Uji Pelet Biofungisida Trichoderma harzianum Mengandung Beberapa Bahan Alami terhadap Curvularia sp. Secara In Vitro
Abstract viewed : 488 times, PDF downloaded : 266 times
Abstract
Penyakit bercak daun Curvularia sp. merupakan patogen bagi tanaman kelapa sawit di Indonesia. Salah satu alternatif pengendaliannya adalah dengan agen biokontrol antagonis Trichoderma harzianum menggunakan beberapa bahan alami yang dibentuk dalam formulasi biofungisida. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan bahan pelet Trichoderma harzianum terbaik untuk menekan pertumbuhan Culvularia sp.secara in vitro. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2022 hingga Januari 2023 di Laboratorium Patologi, Entomologi, Mikrobiologi dan Ilmu Tanah Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. Penelitian ini menggunakan metode rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan (Trichoderma harzianum kulit ubi kayu, pisang kepok, ampas tebu, dedak padi) dengan masing-masing perlakuan diulang 5 kali, sehingga terdapat 20 unit percobaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masing-masing biofungisida pelet T. harzianum berbeda nyata terhadap Diameter Koloni, Kecepatan Tumbuh dan Daya Hambat. Biofungisida pelet Trichoderma harzianum berbahan kulit pisang kepok terbaik dalam menghambat Curvularia sp yakni 73,19 %.
References
Afifah, Z. (2017). Uji antagonis mikroba endofit Trichoderma sp dan Bacillus cereus terhadap patogen Colletotrichum capsici penyebab penyakit antraknosa pada Cabai Rawit (Capsicum frustescens) (Doctoral dissertation, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim).
Ali, M., & Munjayanah, M. (2018). Uji Biofungisida Tepung Trichoderma harzianum yang Mengandung Bahan Organik Berbeda terhadap Jamur Ganoderma boninense Pat. Secara In Vitro. Jurnal Agroteknologi Tropika, 7(1), 20-29.
Elfina S, Y., Dewi, R., dan Ibrahim, R. (2013). Uji Pelet Biofungisida yang Mengandung Beberapa Isolat Trichoderma sp. Lokal Riau terhadap Penyakit yang Disebabkan Oleh Ganoderma boninense Pat. Secara In Vitro.
Hadrawi, J. (2014). Kandungan Lignin, Selulosa dan Hemiselulosa Limbah Baglog Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) dengan Masa Inkubasi yang Berbeda Sebagai Bahan Pakan Ternak. Skripsi. Fakultas Peternakan. Universitas Hasanudin. Makassar.
Hasyim, Abdul Manaf. (2021). Kandungan Hemiselulosa, Selulosa Dan Lignin Dedak Padi Pada Berbagai Varietas Padi Di Kabupaten Bima. S1 Thesis, Universitas Mataram.
Heriyanto, H. (2019). Kajian Pengendalian Penyakit Layu Fusarium dengan Trichoderma pada Tanaman Tomat. Jurnal Triton, 10(1), 45-58.
Lumowa, S. V., & Bardin, S. (2018). Uji fitokimia kulit pisang kepok (musa paradisiacal.) Bahan alam sebagai pestisida nabati berpotensi menekan serangan serangga hama tanaman umur pendek. Jurnal Sains dan Kesehatan, 1(9), 465-469.
Mahmud, Y. (2010). Perkembangan Penyakit Bercak Daun Kelapa Sawit Umur 8- 12 Bulan dengan Beberapa Waktu Aplikasi Trichoderma viride dan Dregs pada Medium Gambut. Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas Riau.
Mahmud, Y., Lististio, D., Irfan, M., & Zam, S. I. (2021). Efektivitas Asap Cair Tandan Kosong Kelapa Sawit Untuk Mengendalikan Ganoderma Boninese Dan Curvularia Sp. In Vitro. Jurnal Pertanian Presisi (Journal Of Precision Agriculture), 5(1), 24-39.
Nur, T.A., S. Juariyah, dan T. Maryono. (2011). Potensi antagonis beberapa isolat Trichoderma terhadap Pytoptora palmivora penyebab penyakit busuk buah kakao. Dalam Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi IV. 29-30 November. Bandar Lampung.
Octariana, L. (2011). Potensi Agen Hayati dalam Menghambat Pertumbuhan Phytium sp. secara In Vitro. Buletin Plasma Nutfah, 17(2): 138-142.
Pulungan, M. H., Lubis, L., Zahara, F., & Fairuzah, Z. (2014). Uji efektifitas Trichoderma harzianum dengan formulasi granular ragi untuk mengendalikan penyakit jamur akar putih (Rigidoporus microporus (Swartz: Fr.) Van Ov) pada tanaman karet di pembibitan. Agroekoteknologi, 2(2).
Pradini, E. (2012). Studi Biodegradasi Lignin Ampas Tebu (Saccharum officinarum) Menggunakan Mikroba Ochrobactrum sp (Doctoral dissertation, Universitas Brawijaya).
Ratnasari, J. K., & Isnawati, R. E. (2014). Uji antagonis cendawan agens hayati terhadap cendawan Cercospora musae penyebab penyakit sigatoka secara in vitro. Lenterabio, 3(2), 129-135.
Suprayudi MA, Edriani E, Ekasari J. (2012). Evaluasi kualitas produk fermentasi berbagai bahan baku hasil samping agroindustri lokal: pengaruhnya terhadap kecernaan serta kinerja pertumbuhan juvenil ikan mas. Jurnal Akuakultur Indonesia 11: 1–10.
Supriyanti, F. M. T., Suanda, H., & Rosdiana, R. (2015).Pemanfaatan ekstrak kulit pisang kepok (Musa bluggoe) sebagai sumber antioksidan pada produksi tahu. In Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia VII. Universitas Sebelas Maret Surakarta (pp. 393-400).
Susanto, A. dan A.E. Prasetyo. (2013). Respon Curvularia lunata Penyebab Penyakit Bercak Daun Kelapa Sawit terhadap Berbagai Fungisida. Jurnal Fitopatologi. 9: 165-172.
Sutikno. Marniza dan Sari, N. (2015). Pengaruh Perlakuan Awal Basa Dan Hidrolisis Asam Terhadap Kadar Gula Reduksi Ampas Tebu. Pertanian Universitas Lampung : Lampung
Yulia, E., N. Istifadah., F. Widiantini. dan H.S. Utami. (2017). Antagonisme Trichoderma spp. terhadap Jamur Rigidoporus lignosus (Klotzsch) Imazeki dan Penekanan Penyakit Jamur Akar Putih pada Tanaman Karet. Jurnal Agrikultur, 28(1): 47-55.