Pengaruh Cekaman Kekeringan pada Fase R1-R4 terhadap Kualitas Benih Kedelai Kultivar Dering 1
Abstract viewed : 388 times, PDF downloaded : 320 times
Abstract
Cekaman pada fase kritis tanaman mempengaruhi tumbuh kembang hingga hasil tanaman. Pada tanaman kedelai, salah satu fase kritisnya adalah fase reproduktif R1-R4. Cekaman ini memungkinkan berpengaruh terhadap kualitas hasil dan benih. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas benih yang mengalami cekaman pada fase R1-R4. Penelitian ini dilaksanakan pada Desember 2020 – April 2021 di rumah plastik laboratorium kultur terkendali dan laboratorium teknologi benih Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran Jatinangor. Penelitian ini membandingkan 2 perlakuan kapasitas lapang untuk mengetahui respon dari tanaman kedelai (100% dan 40%). Kultivar yang digunakan adalah kultivar dering 1 yang diketahui memiliki keunggulan toleran kekeringan pada fase tumbuh kembangnya. Uji-t digunakan untuk membandingkan dua kondisi ketersediaan air pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kualitas benih pada dua kondisi ketersediaan air pada karakter bobot 100 biji, bobot kering kecambah normal dan keserempakan tumbuh.
References
Advinda, L. (2018). Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. D.I.Y: Deepublish.
Alqudah A.M., Samarah N.H., Mullen R.E. (2011) Drought Stress Effect on Crop Pollination, Seed Set, Yield and Quality. Dalam: Lichtfouse E. (eds) Alternative Farming Systems, Biotechnology, Drought Stress and Ecological Fertilisation. Sustainable Agriculture Reviews, 6. Springer, Dordrecht.
Badan Pusat Statistik. (2020). Impor Kedelai Menurut Negara Asal Utama. Diakses pada 25 Oktober 2022 dari https://www.bps.go.id/statictable/2019/02/14/2015/impor-kedelai-menurut-negara-asal-utama-2010-2019.html
Delouche, J. C. (1980). Environmental Effects on Seed Development and Seed Quality. HortScience, 775-780.
Dogan, E., Kirnak, H., & Copur, O. (2007). Deficit Irrigations During Soybean Reproductive Stages and CROPGRO-soybean Simulations Under Semi-Arid Climatic Conditions. Field Crops Research, (103), 154-159.
Ebone, L. A., Caverzan, A., Tagliari, A., Chiomento, J. L., Silveira, D. C., & Chavarria, G. (2020). Soybean Seed Vigor: Uniformity and Growth as Key Factors to Improve Yield. Agronomy, 10(4), 545.
Egli, D. (1993). Relationship of Uniformity of Soybean Seedling Emergence to Yield. Journal of Seed Technology, 17, 22-28.
Firsta, E. R., & Saputro, T. B. (2018). Respon Morfologi Kedelai (Glycine max L.) Varietas Anjasmoro Hasil Iradiasi Sinar Gamma pada Cekaman Genangan. Jurnal Sains dan Seni ITS, 7(2), 80-87.
Ginting, E., & Tastra, I. K. (2013). Standar Mutu Biji Kedelai. Kedelai: teknik produksi dan pengembangan.[Internet].[diunduh 2022 Sep 5]. Bogor (ID): Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Tersedia dari: http://balitkabi. litbang. pertanian. go. id/wp-content/uploads/2016/03/dele_19. erli_. pdf.
Kandil, A., Sharief, A. E., & Sheteiwy, M. (2013). Seedling Parameters of Soybean Cultivars as Influenced with Seed Storage Periods, Conditions and Materials. International Journal of Agricultural Science, 5, 330-338.
Kementerian Pertanian. (2019). Produksi Kedelai Menurut Provinsi, 2014-2018. Diakses pada 5 Januari 2023, dari https://www.pertanian.go.id/home/?show=page&act=view&id=61
Ivers, D. R., & Fehr, W. R. (1978). Evaluation of the Pure-line Family Method for Cultivar Development. Crop Science 18, 541-544.
Kurnia, T. D., Pudjihartati, E., & Hasan, L. T. (2016). Bio-Priming Benih Kedelai (Glycine Max (L.) Merrill) untuk Meningkatkan Mutu Perkecambahan. Biota, 1(2), 62-67.
Nurhayati. (2009). Pengaruh Cekaman Air pada Dua Jenis Tanah terhadap Pertumbuhan dan Hasil Kedelai (Glycine max (L.) Merril). Jurnal Floratek, 4, 55-64.
Pejić, B., Maksimović, L., Cimpeanu, S., Bucur, D., Milić, S., & Ćupina, B. (2011). Response of Soybean to Water Stress at Specific Growth Stages. Journal of Food, Agriculture & Environment, 9(1), 280-284.
Ramadhani, E. (2020). Aplikasi Pupuk Organik Cair dari Limbah Pertanian dan Perumahan terhadap Produktivitas Kedelai. Jurnal Triton, 11(1), 58-64.
Rusmana, Ningsih, E. P., & Justika, A. (2020). Growth and Yield of Various Soy Varieties (Glycine max L. Merr.) on Drought Stress. Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem, 8, 228-235.
Rusdiana, O., Fakuara, Y., Kusmana, C., & Hidayat, Y. (2000). Respon Pertumbuhan Akar Tanaman Sengon (Paraserianthes falcataria) terhadap Kepadatan dan Kandungan Air Tanah dan Podsolik Merah Kuning. Jurnal Manajemen Hutan Tropika, 6, 43-53.
Rusmin, D., Darwati, I., Suwarno, F. C., & Ilyas, S. (2016). Viabilitas Benih Purwoceng (Pimpinella pruatjan) pada Berbagai Perlakuan Stimulasi Perkecambahan. Bul. Littro, 27(2), 115-122.
Shaumiyah, F., Damanhuri, & Basuki, N. (2014). Pengaruh Pengeringan terhadap Kualitas Benih Kedelai. Jurnal Produksi Tanaman, 2(5), 388-394.
Smiciklas, K., Mullen, R., Carlson, R., & Knapp, A. (1992). Soybean Seed Quality Response to Drought Stress and Pod Position. Agronomy Journal, 84(2), 166-170.
Sugiantari, N. N., Raka, I., & Utami. (2017). Uji Mutu Benih Kedelai (Glycine max L. Merril) Varietas Grobogan yang Diproduksi dengan Aplikasi 10 Isolat PGPR. Agrotrop, 7(2), 199-209.
Turner, N. C., & Burch, G. J. (1983). role of water in plants. Crop-water relations/diedit oleh ID Teare, MM Peet.
Vieira, R. D., Neto, A. S., Bittencourt, S. R., & Panobianco, M. (2004). Electrical Conductivity of the Seed Soaking Solution and Soybean Seedling Emergence. Scientia Agricola, 61(2).
Wei, Y., Jin, J., Jiang, S., Ning, S., & Liu, L. (2018). Quantitative Response of Soybean Development and Yield to Drought Stress during Different Growth Stages in the Huaibei Plain, China. Agronomy, 8, 97.
Windia, E. S., Sumadi, & Nuraini, A. (2018). Pengaruh Pemberian Agen Hayati pada Benih dan Pupuk Bokashi terhadap Mutu Fisiologis Benih Kedelai (Glycine max L. (Merill)) Kultivar Grobogan. AGROLOGIA, 7(1), 24-31.
Zakaria, A. K. (2010). Program Pengembangan Agribisnis Kedelai dalam Peningkatan Produksi dan Pendapatan Petani. Jurnal Litbang Pertanian, 147.