Respon Pemberian Biochar Kayu dan Abu Kayu terhadap Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq) di Pre-Nursery
Abstract viewed : 251 times, PDF downloaded : 341 times
Abstract
Biochar dan abu kayu dikenal sebagai bahan pembenah tanah yang efektif memperbaiki tanah sebagai media tanam. Bahan pembenah tersebut dapat menjadi alternatif tambahan dalam pebibitan tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) yang saat ini masih menjadi tanaman andalan sebagai bahan baku industri minyak agar ketergantungan terhadap pupuk anorganik dapat berkurang. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui respon pertumbuhan bibit kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) terhadap pemberian biochar kayu dan abu kayu. Penelitian dilaksanakan di Wedomartani, Kabupaten Sleman, Yogyakarta pada bulan Maret – Juni 2022 menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) non faktorial 9 perlakuan dengan 4 ulangan. Parameter yang diamati terdiri dari kondisi tanah (kadar air, C-Organik, N total, P2O5, K2O dan pH) dan pertumbuhan tanaman (tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang, panjang akar, berat segar dan berat kering). Analisa dilakukan menggunakan Anova, jika terdapat beda nyata dilakukan uji lanjut menggunakan DMRT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian biochar kayu dan abu kayu dapat meningkatkan kadar air, C-Organik, P2O5 tersedia dan K2O tersedia. Pemberian biochar kayu dan abu kayu memberikan pengaruh nyata terhadap tinggi tanaman namun tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah daun, diameter batang, panjang akar, berat segar dan berat kering tanaman. Pola penambahan menunjukkan bahwa semakin banyak biochar atau abu kayu ditambahkan memberikan pertumbuhan yang lebih rendah dibandingkan kontrol. Pemberian kedua bahan tersebut sebaiknya diikuti pemberian pupuk sebagai penambah hara agar pertumbuhan lebih optimal.
References
Da Costa, A. R. F. C., Rolim, M. M., Bonfim-Silva, E. M., Simões Neto, D. E., Pedrosa, E. R. M., & E Silva, Ê. F. F. (2016). Accumulation of nitrogen, phosphorus and potassium in sugarcane cultivated under different types of water management and doses of nitrogen. Australian Journal of Crop Science, 10(3), 362–369.
Fangohoi, L., & Wandansari, N. R. (2017). Pemanfaatan Limbah Blotong Pengolahan Tebu menjadi Pupuk Organik Berkualitas. Jurnal Triton, 8(2), 58-67.
Glaser, B., Lehmann, J., & Zech, W. (2002). Ameliorating physical and chemical properties of highly weathered soils in the tropics with charcoal – a review. Biol Fertil Soils, 219–230.
Jumiati, J., Nurjani, N., & Hariyanti, A. (2018). Pengaruh pupuk kandang kelinci dan abu kayu terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman pare pada tanah Aluvial. Jurnal Sains Pertanian Equator, 7(2), 1–8.
Kamsurya, M. Y., & Botanri, S. (2022). Peran Bahan Organik dalam Mempertahankan dan Perbaikan Kesuburan Tanah Pertanian; Review. Jurnal Agrohut, 13(1), 25–34.
Maryani, A. T. (2018). Efek Pemberian Decanter Solid terhadap Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq) dengan Media Tanah Bekas Lahan Tambang Batu Bara di Pembibitan Utama. Caraka Tani: Journal of Sustainable Agriculture, 33(1), 50.
Mastur, Syafaruddin, & Syakir, M. (2016). Peran dan Pengelolaan Hara Nitrogen pada Tanaman Tebu Untuk Peningkatan Produktivitas Tebu. Perspektif, 14(2), 73.
Paramisparam, P., Ahmed, O. H., Omar, L., Ch’ng, H. Y., Johan, P. D., & Hamidi, N. H. (2021). Co-application of charcoal and wood ash to improve potassium availability in tropical mineral acid soils. Agronomy, 11(10), 1–30.
Roidah, I. S. (2013). Manfaat Penggunaan Pupuk Organik Untuk Kesuburan Tanah. 1(1).
Rosa, R. N., & Zaman, S. (2017). Pengelolaan Pembibitan Tanaman Kelapa Sawit (Elais guineensis Jacq.) Di Kebun Bangun Bandar, Sumatera Utara. Buletin Agrohorti, 5(3), 325–333.
Schiemenz, K., & Eichler-Löbermann, B. (2010). Biomass ashes and their phosphorus fertilizing effect on different crops. Nutrient Cycling in Agroecosystems, 87(3), 471–482.
Siswanto, B. (2019). Sebaran Unsur Hara N, P, K Dan pH Dalam Tanah. Buana Sains, 18(2), 109.
Tang, J., Zhu, W., Kookana, R., & Katayama, A. (2013). Characteristics of biochar and its application in remediation of contaminated soil. Journal of Bioscience and Bioengineering, 116(6), 653–659.