakteri. Berdasarkan tinjauan literatur, diversifikasi produk telur pindang dengan penambahan daun jambu biji menjadi inovasi dalam preservasi pangan, sehingga memiliki daya simpan yang lebih lama.</p> 2025-12-11T10:10:25+09:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian https://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1824 Pengaruh Perbedaan Media dan lama Pemeraman terhadap Karakteristik dan Nilai Kesukaan Telur Asin 2025-12-12T09:30:11+09:00 Muhamad Ikhlas Nur Falaqi [email protected] Arga Mandala Putra Ferdiawan [email protected] Aqna Bibatul Hakim [email protected] Irfan Fadhlurrohman [email protected] <p>Telur asin merupakan salah satu bentuk diversifikasi produk hasil ternak yang banyak diminati masyarakat karena memiliki cita rasa gurih khas serta daya simpan yang lebih lama dibandingkan telur segar. Kualitas akhir telur asin sangat bergantung pada jenis media pengasin dan durasi pemeraman yang diterapkan selama proses pengolahan. Kajian ini bertujuan untuk menganalisis secara komprehensif pengaruh variasi media serta lama pemeraman terhadap sifat fisik, kimia, dan tingkat kesukaan konsumen terhadap telur asin melalui telaah pustaka berbagai hasil penelitian nasional maupun internasional. Metode yang digunakan berupa studi literatur dengan menelusuri artikel ilmiah yang diperoleh dari database <em>Google Scholar, ScienceDirect, </em>dan <em>ResearchGate </em>yang diterbitkan pada rentang waktu 2015–2025. Berdasarkan hasil analisis, diketahui bahwa penggunaan media pengasin seperti campuran abu kayu, kapur, abu-garam, serta penambahan bahan alami seperti kulit kayu galam dan sabut kelapa mampu memengaruhi warna, aroma, dan kemasiran kuning telur secara signifikan. Sementara itu, waktu pemeraman optimal berkisar antara 12–14 hari karena mampu menghasilkan telur asin dengan rasa asin yang seimbang, tekstur kenyal, serta warna kuning telur yang cerah dan menarik secara organoleptik. Pemeraman yang melebihi durasi tersebut cenderung menyebabkan rasa terlalu asin dan tekstur yang keras. Secara keseluruhan, kombinasi media abu kayu-kapur atau abu-garam dengan lama pemeraman sekitar dua minggu direkomendasikan untuk memperoleh mutu telur asin yang unggul. Kajian ini diharapkan dapat menjadi referensi ilmiah dalam pengembangan inovasi teknologi pengolahan telur asin yang bernilai fungsional tinggi dan berorientasi pada keberlanjutan.</p> 2025-12-11T10:11:52+09:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian https://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1825 Visualization of Global Chickens Farming and Their Production Systems 2025-12-12T09:30:11+09:00 Josua Sahala [email protected] Agustinus Agung Dethan [email protected] Marselinus Banu [email protected] Maria Magdalena Kapitan [email protected] Yusuf Leonard Henuk [email protected] <p>The global chicken population has reached an astounding 26 billion in 2024.Thisfigure primarily reflects the total number of domesticated chickens worldwide, encompassing stock chickens raised for meat and egg production in commercial farms, backyard flocks, and other agricultural settings. While it includes those kept as pets or on small farms, it generally excludes wild or feral chickens, as these are not tracked systematically in agricultural statistics. Chickens are one of the most ubiquitous and economically significant animals on the planet, thriving in diverse climates and regions. Global Chickens Farming and Their Production Systems has been visualized: (1) Global Systems of Poultry Farming (traditional free range, backyard or subsistence, semi intensive, small-scale intensive); (2) Global&nbsp; Life Cycle of Chickens Development in Body Weight for Broiler from 1957 – 2024 : 1957 (905g); 1978 (1,808g); and 2005-2024 (4,202g); (3) Global Integrated Poultry Industry (broiler operation and layer operation); (4) Global Meat Production By Species and Their Prices (poultry-pork-beef-sheep; $3.01 vs $3.70-$3.15 vs $3.87-$6.24 vs $7.48); (5) Top 10 Global Poultry Production and Companies (China, Indonesia, Pakistan, Brazil, United States, Iran, India, Mexico, Russia, Vietnam – JBS S.A, Tyson Foods, Wen’s Food Group, CP Group, Koch Food Inc, Industrias&nbsp; Bachoco; and Gargil); and (6) Global Poultry Economic Roles for Many Countries (income, protein, employment, taxes, economic diversification, malnutrition, social status, and religious and traditional ceremonies): (1) The United States of America and (2) Indonesia.</p> 2025-12-11T10:13:07+09:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian https://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1826 Tingkat Pengetahuan Peternak tentang Pembuatan Silase dari Pelepah Kelapa Sawit Sp 3 Kampung Aimasi Distrik Aimasi Kabupaten Manokwari 2025-12-12T09:30:11+09:00 Yehzekiel Alventus Moa Jhong [email protected] Oeng Anwarudin [email protected] Hotmauli Febriana Pardosi [email protected] <p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan peternak tentang pembuatan silase dari pelepah kelapa sawit di Kampung Aimasi, Distrik Prafi, Kabupaten Manokwari, Provinsi Papua Barat. Metode penyuluhan yang digunakan adalah pendekatan kelompok dengan teknik ceramah, diskusi, dan demonstrasi cara. Penentuan sampel dilakukan dengan teknik sampling jenuh, yaitu melibatkan seluruh populasi sebanyak 30 orang. Evaluasi dilakukan melalui pre-test dan post-test untuk mengukur tingkat pengetahuan peserta. Kategori pengetahuan dibagi menjadi tiga tingkat, yaitu rendah (&lt;33,3%), sedang (33,3%–66,6%), dan tinggi (&gt;66,6%). Hasil pre-test menunjukkan bahwa sebanyak 10 orang (33,3%) berada dalam kategori rendah, 17 orang (56,7%) dalam kategori sedang, dan 3 orang (10%) dalam kategori tinggi. Setelah penyuluhan, hasil post-test menunjukkan bahwa seluruh peserta (100%) meningkat ke kategori tinggi. Selain itu, berdasarkan hasil analisis tingkat pengetahuan peternak berdasarkan lama beternak, diketahui bahwa baik peternak yang memiliki pengalaman ≤10 tahun maupun &gt;10 tahun menunjukkan peningkatan pemahaman dari kategori sedang menjadi tinggi. Hal ini mengindikasikan bahwa lamanya pengalaman beternak tidak menjadi penghambat dalam memahami informasi baru selama materi penyuluhan disampaikan secara efektif. Evaluasi efektivitas penyuluhan dihitung menggunakan rumus pendekatan EPP (Effective Presentation Percentage), yang menghasilkan nilai sebesar 74,55%. Nilai ini menunjukkan bahwa penyuluhan termasuk dalam kategori efektif. Temuan ini menunjukkan bahwa metode penyuluhan yang digunakan berhasil meningkatkan pemahaman peternak mengenai manfaat dan teknik pembuatan silase dari pelepah kelapa sawit secara signifikan.</p> 2025-12-11T10:14:05+09:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian https://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1827 Penyuluhan dalam Peningkatan Kesejahteraan Peternak: Analisis Literatur tentang Peran Strategis dalam Pemberdayaan Ekonomi Peternakan Berkelanjutan 2025-12-12T09:30:10+09:00 Irma Irma [email protected] Itang Purnama [email protected] <p>Penyuluhan peternakan, terutama penyuluhan pakan ternak, memiliki peran penting dalam meningkatkan efisiensi dan keberlanjutan sektor peternakan dengan mengedukasi peternak tentang pengelolaan pakan yang efisien dan ramah lingkungan. Penyuluhan ini tidak hanya memberikan pengetahuan teknis mengenai pemilihan pakan yang sesuai, tetapi juga membantu peternak dalam memanfaatkan sumber daya lokal dan mengurangi ketergantungan pada pakan impor. Penerapan teknik manajerial yang efisien melalui penyuluhan dapat mengurangi biaya produksi, meningkatkan produktivitas ternak, dan mendukung keberlanjutan usaha peternakan. Meskipun penyuluhan terbukti efektif, tantangan dalam implementasinya, seperti keterbatasan sumber daya manusia, akses informasi terbatas, dan resistensi terhadap perubahan, tetap ada. Oleh karena itu, pendekatan penyuluhan yang berbasis pada kebutuhan lokal, partisipasi aktif peternak, dan dukungan kelembagaan sangat diperlukan untuk meningkatkan keberhasilan dan dampak positif dari program penyuluhan. Dengan demikian, penyuluhan peternakan yang berbasis pada prinsip keberlanjutan dapat berkontribusi signifikan terhadap peningkatan kesejahteraan peternak dan pemberdayaan ekonomi sektor peternakan.</p> 2025-12-11T10:14:56+09:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian https://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1828 Pengaruh Perbedaan Metode Pengeringan terhadap Kandungan Nutrien Tepung Telur Ayam Ras 2025-12-12T09:30:10+09:00 Syivaul Jannah [email protected] Amelia Fitaguri [email protected] Husnul Amalina [email protected] Irfan Fadhlurrohman [email protected] <p>Kualitas suatu produk pangan olahan sangat dipengaruhi oleh metode pengolahan yang diterapkan, terutama proses pengeringan. Telur merupakan sumber protein hewani bernilai gizi tinggi yang banyak diolah menjadi tepung telur guna memperpanjang daya simpan serta mempermudah distribusi dan penggunaannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbedaan metode pengeringan terhadap kandungan nutrien tepung telur ayam ras. Kajian dilakukan dengan metode studi literatur menggunakan berbagai referensi ilmiah nasional dan internasional yang relevan dengan topik <em>spray drying</em>, <em>pan drying</em>, dan <em>freeze drying</em>. Data hasil penelitian sebelumnya dikumpulkan dan dianalisis secara deskriptif komparatif untuk membandingkan kandungan protein, lemak, kadar air, energi, dan aktivitas air (<em>aw</em>) yang dihasilkan dari tiap metode. Hasil kajian menunjukkan bahwa metode pengeringan berpengaruh nyata terhadap mutu gizi dan sifat fungsional tepung telur. Metode <em>spray drying</em> menghasilkan kadar air terendah (2,6%) dengan efisiensi proses tinggi, namun paparan suhu tinggi berpotensi menurunkan daya busa protein. Metode <em>pan drying</em> memberikan kandungan protein sebesar 45,2% dan lemak 38,3% dengan suhu relatif rendah, tetapi waktu pengeringan yang lama dapat menyebabkan reaksi <em>Maillard</em> antara protein dan gula pereduksi yang memengaruhi warna serta aroma produk. Sementara itu, metode <em>freeze drying</em> menghasilkan kandungan protein tertinggi (49,92%) dan lemak 3,77% serta mampu mempertahankan daya emulsi dan struktur protein secara optimal. Meskipun membutuhkan waktu lama dan energi besar, <em>freeze</em> <em>drying</em> dianggap paling efektif untuk menjaga kualitas nutrien. Secara keseluruhan, <em>spray drying</em> unggul dalam efisiensi, <em>pan drying</em> mudah dilakukan, dan <em>freeze drying</em> terbaik dalam mempertahankan mutu gizi dan fungsionalitas protein tepung telur ayam ras.</p> 2025-12-11T10:16:29+09:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian https://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1829 Effect of Substituting Tapioca Flour with Purple Sweet Potato on Antioxidant Activity and Sensory Evaluation of Chicken Meatballs 2025-12-12T09:30:10+09:00 Azchar Prianka Piawan Putra [email protected] Hotlan Manik [email protected] Rizki Prasetya [email protected] Juni Claudia Dami [email protected] <p>This research was intended to find out antioxidant content of chicken meat meatballs and sensory quality containing color, flavor, fragrancy, texture, and acceptance with tapioca starch filler substituted with purple sweet potato. The process of making meatballs was done by mixing all the ingredients of chicken meat, filler, STTP, onion, garlic, salt, flavoring, and air. This study used a Completely Randomized Design with the level of purple sweet potato substitution (0, 25, 50, 75, and 100%) with 5 replications. The parameters were the antioxidant and the sensory quality of chicken meat meatballs. Completely Randomized Design of direct and real differences with the new Duncan's Multiple Range Test. The data of sensory characteristic were tested with non-parametric analysis of Hedonic Kruskal-Wallis’s test and continued in QDA test (Quantitative Descriptive Analysis) in spider net model. The results of statistical test showed that substitution of tapioca flour with purple sweet potato had a very real effect (P&lt;0,01) to antioxidant activity. Sensory test results showed that substitution of tapioca flour with purple sweet potato flour significantly (P &lt;0,05) on the color, taste, texture, elasticity, and acceptance but did not significantly affect the fragrancy of chicken meat meatball. Based on these results, it was concluded that substitution of tapioca flour with sweet potato flour with 75-100% substitution level showed the best antioxidant content, sensory quality best quality at 100% level for color, and on taste, elasticity, and best acceptability at 0% substitution level while for best texture at 0-25% substitution level.</p> 2025-12-11T10:17:25+09:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian https://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1830 Persentase Karkas dan Komponen Karkas Ayam Pedaging dengan Penambahan Tepung daun Lidah Mertua (Sansevieria trifasciata) dalam Pakan 2025-12-12T11:38:44+09:00 Sugiarto Sugiarto [email protected] Aynan Hismafanti Gunawan [email protected] Nuun Marfuah [email protected] Sukisman Abdul Halid [email protected] <p>Penelitian penambahan tepung daun lidah mertuah terhadap performan produksi ayam pedaging dengan perlakuan (P0=0; P1=2; P2=4; P3=6; P4=8%). Menggunakan RAL dengan uji lanjut Duncan. Variabel yang diamati yaitu: Persentase karkas, persentase komponen karkas (dada, paha tas, paha bawa, punggung dan sayap ayam pedaging. Hasil penelitian berpengaruh sangat nyata terhadap persentase karkas, persentase komponen karkas dada dan paha atas dan tidak berpengaruh terhadap paha bawa, punggung dan sayap ayam pedaging. Perlakuan penambahan tepung daun lidah mertua dalam pakan ayam pedaging memberikan pengaruh yang sangat nyata meningkatkan persentase karkas, komponen karkas dada, paha atas ayam. Tepung daun lidah mertua sebagai tumbuhan herbal menjadi salah satu sumber senyawa bioaktif, kaya serat yang dapat meningkatkan palatabilitas (rasa enak) pakan, serta mengandung antioksidan seperti flavonoid, senyawa fenolik yang dapat menstimulasi nafsu makan dan potensial untuk meningkatkan persentase dan komponen karkas dada dan paha atas, tetapi belum memberikan pengaruh terhadap persentase paha bawa, punggung dan sayap ayam pedaging. Kesimpulan tepung daun lidah mertua mengandung bioaktif dapat memberikan efek positif terhadap persentase karkas, komponen karkas dada dan paha atas ayam pedaging dan tidak berpengaruh terhadap paha bawa, punggung dan sayap ayam pedaging.</p> 2025-12-11T10:18:20+09:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian https://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1860 Pengaruh Penambahan Karagenan terhadap Mutu Sosis Siap Makan Berbasis Daging Kerbau: Review 2025-12-12T09:30:10+09:00 Nanda Asshifanni [email protected] Muhammad Hilmi Naufal [email protected] Irfan Fadhlurrohman [email protected] <p>Daging kerbau merupakan sumber protein hewani potensial yang memiliki kadar lemak rendah dan protein tinggi. Namun, karakteristik fisiknya yang cenderung keras dan berwarna gelap menjadi tantangan dalam pengolahan produk olahan seperti sosis. Salah satu inovasi teknologi yang berkembang adalah pemanfaatan karagenan sebagai bahan tambahan pangan untuk memperbaiki kualitas fisik, kimia, dan sensoris produk daging. Artikel ini bertujuan untuk mereview hasil-hasil penelitian terkini mengenai pengaruh penambahan karagenan terhadap karakteristik sosis daging kerbau. Kajian literatur dilakukan terhadap berbagai penelitian dalam kurun waktu 2018–2025 yang membahas fungsi karagenan dalam sistem emulsi daging. Hasil kajian menunjukkan bahwa karagenan meningkatkan daya ikat air, stabilitas emulsi, kelembutan, serta penerimaan sensoris sosis daging kerbau. Penambahan karagenan dengan konsentrasi optimal 0,75–1,0% mampu menghasilkan tekstur yang lembut dan kenyal, memperbaiki warna, serta memperpanjang umur simpan produk. Karagenan terbukti menjadi bahan tambahan yang efektif, aman, dan ekonomis untuk pengembangan produk olahan daging kerbau yang berkualitas.</p> 2025-12-11T10:20:02+09:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian https://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1831 Pengendalian Gulma dengan Memanfaatkan Tumbuhan Kirinyuh (Chromolaena odorata L. King and Robinson) sebagai Mulsa Organik pada Tanaman Kedelai 2025-12-12T09:30:10+09:00 Anuar Ramut [email protected] Muhammad Husaini Assauwab [email protected] Deden Sumoharjo [email protected] Kartono Kartono [email protected] Mario Pani [email protected] <p>Upaya pengendalian gulma dengan pendekatan <em>organic farming</em> menjadi semakin penting seiring meningkatnya kesadaran akan <em>sustainable agriculture</em>. Tumbuhan kirinyuh sering digunakan sebagai mulsa organik karena kandungan alelopati mampu mengendalikan gulma serta menambah unsur hara. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan dosis mulsa organik kirinyuh dalam mengendalikan gulma serta meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktor tunggal dengan taraf : 0 ; 4,8 ; 9,6 ; 14,4 ; 19,2 ton ha<sup>-1</sup>. Sehingga terdapat 5 perlakuan, masing-masing perlakuan diulang sebanyak empat kali. Aplikasi mulsa organik kirinyuh pada saat tanam menebarkan bahan mulsa sudah di potong sebesar 10 cm dengan dosis sesuai perlakuan. Peubah yang diamati adalah tinggi tanaman, jumlah,&nbsp; persentase penutupan gulma, jumlah populasi gulma, jumlah polong, jumlah biji dan hasil biji kering tanaman kedelai. Analisis data dilakukan secara kuantitatif menggunakan SPSS versi 16 dan apabila berpengaruh nyata maka diuji perbandingan berganda dengan <em>Duncan New Multiple Range Test (DNMRT)</em> pada taraf 5% disajikan secara deskriptif dalam tabel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dosis mulsa organik kirinyuh 19,2 ton ha<sup>-1</sup> dapat meningkatkan tinggi tanaman kedelai priode 20 dan 30 harian. Dosis mulsa organik kirinyuh 9,6 – 19,2 ton ha<sup>-1</sup> sudah dapat menurunkan persentase penutupan gulma serta menurunkan jumlah populasi gulma priode 20 harian. Dosis mulsa organik kirinyuh 19,2 ton ha<sup>-1</sup> dapat meningkatkan jumlah polong.</p> 2025-12-11T13:53:29+09:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian https://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1832 Optimasi Dosis Herbisida Flumioxazin untuk Pengendalian Gulma pada Tanaman Kedelai 2025-12-12T09:30:10+09:00 Anuar Ramut [email protected] Deden Sumoharjo [email protected] Muhammad Husaini Assauwab [email protected] Mario Pani [email protected] Kartono Kartono [email protected] Era Maulia [email protected] Yulis Untari [email protected] Muhammad Yassir [email protected] <p>Pengendalian gulma menggunakan herbisida merupakan pengendalian paling familiar dilakukan, penggunaan herbisida pra-tumbuh berbahan aktif flumioxazin menjadi salah satu alternatif pengendalian gulma yang efektif dan efisien. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan dosis herbisida flumioxazin yang tepat dalam mengendalikan gulma dan meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Agustus sampai November 2024, bertempat di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Gunung Leuser, Kutacane Kabupaten Aceh Tenggara. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok non faktorial dan 3 ulangan sehingga mendapat 12 satuan percobaan. Adapun faktor yang di teliti adalah D0; 0 g b.a ha<sup>-1</sup>, D1; 400 g b.a ha<sup>-1</sup>, D2; 800 g b.a ha<sup>-1</sup> dan D3; 1.200 g b.a ha<sup>-1</sup>. Peubah yang diamati adalah jumlah spesies, jumlah populasi, bobot basah akr bobot basah tanaman, jumlah polong jumlah biji dan bobot biji 10 g serta bobot biji tanaman kedelai. Analisis data dilakukan secara kuantitatif menggunakan ANOVA dan diuji lanjut dengan Duncan Multiple New Range Test (DMNRT) serta secara deskriptif melalui tabel. Perlakuan agronomis seperti aplikasi herbisida flumioxazin dilakukan 1 hari setelah tanam (HST), dosis herbisida yang digunakan sesuai dengan faktor yang diteliti. Dosis herbisida flumioxazin 400 g b.a ha<sup>-1</sup> sudah dapat menurunkan jumlah spesies, populasi gulma dan meningkatkan bobot biji 10 g serta tanaman kedelai. Dosis herbisida meracuni tanaman kedelai, pada 400 g b.a ha<sup>-1</sup> dapat bobot basah tanaman kedelai pada 21, 35 dan 49 HST. Dosis 800 - 1200 g b.a ha<sup>-1</sup> dapat menurunkan bobot basah tanaman kedelai pada 63 HST, jumlah polong, bobot biji 10 g dan bobot biji tanaman kedelai.</p> 2025-12-11T13:54:16+09:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian https://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1833 Inovasi Teh Kombucha Rumput Kebar (Biophytum petersianum): Variasi Konsentrasi Stevia dan Lama Fermentasi terhadap Kualitas Sensoris dan Fisik 2025-12-12T09:30:10+09:00 Indah Pratiwi [email protected] Dian Fadhila La Simin [email protected] Benang Purwanto [email protected] <p>Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji karakteristik fisik dan organoleptik teh kombucha yang dibuat dari fermentasi ekstrak rumput kebar dengan penambahan bubuk stevia. Bahan yang digunakan meliputi rumput kebar, stevia, gula pasir, SCOBY, dan air mineral. Penelitian dilakukan secara kuantitatif menggunakan metode eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Parameter yang diamati meliputi viskositas, pH dan total padatan terlarut (TPT) serta atribut organoleptik seperti warna, aroma, rasa, dan <em>aftertaste</em>. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi stevia dan lama fermentasi berpengaruh nyata terhadap mutu fisik dan sensori teh kombucha. Secara keseluruhan, perlakuan P1 (fermentasi 5 hari dengan kombinasi gula 50 gr dan stevia 50 gr) merupakan formulasi terbaik berdasarkan hasil uji fisik dan organoleptik. Formulasi ini mampu menjaga keseimbangan pH (2,05), viskositas (0,58 dPa·s) dan TPT (1,04° brix) yang stabil, serta menghasilkan warna, aroma, rasa dan aftertaste yang paling disukai oleh panelis. Teh kombucha dari ekstrak rumput kebar menunjukkan kualitas fisik yang sangat baik. Nilai pH-nya berkisar antara 2,05 hingga 2,36, yang meskipun sedikit di bawah rentang 2,5–3,5 yang direkomendasikan FDA, masih dianggap aman. Viskositas kombucha ini 0,58 dPa·s, konsisten dengan laporan <em>Kamelia et al</em>.(2023), yang menyebutkan rentang umum 0,2–0,6 dPa·s, menunjukkan konsistensi cair yang diinginkan. Sementara itu, Total Padatan Terlarut (TPT) berkisar antara 1,04°Brix, mencerminkan fermentasi yang efektif karena gula telah dimetabolisme oleh mikroba menjadi asam organik, seperti dijelaskan oleh (Gumanti <em>et al.</em>, 2023). Secara keseluruhan, penggunaan stevia memberikan kontribusi positif terhadap kualitas kombucha.</p> 2025-12-11T13:55:10+09:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian https://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1834 Pengolahan Bayam Menjadi Keripik Sehat: Edukasi dan Distribusi untuk Ketahanan Pangan Masyarakat 2025-12-12T09:30:10+09:00 Safira Safira [email protected] Nadina Hajar Alasimi, Faranisa Syah Putri [email protected] <p>Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat dalam mengolah bayam menjadi produk keripik sehat sebagai upaya mendukung ketahanan pangan keluarga dan membuka peluang usaha rumah tangga. Mitra dalam kegiatan ini adalah Kader Posyandu di Kelurahan Parangjoro, Sukoharjo. Metode pelaksanaan dilakukan melalui sosialisasi, edukasi gizi, pelatihan teknis pengolahan keripik bayam, produksi bersama, serta distribusi hasil produk kepada masyarakat. Hasil kegiatan menunjukkan peningkatan pengetahuan peserta sebesar 28% dan keterampilan teknis sebesar 43%. Produk keripik bayam yang dihasilkan memiliki cita rasa gurih, tekstur renyah, dan dinilai baik oleh masyarakat (rata-rata skor hedonik 7,2 dari skala 9). Program ini terbukti efektif dalam meningkatkan pemanfaatan pangan lokal dan memberikan dampak ekonomi positif bagi kelompok mitra. Rekomendasi kegiatan berikutnya adalah pengembangan pengemasan, pelatihan lanjutan tentang pengawetan alami, dan pendampingan usaha kecil secara berkelanjutan.</p> 2025-12-11T13:55:58+09:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian https://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1835 Aplikasi Biosida Mengendalikan Hama Spodoptera litura Padi Meningkatkan Swasembada Pangan di Langkat, Sumatera Utara 2025-12-12T09:30:10+09:00 Ameilia Zuliyanti Siregar [email protected] Nurliana Harahap [email protected] <p>Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi dan menentukan strategi tepat dalam mengendalikan serangan Spodoptera litura pada tanaman padi menggunakan biosida dan perangkap bola lem berwarna di Desa Kebun Kelapa, Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara. Pengendalian Hama Terpadu (PHT) menggunakan biosida dan perangkap bola lem berwarna diterapkan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial yang terdiri dari 2 (dua) faktor perlakuan, yaitu: faktor jenis pestisida organik (J), terdiri dari 3 taraf, yaitu: JP (Daun Pepaya), JS (Batang Serai wangi), dan JB (Bawang Putih). Faktor konsentrasi biosida (K) yang terdiri dari 3 taraf, yaitu: K1 (10 cc/liter air), K2 (20 cc/liter air), dan K3 (30 cc/liter air). Selanjutnya digunakan 5 jenis bola lem berwarna merah, biru, kuning, hijau dan oranye. Tingkat serangan S. litura dideteksi dari pengamatan dengan mengukur populasi hama, persentase serangan, dan intensitas serangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis biosida berpengaruh sangat nyata terhadap populasi hama, persentase serangan, dan intensitas serangan. Perlakuan terbaik ditemukan dengan pestisida daun pepaya (JPK3), sementara penggunaan batang serai wangi (JSK2) dan bawang putih (JBK1) kurang signifikan. Pelatihan PHT dapat mengedukasi&nbsp; petani&nbsp; untuk&nbsp; memanfaatkan limbah&nbsp; rumah&nbsp; tangga&nbsp; dan&nbsp; tanaman&nbsp; lokal&nbsp; secara&nbsp; optimal. Pengendalian Hama Terpadu (PHT) menggunakan biosida seperti daun pepaya, batang serai wangi, dan bawang putih dan perangkap bola lem berwarna efektif dan berpotensi&nbsp; menjadi&nbsp; strategi&nbsp; jangka&nbsp; panjang&nbsp; dalam&nbsp; pengendalian OPT berbasis kearifan lokal yang adaptif.</p> 2025-12-11T14:14:17+09:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian https://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1836 Pertumbuhan Tanaman Kedelai melalui Pengendalian Gulma menggunakan Beberapa Dosis Herbisida Flumioxazin 2025-12-12T09:30:10+09:00 Anuar Ramut [email protected] Leonardo D. Sihombing [email protected] <p>Dampak negatif akibat gulma pada tanaman kedelai dapat dicegah dan dikurangi melalui penggunaan herbisida pra tumbuh berbahan aktif flumioxazin. Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan dosis herbisida flumioxazin dalam mengendalikan gulma serta meningkatkan pertumbuhan tanaman kedelai. Penelitian ini dilakukan di Desa Lawe Tua Gabungan, Kecamatan Lawe Sigala-gala, Kabupaten Aceh Tenggara, Provinsi Aceh. Penelitian ini berlangsung pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2025. Rancangan penelitian digunakan merupakan Rancangan Acak Kelompok Non Faktorial, adapun taraf faktor diteliti yaitu dosis herbisida flumioxazin : D0 tanpa pengendalian/kontrol negatif ; D1 300 ; D2 500 ; D3 700 &nbsp;; D4 900 ; D5 1100 g b.a ha<sup>-1</sup>; D6 pengendalian manual secara terus menerus/kontrol positif/bebas gulma, serta di ulang sebanyak 4 kali. Persiapan lahan berupa pembersihan dan pembuatan plot sebanyak 28 dengan ukuran 2,5 m x 2,5 m, aplikasi herbisida flumioxazin dilakukan pada 1 HST, dosis digunakan sesuai perlakuan dengan kebutuhan air 300 L ha<sup>-1</sup>. Parameter yang diamati berupa tinggi tanaman, jumlah daun serta bobot basah tanaman. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa dosis herbisida flumioxazin meracuni tanaman kedelai,&nbsp; menurunkan pertumbuhan tinggi tanaman, jumlah daun serta bobot basah tanaman. Pemulihan pertumbuhan tinggi, jumlah daun serta bobot basah tanaman kedelai akibat keracunan dosis herbisida flumioxazin 300 – 500 g b.a ha<sup>-1</sup> pada minggu ke3 dan 4.</p> 2025-12-11T14:15:04+09:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian https://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1837 Efektivitas Persentase Campuran Dosis Herbisida Flumioxazin dan Oxyfluorfen terhadap Pertumbuhan Gulma di Tanaman Padi Gogo 2025-12-12T09:30:10+09:00 Anuar Ramut [email protected] Khairil Anwar [email protected] <p>Campuran herbisida flumioxazin dan oxyfluorfen diharapkan memperluas spektrum pengendalian gulma dan memperpanjang daya kendali. Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan persentase campuran herbisida flumioxazin dan oxyfluorfen yang tepat terhadap pertumbuhan gulma di tanaman padi gogo. Penelitian ini dilakukan di Desa Lawe Sagu Hulu, Kecamatan Lawe Bulan, Kabupaten Aceh Tenggara, Provinsi Aceh. Penelitian ini berlangsung pada bulan Juli sampai Agustus 2025. Rancangan penelitian digunakan merupakan Rancangan Acak Kelompok Non Faktorial, adapun taraf faktor diteliti yaitu persentase campuran dosis herbisida Flumioxazin + Oxyfluorfen 400 g b.a ha-1 : D0 (0 + 0); D1 (100 + 0); D2 (0 + 100); D3 (50 + 50); D4 (60 + 40); D5 (40 + 60); D6 (70 + 30); D7 (30 + 70), serta di ulang sebanyak 3 kali. Persiapan lahan berupa pembersihan dan pembuatan plot sebanyak 24 dengan ukuran 2 m x 2 m, serta dilanjutkan penanaman benih padi gogo dilakukan dengan cara memasukkan benih ke dalam lubang penanaman sebanyak 5 benih pada jarak tanam 30 x 30 cm. Aplikasi herbisida flumioxazin+oxyfluorfen dilakukan pada 1 HST, dosis digunakan sesuai perlakuan dengan kebutuhan air 300 L ha<sup>-1</sup>. Parameter yang diamati persentase pengendalian, penutupan, bobot basah, jumlah spesies dan populasi gulma. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa dosis herbisida flumioxazin + oxyfluorfen dapat meningkatkan persentase pengendalian dan menurunkan penutupan gulma. Campuran dosis herbisida 50 + 50 dapat menurunkan bobot basah gulma 21 dan 28 HST.</p> 2025-12-11T14:15:46+09:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian https://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1838 Pertumbuhan Tanaman Padi Gogo Akibat Pengendalian Gulma dengan Campuran Dosis Herbisida Flumioxazin Dan Oxyfluorfen 2025-12-12T09:30:09+09:00 Anuar Ramut [email protected] Muhammad Raja [email protected] <p>Kombinasi kedua herbisida dengan mode aksi serupa namun karakteristik formulasi berbeda diharapkan dapat memberikan efek sinergis memperluas spektrum pengendalian gulma dan menekan resistensi gulma. Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan dosis persentase herbisida flumioxazin dan oxyfluorfen dalam pengendalian gulma untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman padi gogo. Penelitian ini dilakukan di Desa Lawe Sagu Hulu, Kecamatan Lawe Bulan, Kabupaten Aceh Tenggara, Provinsi Aceh. Penelitian ini berlangsung pada bulan Juli sampai Agustus 2025. Rancangan penelitian digunakan merupakan Rancangan Acak Kelompok Non Faktorial, adapun taraf faktor diteliti yaitu persentase campuran dosis herbisida Flumioxazin + Oxyfluorfen 400 g b.a ha-1 : D0 (0 + 0); D1 (100 + 0); D2 (0 + 100); D3 (50 + 50); D4 (60 + 40); D5 (40 + 60); D6 (70 + 30); D7 (30 + 70), serta di ulang sebanyak 3 kali. Persiapan lahan berupa pembersihan dan pembuatan plot sebanyak 24 dengan ukuran 2 m x 2 m, serta dilanjutkan penanaman benih padi gogo dilakukan dengan cara memasukkan benih ke dalam lubang penanaman sebanyak 5 benih pada jarak tanam 30 x 30 cm. Aplikasi herbisida flumioxazin+oxyfluorfen dilakukan pada 1 HST, dosis digunakan sesuai perlakuan dengan kebutuhan air 300 L ha<sup>-1</sup>. Parameter yang diamati tinggi tanaman, jumlah daun, bobot basah akar dan bobot basah tanaman padi gogo. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa Campuran dosis herbisida flumioxazin dan oxyfluorfen dapat meracuni tanaman padi gogo, persentase 60 + 40&nbsp; dapat menurunkan jumlah daun 14 HST. Campuran dosis herbisida flumioxazin dan oxyfluorfen 100 + 0 % dapat meningkatkan bobot basah akar pada 14 HST.</p> 2025-12-11T14:24:42+09:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian https://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1839 Analisis Komoditas Unggulan Hortikultura di Provinsi Jawa Timur dengan Pendekatan Location Quotient (LQ) 2025-12-12T09:30:09+09:00 Ratna Dewi Judhaswati [email protected] <p>Penentuan komoditas unggulan di sektor pertanian merupakan langkah strategis untuk merumuskan kebijakan pembangunan wilayah yang berbasis potensi lokal. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis komoditas unggulan sektor pertanian terutama subsektor hortikultura di Provinsi Jawa Timur berdasarkan pendekatan Location Quotient (LQ). Data yang digunakan berupa data nilai produksi pertanian subsektor tanaman hortikultura dari BPS tahun 2020–2023. Hasil analisis menunjukkan bahwa beberapa komoditas dengan nilai LQ &gt; 1 yang menjadi indikator produk unggulan antara lain paprika yang tersebar di Kabupaten Pasuruan dan Kota Batu; cabai rawit yang tersebar di Kabupaten Kediri, Kabupaten Sampang, Kabupaten Blitar, Kabupaten Jombang dan Kabupaten Tuban; jamur yang tersebar di Kabupaten Malang, Kabupaten Banyuwangi, Kabupaten Jember dan Kota Batu; kentang yang tersebar di Kabupaten Malang, Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Magetan, Kabupaten Lumajang dan Kota Batu; dan bawang merah yang tersebar di Kabupaten Nganjuk, Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Sampang, Kabupaten&nbsp;&nbsp; Malang dan Kabupaten Bojonegoro. Temuan ini menunjukkan bahwa pembangunan sektor pertanian di Jawa Timur perlu diarahkan pada penguatan daya saing komoditas unggulan lokal.</p> 2025-12-11T14:25:30+09:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian https://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1840 Integrated Analysis of Microbiological, Physicochemical, Organoleptic, and Economic Aspects of Lontar Fruit-Based Food Products 2025-12-12T09:30:09+09:00 Zakia Asrifah Ramly [email protected] Maipha Deapati Arief [email protected] <p>Indonesia memiliki potensi buah lontar (<em>Borassus flabellifer L.</em>) yang belum dimanfaatkan secara optimal. Penelitian ini bertujuan menganalisis aspek mikrobiologi, fisikokimia, organoleptik, dan ekonomi produk pangan olahan buah lontar di Desa Bulo-Bulo, Kabupaten Jeneponto. Penelitian menggunakan desain <em>pre-post evaluation</em> selama tiga bulan, melibatkan 20 rumah tangga peserta pelatihan pengolahan nata de lontar, selai lontar, dan <em>energy bar</em>. Uji fisikokimia dan mikrobiologi dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK) Makassar. Hasil uji fisikokimia menunjukkan penurunan pH selama penyimpanan 14 hari, dari 4,35 menjadi 3,80 pada nata dan dari 4,10 menjadi 3,70 pada selai. Nilai pH tersebut masih berada dalam kisaran aman (&lt;4,6) untuk produk pangan asam. Uji <em>Total Plate Count</em> (TPC) menunjukkan seluruh produk aman dikonsumsi hingga hari ke-14, dengan jumlah mikroba masih di bawah ambang batas SNI (&lt;1×10⁵ CFU/g): nata 8,5×10³ CFU/g, selai 9,1×10³ CFU/g, dan <em>energy bar</em> 3,1×10³ CFU/g. Uji organoleptik menunjukkan selai unggul pada aroma dan rasa, nata unggul pada warna, sedangkan <em>energy bar</em> memiliki tekstur yang disukai. Secara ekonomi, pendapatan rumah tangga meningkat signifikan dari Rp0 menjadi Rp785.000 per bulan (t = 170,60; p ≈ 9,88×10⁻³²). Analisis korelasi Spearman menunjukkan hubungan positif kuat antara jumlah produk olahan dan pendapatan (rₛ = 0,79; p &lt; 0,01). Hasil ini menunjukkan bahwa inovasi olahan lontar berpotensi memperkuat ketahanan pangan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat pedesaan.</p> 2025-12-11T14:26:18+09:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian https://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1841 Uji Patogenisitas Jamur Metarhizium anisopliae sebagai Agen Hayati dalam Mengendalikan Hama Ulat Grayak (Spodoptera frugiperda) pada Tanaman Padi (Oryza sativa L.) 2025-12-12T09:30:09+09:00 Oktodika Ryando Sembirig [email protected] Ameilia Zuliyanti Siregar [email protected] <p>Hama ulat grayak (<em>Spodoptera frugiperda</em>) merupakan hama dari golongan serangga yang dikenal sebagai polifag, memiliki kemampuan untuk menyerang tanaman padi dengan dampak yang bervariasi tergantung pada spesies dan kondisi lingkungan. Hama ini dapat mengganggu pertumbuhan tanaman padi sehingga dapat mempengaruhi kerugian hasil panen. Cendawan entomopatogen <em>Metarhizium anisopliae</em> merupakan salah satu agens hayati yang berpotensi untuk mengendalikan ulat grayak (<em>S. frugiperda</em>). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas jamur <em>M. anisopliae </em>sebagai agen hayati dalam mengendalikan hama ulat grayak (<em>S. frugiperda</em>) pada tanaman padi. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Hama dan Penyakit Tanaman, Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara pada bulan Februari 2025 sampai Agustus 2025. Metode penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) non faktorial yang terdiri dari 6 perlakuan dan 4 ulangan yaitu: P0 = Kontrol (tanpa perlakuan), P1 = Kerapatan konidia <em>M. anisopliae </em>10<sup>5</sup> konidia/Ml, P2 = Kerapatan konidia <em>M. anisopliae </em>10<sup>6</sup> konidia/mL, P3 = Kerapatan konidia <em>M. anisopliae </em>10<sup>7</sup> konidia/mL, P4 = Kerapatan konidia <em>M. anisopliae </em>10<sup>8</sup> konidia/mL, P5 = Kerapatan konidia <em>M. anisopliae </em>10<sup>9</sup> konidia/mL. Hasil penelitian menunjukkan aplikasi <em>M. anisopliae </em>dapat meningkatkan mortalitas larva <em>S. frugiperda</em> dengan persentase mortalitas tertinggi (100%) terdapat pada perlakuan P3 dan P4 terdapat pada pengamatan 7 hari setelah aplikasi. Gejala infeksi pada larva ditandai dengan perubahan warna <em>S. frugiperda</em> menjadi hijau gelap, menghitam dan kaku diamati beberapa hari setelah terinfeksi.</p> 2025-12-11T14:27:15+09:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian https://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1842 Tinjauan Alat dan Mesin Produksi Jamur di Usaha Kelompok Budidaya Jamur Petani Desa Payakabung (Binaan PT PLN Indonesia Power Up Indralaya) 2025-12-12T09:30:09+09:00 Mira Khairunnisa [email protected] Puspitahati Puspitahati [email protected] Fatria Resti Haryani [email protected] <p>Budidaya jamur tiram merupakan salah satu bentuk usaha agribisnis yang semakin diminati karena tidak memerlukan lahan luas, memiliki siklus panen singkat, serta didukung oleh permintaan pasar yang terus meningkat. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penggunaan alat dan mesin produksi jamur tiram guna meningkatkan efisiensi serta kualitas hasil budidaya. Kegiatan dilakukan melalui metode wawancara, observasi lapangan, analisis SWOT, dan dokumentasi di Usaha Kelompok Budidaya Jamur Petani Desa Payakabung binaan PT PLN Indonesia Power UP Indralaya. Objek evaluasi meliputi mesin pengaduk media, mesin press baglog, dan alat sterilisasi (steamer). Hasil menunjukkan bahwa mesin press mampu menghasilkan 600–700 baglog per proses, sedangkan steamer mensterilkan 600–700 baglog dengan suhu 90–100°C selama 6–8 jam. Analisis SWOT menunjukkan kekuatan pada kapasitas mesin dan kualitas bahan baku, sementara kelemahan terletak pada biaya tinggi dan perawatan yang sulit. Peluang didukung oleh tingginya permintaan pasar serta dukungan dari PLN, sedangkan ancaman mencakup fluktuasi harga, kondisi lingkungan, dan tren konsumsi yang berubah. Berdasarkan hasil IFAS dan EFAS, posisi usaha berada pada Kuadran II (WO Strategy), yang berarti peluang eksternal dapat dimanfaatkan untuk memperbaiki kelemahan internal. Disimpulkan bahwa penggunaan alat dan mesin produksi dapat meningkatkan efisiensi dan kualitas hasil budidaya jamur tiram, namun strategi pengembangan dan perawatan rutin diperlukan untuk menjaga keberlanjutan produksi.</p> 2025-12-11T14:28:06+09:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian https://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1843 Palynological Studies and Genetic Compatibility Levels of Orchid through Intergeneric Crossing Vanda sp., Phalaenopsis sp., and Dendrobium sp. 2025-12-12T09:30:09+09:00 Aswin Hendry Atmoko [email protected] Raikhan Dwi Prasetya [email protected] Annisa Nanda Oktavia [email protected] <p>Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji viabilitas dan daya perkecambahan polen serta tingkat kompatibilitas genetik pada persilangan intergenerik antara <em>Vanda</em>, <em>Phalaenopsis</em>, dan <em>Dendrobium</em>. Sebanyak 14 spesies anggrek digunakan sebagai tetua jantan dan betina dengan 29 skema persilangan. Uji viabilitas dilakukan menggunakan larutan tetrazolium, sedangkan daya perkecambahan polen diuji secara <em>in vitro</em> pada media Brewbaker &amp; Kwack. Hasil menunjukkan <em>Vanda tricolor</em> memiliki viabilitas polen tertinggi (82,5%) dan <em>Vanda Dr Anek × Gordon Dillon</em> daya perkecambahan tertinggi (67,2%). Viabilitas dan perkecambahan polen berkorelasi positif dengan keberhasilan persilangan. Kombinasi <em>Phalaenopsis</em> (jantan) × <em>Vanda</em> (betina) menunjukkan tingkat keberhasilan tertinggi (88,89%), sedangkan persilangan <em>Dendrobium</em> × <em>Vanda</em> menunjukkan kompatibilitas sedang (50%). Keberhasilan pembentukan buah menunjukkan adanya kompatibilitas genetik dan fisiologis yang memungkinkan pembuahan lintas genus dalam famili <em>Orchidaceae</em>. Hasil ini menegaskan bahwa hibridisasi intergenerik antar ketiga genus tersebut berpotensi menghasilkan varietas baru dengan karakter ornamental unggul, meskipun diperlukan uji viabilitas biji dan konfirmasi molekuler untuk memastikan kestabilan genetik hibrida.</p> 2025-12-11T14:29:12+09:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian https://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1844 Respons Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Selada (Lactuca sativa L.) terhadap Konsentrasi Pupuk Organik Cair Daun Gamal (Gliricidia sepium L) 2025-12-12T09:30:09+09:00 Robiatul Adawiyah [email protected] La Karimuna [email protected] Andi Nurmas [email protected] Tati Karmila [email protected] <p>Pupuk pada budidaya tanaman selada pada umumnya masih pupuk anorganik yang apabila secara terus menerus mengakibatkan pencemaran lingkungan, degradasi biodiversitas dan bahan organik tanah rendah. Permasalahan tersebut dapat diatasi dengan pupuk organik.&nbsp; Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respons pertumbuhan dan produksi tanaman selada terhadap konsentrasi pupuk organik cair (POC) daun gamal dan menentukan konsentrasi POC yang paling baik dalam&nbsp; pertumbuhan dan produksi tanaman selada.&nbsp; Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Lapangan Lahan II dan Laboratorium Agroteknologi Unit Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Halu Oleo. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan perlakuan konsentrasi pupuk organik cair (POC) daun gamal dengan 5 taraf yaitu: tanpa POC (K0), POC dengan konsentrasi 60 mL/L air (K1), 120 mL/L air (K2), 180 mL/L air (K3) dan 240 mL/L air (K4).&nbsp; Setiap perlakuan diulang sebanyak 3 kali dan setiap ulangan terdapat 6 tanaman sehingga total 90 tanaman.&nbsp; Variabel yang diamati yaitu tinggi tanaman, jumlah daun, panjang daun, lebar daun, luas daun dan berat basah per tanaman. Analisis data dengan sidik ragam, dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Jujur (BNJ) pada taraf kepercayaan 95 %. Hasil penelitian menunjukkan bahwa POC daun gamal berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah daun, panjang daun, lebar daun dan luas daun pada umur 14 HST; berpengaruh sangat nyata dan nyata terhadap semua variabel yang diamati setelah tanaman selada berumur 21-35 HST. Konsentrasi POC daun gamal yang paling baik meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman selada adalah 120 mL/L air (K2).</p> 2025-12-11T14:30:02+09:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian https://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1845 Inovasi Lilin Batik Ramah Lingkungan Berbasis Minyak Maggot (Black Soldier Fly) 2025-12-12T09:30:09+09:00 Nurul Adelia Putri Amiruddin [email protected] Inda Uswatun Hasanah [email protected] Ikhwanul Muhammad Nursalam [email protected] Andy Muhammad Zhafran L. [email protected] Ahmad Zaky Haryanto [email protected] Dedi Rimantho [email protected] Aminah Hajah Thaha [email protected] <p>Peningkatan jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 270,20 juta jiwa pada tahun 2020 dan pertumbuhan ekonomi yang pesat menyebabkan menigkatnya kebutuhan energi khususnya bahan bakar fosil seperti minyak bumi dan parafin yang biasa digunakan dalam industri batik. Karena keterbatasan sumber daya fosil dan dampak negatif lingkungan,diperlukan pengembangan bahan alternatif yang lebih ramah lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi potensi minyak maggot (<em>Black Soldier Fly</em>) <em>Hermetia Illucens </em>sebagai bahan baku lilin batik pengganti parafin konvensional. Minyak maggot diekstraksi dari maggot kering menggunakan pendekatan eksperiman labolatorium, dimulai dari proses ekstraksi minyak dari maggot kering melalui pemanasan dengan rendemen sebesar 30–35%. Minyak yang diperoleh diformulasikan menjadi lilin batik dengan penambahan beeswax dan damar sebagai bahan pelengkap. Selanjutnya, lilin tersebut diuji secara langsung pada kain kafan menggunakan teknik membatik tradisional dan dibandingkan dengan lilin parafin komersial berdasarkan parameter warna, tekstur, daya lekat, dan kelenturan serta kualitas motif setelah proses pelorodan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lilin berbasis minyak maggot memiliki warna yang lebih cerah dan natural, tekstur yang lebih lentur dan homogen, serta daya rekat yang superior terhadap serat kain dibandingkan lilin parafin. Selain itu, lilin ini menunjukkan ketahanan yang baik terhadap retakan serta mampu menghasilkan motif batik yang bersih tanpa residu sisa lilin. Kesimpulannya, minyak maggot memiliki potensi besar sebagai bahan baku lilin batik alternatif yang berkelanjutan sekaligus memberikan kontribusi positif dalam pengelolaan limbah organik.</p> 2025-12-11T14:32:52+09:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian https://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1846 Kuantifikasi Mutu Kimia Pupuk Organik Padat Berbasis Cangkang Kelapa Sawit-Abu Boiler dengan Fortifikasi Konsorsium Bakteri Penambat Nitrogen dan Pelarut Phosfat 2025-12-12T09:30:09+09:00 Nova Tribuyana [email protected] Yuliantina Yuliantina [email protected] Nasir Nasir [email protected] Faridatul Mukminah [email protected] G. I. S. Putra [email protected] M. Jumadi [email protected] <p>Limbah padat dari industri pengolahan kelapa sawit merupakan potensi biomassa yang belum dimanfaatkan secara optimal. Salah satu satu biomassa limbah kelapa sawit yang kaya akan hara makro dan mikro serta berpotensi dijadikan pupuk organik padat yaitu cangkang kelapa sawit dan abu boiler. Cangkang sawit kaya akan kandungan karbon organik (C) sementara itu abu boiler kaya akan kalium (K). Untuk lebih memperkaya kandungan dan efikasinya terhadap kesuburan tanah dan tanaman maka dapat dilakukan fortikasi Bakteri Penambat Nitrogen (BPN) dan Bakteri Pelarut Fosfat (BPF). Penelitian ini bertujuan untuk mengkuantifikasi mutu kimia pupuk organik padat cangkang kelapa sawit - abu boiler yang difortifikasi konsorium BPN dan BPF berdasarkan SNI 7763:2024. Percobaan ini meliputi formulasi komposisi dan analisis kuantifikasi mutu kimia dan hara. Hasil analisis menunjukkan bahwa pupuk organik padat dengan fortikasi BPN dan BPF mengandung senyawa yang bervariasi. Kandungan Nitrogen (N): 0,97%, Fosfor (P): 4,87%, Kalium (K<sub>2</sub>O): 3,17%, Magnesium (MgO): 3,36%, Karbon Organik (C): 17,64%, Besi (Fe): 6919,8 ppm dan Seng (Zn): 629 ppm. Hasil tersebut telah memenuhi SNI 7763:2024. Hasil ini memberikan gambaran bahwa limbah biomassa minyak sawit memiliki potensi besar untuk digunakan sebagai produk pupuk organik padat yang berkelanjutan.</p> 2025-12-11T14:35:13+09:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian https://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1847 Uji Konsentrasi Metabolit Sekunder Trichoderma sp. terhadap Alternaria porri Penyebab Penyakit Bercak Ungu pada Bawang Merah 2025-12-12T09:30:09+09:00 Faista Agri [email protected] Tunjung Pamekas [email protected] Yenny Sariasih [email protected] Priyatiningsih Priyatiningsih [email protected] Hendri Bustamam [email protected] <p>Penyakit bercak ungu yang disebabkan oleh <em>Alternaria porri</em> merupakan salah satu kendala utama dalam budidaya bawang merah (<em>Allium ascalonicum</em> L.) karena dapat menurunkan hasil panen hingga lebih dari 50%. Penggunaan pestisida kimia yang berlebihan berpotensi menimbulkan resistensi patogen dan pencemaran lingkungan, sehingga diperlukan alternatif pengendalian yang ramah lingkungan seperti pemanfaatan metabolit sekunder <em>Trichoderma</em> sp. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh berbagai konsentrasi metabolit sekunder <em>Trichoderma</em> sp. terhadap pertumbuhan <em>A. porri</em> secara <em>in vitro</em> dan menentukan konsentrasi yang paling efektif dalam menghambat pertumbuhan patogen. Penelitian dilakukan di Laboratorium Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Universitas Bengkulu menggunakan metode kultur gelas objek (<em>slide culture method</em>) pada media <em>Potato Dextrose Agar</em> (PDA). Perlakuan terdiri atas empat taraf konsentrasi metabolit sekunder, yaitu 0 ppm (kontrol), 100 ppm, 200 ppm, dan 300 ppm, dengan dua ulangan. Parameter yang diamati adalah daya hambat pertumbuhan koloni <em>A. porri</em>, terhadap ekstrak metabolit sekunder <em>Trichoderma</em> sp. Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh perlakuan metabolit sekunder mampu menghambat pertumbuhan <em>A. porri</em> dibanding kontrol, dan tingkat penghambatan meningkat seiring peningkatan konsentrasi. Perlakuan 300 ppm memberikan persentase hambatan tertinggi serta pertumbuhan koloni terendah, menunjukkan efektivitas optimal dalam menekan patogen. Dengan demikian, metabolit sekunder <em>Trichoderma</em> sp. pada konsentrasi 300 ppm berpotensi dikembangkan sebagai agen pengendali hayati ramah lingkungan untuk penyakit bercak ungu pada bawang merah.</p> 2025-12-11T14:37:12+09:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian https://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1848 Uji Kemampuan Ekstrak Daun Kemangi (Ocimum basilicum L.) sebagai Fungisida Nabati terhadap Colletotrichum gloeosporioides secara In Vitro 2025-12-12T09:30:09+09:00 Chalvin Jhosant Ferdiansyah [email protected] Tunjung Pamekas [email protected] Agustin Zarkani [email protected] Hendri Bustamam [email protected] Ilmi Hamidi [email protected] <p>Kualitas jeruk lokal di Indonesia masih rendah dan sulit bersaing dengan jeruk impor. Salah satu penyebab utama penurunan mutu adalah serangan cendawan <em>Colletotrichum gloeosporioides</em> pada fase pascapanen yang menyebabkan penyakit antraknosa. Penelitian ini bertujuan menguji kemampuan ekstrak daun kemangi (<em>Ocimum basilicum</em> L.) sebagai fungisida nabati terhadap pertumbuhan <em>C. gloeosporioides</em> pada buah jeruk siam. Penelitian dilakukan di Laboratorium Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu, menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan empat perlakuan, yaitu kontrol, konsentrasi ekstrak daun kemangi 1%, 1,5%, dan 2%, masing-masing enam ulangan. Ekstrak daun kemangi diperoleh melalui proses maserasi menggunakan etanol 96% selama enam hari, kemudian diuapkan hingga menghasilkan ekstrak kental. Pengujian dilakukan secara <em>in vitro</em> dengan metode biakan ganda untuk mengamati daya hambat terhadap pertumbuhan koloni <em>C. gloeosporioides</em>. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun kemangi mampu menghambat pertumbuhan <em>C. gloeosporioides</em>, dan peningkatan konsentrasi ekstrak berbanding lurus dengan peningkatan daya hambat. Konsentrasi 2% memberikan penghambatan tertinggi terhadap pertumbuhan hifa dan perkecambahan konidia. Dengan demikian, ekstrak daun kemangi berpotensi dikembangkan sebagai fungisida nabati ramah lingkungan dalam pengendalian penyakit antraknosa pada buah jeruk siam pascapanen.</p> 2025-12-11T14:37:58+09:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian https://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1849 Pengaruh Aplikasi Kitosan terhadap Perkembangan Penyakit Bercak Ungu (Alternaria porri) pada Bawang Merah 2025-12-12T09:30:09+09:00 Emy Maria Sianipar [email protected] Tunjung Pamekas [email protected] Ilmi Hamidi [email protected] Djamilah Djamilah [email protected] Mimi Sutrawati [email protected] <p>Bawang merah (<em>Allium ascalonicum</em> L.) merupakan komoditas hortikultura bernilai tinggi yang rentan terhadap penyakit bercak ungu yang disebabkan oleh <em>Alternaria porri</em>. Penggunaan kitosan, hasil deasetilasi kitin dari cangkang kepiting, menjadi alternatif pengendalian ramah lingkungan karena memiliki aktivitas antimikroba dan mampu meningkatkan ketahanan tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh aplikasi kitosan terhadap perkembangan penyakit bercak ungu pada bawang merah serta menentukan konsentrasi yang paling efektif. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu, menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan lima perlakuan konsentrasi kitosan, yaitu 0%, 2%, 3%, 4%, dan 5%, masing-masing diulang dua kali. Perlakuan kitosan 4% memberikan hasil terbaik dengan menekan intensitas penyakit hingga 65,7%. Dengan demikian, kitosan cangkang kepiting berpotensi sebagai pengendali hayati efektif dan ramah lingkungan dalam menekan penyakit bercak ungu serta meningkatkan produktivitas bawang merah.</p> 2025-12-11T14:38:42+09:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian https://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1850 Identifikasi Morfologi Cendawan yang Berasosiasi dengan Bawang Bombai (Allium cepa L.) Impor di Bengkulu 2025-12-12T09:30:09+09:00 Tentarti Tentarti [email protected] Tunjung Pamekas [email protected] Yenny Sariasih [email protected] Hendri Bustamam [email protected] Ilmi Hamidi [email protected] <p>Bawang bombai (<em>Allium cepa</em> L.) merupakan komoditas hortikultura bernilai ekonomi tinggi dengan produksi global mencapai 88,5 juta ton per tahun. Namun produksi bawang bombai menurun, salah satunya disebabkan oleh cendawan patogen yang menyebabkan kerugian pascapanen mencapai 40-60%. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi jenis-jenis cendawan yang berasosiasi dengan bawang bombai (<em>Allium cepa</em> L.) impor di Bengkulu melalui pendekatan morfologi. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan September 2025 – Oktober 2025 di Pasar Panorama dan Laboratorium Poteksi Tanaman, Jurusan Perlindungan Tanaman, Fakultas Pertanian, Universitas Bengkulu. Survei dilakukan di Pasar Panorama, Kota Bengkulu, dengan mencari gudang penyimpanan bawang bombai impor, dan dilaksanakan dengan cara mengamati gejala serta tanda cendawan yang berasosiasi dengan bawang bombai. Isolasi cendawan dilakukan dengan metode penanaman jaringan. Identifikasi dilakukan dengan 2 metode yaitu secara makroskopis dan mikroskopis. Pengamatan secara makroskopis dilakukan dengan mengamati hasil isolasi berupa isolat murni yang meliputi: warna koloni (miselium), bentuk koloni dan pertumbuhan diameter. Pengamatan secara mikroskopis dilakukan di bawah mikroskop dengan mengamati bentuk spora dan bagian-bagiannya. Identifikasi dilakukan berdasarkan referensi jurnal dan buku <em>Illustrated Genera of Imperfect Fungi </em>karya Barnett dan Hunter (1998). Hasil penelitian&nbsp; menunjukkan&nbsp; bahwa ditemukan 3 jenis cendawan pada umbi bawang bombai yaitu <em>Fusarium</em> sp., <em>Aspergillus</em> sp., dan <em>Penicillium</em> sp., yang berpotensi menyebabkan kerusakan pada umbi bawang bombai selama penyimpanan.</p> 2025-12-11T14:39:36+09:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian https://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1851 Pengaruh Aplikasi Ekstrak Daun Sirih (Piper bettle L.) terhadap Pengendalian Alternaria porri Secara in vitro 2025-12-12T09:30:09+09:00 Yeni Belina Januari [email protected] Tunjung Pamekas [email protected] Mimi Sutrawati [email protected] Djamilah Djamilah [email protected] Hendri Bustamam [email protected] <p>Penyakit bercak ungu yang disebabkan oleh <em>Alternaria porri</em> merupakan salah satu masalah utama pada bawang merah (<em>Allium ascalonicum</em> L. ) dan dapat mengurangi hasil panen hingga 57%. (Laksono <em>et al.,</em> 2021). Penggunaan fungisida sintetis untuk mengatasi penyakit ini dapat membahayakan lingkungan dan kesehatan manusia. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari seberapa efektif ekstrak daun sirih (<em>Piper bettle</em> L. ) dalam menghambat pertumbuhan <em>A. porri</em> secara <em>in vitro,</em> serta untuk menentukan konsentrasi terbaik yang bisa berfungsi sebagai biofungisida alami. Penelitian dilaksanakan di Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu dengan Rancangan Acak Lengkap dan lima perlakuan konsentrasi ekstrak daun sirih yaitu 0% (kontrol) , 2%, 4%, 6%, dan 8% serta lima kali ulangan. Ekstrak daun sirih diperoleh melalui metode maserasi menggunakan etanol 96%, kemudian diuapkan hingga menjadi ekstrak kental. Uji daya hambat dilakukan pada media PDA dengan mengamati panjang tabung kecambah dan kerapatan hifa <em>A. porri</em> setelah inkubasi selama 18 jam. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa peningkatan konsentrasi ekstrak daun sirih mampu menekan pertumbuhan miselium dan memperpendek tabung kecambah jamur. Konsentrasi 8% memberikan daya hambat tertinggi terhadap pertumbuhan <em>A. porri.</em> Berdasarkan hasil tersebut, ekstrak daun sirih berpotensi digunakan sebagai biofungisida alami yang efektif untuk mengendalikan <em>A. porri </em>penyebab penyakit bercak ungu pada bawang merah secara <em>in vitro.</em></p> 2025-12-11T14:40:23+09:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian https://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1852 Evaluasi Potensi Pertanian Perkotaan Berdasarkan Karakteristik Fisik Tanah di Wilayah Samarinda Ulu dan Samarinda Utara, Kalimantan Timur 2025-12-12T09:30:08+09:00 Arum Sekar Kedhaton [email protected] Prince Clinton Immanuel Christian Damanik [email protected] Hizwatin Maulidya [email protected] Yuliana Devina Angela Jane [email protected] Juwari Juwari [email protected] <p>Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan membandingkan karakteristik fisik tanah di dua wilayah Kota Samarinda, yaitu Kecamatan Samarinda Ulu dan Samarinda Utara sebagai dasar evaluasi potensi pertanian perkotaan. Parameter fisik tanah yang diamati meliputi tekstur, struktur, warna, dan konsistensi tanah. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif-komparatif untuk menganalisis perbedaan karakteristik fisik tanah di Kecamatan Samarinda Ulu dan Samarinda Utara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanah di Kecamatan Samarinda Ulu memiliki tekstur lempung berpasir halus, struktur remah kecil, dan warna <em>olive brown</em> (2.5Y 4/4), sedangkan tanah di Samarinda Utara bertekstur agak kasar, struktur gumpal bersudut, dan warna <em>reddish brown</em> (5YR 4/4). Perbedaan karakteristik ini menunjukkan variasi kemampuan retensi air dan drainase yang memengaruhi kesesuaian tanaman. Tanah di Kecamatan Samarinda Ulu lebih sesuai untuk tanaman hortikultura, sementara tanah di Kecamatan Samarinda Utara cocok untuk tanaman tahan kering. Kajian ini memberikan informasi penting bagi pengembangan pertanian perkotaan berkelanjutan di wilayah tropis lembab.</p> 2025-12-11T14:42:13+09:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian https://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1853 Respon Fisiologis Beberapa Varietas Padi Lokal Gorontalo terhadap Cekaman Kekeringan yang Disimulasikan dengan PEG-6000 pada Fase Perkecambahan 2025-12-12T09:30:08+09:00 Ria Megasari [email protected] <p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon fisiologis beberapa genotipe padi lokal Gorontalo terhadap cekaman kekeringan yang disimulasikan menggunakan larutan <em>Polyethylene Glycol</em> (PEG-6000) pada fase perkecambahan. Penelitian dilaksanakan di laboratorium dengan rancangan acak lengkap (RAL) faktorial, terdiri atas dua faktor, yaitu genotipe padi (Temo, Maraya, Pulo Kuku, Pulo Merah, Sonu, Ponda, dan Sina) serta konsentrasi PEG-6000 (0, 12,5, dan 25 g L⁻¹), masing-masing diulang tiga kali. Parameter yang diamati meliputi daya kecambah, laju perkecambahan, indeks kecepatan perkecambahan, indeks vigor, panjang plumula, panjang akar, dan indeks sensitivitas stres (SSI). Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan konsentrasi PEG berpengaruh nyata terhadap seluruh parameter pertumbuhan awal benih. Penurunan potensial air akibat PEG menghambat proses imbibisi dan aktivitas metabolik benih, sehingga menurunkan daya kecambah dan vigor. Respons antar genotipe bervariasi, yang mencerminkan perbedaan kemampuan adaptasi fisiologis terhadap cekaman osmotik. Berdasarkan nilai SSI, genotipe Maraya dan Ponda dikategorikan sebagai toleran terhadap kekeringan, Pulo Kuku tergolong sedang, sedangkan Temo, Sonu, Pulo Merah, dan Sina termasuk sensitif. Hasil ini menunjukkan adanya keragaman genetik yang potensial untuk digunakan sebagai bahan dasar dalam program pemuliaan padi lokal toleran kekeringan di wilayah Gorontalo.</p> 2025-12-11T14:43:17+09:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian https://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1854 Pengelolaan Air Tanaman Komoditas Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Skala Food Estate di Dramaga Bogor 2025-12-12T09:30:08+09:00 Ardian Ramadhan [email protected] Fairuz Syauqi Wafa [email protected] Rahma Nadia Saleha [email protected] Eka Nur ‘Aida Febriani [email protected] <p>Pasokan air sangat penting untuk budidaya bawang merah di lahan food estate seluas 1000 hektar. Tata letak yang ada pada lahan food estate bawang mencakup lahan budidaya, irigasi tetes di bawah permukaan, drainase permukaan, waduk, gudang, lantai jemur, perumahan, dan lain-lain. Populasi tanaman bawang merah diperkirakan sekitar 243.478.710, dengan perkiraan panen 16.605 ton. Air disimpan dalam sebuah waduk dengan kapasitas 60.000.000 liter, yang bersumber dari sungai terdekat dan curah hujan. Listrik yang dibutuhkan untuk food estate ini dihasilkan dari pembangkit listrik tenaga air yang berada di kawasan food estate dan memanfaatkan waduk yang ada. Budidaya bawang merah dilakukan dengan menggunakan teknik pertanian cerdas dan mesin pertanian modern untuk mengoptimalkan efisiensi.</p> 2025-12-11T14:44:10+09:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian https://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1855 Identifikasi Mofologi Cendawan Penyebab Penyakit Pascapanen pada Buah Naga (Hylocereus spp.) di Kota Bengkulu 2025-12-12T09:30:08+09:00 Syarvina Alfiyani [email protected] Tunjung Pamekas [email protected] Yenny Sariasih [email protected] Mimi Sutrawati [email protected] Ilmih Hamidi [email protected] <p>Buah naga (<em>Hylocereus</em> spp.) merupakan salah satu komoditas hortikultura unggulan yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Namun, penurunan kualitas dan kuantitas buah naga sering terjadi akibat serangan cendawan penyebab penyakit pascapanen. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi cendawan penyebab penyakit pascapanen pada buah naga di Kota Bengkulu secara morfologi. Penelitian dilaksanakan pada bulan September – Oktober 2025 di Laboratorium Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Universitas Bengkulu. Sampel buah naga yang menunjukkan gejala penyakit seperti bercak, busuk, atau perubahan warna diambil secara <em>purposive sampling</em> dari pasar tradisional di Kota Bengkulu, yaitu Pasar Kaget. Isolasi cendawan dilakukan dengan metode penanaman jaringan pada media PDA dan diinkubasi pada suhu ruang selama tujuh hari. Identifikasi dilakukan berdasarkan karakter morfologi makroskopis dan mikroskopis. Dari hasil penelitian didapatkan jenis-jenis cendawan penyebab penyakit pascapanen pada buah naga yang ditemukan meliputi <em>Fusarium</em> sp.dan <em>Neoscytalidium</em> sp.</p> 2025-12-11T14:46:29+09:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian https://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1856 Uji In Vitro Ekstrak Daun Mimba (Azadirachta indica) terhadap Alternaria porri 2025-12-12T09:30:08+09:00 Yolanda Kristina Tampubolon [email protected] Tunjung Pamekas [email protected] Mimi Sutrawati [email protected] Djamilah Djamilah [email protected] Ilmi Hamidi [email protected] <p>Penyakit bercak ungu, yang disebabkan oleh jamur <em>Alternaria porri,</em> menyebabkan kerugian hasil signifikan pada bawang merah. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi potensi ekstrak daun mimba sebagai biofungisida ramah lingkungan untuk pengendalian penyakit tersebut melalui uji <em>in vitro. </em>Daun mimba mengandung senyawa antifungi seperti Azadirachtin, Nimbin, dan Nimbidin. Konsentrasi ekstrak yang diuji adalah 2%, 4%, 6%, dan 8%. Hasil analisis FTIR mengkonfirmasi adanya gugus fungsi utama senyawa bioaktif (fenolik, terpenoid, metil/metilen). Hasil uji daya hambat menunjukkan bahwa peningkatan konsentrasi ekstrak berkorelasi positif dengan peningkatan persentase daya hambat terhadap <em>A. porri</em>. Konsentrasi 8% terbukti paling efektif (Optimal). Pengamatan mikroskopis pada 8% menunjukkan penghambatan paling optimal dengan hifa hampir tidak terlihat atau menunjukkan kerusakan morfologi parah (lisis/fragmentasi). Kerusakan ini disebabkan Azadirachtin yang merusak integritas membran sel jamur. Ekstrak daun mimba prospektif sebagai alternatif bio-fungisida untuk pengendalian bercak ungu.</p> 2025-12-11T14:47:22+09:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian https://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1857 Kajian Ukuran Butir Pumice sebagai Isi Netpot Hidroponik 2025-12-12T09:30:08+09:00 Ahmad Fathoni [email protected] Erni Romansyah [email protected] Adi Gunawan [email protected] Roviatul Zohriah [email protected] <p>Meningkatnya kebutuhan akan sistem pertanian yang efisien dan berkelanjutan mendorong pengembangan teknologi hidroponik yang tidak memerlukan tanah sebagai media tanam. Salah satu komponen penting dalam sistem ini adalah media tanam yang berfungsi menopang tanaman serta menjaga kelembapan dan aerasi optimal. Pumice (batu apung) merupakan media tanam anorganik yang bersifat poros, ringan, dan mampu mengikat air serta udara dengan baik. Namun, ukuran partikel pumice yang digunakan sebagai netpot dapat memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman hidroponik. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh ukuran pumice, yaitu P1 (2-5 mm), P2 (6-9 mm), dan P3 ( 10-13 mm), terhadap efektivitasnya sebagai netpot pada sistem hidroponik. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Rumah Kaca Universitas Muhammadiyah Mataram, Kelurahan Tanjung Karang, Kecamatan Sekarbela, Kota Mataram, dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri atas tiga perlakuan ukuran pumice dan tiga ulangan. Parameter yang diamati meliputi tinggi tanaman, jumlah daun, panjang akar, dan berat basah tanaman, yang dianalisis menggunakan ANOVA dan uji BNJ. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan P1 (pumice berukuran 2–4 mm) memberikan hasil terbaik pada sebagian besar parameter, terutama jumlah daun (12,67 helai), panjang daun (14,70 cm), dan lebar daun (7,60 cm), yang secara signifikan lebih tinggi dibandingkan kontrol tanpa pumice. Hal ini menunjukkan bahwa ukuran partikel pumice yang lebih kecil mampu menyediakan keseimbangan ideal antara aerasi dan kapasitas menahan air, sehingga mendukung penyerapan nutrisi dan aktivitas fotosintesis tanaman. Penelitian selanjutnya disarankan&nbsp; untuk membandingkan efektivitas pumice ukuran 2–5 mm dengan serabut kelapa atau bahan lain dengan ukuran serupa.</p> 2025-12-11T14:48:21+09:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian https://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1858 Peningkatan Serapan N, P, dan K pada Mentimun (Cucumis sativus L.) di Ultisols melalui Pemberian Bakteri Endofit (Serratia marcescens AR1) dan Pupuk Kandang Ayam 2025-12-12T09:30:08+09:00 Rony Rahmat Hidayat Hasibuan [email protected] Tsamarah Nur Rahmah [email protected] Irham Maulana [email protected] Ovanny Thalia [email protected] <p>Mentimun (Cucumis sativus L.) merupakan komoditas hortikultura utama di Indonesia dengan permintaan konsumen yang tinggi sebagai sayuran segar. Namun, produktivitasnya sering kali dibatasi oleh tanah Ultisol, yang ditandai dengan pH rendah, saturasi basa rendah, dan kadar Al dan Fe yang tinggi, menyebabkan kekurangan nutrisi dan penyerapan akar yang terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efek bakteri endofit Serratia marcescens AR1 dalam kombinasi dengan dosis berbeda pupuk ayam terhadap penyerapan nitrogen (N), fosfor (P), dan kalium (K) pada mentimun yang ditanam di tanah Ultisol. Eksperimen disusun dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan enam perlakuan dan tiga ulangan, termasuk kontrol, inokulasi bakteri saja, dan inokulasi bakteri dikombinasikan dengan pupuk ayam pada dosis 100–400 g per tanaman. Hasil menunjukkan bahwa kombinasi 25 ml inokulum bakteri dan 400 g pupuk ayam secara signifikan meningkatkan penyerapan nutrisi, mencapai 25,04 mg/tanaman untuk N, 22,34 mg/tanaman untuk P, dan 133,16 mg/tanaman untuk K dibandingkan dengan kontrol. Sinergi ini mencerminkan peran pupuk ayam sebagai sumber nutrisi organik dan aktivitas bakteri dalam melarutkan fosfat, memobilisasi kalium, dan meningkatkan ketersediaan nitrogen. Penerapan terpadu input organik-biologis meningkatkan kesuburan Ultisol, mempercepat pertumbuhan vegetatif, dan mendorong produktivitas mentimun yang berkelanjutan, memberikan dasar ilmiah untuk strategi pemupukan ramah lingkungan dan efisien biaya dalam sistem hortikultura tropis.</p> 2025-12-11T14:49:20+09:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian https://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1859 Evaluasi Kesesuaian Lahan Komoditas Padi Sawah Tadah Hujan di Kabupaten Bangkalan 2025-12-12T09:30:08+09:00 Dawam Gumilang A.H. [email protected] Fahmi Arief Rahman [email protected] Erick Yuhardi [email protected] Slamet Supriyadi [email protected] <p>Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kesesuaian lahan bagi empat komoditas padi sawah tadah hujan di Kabupaten Bangkalan. Metode evaluasi dilakukan dengan pendekatan matching berdasarkan parameter iklim (curah hujan dan temperatur), sifat fisik dan kimia tanah (tekstur, pH, KTK, C-organik, P₂O₅, dan K₂O), serta faktor topografi (kemiringan lereng) dan bahaya lingkungan (erosi dan banjir). Hasil analisis menunjukkan bahwa sebagian besar lahan berada pada kelas kesesuaian marginal (S3) dengan beberapa wilayah tergolong tidak sesuai (N), terutama disebabkan oleh keterbatasan curah hujan berlebih, drainase cepat, rendahnya retensi dan ketersediaan hara, serta risiko erosi dan banjir. Komoditas padi relatif lebih adaptif terhadap kondisi agroklimat setempat dibandingkan jagung, kacang tanah, dan kedelai. Faktor pembatas dominan seperti rendahnya C-organik, pH masam, serta P dan K rendah masih dapat diperbaiki melalui strategi ameliorasi dan pemupukan berimbang. Beberapa wilayah berpotensi ditingkatkan kelas kesesuaiannya melalui pengelolaan teknis seperti konservasi tanah, pengendalian drainase, dan perbaikan sistem irigasi. Hasil studi ini memberikan dasar ilmiah untuk perencanaan pertanian berkelanjutan dan optimalisasi penggunaan lahan dalam mendukung ketahanan pangan di Kabupaten Bangkalan.</p> 2025-12-11T14:50:22+09:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian https://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1861 Perbandingan Metode Dalam Pengembangan Permen Cabe Jamu 2025-12-12T09:30:08+09:00 Laha Nuriyana [email protected] Khoirul Hidayat [email protected] R. Arief Firmansyah [email protected] <p>Kabupaten Sumenep merupakan daerah penghasil cabe jamu terbanyak 939.150 ton. Cabe jamu memiliki kandungan minyak atsiri sebesar 1% dan piperin kurang lebih sebesar 2%. Zat piperin menghasilkan rasa pedas yang dapat meningkatkan stamina dan nafsu makan. Penurunan nafsu makan merupakan salah satu masalah yang sering dialami anak-anak. Penurunan nafsu makan biasanya akan berdampak pada kesehatan dan tumbuh kembang anak. Upaya yang sering dilakukan orang tua untuk mengembalikan nafsu makan anak biasanya melalui pemberian vitamin maupun obat tradisional. Namun tidak semua anak mau mengkonsumsi obat tradisional secara langsung karena rasa yang pahit. Permen cabe jamu menjadi salah satu inovasi dalam menangani masalah nafsu makan pada anak. Tujuan penelitian ini adalah membandingkan metode dalam pengembangan permen cabe jamu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah membandingkan antara metode <em>Value </em>Engineering, <em>Quality Function Deployment, </em>dan<em> Kansei Engineering.</em> Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa metode <em>Value Engineering</em> merupakan metode yang cocok dalam pengembangan permen cabe jamu karena metode <em>Value Engineering</em> bersifat kreatif dan sistematis dengan tujuan untuk mengurangi atau menghilangkan biaya-biaya yang tidak diperlukan. Selain itu metode <em>Value Engineering </em>juga memiliki lima tahapan yaitu tahap informasi, kreatif, analisis, pengembangan, dan rekomendasi untuk menghasilkan produk permen cabe jamu dengan biaya yang paling ekonomis.</p> 2025-12-11T14:51:54+09:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian https://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1862 Aplikasi Edible Coating dari Pektin Kulit Kakao dengan Penambahan Berbagai Konsentrasi Carboxy Metil Cellulose (CMC) dan Gliserol untuk Mempertahankan Kualitas Buah Tomat Selama Penyimpanan 2025-12-12T11:30:19+09:00 Mulyadi Mulyadi [email protected] Siti Mardiana [email protected] Ellen Lumisar Panggabean [email protected] Muhammad Antony Jefri Pratama [email protected] Risna Rusdan [email protected] <p>Tomat (<em>Solanum lycopersicum</em> L.) merupakan komoditas hortikultura yang sangat berguna sebagai bahan pangan, tetapi memiliki umur simpan yang relatif pendek karena mudah mengalami kerusakan pascapanen. Salah satu solusi untuk memperpanjang umur simpan tomat adalah dengan menggunakan edible coating, yaitu pelapisan buah dengan bahan yang dapat dimakan untuk mengurangi laju respirasi dan transpirasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji aplikasi edible coating dari pektin kulit kakao dengan penambahan berbagai konsentrasi Carboxymethyl Cellulose (CMC) dan gliserol untuk mempertahankan kualitas buah tomat selama penyimpanan. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) Non-Faktorial, dengan perlakuan yang terdiri dari berbagai kombinasi konsentrasi pektin, CMC, dan gliserol. Buah tomat yang telah dilapisi dengan larutan edible coating disimpan pada suhu ruang selama 21 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi edible coating dari pektin kulit kakao dengan penambahan CMC dan gliserol dapat mengurangi susut bobot buah tomat, memperbaiki tekstur, dan mempertahankan warna buah selama penyimpanan. Perlakuan dengan kombinasi 3 g pektin, 3% CMC, dan 2% gliserol memberikan hasil terbaik dalam mempertahankan kualitas buah tomat. Penelitian ini memberikan kontribusi dalam pemanfaatan limbah kulit kakao sebagai bahan alami untuk memperpanjang umur simpan tomat dan meningkatkan kualitas pascapanen buah.</p> 2025-12-11T14:52:37+09:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian https://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1863 Pengaruh Pemberian Limbah Cair Kelapa Sawit dan dua Varietas terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Padi Sawah (Oryza sativa. L) 2025-12-12T09:30:08+09:00 Yoyon Riono [email protected] <p>Pengaruh Pemberian Limbah Cair Kelapa Sawit dan dua Varietas Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Padi Sawah” (oryza sativa. L) Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dan interaksi dari pemberian Limbah Cair Kelapa Sawit dan dua Varietas Padi, dengan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 2 faktor, yaitu : faktor L (pemberian limbah cair kelapa sawit) dan faktor V (varietas tanaman padi) faktor L terdiri dari 4 taraf / kolam : L0 cc/plot (kontrol), kolam L1 200 cc/plot, kolam L2 200cc/plot, Kolam L3 200 cc/plot.dan faktor V terdiri dari 2 varietas, V1 Cisokan, V2 batang piaman. Parameter yang diamati dalam penelitian ini adalah: tinggi tanaman, umur panen, berat gabah/ rumpun. Hasil penelitian menunjukan bahwa pengaruh pemberian limbah cair kelapa sawit berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, berat gabah/ rumpun. Sedangkan untuk perlakuan varietas padi adalah tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, , umur panen. Tetapi berpengaruh nyata terhadap dan berat gabah/ rumpun.</p> 2025-12-11T14:53:30+09:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian https://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1864 Aklimatisasi Planlet Pisang (Musa paradisiaca L.) pada Sistem NFT dengan Variasi Media Tanam dan Inokulasi Mikoriza Arbuskular 2025-12-12T09:30:08+09:00 Bayu Syahputra [email protected] Abdul Rahman [email protected] Gusmeizal Gusmeizal [email protected] Raudha Anggraini Tarigan [email protected] <p>Aklimatisasi merupakan tahapan krusial dalam perbanyakan tanaman secara kultur jaringan, di mana planlet harus beradaptasi dari kondisi lingkungan aseptik ke lingkungan eksternal yang fluktuatif. Permasalahan utama pada tahap aklimatisasi adalah rendahnya tingkat kelangsungan hidup planlet yang dipengaruhi oleh faktor eksternal, terutama media tanam yang berperan dalam menyediakan unsur hara, aerasi, serta menjaga kelembapan di sekitar perakaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh berbagai media tanam dan inokulasi mikoriza arbuskular terhadap keberhasilan aklimatisasi planlet pisang Cavendish (Musa paradisiaca L.) berbasis sistem hidroponik NFT (Nutrient Film Technique). Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial dengan dua faktor, yaitu komposisi media tanam dan dosis mikoriza arbuscular. Faktor pertama adalah perbandingan kompos kotoran kambing dengan media tanam (K), terdiri atas tiga taraf perlakuan, yaitu: K1 = pupuk kandang kotoran kambing + cocopeat + arang sekam (1:1:1), K2 = pupuk kandang kotoran kambing + cocopeat + arang sekam (2:1:1), dan K3 = pupuk kandang kotoran kambing + cocopeat + arang sekam (3:1:1). Faktor kedua adalah pemberian fungi mikoriza arbuskular (M), terdiri atas empat taraf perlakuan, yaitu: M0 = tanpa mikoriza, M1 = 5 g/tanaman, M2 = 10 g/tanaman, dan M3 = 15 g/tanaman.Parameter yang diamati meliputi persentase tumbuh, jumlah daun, luas daun, tinggi tanaman, diameter batang, panjang akar, dan bobot basah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variasi media tanam berpengaruh sangat nyata terhadap seluruh parameter pertumbuhan planlet pisang. Sementara itu, pemberian mikoriza arbuskular baik secara tunggal maupun dalam kombinasi dengan media tanam menunjukkan pengaruh yang tidak nyata terhadap pertumbuhan bibit pisang Cavendish selama masa aklimatisasi.</p> 2025-12-11T14:54:21+09:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian https://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1865 Respon Pemberian Kasgot yang dikombinasikan Cocopeat terhadap Kandungan Klorofil pada Tanaman Alfalfa (Medicago sativa L.) 2025-12-12T09:30:08+09:00 Muhammad Sipqi [email protected] Ronny Mulyawan [email protected] Noorkomala Sari [email protected] <p>Tanaman alfalfa (<em>Medicago sativa</em> L.) dikenal memiliki kandungan klorofil yang relatif tinggi, ± 4 kali lipat dibandingkan tanaman sayuran biasa. Penggunaan kasgot (bekas kotoran maggot) pada budidaya tanaman sudah banyak dilakukan karena kasgot mengandung beberapa nutrisi yang bermanfaat bagi tanaman. Disamping itu, <em>cocopeat</em> mengandung unsur hara penting sebagai media tanam sehingga kombinasi <em>cocopeat</em> dengan kasgot mampu meningkatkan pertumbuhan <em>microgreen </em>alfalfa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pengaplikasian bekas kotoran maggot dan <em>cocopeat</em> dengan berbagai komposisi terhadap kandungan klorofil tanaman alfalfa. Untuk mengetahui komposisi terbaik dari pengaplikasian bekas kotoran maggot dan <em>cocopeat</em> dengan berbagai komposisi terhadap kandungan klorofil tanaman alfalfa. Penelitian ini bertempat di Rumah Kaca Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 macam komposisi perlakuan dan 5 kali ulangan sehingga diperoleh 25 satuan percobaan. Hasil penelitian menunjukkan pengaplikasian bekas kotoran maggot dan <em>cocopeat</em> pada semua variabel peubah memberikan pengaruh terhadap kandungan klorofil a 4 MST dan 6 MST begitu juga terhadap klorofil b dan klorofil total namun pada kandungan vitamin C hanya pada 6 MST dan berat akhir pada perlakuan K<sub>1</sub>, K<sub>2</sub> dan K<sub>3</sub> tanaman Alflafa. Perlakuan terbaik dari pengaplikasian bekas kotoran maggot dan <em>cocopeat</em> dengan komposisi media berupa Konsentrasi (Kasgot 10% + <em>cocopeat</em> 90%) pada 6 MST menunjukan nilai tertinggi pada semua variabel peubah.</p> 2025-12-11T14:55:10+09:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian https://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1866 Sawah Cerdas: Inovasi Teknologi Prediksi Cuaca untuk Mitigasi Gagal Panen dan Ketahanan Pangan Nasional 2025-12-12T09:30:08+09:00 Farel Andika [email protected] Agus Wantoro [email protected] Zulkifli Zulkifli [email protected] Agustinus Eko Setiawan [email protected] <p>Perubahan iklim yang bersifat dinamis dan semakin tidak terprediksi telah menjadi ancaman eksistensial bagi sektor pertanian Indonesia, khususnya komoditas padi sebagai penopang utama ketahanan pangan nasional. Fenomena anomali cuaca seperti <em>El Niño</em> dan <em>La Niña</em> semakin memperparah kerentanan usahatani, mengakibatkan pola tanam tradisional yang mengandalkan pranata mangsa menjadi tidak relevan dan berpotensi memicu gagal panen secara luas. Kondisi ini diperburuk oleh rendahnya tingkat adopsi teknologi digital di kalangan petani skala kecil akibat keterbatasan akses dan literasi digital. Penelitian ini bertujuan untuk merancang, mengembangkan, dan mengevaluasi efektivitas platform berbasis web inovatif bernama <em>Sawah Cerdas</em> sebagai sistem pendukung keputusan (<em>decision support system</em>) yang mengintegrasikan <em>big data</em> cuaca real-time dari BMKG dengan teknologi kecerdasan buatan (<em>machine learning</em>). Metode penelitian yang digunakan adalah <em>Research and Development (R&amp;D)</em> dengan pendekatan Agile Development, memastikan iterasi yang adaptif terhadap kebutuhan pengguna. Platform ini dikembangkan dengan stack teknologi modern meliputi <em>Spring Boot, React.js,</em> dan <em>Python FastAPI</em>, yang terintegrasi penuh dengan API BMKG untuk menyajikan analisis prediktif. Hasil implementasi menunjukkan bahwa <em>Sawah Cerdas</em> tidak hanya berhasil menyediakan dashboard intuitif berisi rekomendasi waktu tanam dan panen yang terpersonalisasi, tetapi juga mampu mengeluarkan peringatan dini cuaca ekstrem dengan akurasi tinggi. Simulasi dampak mengindikasikan potensi peningkatan produktivitas hingga 12% sekaligus penurunan risiko gagal panen secara signifikan. Dengan demikian, <em>Sawah Cerdas</em> merepresentasikan terobosan dalam ekosistem <em>agritech</em> Indonesia yang berpotensi mendorong transformasi menuju pertanian presisi, memberdayakan petani, serta memperkokoh fondasi ketahanan pangan nasional di tengah tantangan perubahan iklim global.</p> 2025-12-11T14:55:59+09:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian https://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1867 Transformasi Limbah Rumah Tangga menjadi Pupuk Organik Cair: Dampaknya terhadap Produktivitas dan Kualitas Tanah Entisol 2025-12-12T09:30:08+09:00 Welly Herman [email protected] Masmoni Ade Putra [email protected] Erlina Rahmayuni [email protected] Zulkarnain Zulkarnain [email protected] Seveline Seveline [email protected] <p>Limbah organik rumah tangga sangat potensial untuk diolah menjadi pupuk organik cair (POC) yang dapat dimanfaatkan dalam peningkatan kesuburan tanah marginal, termasuk tanah Entisol. Tujuan penelitian ini adalah mengkaji pengaruh aplikasi POC terhadap tanah ordo Entisol serta pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manis (<em>Zea mays</em> saccharata). Penelitian dilaksanakan menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan lima taraf konsentrasi POC, yaitu 0, 100, 200, 300, dan 400 mL/L, masing-masing diulang sebanyak empat kali. POC diaplikasikan melalui penyiraman pada dua minggu setelah tanam, sedangkan pupuk anorganik diberikan sebesar 50% dari konsetrasi rekomendasi. Hasil analisis laboratorium menunjukkan bahwa POC mengandung 4,61% C-organik, 0,45% N-total, 0,29% P-total, dan 0,48% K-total. Aplikasi POC secara konsisten meningkatkan kadar C-organik, N-total, P-tersedia, dan K-dd tanah, meskipun tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pH tanah. Perbaikan kondisi kimia tanah tersebut berkontribusi terhadap peningkatan komponen pertumbuhan vegetatif dan hasil, meliputi tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang, panjang tongkol, dan bobot tongkol. Konsentrasi 300–400 mL/L menghasilkan respons pertumbuhan dan produksi yang paling optimal. Secara keseluruhan, penelitian ini menunjukkan bahwa POC berbahan dasar limbah rumah tangga merupakan sumber hara alternatif yang potensial dan dapat mendukung pengelolaan limbah secara berkelanjutan, sekaligus meningkatkan kualitas tanah Entisol dan produktivitas tanaman jagung manis.</p> 2025-12-11T14:56:51+09:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian https://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1868 Analisis Daya Dukung dan Daya Tampung Lahan untuk Kawasan Permukiman di Kecamatan Palu Selatan Kota Palu Berbasis Sistem Informasi Geografis (SIG) 2025-12-12T09:30:07+09:00 Natalia Taruk [email protected] Adam Malik [email protected] Hamka Hamka [email protected] Hamzari Hamzari [email protected] Ida Arianingsih [email protected] Misrah Misrah [email protected] <p>Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis daya dukung dan daya tampung lahan untuk kawasan permukiman di Kecamatan Palu Selatan, Kota Palu dengan pendekatan Sistem Informasi Geografis (SIG). Penelitian dilakukan menggunakan metode overlay dan skoring berbasis parameter Satuan Kemampuan Lahan (SKL) sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.20 Tahun 2007. Data yang digunakan meliputi peta morfologi, kestabilan lereng, drainase, ketersediaan air, potensi bencana, serta data jumlah penduduk tahun 2024. Hasil analisis menunjukkan bahwa Kecamatan Palu Selatan didominasi oleh kelas kemampuan pengembangan sangat tinggi seluas 87% dan kemampuan agak tinggi sebesar 13%, yang berarti secara fisik wilayah ini memiliki potensi besar untuk pengembangan kawasan permukiman. Nilai daya dukung lahan (DDPm) sebesar 6,48 (&gt;1) menunjukkan bahwa lahan masih mampu menampung jumlah penduduk yang ada, dengan daya tampung mencapai 363.490 jiwa Hasil ini mengindikasikan bahwa Kecamatan Palu Selatan masih memiliki potensi pengembangan permukiman yang cukup luas, namun perlu memperhatikan faktor lingkungan seperti risiko likuifaksi dan banjir. Dengan demikian, perencanaan pembangunan harus diarahkan pada pemanfaatan lahan yang sesuai kemampuan fisik serta prinsip tata ruang berkelanjutan agar keseimbangan ekologis tetap terjaga.</p> 2025-12-11T14:57:50+09:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian https://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1869 Analisis Daya Dukung dan Daya Tampung Lahan Permukiman Kecamatan Mantikulore Kota Palu Sulawesi Tengah 2025-12-12T09:30:07+09:00 Mutpaina Mutpaina [email protected] Adam Malik [email protected] Hamka Hamka [email protected] Hamzari Hamzari [email protected] Ida Arianingsih [email protected] Misrah Misrah [email protected] <p>Pertumbuhan penduduk dan perkembangan kawasan permukiman di Kecamatan Mantikulore, Kota Palu, menimbulkan tekanan terhadap ketersediaan lahan dan fungsi lahan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis daya dukung dan daya tampung lahan permukiman guna mengetahui sejauh mana kemampuan lingkungan mendukung pertambahan penduduk dan pembangunan berkelanjutan. Metode yang digunakan yaitu metode deskriptif kuantitatif dengan pendekatan analisis spasial menggunakan perangkat lunak ArcGis 10.8, serta analisis skoring dan pembobotan terhadap parameter satuan kemampuan lahan (SKL). Hasil penelitian menunjukan bahwa kemampuan lahan di Kecamatan Mantikulore didominasi oleh kelas kemampuan pengembangan rendah sebesar 52% dari total luas wilayah 19.799,19 ha. Niai daya dukung permukiman (DDPm) sebesar 2,03 menunjukan bahwa wilayah ini masih memiliki kemampuan lahan yang baik untuk menampung penduduk, dengan total daya tampung mencapai 170.085,58 jiwa dan sisa kapasitas sebesar 1.616.229 jiwa. Kondisi ini menggambarkan bahwa wilayah tersebut masih memiliki potensi untuk pengembangan permukiman di masa depan. Namun, diperlukan perencanaan tata ruang yang hati-hati dan pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan untuk menghindari degradasi lahan dan menjaga keseimbangan ekosistem wilayah.</p> 2025-12-11T14:58:39+09:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian https://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1870 Analisis Daya Dukung dan Daya Tampung Lahan Untuk Kawasan Pemukiman di Kecamatan Palu Barat, Kota Palu Berbasis Sistem Informasi Geografis 2025-12-15T11:14:01+09:00 Hijriani Hijriani [email protected] Adam Malik [email protected] Hamka Hamka [email protected] Hamzari Hamzari [email protected] Ida Arianingsih [email protected] Misrah Misrah [email protected] <p>Pertumbuhan penduduk yang terus meningkat telah menimbulkan tantangan dalam pengembangan permukiman, terutama di daerah perkotaan, karena ketersediaan lahan yang semakin terbatas. Kecamatan Palu Barat merupakan salah satu Kecamatan yang mengalami dampak kerusakan akibat bencana alam yang menimpa Kota Palu pada tahun 2018. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis daya dukung dan daya tampung lahan terhadap perkembangan kawasan permukiman Kecamatan Palu Barat. Metode Penelitian ini menggunakan dua metode utama pertama metode spasial dan metode deskriptif kuantitatif. Alat yang digunakan pada penelitian ini yaitu ArcGis versi 10.8. Bahan yang digunakan berupa data spasial. Hasil analisis menunjukan bahwa kecamatan palu barat di dominasi oleh kelas kemampuan pengembangan sangat tinggi dengan luas 99,057 ha atau 84% dari total luas wilayah. Kondisi ini menunjukan bahwa palu barat memiliki potensi besar untuk pengembangan permukiman dan infrastruktur dimasa mendatang. Nilai daya dukung didapatkan sebesar 3.307 artinya &gt;1 menandakan bahwa lahan masih mampu menampung jumlah penduduk yang ada, dengan daya tampung sebesar 156,135 jiwa dan sisa kapasitas daya tampung 108.928 jiwa. Meskipun demikian, potensi bencana seperti likuifaksi, banjir, dan gempa perlu menjadi perhatian agar pembangunan tetap terarah, berkelanjutan, serta memperhatikan aspek keselamatan dan kelestarian lingkungan.</p> 2025-12-11T14:59:56+09:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian https://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1871 Efektivitas Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR) dalam Meningkatkan Pertumbuhan dan Produktivitas Mentimun (Cucumis sativus L.) 2025-12-12T09:30:07+09:00 Erlina Rahmayuni [email protected] Vellin Rizki Vireza [email protected] Welly Herman [email protected] <p>Produksi mentimun (<em>Cucumis sativus</em> L.) di Indonesia sering mengalami variasi karena degradasi kualitas tanah yang disebabkan oleh tipe tanah, perubahan cuaca, dan penerapan pupuk kimia secara berlebihan. Salah satu solusi potensial untuk meningkatkan efisiensi pertumbuhan dan panen tanaman adalah pemberian Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR), yang diketahui dapat merangsang pertumbuhan melalui proses biologis. Studi ini bertujuan untuk menguji keefektifan berbagai tingkat dosis PGPR dalam memperbaiki pertumbuhan dan produktivitas mentimun. Penelitian dilakukan dari Juni hingga Agustus 2024 di Balai Penyuluhan Pertanian Kota Tangerang Selatan, dengan menggunakan Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT) yang melibatkan lima jenis perlakuan: NPK 100% (sebagai kontrol), NPK 100% + PGPR 10 mL/L, 15 mL/L, 20 mL/L, dan 25 mL/L, masing-masing diulang sebanyak lima kali. Temuan penelitian menunjukkan bahwa pemberian PGPR tidak memberikan dampak signifikan pada sebagian besar indikator pertumbuhan dan hasil. Namun, perlakuan NPK 100% + PGPR 20 mL/L terbukti paling efektif pada beberapa parameter utama, seperti tinggi tanaman pada usia 4 minggu setelah tanam, usia berbunga, jumlah bunga jantan, panjang dan diameter buah, berat per buah, berat buah per tanaman, serta estimasi produksi per hektar. Hasil ini menunjukkan bahwa dosis PGPR sebesar 20 mL/L merupakan kombinasi terbaik yang dapat meningkatkan pertumbuhan dan produktivitas mentimun di daerah Tangerang Selatan.</p> 2025-12-11T15:04:02+09:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian https://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1872 A Review of Matcha (Camellia sinensis) Quality: Genetic, Agronomic, and Physiological Determinants 2025-12-12T09:30:07+09:00 Bagus Aradea [email protected] Aswin Hendry Atmoko [email protected] <p>Kualitas matcha superior sangat bergantung pada profil metabolit sekunder yang kompleks, sehingga diperlukan strategi terpadu antara genetik dan praktik agronomi. penelitian ini menggunakan metode studi literatur dan review artikel ilmiah untuk memperoleh informasi mengenai genetik dan praktik agronomi dalam produksi teh untuk diolah menjadi matcha premium. Pemilihan kultivar teh (genetik) merupakan faktor penentu yang mendasari rasa, warna, dan aroma spesifik matcha. Teknik penaungan merupakan praktik agronomi esensial yang memicu respons fisiologis optimal, terutama dalam meningkatkan Theanine dan Klorofil sekaligus menekan Katekin penyebab rasa pahit melalui intensitas penaungan sekitar 85%. Aroma segar, yang merupakan indikator kualitas, dikendalikan oleh senyawa volatil dan dapat ditingkatkan melalui strategi penaungan dan pemupukan yang tepat menggunakan NPK dikombinasikan dengan organik/biochar terbukti efektif dalam meningkatkan pertumbuhan, konsentrasi Klorofil, dan kualitas aroma. Penelitian mendatang harus memiliki fokus terhadap pemuliaan tanaman terintegrasi dengan marka molekuler untuk induksi gen yang berkaitan dengan Theanine, selain itu pengembangan praktik pertanian presisi yang mengintegrasikan genetik, penaungan dinamis, dan optimasi aroma sangat diperlukan untuk menjamin kualitas matcha yang konsisten dan berdaya saing global.</p> 2025-12-11T15:04:47+09:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian https://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1873 Analisis Residu Pestisida Pangan Segar Asal Tumbuhan (PSAT) dalam Mendukung Ketahanan Pangan Kota Madiun 2025-12-12T09:30:07+09:00 Devi Radhatul Thoyibah [email protected] Atik Sukmaningrum [email protected] Nurul Salehawati [email protected] <p>Pangan Segar Asal Tumbuhan (PSAT) memainkan peran krusial dalam mendukung ketahanan pangan regional, sebagai penyedia nutrisi esensial bagi masyarakat. Tantangan utama dalam memastikan keamanan PSAT adalah adanya residu pestisida yang berpotensi merugikan kesehatan konsumen. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi tingkat residu pestisida pada PSAT yang tersedia di Kota Madiun serta kontribusinya terhadap aspek keamanan pangan sebagai komponen ketahanan pangan lokal. Pendekatan penelitian yang diterapkan adalah deskriptif kuantitatif, dengan melakukan perbandingan hasil pengujian cepat residu pestisida menggunakan <em>Rapid Test Kit</em> pada komoditas sayuran dan buah yang diperoleh dari dua jenis pasar, yakni Pasar Besar Kota Madiun (pasar tradisional) dan Hypermart Madiun (pasar modern). Temuan penelitian mengindikasikan bahwa mayoritas sampel PSAT di pasar tradisional aman untuk dikonsumsi meskipun terdeteksi residu pestisida dalam konsentrasi rendah, sedangkan seluruh sampel di pasar modern mematuhi standar keamanan pangan. Variasi ini dipengaruhi oleh perbedaan dalam praktik penanganan pascapanen, sanitasi, dan implementasi <em>Good Agricultural Practices</em> (GAP). Secara umum, pengawasan terhadap residu pestisida di Kota Madiun telah beroperasi secara efektif dan memberikan kontribusi positif terhadap dimensi <em>food safety</em> dalam mendukung ketahanan pangan daerah. Diperlukan langkah-langkah untuk meningkatkan kapasitas laboratorium, sosialisasi penggunaan pestisida yang aman, serta penguatan peran Otoritas Kompeten Keamanan Pangan Daerah (OKKP-D) guna menjamin keberlanjutan pengawasan pangan segar.</p> 2025-12-11T15:05:44+09:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian https://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1874 Biochar Coated Urea sebagai Teknologi Pemupukan dalam Meningkatkan Efisiensi Nitrogen Menuju Sistem Pertanian Berkelanjutan 2025-12-12T09:30:07+09:00 Moh. Rizal [email protected] <p>Nitrogen merupakan nutrisi penting bagi tanaman yang bersifat <em>mobile </em>sehingga mudah hilang melalui pencucian (<em>leaching</em>) dan penguapan (<em>volatilization</em>). Pengembangan teknologi pemupukan yang mampu meningkatkan efisiensi nitrogen menjadi sebuah keniscayaan dalam mewujudkan pertanian berkelanjutan. Artikel ini bertujuan untuk mengetahui mekanisme dan efektivitas <em>Biocahar Coated Urea</em> dalam meningkatkan efisiensi nitrogen menuju system pertanian berkelanjutan. Penelitian dilakukan dengan metode tinjauan literatur yang diambil secara elektronik melalui platform database Google Scholar, Scopus, PubMed, dan ScienceDirect menggunakan kata kunci: "<em>Coated Urea</em>", "<em>Nitrogen Use Efficiency</em>", OR "NUE", "<em>Biochar Coated Urea</em>". Artikel yang dihasilkan dari pencarian kemudian disaring berdasarkan kriteria inklusi yaitu artikel penelitian (bukan review), diterbitkan dalam kurun waktu 5 tahun terakhir (2020-2025), fokus pada studi efisiensi nitrogen dan pertanian berlanjut. Hasil penelitian menunjukan bahwa <em>Biochar Coated Urea</em> tidak hanya meningkatkan efisiensi, tetapi juga memungkinkan penghematan input nitrogen tanpa mengorbankan produktivitas tanaman. Hal tersebut mengindikasikan bahwa pemupukan dengan <em>Biochar Coated Urea</em> menjadi strategi yang efektif dalam meningkatkan efisiensi nitrogen dan sangat menjanjikan untuk pertanian berkelanjutan.</p> 2025-12-11T15:06:50+09:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian https://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1875 Pemanfaatan Limbah Pertanian sebagai Teknologi Produksi Berkelanjutan Jamur Merang (Volvariella volvacea) dalam Mendukung Ketahanan Pangan Nasional 2025-12-12T09:32:50+09:00 Heru Wansyah Harahap [email protected] M. Rangga Satria [email protected] Hartini Hartini [email protected] <p>Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kombinasi beberapa jenis limbah pertanian seperti jerami, tandan kosong kelapa sawit (TKKS), dan ampas tebu terhadap parameter lingkungan budidaya—meliputi suhu, kelembaban, serta pembentukan tubuh buah jamur merang (<em>Volvariella volvacea</em>). Penelitian dilaksanakan menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) non-faktorial dengan empat kombinasi perlakuan media dan tiga ulangan. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa kombinasi bahan organik memberikan pengaruh nyata terhadap kestabilan suhu, kelembaban, dan pH media. Kombinasi jerami, ampas tebu, dan TKKS (Kelompok E) menunjukkan kestabilan suhu terbaik di 28,9°C sepanjang periode dengan pH netral (6,1-6,4). Kelembaban media seluruh perlakuan stabil pada kisaran 77,7–78,4%. Jumlah tubuh buah tertinggi diperoleh pada kombinasi Kelompok E dengan rata-rata 2–5 tubuh buah per satuan ulangan. Uji proksimat menunjukkan bahwa jamur merang yang dihasilkan memiliki kadar air tinggi (91,4–91,7%), protein 3,4–4,9%, lemak 0,6–1,4%, dan abu 1,7%. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kombinasi limbah pertanian dapat menciptakan kondisi mikroklimat optimal bagi pertumbuhan jamur merang dan menghasilkan produk pangan bernilai gizi tinggi. Dengan demikian, pemanfaatan limbah pertanian sebagai media tanam jamur merang berpotensi mendukung penerapan pertanian sirkular dan ketahanan pangan nasional yang berkelanjutan.</p> 2025-12-11T00:00:00+09:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian https://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1876 Analisis Spasial Tingkat Kerawanan Banjir Menggunakan Sistem Informasi Geografis di Kecamatan Dolo Selatan Kabupaten Sigi 2025-12-12T09:30:07+09:00 Jesika T. Kotambunan [email protected] Hamzari Hamzari [email protected] Rhamdhani Fitrah Baharuddin [email protected] Adam Malik [email protected] Ida Arianingsih [email protected] Arman Maiwa [email protected] <p>Banjir merupakan salah satu bencana hidrometeorologi yang sering terjadi di Indonesia akibat curah hujan tinggi, perubahan penggunaan lahan, dan kondisi topografi yang kompleks. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat kerawanan banjir di Kecamatan Dolo Selatan, Kabupaten Sigi, menggunakan pendekatan Sistem Informasi Geografis (SIG). Parameter yang digunakan meliputi peta curah hujan, peta jenis tanah, peta penggunaan lahan, peta kemiringan lereng, dan peta jarak dari sungai. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini meliputi skoring dan pembobotan pada masing-masing parameter kemudian dilakukan overlay yang menghasilkan peta tingkat kerawanan banjir. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kecamatan Dolo Selatan terdiri atas tiga kelas kerawanan, yaitu tidak rawan seluas 52.024,23 ha, cukup rawan seluas 6.092,98 ha, dan sangat rawan seluas 327,57 ha. Zona sangat rawan umumnya berada di dataran rendah dekat sungai dengan penggunaan lahan permukiman dan jenis tanah berinfiltrasi rendah, yang menunjukkan potensi besar terhadap kerusakan lahan perkebunan. Secara umum, wilayah Kecamatan Dolo Selatan tergolong aman dari ancaman banjir, namun area berisiko tinggi tetap perlu menjadi prioritas mitigasi dan pengendalian banjir demi melindungi keberlanjutan perkebunan.</p> 2025-12-11T15:08:33+09:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian https://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1877 Integrasi Ndvi dan Konsentrasi Klorofil-A Padang Lamun untuk Estimasi Stok Blue Carbon dan Korelasinya dengan Tangkapan Ikan di Pulau Sembilan, Sinjai 2025-12-12T09:30:07+09:00 Ayla Thufaila Ramadhina B. [email protected] Raihanah Nuzul Rahimah [email protected] Quinny Elrania Fiqhly [email protected] Aura Musfirah H. M. Haris [email protected] Dedi Rimantho [email protected] <p>Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis keterkaitan antara nilai NDVI, konsentrasi klorofil-a, stok karbon biru, dan hasil tangkapan ikan di ekosistem pesisir Pulau Sembilan, Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan. Pendekatan penginderaan jauh digunakan melalui pemanfaatan citra satelit Landsat-8 dan Sentinel-3 OLCI yang diolah menggunakan platform Google Earth Engine (GEE). Nilai NDVI dihitung dari kombinasi kanal merah dan near-infrared, sedangkan konsentrasi klorofil-$a$ diperoleh melalui algoritma logaritmik berbasis reflektansi spektral. Hasil analisis menunjukkan tren peningkatan nilai NDVI dari 0,45 pada tahun 2019 menjadi 0,54 pada tahun 2023, yang mengindikasikan peningkatan kerapatan vegetasi lamun dan potensi stok karbon biru. Sementara itu, konsentrasi klorofil-$a$ meningkat dari 3,4 mg/m³ menjadi 4,8 mg/m³ dalam periode yang sama, menandakan peningkatan produktivitas primer perairan. Korelasi positif ditemukan antara kesehatan ekosistem lamun (NDVI dan stok karbon biru) dengan produktivitas perikanan yang diwakili oleh hasil tangkapan ikan. Temuan ini menunjukkan bahwa keberlanjutan hasil tangkapan ikan di Pulau Sembilan sangat dipengaruhi oleh kondisi ekosistem pesisir yang sehat, terutama melalui kontribusi karbon biru dan tingkat produktivitas primer. Penelitian ini menegaskan pentingnya integrasi data penginderaan jauh dalam mendukung pengelolaan sumber daya pesisir berkelanjutan.</p> 2025-12-11T15:09:21+09:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian https://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1878 Analisis Sifat Fisika Tanah Kawasan Karst Citatah untuk Mendukung Efisiensi Irigasi di Sektor Agroteknologi 2025-12-12T09:30:07+09:00 Nita Meilanda Sari [email protected] Yogina Lestari Ayu Situmorang [email protected] Kharistya Amaru [email protected] <p>Kawasan karst Citatah-Rajamandala di Jawa Barat merupakan daerah penghasil batu kapur terbesar dan memiliki banyak lahan pertanian yang memerlukan saluran irigasi efisien. Penelitian ini bertujuan menganalisis sifat fisika tanah di Kawasan Karst Citatah, meliputi tekstur, berat volume, dan konduktivitas hidraulik, serta hubungannya dengan perilaku rembesan air. Metode yang digunakan adalah kuantitatif deskriptif komparatif dengan pengambilan sampel tanah di kedalaman 1-3 meter dan pengujian laboratorium menggunakan alat seperti hand auger, ring sample, hydrometer, dan falling head permeameter. Hasil penelitian menunjukkan tanah di kawasan karst Citatah tergolong <em>silty clay with sand</em> dengan kadar air rata-rata 49,37%-53,31%, berat volume 1,60-1,68 g, dan berat jenis sekitar 2,63. Permeabilitas tanah berada pada kisaran 2,76×10⁻⁴ hingga 2,84×10⁻⁴ cm/detik, yang mengindikasikan air mudah meresap ke dalam tanah. Kondisi ini menyebabkan efisiensi irigasi rendah karena rembesan air yang tinggi. Oleh karena itu, disarankan penggunaan sistem irigasi tertutup atau pelapisan saluran dengan tanah liat untuk mengurangi kehilangan air. Penelitian ini memberikan dasar ilmiah dalam perencanaan sistem irigasi yang lebih efisien di Kawasan Karst Citatah.</p> 2025-12-11T15:10:09+09:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian https://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1879 Analisis Sifat Fisika Tanah di TPS Ciparanje dan Implikasi terhadap Penglolaan Lahan Pertanian Berkelanjutan 2025-12-12T09:30:07+09:00 Nadhri Fatihrizik Muhammad [email protected] Yogina Lestari Ayu Situmorang [email protected] Boy Macklin Pareira Prawiranegara [email protected] <p>Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sifat fisika tanah di sekitar TPS Ciparanje dan mengevaluasi dampaknya terhadap pengelolaan lahan pertanian berkelanjutan. Metode penelitian meliputi survei lapangan, wawancara, pengambilan sampel tanah dengan handboring, serta analisis laboratorium terhadap tekstur, berat jenis, dan permeabilitas tanah. Hasil menunjukkan bahwa tanah di area TPS memiliki porositas tinggi, derajat kejenuhan tinggi, dan permeabilitas rendah, dengan dominasi fraksi lanau. Kondisi ini memungkinkan penyerapan air cukup baik namun meningkatkan risiko akumulasi air lindi, sehingga berpotensi mencemari tanah dan memengaruhi produktivitas tanaman. Implikasi penelitian menekankan pentingnya penerapan strategi mitigasi, seperti drainase, pemilihan tanaman yang toleran terhadap kelembaban tinggi, dan pemantauan kualitas tanah secara berkala untuk menjamin keberlanjutan pertanian.</p> 2025-12-11T15:10:53+09:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian https://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1880 Adaptasi Perubahan Iklim Petani Jagung di Desa Lenteng Timur, Kabupaten Sumenep 2025-12-12T09:30:07+09:00 Muhamad Rosid [email protected] Mardiyah Hayati [email protected] <p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk adaptasi petani jagung terhadap perubahan iklim serta faktor-faktor yang memengaruhinya di Desa Lenteng Timur, Kabupaten Sumenep. Penelitian menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan jumlah responden 130 petani yang dipilih secara simple random sampling dari populasi 806 orang. Data dikumpulkan melalui wawancara, observasi, dan kuesioner, kemudian dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adaptasi yang paling banyak dilakukan petani adalah perubahan pola tanam, sedangkan yang paling jarang dilakukan adalah pergantian varietas tahan iklim. Faktor yang paling berpengaruh terhadap kemampuan adaptasi adalah pengalaman bertani, diikuti oleh pendidikan, luas lahan, dan umur petani. Secara umum, petani jagung di Desa Lenteng Timur telah mampu beradaptasi cukup baik terhadap perubahan iklim.</p> 2025-12-11T15:11:40+09:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian https://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1881 Peran, Status, dan Fungsi Serangga Pada Tanaman Padi Organik di Desa Lubuk Bayas Mendukung Brigade Pangan di Sumatera Utara 2025-12-12T09:30:07+09:00 Ameilia Zuliyanti Siregar [email protected] Evawaty Sri Ulina [email protected] Liana Dwi Sri Hastuti [email protected] Nismah Panjaitan [email protected] <p>Penelitian ini bertujuan untuk mendeterminasi peran, status, dan fungsi serangga pada tanaman padi organik di Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara pada bulan Juli-September 2025. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei dengan menggunakan metode acak sederhana, dan diambil pada 3 Desa (Desa Lubuk Bayas, Desa Tanah Merah, dan Desa Pematang Setrak) sebagai tempat pengambilan sampel. Dari setiap desa ditetapkan 3 petakan sawah dengan luas petakan 10 m x 10 m. Pengambilan sampel data dilakukan dengan menggunakan jaring serangga pada setiap petakan. Serangga yang tertangkap, dibersihkan, dan diidentifikasi di Laboratorium Hama, Fakultas Pertanian&nbsp; Universitas Sumatera Utara. Hasil penelitian diketahui bahwa keanekaragaman arthropoda predator yang ditemukan baik di permukaan tanah maupun ditajuk tanaman termasuk ke dalam kriteria sedang dengan indeks keragaman 1 &lt; H’ &lt; 3. Nilai keanekaragaman di tajuk tanaman dan di permukaan tanah tertinggi di Desa Lubuk Bayas (H’ = 2,87, disusul dengan H'=2,45 dari Desa&nbsp; Pematang Setrak dan H’ = 2,17 untuk Desa Tanah Merah) dengan indeks dominasi yaitu 0,38, 0,32, 0,27 pada tajuk tanaman dan 0,53-0,62 di permukaan tanah sehingga tergolong rendah. Serangga yang termasuk musuh alami padi adalah Miscraspic sp, Hydrophiloidea, Carabidae, Chrysomelidae, Dytiscidae, Gryllidae, Corduliidae, Sicariidae, Vespidae, Formicidae, Pentatomidae dan Reduvius personatus. Selanjutnya, serangga netral termasuk Blattidae, Culicidae, Muscidae, dan Nymphalidae, manakala serangga hama tergolong dari famili Tephritidae, Acrididae, Cicadellidae, Alydidae, dan Noctuidae. Status,&nbsp; fungsi, dan peran serangga sangat menentukan pertumbuhan padi sebagai pendukung ketahanan dan brigade pangan di Sumatera Utara.</p> 2025-12-11T15:12:47+09:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian https://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1882 Respon Penggunaan Pupuk Cair Anorganik Glow Green dan Pupuk NPK terhadap Produktivitas Jagung Manis 2025-12-12T09:30:07+09:00 Mudita Oktorina Nugrahani [email protected] Ari Santosa Pamungkas [email protected] Riko Cahya Putra [email protected] Imam Susetyo [email protected] Nofitri Dewi Rinojati [email protected] <p>Jagung manis memerlukan unsur hara nitrogen, fosfor, dan kalium yang cukup tinggi dibanding unsur hara lainnya. Demplot dilaksanakan di lahan percobaan Unit Bogor-Getas yang dilakukan pada bulan April hingga Juni 2021.Hasil pengujian menunjukkan bahwa perlakuan pupuk NPK 50%+ Glow Green berpengaruh baik terutama terhadap tinggi tanaman, panjang tongkol jagung, diameter tongkol jagung. Perlakuan pupuk NPK 50% + Glow Green juga dapat meningkatkan hasil tongkol jagung kering per ha dibandingkan perlakuan pupuk NPK 100%. Selain itu, perlakuan pupuk NPK 50 % + Glow Green memiliki persentase bulir terisi penuh lebih tinggi dibandingkan perlakuan pupuk NPK 100%. Meskipun pada uji organoleptik menunjukkan bahwa hanya dengan aplikasi pupuk Glow Green saja dapat memiliki tingkat rasa manis yang lebih tinggi dibandingkan perlakuan pupuk NPK 100%. Dari sisi ekonomi, penggunaan kombinasi NPK 50% + Pupuk Glow Green dapat meningkatkan pendapatan usahatani padi lebih tinggi IDR 2.375.700, -/ha dibandingkan perlakuan pupuk NPK 100 %.</p> 2025-12-11T15:13:26+09:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian https://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1883 Efektivitas Pupuk Anorganik Cair Glow Green dalam Meningkatkan Pertumbuhan, Hasil, dan Keuntungan Usahatani Padi 2025-12-12T09:30:07+09:00 Imam Susetyo [email protected] Intan Berlian [email protected] Mudita Oktorina Nugrahani [email protected] Nofitri Dewi Rinojati [email protected] Riko Cahya Putra [email protected] Nur Eko Prasetyo [email protected] Ari Santosa Pamungkas [email protected] Budi Setyawan [email protected] Titik Widyasari [email protected] Akhmad Rouf [email protected] <p>Swasembada beras merupakan fokus utama kebijakan pangan nasional, yang memerlukan upaya peningkatan produksi salah satunya melalui pemupukan yang efektif dan efisien. Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas pupuk anorganik cair Glow Green (mengandung 3,5% N; 3,5 % P; 3,5% K) yang diproduksi oleh Unit Bogor-Getas, PT. Riset Perkebunan Nusantara pada tanaman padi. Penelitian dilaksanakan di sawah irigasi Dusun Popongan, Kabupaten Semarang, dari Juli hingga September 2020. Rancangan percobaan yang digunakan adalah perbandingan dua perlakuan sederhana: 1) Usahatani padi menggunakan Pupuk Cair Glow Green konsentrasi 6 ml/liter yang diaplikasikan setiap dua minggu sekali, dan 2) Usahatani padi menggunakan perlakuan pupuk tunggal (Urea dan TSP) yang diaplikasikan secara sebar pada umur 10 hari setelah pindah tanam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan pupuk Glow Green secara umum berpengaruh baik dan berbeda nyata dalam meningkatkan panjang daun bendera, panjang malai, dan jumlah gabah isi per malai, serta secara signifikan mengurangi jumlah gabah hampa per malai dibandingkan dengan pupuk tunggal. Perlakuan Glow Green menghasilkan produktivitas gabah kering tertinggi yaitu 4,69 ton/ha, lebih tinggi 0,49 ton/ha dibandingkan pupuk tunggal (4,20 ton/ha). Dari sisi ekonomi, walaupun terjadi serangan hama wereng yang menyebabkan peningkatan dosis aplikasi, penggunaan pupuk Glow Green tetap lebih menguntungkan, dengan peningkatan pendapatan sebesar IDR 275.278,-/ha. Selain itu, perlakuan pupuk Glow Green juga mengurangi penggunaan insektisida, menjadikannya alternatif yang lebih aman dan ramah lingkungan.</p> 2025-12-11T15:14:05+09:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian https://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1884 Analisis Pemilihan Mesin Pengering Padi dengan Menggunakan Metode Binary Dominance Matrix 2025-12-12T09:30:07+09:00 M. Fuad Fauzul Mu’tamar [email protected] Khoirul Hidayat [email protected] Millatul Ulya [email protected] M. Yaskun [email protected] M. Adhi Prasnowo [email protected] <p>Indonesia merupakan negara agraris dengan mayoritas penduduk bermata pencaharian sebagai petani yang menghasilkan padi. Proses pengeringan padi merupakan tahap krusial dalam penanganan pascapanen yang bertujuan menurunkan kadar air gabah hingga mencapai standar aman penyimpanan, yaitu sekitar 13–14%. Pengeringan yang tidak terkendali dapat mengakibatkan kerusakan fisik, peningkatan tingkat pecah beras, serta menurunkan kualitas dan nilai jual beras. Oleh karena itu, pengembangan teknologi mesin pengering padi menjadi sangat penting untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas hasil. Penelitian ini membandingan beberapa metode dalam pengembangan mesin pengering padi, antara lain penjemuran tradisional, mesin <em>batch dryer</em>, mesin <em>continuous flow dryer</em>, dan <em>solar dryer </em>dengan menggunakan metode&nbsp;Binary Dominance Matrix. Analisis dilakukan berdasarkan parameter utama seperti waktu pengeringan, kualitas gabah kering, konsumsi energi, biaya operasional, serta dampak terhadap lingkungan dan keberlanjutan. Hasil kajian menunjukkan bahwa penjemuran tradisional memiliki biaya rendah namun sangat dipengaruhi kondisi cuaca dan rentan kontaminasi. Mesin <em>batch dryer</em> dan <em>continuous flow dryer</em> memberikan hasil pengeringan yang lebih stabil dan efisiensi waktu yang lebih baik, namun memerlukan biaya energi dan investasi yang lebih tinggi. Adapun <em>solar dryer</em> menjadi alternatif yang menjanjikan karena ramah lingkungan dan menawarkan kualitas pengeringan lebih baik dibanding penjemuran alami. Namun, kapasitasnya masih terbatas pada skala produksi menengah. Dengan demikian, pemilihan metode pengeringan harus mempertimbangkan kondisi ekonomi, kapasitas produksi, dan keberlanjutan sistem pertanian yang dijalankan.</p> 2025-12-11T15:14:47+09:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian https://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1885 Analisis Jaringan Komunikasi Interpersonal Petani dalam Penggunaan Traktor Roda Dua (Hand Tractor) di Kecamatan Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal 2025-12-12T09:30:07+09:00 Rony Rahmat Hidayat Hasibuan [email protected] <p>Modernisasi pertanian dalam dekade terakhir ditandai dengan percepatan mekanisasi, digitalisasi, dan pemanfaatan teknologi cerdas untuk meningkatkan produktivitas dan keberlanjutan. Di negara berkembang, adopsi mekanisasi tidak hanya ditentukan oleh aspek teknis, tetapi juga dipengaruhi oleh dinamika sosial dan kualitas komunikasi antarpetani. Traktor roda dua, meskipun sederhana, terbukti strategis bagi petani kecil karena terjangkau dan sesuai dengan keterbatasan lahan. Namun, rendahnya literasi teknis dan akses modal membuat penyebaran informasi melalui jaringan komunikasi menjadi faktor kunci dalam mempercepat adopsi. Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Panyabungan, Kabupaten Mandailing Natal, dengan melibatkan 103 petani dari lima kelompok tani. Analisis dilakukan melalui Structural Equation Modeling (SEM-PLS) dan Social Network Analysis (SNA). Hasil SEM-PLS menunjukkan bahwa komunikasi interpersonal berpengaruh signifikan terhadap intensitas penggunaan traktor roda dua (β = 0,421; p &lt; 0,01). Temuan SNA memperlihatkan perbedaan peran aktor dalam jaringan: MK (Ketua Kelompok Satahi) memiliki nilai outdegree tertinggi (0,255) sebagai penyebar utama informasi, MB (anggota Satahi) menempati indegree tertinggi (0,69) sebagai rujukan informasi, sementara GM (anggota Sahata) menunjukkan betweenness tertinggi (8,82) sebagai penghubung utama antaranggota. Dari sisi closeness, MK (Satahi, 2,01) dan GM (Sahata, 2,02) menempati posisi terdepan dalam menjangkau anggota lain secara cepat. Hasil ini menegaskan bahwa adopsi mekanisasi sederhana tidak dapat dilepaskan dari dimensi sosial. Secara teoretis, penelitian ini memperluas literatur mekanisasi dengan pendekatan jejaring sosial, sementara secara praktis merekomendasikan strategi penyuluhan berbasis jejaring yang melibatkan opinion leader dan kelompok rentan, sehingga mekanisasi tidak hanya meningkatkan efisiensi produksi, tetapi juga memperkuat kohesi sosial dan keberlanjutan pertanian pedesaan.</p> 2025-12-11T15:15:31+09:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian https://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1886 Systematic Literature Review (SLR): Analisis Risiko Pertanian di Indonesia 2025-12-12T09:30:07+09:00 Maulia Usni [email protected] <p>Sektor pertanian Indonesia merupakan salah satu penopang utama ketahanan pangan nasional, namun juga menjadi sektor yang paling rentan terhadap berbagai bentuk risiko, baik yang bersumber dari faktor alam, pasar, sosial, maupun kelembagaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan mensintesis hasil-hasil penelitian terdahulu terkait risiko pertanian di Indonesia menggunakan pendekatan Systematic Literature Review (SLR). Data diperoleh dari jurnal nasional dan internasional terindeks (Google Scholar, ScienceDirect, SpringerLink) dengan periode publikasi 2017–2024. Proses SLR dilakukan melalui tiga tahapan utama: perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan, dengan protokol PICOC dan seleksi inklusi–eksklusi. Hasil menunjukkan bahwa risiko utama yang dihadapi petani Indonesia meliputi risiko produksi akibat iklim dan serangan hama penyakit, risiko pasar berupa fluktuasi harga komoditas, risiko kelembagaan seperti lemahnya akses pembiayaan, serta risiko sosial-ekonomi akibat rendahnya literasi dan regenerasi petani. Strategi mitigasi yang paling banyak direkomendasikan dalam literatur meliputi implementasi Climate Smart Agriculture (CSA), pengembangan asuransi pertanian (AUTP), digitalisasi rantai pasok, dan penguatan kelembagaan petani. Kajian ini menegaskan perlunya sinergi antara kebijakan publik, inovasi teknologi, dan partisipasi petani dalam membangun sistem pertanian yang tangguh terhadap risiko.</p> 2025-12-11T15:16:35+09:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian https://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1887 Analisis Potensi Tanaman Sagu (Metroxylon sp) sebagai Bahan Pangan Lokal untuk Mendukung Ketahanan Pangan di Provinsi Papua Barat 2025-12-12T09:30:07+09:00 Arif Faisol [email protected] Hostalige Hutasoit [email protected] Budiyono Budiyono [email protected] Mashudi Mashudi [email protected] Desi Natalia Edowai [email protected] <p>Sagu merupakan salah satu komoditi sebagai bahan pangan lokal untuk mendukung ketahanan pangan. &nbsp;Penelitian ini bertujuan untuk&nbsp; mengetahui potensi sagu sebagai bahan pangan lokal untuk mendukung ketahanan pangan di Provinsi Papua Barat menggunakan metode Angka Kecukupan Energi (AKE). Penelitian terdiri atas 3 (tiga) tahapan utama, yaitu; (1) inventarisasi data, (2) analisis data, dan (3) penyusunan rekomendasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebutuhan sagu perkapita (PKB) sebesar 295,77 gram/kapita/hari apabila sagu dimanfaatkan sebagai sumber karbohidrat pengganti beras, sedangkan potensi produksi sagu di Provinsi Papua Barat pada tahun 2025 hanya sebanyak ± 190 ton atau dapat memenuhi kebutuhan sagu sebesar 0,886 gram/kapita/hari. Oleh sebab itu produksi sagu yang ada di Provinsi Papua Barat saat ini hanya mampu memenuhi 0,30% kebutuhan konsumsi sagu (KPT) dan 0,27% kebutuhan ketersediaan sagu untuk dikonsumsi penduduk (KKP), sehingga sagu belum dapat menggantikan beras sebagai sumber karbohidrat. Namun ada beberapa Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produksi sagu di Provinsi Papua Barat, diantaranya; perluasan areal tanaman sagu secara intensif, penggunaan varietas unggul dalam budidaya sagu, pengelolaan hutan sagu yang baik, serta penggunaan teknologi dalam pengolahan sagu. Dalam jangka pendek kebutuhan konsumsi sagu perkapita penduduk Provinsi Papua Barat dapat dipenuhi melalui impor sagu dari daerah lain di Papua, diantaranya Kabupaten Sorong Selatan Provinsi Papua Barat Daya dan Kabupaten Nabire Provinsi Papua Tengah.</p> 2025-12-11T15:55:21+09:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian https://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1888 Strategi Pengembangan Sentra Agribisnis Kopi Arabika di Kecamatan Sitinjo Kabupaten Dairi Provinsi Sumatera Utara 2025-12-12T09:30:07+09:00 Ririn Alfida’Abi [email protected] Firman Raydav Lamtorsng Silalahi [email protected] Puji Wahyu Mulyani [email protected] <p>Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji faktor internal dan eksternal dalam strategi pengembangan sentra agribisnis kopi arabika di Kecamatan Sitinjo, Kabupaten Dairi, serta merumuskan strategi yang dapat diterapkan. Faktor internal meliputi perilaku pekebun, umur, pendidikan, luas lahan, pengalaman, penggunaan bibit unggul, sarana dan prasarana, serta kesesuaian lahan. Faktor eksternal meliputi harga jual, persaingan, kebijakan pemerintah, dan serangan hama penyakit. Analisis SWOT digunakan dengan pendekatan IFAS dan EFAS melalui wawancara, observasi, dan penyebaran kuesioner. Hasil menunjukkan bahwa kekuatan utama adalah perilaku pekebun dan kesesuaian lahan, sedangkan kelemahan utama adalah pendidikan dan penggunaan bibit unggul. Peluang utama adalah harga jual dan kebijakan pemerintah, sedangkan ancaman utama adalah serangan hama penyakit. Strategi pengembangan berada pada kuadran I dengan delapan strategi utama.</p> 2025-12-11T15:56:09+09:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian https://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1889 Sistematical Review: Penerapan Intercropping di Perkebunan Kelapa Sawit 2025-12-12T09:30:07+09:00 Pretty Luci Lumbanraja [email protected] Penny Chariti Lumbanraja [email protected] <p>Penelitian ini merupakan studi tinjauan sistematis (<em>systematical review</em>) mengenai penerapan intercropping pada perkebunan kelapa sawit di Indonesia. Kondisi masa tanaman belum menghasilkan (TBM) yang menyebabkan lahan sawit belum produktif dan petani kehilangan pendapatan utama. Intercropping sebagai solusi untuk meningkatkan produktivitas lahan, memperbaiki kesuburan tanah, sekaligus memberikan tambahan pendapatan bagi petani. Metode penelitian pendekatan SALSA (Search, Appraisal, Synthesis, and Analysis) dan PRISMA dalam pemilihan literatur. Sebanyak 51 publikasi yang diterbitkan periode 2019–2025 dianalisis untuk mendapatkan gambaran implementasi intercropping pada perkebunan sawit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Provinsi Riau merupakan wilayah dengan penerapan intercropping terbanyak, terutama dengan tanaman sela seperti jagung, kedelai, dan singkong pada areal kelapa sawit TBM. Analisis bibliometrik menghasilkan 29 kluster penelitian yang terbagi dalam tiga tema besar, yaitu aspek agronomis dan ekologi, aspek ekonomi dan sosial petani, serta aspek lingkungan dan keberlanjutan. Kesimpulan penelitian ini bahwa intercropping pada perkebunan kelapa sawit tidak hanya berdampak positif terhadap produktivitas dan konservasi tanah, tetapi juga berkontribusi pada kesejahteraan petani dan tujuan pembangunan berkelanjutan. Namun, riset yang belum sepenuhnya terintegrasi antara dimensi teknis, sosial, ekonomi, dan kebijakan. Oleh karena itu, diperlukan penelitian lanjutan dengan pendekatan yang lebih komprehensif serta dukungan kebijakan yang inklusif agar intercropping dapat menjadi strategi utama dalam pengembangan perkebunan kelapa sawit berkelanjutan di Indonesia<strong>.</strong></p> 2025-12-11T15:57:22+09:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian https://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1890 Uji Lapang Mesin Parut Sagu dengan Sistem Pemarutan Tanpa Pengupasan Kulit Batang di Distrik Masni Kabupaten Manokwari Provinsi Papua Barat 2025-12-12T09:30:07+09:00 Darma Darma [email protected] Risma U. Situngkir [email protected] Nikolas Awandoy [email protected] <p>Suatu protorype mesin pertanian perlu dilakukan pengujian pada kondisi yang sebenarnya (kondisi lapang) sebelum memasuki fase produksi.&nbsp; Penelitian ini bertujuan untuk menguji kinerja pada kondisi lapangan mesin parut sagu dengan system pemarutan tanpa pengupasan kulit batang.&nbsp; Uji lapang dilakukan di Kampung Masni, Distrik Masni Kabupaten Manokwari.&nbsp; Tahapan proses pengujian yang dilakukan adalah (a) penebangan pohon sagu siap panen, (b) pemotongan batang menjadi log-log sepanjang 1 m, (c) log-log batang sagu diangkut ke tempat pengolahan, (d) log-log sagu dibelah, (e) proses pemarutan, (f) ekstraksi pati dan&nbsp; (g) pengukuran kehilangan pati yang terikut pada ampas. Evaluasi kinerja mesin dilakukan dengan mengukur variabel (a) kapasitas pemarutan, (b) rendemen pati, (c) kehilangan pati pada ampas dan (d) konsumsi bahan bakar.&nbsp; Berdasarkan hasil pengujian diperoleh kinerja mesin pada kondisi lapang: (a) kapasitas pemarutan 565,49 kg/jam, (b) rendemen pati 41,88%, (c) kehilangan pati pada ampas 5,62% dan&nbsp; konsumsi bahan bakar 1,34 liter/jam.&nbsp; Selama pengujian, mesin berfungsi dengan baik tanpa adanya kendala teknis dan masyarakat bisa mengoperasikannya dengan mudah.</p> 2025-12-11T15:58:16+09:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian https://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1891 Inovasi Pengolahan dan Pemasaran Kopi untuk Mendukung Ketahanan Pangan dan Ekonomi Lokal 2025-12-12T09:30:07+09:00 Mutia Hidayati [email protected] Fadhilah Aini [email protected] Nurul Husna [email protected] <p>Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi inovasi penting dalam pengolahan dan pemasaran kopi yang dapat meningkatkan pendapatan petani serta mendukung ketahanan pangan dan ekonomi lokal. Metode yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus, melibatkan wawancara, observasi, dan analisis dokumentasi pada petani kopi serta pelaku usaha terkait di daerah penghasil kopi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan teknologi pengolahan modern dan pemanfaatan platform pemasaran digital secara signifikan memperbaiki kualitas produk kopi dan memperluas akses pasar, sehingga meningkatkan daya saing dan pendapatan petani. Namun, terdapat kendala terkait keterbatasan akses teknologi dan kurangnya pendampingan yang perlu diatasi melalui kolaborasi berbagai pihak. Implikasi dari penelitian ini menegaskan perlunya dukungan kebijakan dan program pembinaan berkelanjutan agar inovasi dapat diadopsi secara optimal, memperkuat ketahanan pangan dan ekonomi lokal secara berkelanjutan.</p> 2025-12-11T15:58:55+09:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian https://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1892 Supply Chain of Arabica Coffee in the Papua Highlands: A Case Study of Highland Roastery and Emas Hijau Cooperative 2025-12-12T09:32:50+09:00 Lucia Runggeari [email protected] Yafeth Wetipo [email protected] Dayu Rifanto [email protected] <p>Kopi merupakan salah satu komoditas unggulan pertanian di Indonesia yang berkontribusi signifikan terhadap perekonomian nasional. Salah satu varietas terbaik adalah kopi Arabika yang tumbuh di wilayah Pegunungan Papua. Untuk meningkatkan efisiensi rantai pasok kopi Arabika, terjalin kerja sama antara Koperasi Emas Hijau dan Highland Roastery dalam rangka mendorong produktivitas serta memperpendek jalur distribusi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis rantai pasok kopi Arabika, meliputi aliran produk, aliran keuangan, dan aliran informasi, serta mengevaluasi efisiensinya melalui perhitungan Farmer’s Share dengan studi kasus kolaborasi Koperasi Emas Hijau Papua dan Highland Roastery dalam pengelolaan kopi dari hulu hingga hilir. Metode yang digunakan mencakup pendekatan deskriptif kualitatif, studi literatur, serta analisis kuantitatif sederhana untuk menghitung Farmer’s Share. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin pendek rantai pasok, semakin besar pendapatan yang diterima petani. Hal ini tercermin dari nilai Farmer’s Share sebesar 43%, yang mengindikasikan bahwa rantai pasok kopi Arabika di Pegunungan Papua melalui kerja sama antara petani, Koperasi Emas Hijau, dan Highland Roastery tergolong efisien.</p> 2025-12-11T00:00:00+09:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian https://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1893 A Systematic Literature Review: Pemanfaatan Limbah Kelapa Sawit Dalam Sistem Biorefinery Sebagai Solusi Keberlanjutan Industri Sawit 2025-12-12T09:30:07+09:00 Wahyu Almizri [email protected] Yusuf Akhmad [email protected] <p>Industri kelapa sawit merupakan salah satu sektor strategis nasional yang berperan penting dalam mendukung ketahanan pangan dan energi Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis potensi pemanfaatan limbah kelapa sawit melalui pendekatan sistem <em>biorefinery</em> sebagai solusi keberlanjutan industri sawit sekaligus mendukung pelaksanaan Proyek Strategis Nasional (PSN) di bidang hilirisasi dan energi hijau. Metode penelitian yang digunakan adalah <em>Systematic Literature Review</em> (SLR), dengan menelaah 30 literatur ilmiah terbitan tahun 2016–2024 yang diperoleh dari basis data <em>ScienceDirect</em>, <em>SpringerLink</em>, <em>Google Scholar</em>, dan sumber nasional seperti BPDPKS dan Kementerian Pertanian. Proses analisis dilakukan secara deskriptif-kualitatif dengan meninjau pola temuan, inovasi teknologi, dan implikasi sosial ekonomi. Hasil kajian menunjukkan bahwa sistem <em>biorefinery</em> mampu mengonversi limbah sawit menjadi energi terbarukan (biogas, bioetanol), bahan kimia bernilai tambah (bioplastik, biochar), serta pupuk organik ramah lingkungan. Integrasi teknologi digital seperti <em>Internet of Things</em> (IoT) dan kecerdasan buatan (AI) meningkatkan efisiensi pengolahan limbah dan pengendalian emisi metana. Dengan demikian, penerapan <em>biorefinery</em> pada industri sawit tidak hanya menjawab isu lingkungan, tetapi juga menjadi instrumen strategis dalam mewujudkan swasembada pangan dan energi berkelanjutan di Indonesia.</p> 2025-12-11T16:00:31+09:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian https://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1894 Hubungan Antara Kondisi Lingkungan dengan Insidensi Penyakit Alur Bidang Sadap Karet (Hevea brasiliensiss) di PTPN VII Unit Padang Pelawi Bengkulu 2025-12-12T09:30:07+09:00 Tunjung Pamekas [email protected] Hendri Bustamam [email protected] Usman Kris Joko Suharjo [email protected] Fita Huljannah [email protected] <p>Indonesia menjadi salah satu negara produsen karet terbesar di dunia, namun produksi karet Indonesia menurun,&nbsp; salah-satunya disebabkan oleh penyakit alur bidang sadap karet. Tujuan dari penelitian ini adalah mengevaluasi hubungan antara kondisi lingkungan dengan insidensi penyakit alur bidang sadap karet.&nbsp; Penelitian&nbsp; dilaksanakan pada&nbsp; Desember 2023-April 2024 di PTPN VII Unit Padang Pelawi. Bengkulu.&nbsp; Sampel diambil dari 9 lokasi pertanaman karet dengan tahun tanam berbeda dengan&nbsp; menggunakan metode <em>random sampling on diagonal</em>. Pengamatan dilakukan terhadap insidensi penyakit alur bidang sadap .berdasarkan gejala serangan dan kondisi lingkungan sekitar tanaman karet.&nbsp; Hasil penelitian&nbsp; menunjukkan&nbsp; bahwa ditemukan gejala penyakit kering alur sadap (KAS), kanker garis, <em>bark nekrosis</em>, dan <em>mouldy rot </em>pada tanaman karet di setiap afdeling sample dengan insidensi penyakit 12,25 – 20,5%.&nbsp; Tingkat insidensi penyakit berkaitan erat dengan kondisi lingkungan di sekitar tanaman karet.&nbsp;&nbsp; Pengelolaan lingkungan tanaman karet yang baik sangat diperlukan untuk menurunkan tingta insidensi penyakit alur bidang sadap.</p> 2025-12-11T16:02:13+09:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian https://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1895 Multipersepsi Program Strategis Nasional: Peremajaan Sawit Rakyat sebagai Instrumen Pemberdayaan Masyarakat Perkebunan Kelapa Sawit dalam Mendukung Swasembada Pangan 2025-12-12T09:30:06+09:00 Heru Wansyah Harahap [email protected] Benita Valda Nabila [email protected] Syamuddin Harahap [email protected] <p>Program Strategis Nasional (PSN) mencakup berbagai kebijakan prioritas pemerintah yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan memperkuat ketahanan ekonomi nasional. Salah satu program yang menjadi sorotan adalah Program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR), yang dipandang sebagai instrumen penting untuk pemberdayaan masyarakat perkebunan melalui peningkatan produktivitas dan penguatan kelembagaan petani kelapa sawit. Industri kelapa sawit memiliki peran strategis dalam perekonomian Indonesia, di mana sekitar 16,5 juta orang bekerja secara langsung maupun tidak langsung di sektor ini, atau sekitar 6,11% dari total penduduk Indonesia yang mencapai 270 juta jiwa. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji berbagai sudut pandang atau multipersepsi terhadap pelaksanaan PSR sebagai alat pemberdayaan masyarakat dalam mendukung tercapainya swasembada pangan nasional. Metode yang digunakan adalah pendekatan deskriptif kualitatif berbasis kajian literatur dan analisis dokumen kebijakan tanpa pengambilan data primer. Data sekunder diperoleh dari publikasi pemerintah, jurnal ilmiah, dan laporan lembaga terkait pelaksanaan PSR. Hasil kajian menunjukkan bahwa PSR dipersepsikan sebagai upaya strategis dalam meningkatkan kesejahteraan petani, memperkuat kelembagaan ekonomi lokal, serta mendorong ketahanan pangan melalui optimalisasi pemanfaatan lahan perkebunan. Namun demikian, tantangan administratif, keterbatasan pembiayaan, dan lemahnya pendampingan teknis masih menjadi kendala utama dalam implementasinya. Dengan demikian, PSR berpotensi menjadi instrumen efektif pemberdayaan masyarakat perkebunan sekaligus pilar penting dalam mendukung swasembada pangan nasional.</p> 2025-12-11T16:02:55+09:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian https://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1896 Pengaruh Komposisi Media Tanam Cocopeat dan TKKS (Tandan Kosong Kelapa Sawit) terhadap Pertumbuhan Bibit Kakao (Theobroma cacao L.) 2025-12-12T09:30:06+09:00 Rastia Ahlan Juniandar [email protected] Krisna Margaretta Malau [email protected] Barba Nelfie Hebby Sopacua [email protected] <p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jika komposisi media tanam tanah yang ditambahkan dengan <em>Cocopeat</em> dan TKKS berpengaruh terhadap pertumbuhan bibit kakao dan menentukan kombinasi terbaik TKKS dan <em>Coccopeat</em> di pembibitan kakao. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan perlakuan P0 = 100 % tanah, P1 = 0% TKKS + 10% <em>Cocopeat</em> + 90% tanah, P2 = 2% TKKS + 8% <em>Cocopeat</em> + 90% tanah, P3 = 4% TKKS + 6% <em>Cocopeat</em> + 90% tanah, P4 = 6% TKKS + 4% <em>Cocopeat</em> + 90% tanah, P5 = 8% TKKS + 2% <em>Cocopeat</em> + 90% tanah, P6 = 10% TKKS + 0% <em>Cocopeat</em> + 90% tanah.&nbsp; Parameter yang diamati tinggi tanaman, diameter batang, jumlah daun, panjang akar. Hasil pengamatan menunjukan P4 = 6% TKKS + 4% <em>Cocopeat</em> + 90% tanah dan&nbsp;&nbsp; P2 = 2% TKKS + 8% <em>Cocopeat</em> + 90% tanah memberikan pengaruh berbeda nyata pada tinggi tanaman dari 5 MST - 11 MST. Perlakuan kombinasi TKKS dan <em>Cocopeat</em> pada parameter diameter batang, jumlah daun, panjang akar tidak memberikan pengaruh yang nyata. Namun perlakuan 6% TKKS + 4% <em>Cocopeat</em> + 90% tanah dan perlakuan 2% TKKS + 8% <em>Cocopeat</em> + 90% tanah secara terus menerus memberikan nilai tertinggi di banding perlakuan lainnya pada setiap parameter yang diamati.</p> 2025-12-11T16:03:56+09:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian https://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1897 Pengaruh Penambahan Tween 80 terhadap Karakteristik Bioplastik dari Pati Sagu (Metroxylon sagu Rottb) 2025-12-12T09:30:06+09:00 Nadia Nirmala Sari [email protected] Ulyarti Ulyarti [email protected] Diana Pebriani Daulay [email protected] <p>Permasalahan limbah plastik konvensional yang sulit terurai mendorong pengembangan bioplastik berbasis bahan alam yang ramah lingkungan dan dapat diperbarui. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan Tween 80 terhadap karakteristik bioplastik dari pati sagu (Metroxylon sagu Rottb.) serta menentukan konsentrasi Tween 80 terbaik yang menghasilkan sifat fisik bioplastik optimal. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Analisis dan Pengolahan Hasil Pertanian serta Laboratorium Pusat Studi Energi dan Nanomaterial Universitas Jambi pada Desember 2024–Februari 2025. Metode yang digunakan yaitu Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan enam perlakuan konsentrasi Tween 80 (0; 0,25; 0,5; 0,75; 1; dan 1,25 ml) terhadap 4,5 g pati sagu dan 2 ml gliserol. Parameter yang diamati meliputi kuat tarik (tensile strength), elongasi, ketebalan, ketahanan air, dan laju transmisi uap air (WVTR). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan Tween 80 berpengaruh nyata terhadap semua parameter, kecuali kuat tarik. Semakin tinggi konsentrasi Tween 80, nilai elongasi, ketebalan, dan WVTR meningkat, sedangkan ketahanan air menurun. Konsentrasi Tween 80 sebesar 1 ml menghasilkan karakteristik bioplastik yang seimbang antara elastisitas, ketebalan, dan ketahanan air. Penelitian ini menunjukkan bahwa Tween 80 dapat meningkatkan sifat fisik bioplastik berbasis pati sagu dan berpotensi dikembangkan sebagai bahan kemasan ramah lingkungan.</p> 2025-12-11T16:05:06+09:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian https://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1898 Persepsi Petani tentang Pengembangan Budidaya Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq) dengan Tanaman Sela Jagung (Zea mays) di Desa Macuan, Kab. Manokwari, Prov. Papua Barat 2025-12-12T09:30:06+09:00 Krisna Margaretta Malau [email protected] Hielarion Amatus Fatubun [email protected] Carolina Diana Mual [email protected] <p>Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis persepsi petani terhadap pengembangan budidaya kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) dengan tanaman sela jagung (Zea mays) serta mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhinya di Desa Macuan, Kecamatan Masni, Kabupaten Manokwari, Papua Barat. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan kuesioner menggunakan skala Likert. Sebanyak 14 petani yang mengintegrasikan tanaman sela jagung menjadi informan utama dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi petani terhadap sistem tanaman sela jagung secara umum berada dalam kategori “setuju” dengan rata-rata skor 3,8 dari skala 5. Faktor sosial, ekonomi, dan lingkungan menjadi aspek utama yang memengaruhi persepsi tersebut. Petani menilai sistem tumpangsari sawit-jagung mampu meningkatkan efisiensi lahan, memberikan tambahan pendapatan, serta menciptakan peluang kerja baru bagi keluarga dan masyarakat sekitar. Meskipun demikian, minat generasi muda terhadap sistem ini masih tergolong rendah. Diperlukan dukungan lebih lanjut dalam bentuk penyuluhan, pelatihan, dan kebijakan pemerintah untuk meningkatkan pemahaman, partisipasi, dan keberlanjutan sistem tanaman sela jagung di wilayah tersebut.</p> 2025-12-11T16:05:51+09:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian https://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1899 Perbanyakan Musuh Alami Parasitoid (Leefmansia bicolor) dengan Menggunakan Inang Telur Belalang Pedang (Sexava nubila Stal.) sebagai Agen Pengendali Hayati Hama Tanaman Kelapa 2025-12-12T09:30:06+09:00 Ahmad Nur Ramadhani [email protected] Carolina Diana Mual [email protected] Indrawati Indrawati [email protected] <p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui usia telur&nbsp; inang&nbsp; <em>Sexava nubila</em> yang dapat menentukan tingkat parasitasi dari parasitoid Leefmansia bicolor dan mengetahui suhu terbaik untuk mengoptimalkan tingkat parasitasi dari parasitoid <em>Leefmansia bicolor</em>. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) 2 faktorial dengan Faktor I yaitu usia telur inang (S) terdiri dari 3 taraf yaitu: S1: Telur <em>Sexava</em> berusia 1 - 7 hari S2: Telur <em>Sexava</em> berusia 8 – 14 hari S3: Telur <em>Sexava</em> berusia 15 - 21 hari dan Faktor II Media parasitasi terdiri dari 2 taraf, P1: di dalam <em>Test Tube</em> dan P2: tanpa <em>Test Tube</em> yang diulang sebanyak 4 kali. Data yang diperoleh dianalisis secara ANOVA, selanjutnya jika terdapat pengaruh perlakuan terhadap parameter yang diamati, maka dilanjutkan dengan uji lanjut DMRT 5%. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Usia telur 8 – 14 hari tanpa <em>Test tube</em> dan 15 – 21 hari di dalam <em>Test Tube</em> merupakan usia telur <em>Sexava nubila</em> terbaik untuk diparasitasi oleh <em>Leefmansia bicolor</em>. Suhu optimal parasitasi berada di kisaran 29,6 - 29,8°C pada usia telur 8 – 14 hari tanpa <em>Test Tube</em> yang memberikan tingkat parasitasi 85% dan pada usia telur 15 – 21 hari di dalam <em>Test Tube</em> yang memberikan tingkat parasitasi 75%.</p> 2025-12-11T16:06:32+09:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian https://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1900 Efektivitas Ekstrak Daun Pepaya dan Air Cucian Beras dalam Pengendalian Hama Penggerek Buah Kakao (Conopomorpha cramerella) 2025-12-12T09:30:06+09:00 Muhammad Fadhil Isham Darmawan [email protected] Andi Hanin Bangki Adzakira S. K. [email protected] Marliyah Emmilia Sau [email protected] Muhammad Raehan Erlangga [email protected] Akmal Aditya M. [email protected] Erniwati Erniwati [email protected] <p>Penelitian ini mengevaluasi efektivitas kombinasi ekstrak daun pepaya (<em>Carica papaya L.</em>) dan air cucian beras sebagai pestisida nabati terhadap hama penggerek buah kakao (<em>Conopomorpha cramerella</em>). Penelitian dilaksanakan di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan empat perlakuan konsentrasi: P0 (kontrol), P1 (30%), P2 (40%), dan P3 (50%), masing-masing diulang tiga kali. Ekstrak diperoleh melalui maserasi etanol 70% dan dicampur dengan air cucian beras serta surfaktan Tween 80. Parameter yang diamati meliputi persentase serangan buah dan biji kakao, dianalisis dengan ANOVA satu arah dan uji LSD 5%. Hasil menunjukkan tidak terdapat pengaruh signifikan antarperlakuan (p &gt; 0,05), namun konsentrasi 50% memperlihatkan tren penurunan serangan. Senyawa aktif seperti papain, karpain, flavonoid, dan saponin berperan sebagai <em>antifeedant </em>dan racun kontak, sedangkan air cucian beras berfungsi sebagai perekat alami yang meningkatkan daya lekat larutan pada permukaan tanaman. Kombinasi kedua bahan ini berpotensi dikembangkan sebagai pestisida nabati ramah lingkungan yang mendukung Pengendalian Hama Terpadu (PHT) dan praktik pertanian berkelanjutan.</p> 2025-12-11T16:07:15+09:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian https://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1901 Pengaruh Aplikasi Biochar Kulit Kakao pada Berbagai Suhu Pirolisis terhadap Pertumbuhan Vegetatif Tebu Varietas Bululawang 2025-12-12T09:30:06+09:00 Farhan Abiyyu Lubis [email protected] Anna Kusumawati [email protected] <p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas biochar kulit kakao pada suhu pirolisis berbeda terhadap pertumbuhan vegetatif tebu varietas Bululawang yang ditanam pada tanah Grumusol di Wedomartani, Yogyakarta. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya produktivitas tebu akibat sifat fisik tanah Grumusol yang liat berat dan kemampuan aerasi yang rendah. Biochar sebagai bahan pembenah tanah digunakan untuk memperbaiki struktur, meningkatkan ketersediaan unsur hara, serta mendukung pertumbuhan tanaman secara berkelanjutan. Penelitian dilaksanakan selama tujuh bulan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan tiga perlakuan, yaitu B0 (tanpa biochar), B3 (biochar kulit kakao suhu pirolisis 300 °C), dan B5 (biochar kulit kakao suhu pirolisis 500 °C), masing-masing diulang sebanyak sembilan kali sehingga diperoleh 27 satuan percobaan. Parameter yang diamati meliputi tinggi tanaman, diameter batang, jumlah daun, jumlah ruas, jumlah anakan, panjang akar, serta berat segar organ tanaman.Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan B3 memberikan pertumbuhan vegetatif terbaik dibandingkan B0 dan B5. Suhu pirolisis 300 °C menghasilkan biochar dengan struktur pori dan kandungan hara yang lebih seimbang, sehingga lebih efektif memperbaiki sifat fisik-kimia tanah Grumusol. Sementara itu, biochar suhu tinggi (500 °C) cenderung kehilangan senyawa volatil yang berperan dalam ketersediaan hara. Secara keseluruhan, penggunaan biochar kulit kakao suhu pirolisis 300 °C terbukti meningkatkan pertumbuhan vegetatif tebu varietas Bululawang dan berpotensi diterapkan dalam pengelolaan lahan tebu berkelanjutan di wilayah Yogyakarta.</p> 2025-12-11T16:08:02+09:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian https://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1902 Implementasi Algoritma Machine Learning untuk Deteksi Penyakit Daun Tebu: Analisis Perbandingan Kinerja 2025-12-12T09:30:06+09:00 Agus Wantoro [email protected] Dwi Feriyanto [email protected] Arry Verdian [email protected] Rakhmat Dedi Gunawan [email protected] <p>Tebu merupakan komoditas perkebunan penting yang menjadi bahan baku utama industri gula nasional. Produktivitas tebu sangat dipengaruhi oleh serangan penyakit daun seperti karat daun, bercak daun, dan mozaik tebu, yang dapat menurunkan hasil panen secara signifikan. Identifikasi penyakit secara manual oleh tenaga ahli masih menjadi kendala karena sifatnya subjektif, memerlukan waktu lama, serta sulit dilakukan pada area perkebunan yang luas. Untuk mengatasi hal tersebut, diperlukan teknologi seperti algoritma Machine Learning (ML). Tujuan penelitian ini bertujuan membandingkan kinerja dan kompleksitas komputasi beberapa algoritma klasifikasi citra digital dalam mendeteksi penyakit daun tebu secara otomatis. Metode penelitian meliputi pengumpulan dataset citra daun tebu, pra-pemrosesan, ekstraksi citra, serta penerapan beberapa algoritma klasifikasi seperti Naive Bayes (NB), Support Vector Machine (SVM), k-Nearest Neighbor (KNN), Random Forest (RF), dan Neural Network (NN). Setiap algoritma dievaluasi berdasarkan akurasi, precision, recall, serta kompleksitas komputasi yang diukur melalui waktu komputasi (train). Hasil pengujian kinerja menunjukkan bahwa algoritma NN memberikan akurasi tertinggi, sedangkan algoritma Random Forest (RF) lebih efisien secara komputasi. Temuan ini akan memberikan kontribusi penting dalam pengembangan sistem deteksi penyakit daun tebu berbasis citra digital yang akurat dan efisien, sebagai bagian dari penerapan pertanian presisi (precision agriculture) di Indonesia.</p> 2025-12-11T16:08:44+09:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian https://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1903 Studi Docking Senyawa Aktif Bunga Kelapa Sawit terhadap DNA Gyrase Topoisomerase-II dan Lipid Binding Protein untuk Skrining Antibakteri dan Antijamur 2025-12-12T09:30:06+09:00 Syahidah Asma Amanina [email protected] Gempur Irawan Supena Putra [email protected] Ivo Mailisa [email protected] <p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi senyawa estragol, anethole, anisole, methyl eugenol, ethyl oleate, 1-Octanamine N-methyl bunga kelapa sawit sebagai penghambat reseptor DNA gyrase dan lipid binding protein. Melalui penelitian ini dilakukan prediksi interaksi pengikatan molekuler dengan menggunakan perangkat lunak yaitu PyMOL (Schrödinger, United States), AutoDockTools Ver 1.5.7 (Molecular Graphic Laboratory, The Scripps Research Institute, United States), dan BIOVIA Discovery Studio 2021 (Dassault Systèmes, France). Hasil validasi metode docking mendapatkan nilai RMSD yang tergolong baik (&lt; 2Å). Nilai energi ikatan bebas (∆G) terendah dari senyawa volatil bunga sawit pada reseptor DNA gyrase berturut-turut yaitu kompleks reseptor dengan ligan anethole (-5.23 kkal/mol), methyl eugenol (-5.15 kkal/mol), estragol (-4.93 kkal/mol), 1-octanamine, n-methyl (-4.27 kkal/mol), ethyl oleate (-4.11 kkal/mol), dan anisole (-3.97 kkal/mol). Nilai energi ikatan bebas (∆G) terendah dari senyawa volatil bunga sawit pada reseptor lipid binding protein berturut-turut yaitu kompleks reseptor dengan ligan methyl eugenol (-5.61 kkal/mol), anethole (-5.51 kkal/mol), ethyl oleate (-5.49 kkal/mol), estragol (-5.29 kkal/mol), anisole (-4.31 kkal/mol), 1-octanamine, n-methyl (-3.89 kkal/mol). Clorobiocin dan picolinamide sebagai kontrol positif memiliki nilai energi ikatan bebas (∆G) yang lebih rendah terhadap DNA gyrase dan lipid binding protein sebesar -5.88 kkal/mol dan -8.10 kkal/mol berturut-turut.</p> 2025-12-11T16:09:28+09:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian https://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1904 Inovasi Rainguard dari Bahan Daur Ulang untuk Meningkatkan Produktivitas dan Kualitas Lateks Tanaman Karet 2025-12-12T09:30:06+09:00 Yudha Pratama Wibowo [email protected] Mudita Oktorina Nugrahani [email protected] Akhmad Rouf [email protected] <p>Tantangan utama dalam usaha tani karet adalah fluktuasi produktivitas akibat curah hujan tinggi yang berimbas pada kualitas lateks. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kebutuhan solusi yang efisien dari sisi agronomi (peningkatan produksi) dan ekonomi (kelayakan usaha). Penelitian dilaksanakan selama 2 bulan, yaitu dari Januari hingga Februari 2023, di Kebun Percobaan Unit Bogor-Getas, Kabupaten Semarang, pada tanaman karet TM (Tanaman Menghasilkan) dengan jarak tanam 6 x 3-meter pada panel BO-2. Tujuan penelitian adalah menganalisis efektivitas inovasi <em>rainguard</em> dari bahan daur ulang terhadap peningkatan produktivitas dan keuntungan bersih. Lima perlakuan <em>rainguard</em> (R2: Ban Bekas, R3: Botol Bekas, R4: <em>Styrofoam</em>, R5: Sedotan) dibandingkan dengan Kontrol (R1: tanpa <em>rainguard</em>) dengan frekuensi sadap 15 kali/bulan. Hasil analisis menunjukkan peningkatan signifikan pada produktivitas lateks. Perlakuan R2 (Rainguard Ban Bekas) mencatatkan produktivitas tertinggi sebesar 59,1, jauh melampaui Kontrol (42.9 g/pohon/sadap). Dari aspek ekonomi, perlakuan R2memberikan Keuntungan Bersih tertinggi, yaitu Rp 7.707.040 per bulan, dengan nilai kelayakan usaha R/C Ratio 8,34. Seluruh perlakuan <em>rainguard</em> daur ulang memiliki R/C Ratio &gt; 1, membuktikan bahwa inovasi ini efektif secara agronomi dan merupakan strategi ekonomi yang sangat menguntungkan di lokasi penelitian.</p> 2025-12-11T16:10:23+09:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian https://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1905 Faktor – Faktor yang Berpengaruh terhadap Perilaku Pekebun dalam Menerapkan Pemanenan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Sesuai Good Handling Practices (GHP) di Kecamatan Lirik Kabupaten Indragiri Hulu 2025-12-12T09:30:06+09:00 Nicolaus Gurning [email protected] Azis Herdiyanto Riyadi [email protected] Puji Wahyu Mulyani [email protected] <p>Pekebun kelapa sawit di Kecamatan Lirik melakukan pemanenan kelapa sawit tanpa memperhatikan standar panen mulai dari persiapan panen sampai dengan cara panen yang tidak tepat. Hal ini mengakibatkan turunnya produksi dan rendahnya rendemen minyak kelapa sawit. Selama ini pekebun untuk mengetahui buah matang panen yaitu dengan mengikis ujung buah kelapa sawit yang ditandai dengan warna orange pada daging buah. Pengkajian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis perilaku pekebun dalam menerapkan pemanenan kelapa sawit sesuai GHP. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Lirik, Kabupaten Indragiri Hulu, Provinsi Riau, selama periode Maret hingga Juli 2025. Metode pengumpulan data yang digunakan meliputi observasi, wawancara, dan dokumentasi dengan bantuan kuesioner yang telah melewati uji validitas dan reliabilitas. Sementara itu, analisis data dilakukan dengan menggunakan skala Likert dan regresi linier berganda. Teknik penentuan sampel dalam pengkajian ini simple random sampling menggunakaan rumus slovin sehingga diperoleh 60 orang. Hasil pengkajian ini menunjukkan perilaku pekebun dalam menerapkan pemanenan kelapa sawit sesuai <em>Good Handling Practices</em> (GHP) berada dalam kategori cukup sesuai yaitu 66,82%. Dari hasil analisis regresi linier berganda, diperoleh bentuk persamaan sebagai berikut Y = 18,896 – 0,135X₁ + 0,548X₂ – 6,196X₃ + 0,611X₄ + 3,234X₅ + 2,547X₆ + 0,510X₇ + 0,277X₈. Selain itu, uji lanjut menggunakan uji simultan (f) semua variabel X berpengaruh signifikan, kemudian uji parsial (t) menunjukkan bahwa variabel luas lahan (X<sub>3</sub>) pengalaman (X<sub>4</sub>) pendapatan (X<sub>5</sub>) sumber informasi (X<sub>6</sub>) peran kelompok tani (X<sub>7</sub>) dan peran penyuluh (X<sub>8</sub>).</p> 2025-12-11T16:11:04+09:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian https://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1906 Tingkat Adopsi Panen Kelapa Sawit Sesuai Good Handling Practices (GHP) oleh Petani di Kecamatan Sungai Aur Kabupaten Pasaman Barat 2025-12-12T09:30:06+09:00 Nursofa Nursofa [email protected] Rahmi Eka Putri [email protected] Puji Wahyu Mulyani [email protected] <p>Penelitian ini focus pada Tingkat Adopsi Panen Kelapa Sawit Sesuai <em>Good Handling Practices</em> (GHP) Oleh Petani di Kecamatan Sungai Aur Kabupaten Pasaman Barat. Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji tingkat penerapan dan factor-faktor yang mempengaruhi panen kelapa sawit sesuai <em>Good Hanling Practices</em> (GHP) oleh petani di Kecamatan Sungai Aur Kabupaten Pasaman Barat. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan angket (kuisoner) yang sudah di uji validitas dan reliabilitasnya. Analisis data menggunakan skala likert dan regresi linear. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat adopsi panen kelapa sawit sesuai <em>Good Handling Practices</em> (GHP) oleh petani tinggi yaitu 70 persen. Persamaan regresi linear berganda menunjukkan bahwa luas lahan, pendidikan, pendapatan, karakteristik inovasi, peran kelompok tani, peran penyuluhan lapangan memiliki pengaruh signifikan terhadap tingkat adopsi. Kesimpulannya, faktor-faktor tersebut berperan penting dalam meningkatkan penerapan panen kelapa sawit sesuai <em>Good Handling</em> <em>Practices</em> (GHP) oleh petani.</p> 2025-12-11T16:11:46+09:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian https://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1907 Respons Sifat Kimia Tanah terhadap Pemberian Biochar Kulit Kakao sebagai Soil Amandement di Tanah Grumosol 2025-12-12T09:30:06+09:00 F. Riil Salsabila [email protected] Anna Kusumawati [email protected] <p>Tanah Grumosol adalah jenis tanah yang banyak mengandung liat sehingga mampu menyimpan unsur hara, tetapi sering mengikat fosfor (P) dan kalium (K). Akibatnya, tanaman sulit menyerap kedua unsur tersebut walaupun jumlahnya ada di dalam tanah. Limbah kulit kakao dapat diolah menjadi biochar (arang hayati) dan digunakan untuk memperbaiki tanah karena dapat meningkatkan pH, menambah karbon organik, dan membantu menjaga unsur hara agar tidak hilang. Namun, sifat biochar sangat dipengaruhi oleh suhu pembuatannya. Penelitian ini bertujuan mengetahui bagaimana reaksi tanah Grumosol setelah diberi biochar kulit kakao yang dibuat pada dua suhu berbeda, yaitu 300°C dan 500°C, dengan jumlah biochar yang sama di setiap perlakuan. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan tiga perlakuan: tanpa biochar (kontrol), biochar 300°C, dan biochar 500°C; masing-masing diulang empat kali. Pengamatan dilakukan pada pH tanah, karbon organik, nitrogen total, fosfor tersedia, dan kalium tersedia, sebelum dan sesudah perlakuan. Hasil penelitian diharapkan dapat menjelaskan apakah biochar kulit kakao mampu mengurangi pengikatan P dan K oleh tanah Grumosol, meningkatkan ketersediaan hara bagi tanaman, serta memengaruhi kemampuan tanah menyimpan unsur hara. Penelitian ini sekaligus mengisi kekurangan penelitian sebelumnya mengenai penggunaan biochar kulit kakao pada tanah liat berat seperti Grumosol.</p> 2025-12-11T16:12:37+09:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian