Analisis Jaringan Komunikasi Interpersonal Petani dalam Penggunaan Traktor Roda Dua (Hand Tractor) di Kecamatan Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal
Abstract
Modernisasi pertanian dalam dekade terakhir ditandai dengan percepatan mekanisasi, digitalisasi, dan pemanfaatan teknologi cerdas untuk meningkatkan produktivitas dan keberlanjutan. Di negara berkembang, adopsi mekanisasi tidak hanya ditentukan oleh aspek teknis, tetapi juga dipengaruhi oleh dinamika sosial dan kualitas komunikasi antarpetani. Traktor roda dua, meskipun sederhana, terbukti strategis bagi petani kecil karena terjangkau dan sesuai dengan keterbatasan lahan. Namun, rendahnya literasi teknis dan akses modal membuat penyebaran informasi melalui jaringan komunikasi menjadi faktor kunci dalam mempercepat adopsi. Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Panyabungan, Kabupaten Mandailing Natal, dengan melibatkan 103 petani dari lima kelompok tani. Analisis dilakukan melalui Structural Equation Modeling (SEM-PLS) dan Social Network Analysis (SNA). Hasil SEM-PLS menunjukkan bahwa komunikasi interpersonal berpengaruh signifikan terhadap intensitas penggunaan traktor roda dua (β = 0,421; p < 0,01). Temuan SNA memperlihatkan perbedaan peran aktor dalam jaringan: MK (Ketua Kelompok Satahi) memiliki nilai outdegree tertinggi (0,255) sebagai penyebar utama informasi, MB (anggota Satahi) menempati indegree tertinggi (0,69) sebagai rujukan informasi, sementara GM (anggota Sahata) menunjukkan betweenness tertinggi (8,82) sebagai penghubung utama antaranggota. Dari sisi closeness, MK (Satahi, 2,01) dan GM (Sahata, 2,02) menempati posisi terdepan dalam menjangkau anggota lain secara cepat. Hasil ini menegaskan bahwa adopsi mekanisasi sederhana tidak dapat dilepaskan dari dimensi sosial. Secara teoretis, penelitian ini memperluas literatur mekanisasi dengan pendekatan jejaring sosial, sementara secara praktis merekomendasikan strategi penyuluhan berbasis jejaring yang melibatkan opinion leader dan kelompok rentan, sehingga mekanisasi tidak hanya meningkatkan efisiensi produksi, tetapi juga memperkuat kohesi sosial dan keberlanjutan pertanian pedesaan.
References
Badan Pusat Statistik Kabupaten Mandailing Natal. (2024). Mandailing Natal Regency in Figures 2024. Badan Pusat Statistik.
Colussi, J., Sonka, S., Schnitkey, G. D., Morgan, E. L., & Padula, A. D. (2024). A Comparative Study of The Influence of Communication on The Adoption of Digital Agriculture in the United States and Brazil. Agriculture, 14(7), 1027. https://doi.org/10.3390/agriculture14071027
Eriyanto. (2014). Analisis Jaringan Komunikasi: Panduan Memahami Komunikasi Dalam Masyarakat. Kencana.
Food and Agriculture Organization of the United Nations. (2023). The State of Food and Agriculture 2023: Inclusive and sustainable mechanization. FAO. https://doi.org/10.4060/cc7685en
Herdiansyah, H., Haryanto, J. T., Wibowo, H., & Rahayu, E. (2023). Evaluation of Conventional and Mechanization Methods in Indonesian agriculture. Sustainability, 15(12), 9592. https://doi.org/10.3390/su15129592
Hidayat, K., Rofiq, M., & Yuliana, A. (2024). How Melon Farmers’ Networks Enable Greenhouse Adoption: A Social Network Perspective from Indonesia. NJAS – Wageningen Journal of Life Sciences, 100, 2407182. https://doi.org/10.1080/1389224X.2024.2407182
Matous, P., Silaen, P., & Sunaryanto, A. (2024). Hub-And-Spoke Social Networks Among Indonesian Cocoa Farmers Homogenise Farming Practices. People and Nature. https://doi.org/10.1002/pan3.10578
Nababan, R. (2021). Analisis jaringan Komunikasi Petani Dalam Pengelolaan Koperasi Pertanian di Sumatera Utara. Jurnal Ilmu Sosial Pertanian, 6(2), 101–114. https://doi.org/10.24843/jisp.2021.v06.i02
Zhang, X., Li, H., Chen, Y., & Wu, J. (2024). Acceptance of New Agricultural Technology Among Small Rural Farmers: A UTAUT Perspective. Humanities and Social Sciences Communications, 11(1), 431. https://doi.org/10.1057/s41599-024-04163-2








