Uji In Vitro Ekstrak Daun Mimba (Azadirachta indica) terhadap Alternaria porri
Abstract
Penyakit bercak ungu, yang disebabkan oleh jamur Alternaria porri, menyebabkan kerugian hasil signifikan pada bawang merah. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi potensi ekstrak daun mimba sebagai biofungisida ramah lingkungan untuk pengendalian penyakit tersebut melalui uji in vitro. Daun mimba mengandung senyawa antifungi seperti Azadirachtin, Nimbin, dan Nimbidin. Konsentrasi ekstrak yang diuji adalah 2%, 4%, 6%, dan 8%. Hasil analisis FTIR mengkonfirmasi adanya gugus fungsi utama senyawa bioaktif (fenolik, terpenoid, metil/metilen). Hasil uji daya hambat menunjukkan bahwa peningkatan konsentrasi ekstrak berkorelasi positif dengan peningkatan persentase daya hambat terhadap A. porri. Konsentrasi 8% terbukti paling efektif (Optimal). Pengamatan mikroskopis pada 8% menunjukkan penghambatan paling optimal dengan hifa hampir tidak terlihat atau menunjukkan kerusakan morfologi parah (lisis/fragmentasi). Kerusakan ini disebabkan Azadirachtin yang merusak integritas membran sel jamur. Ekstrak daun mimba prospektif sebagai alternatif bio-fungisida untuk pengendalian bercak ungu.
References
ACS Publisher (2022). Cultural and morphological variability of Alternaria porri isolates from India.
Agustin. R, E. Suryaningsih & A. Handayani. (2016). Efektivitas ekstrak pada uji daun Mimba Terhadap Pertumbuhan Alternaria porri Penyebab Bercak Ungu pada Bawang Merah secara In Vitro. Jurnal HPT Tropika, 16(2), 23–131.
Agustin, L., E. S. Rahayu & K. H. Mutaqin (2016). Uji In Vitro Beberapa Ekstrak Tanaman Terhadap pertumbuhan Alternaria porri penyebab bercak ungu pada bawang merah. Jurnal HPT Tropika, 16(2), 159–166.
Akinboro. A, & A.A. Bakare. (2007). Cytotoxic and genotoxic effects of Aqueous Extracts Five and medicinal plants on Allium cepa Linn. Journal of Ethnopharmacology, 122, 470-475.
Andriyani. R & S. Purwantisari. (2019). Uji potensi ekstrak daun suren terhadap menghambat pertumbuhan pada jamur Colletotrichum capsici secara in vitro. Jurnal Akademika Biologi, 8(1), 24–28.
Arsi University Journal (2023). Morphological identification of Alternaria species from Ethiopia.
Irfandri, M. Ali & A. Khavifah. (2022). Identification the Causes of Diseases and Caused by Fungi and the intensity of their attacks on shallots (Allium ascalonicum L.) in Bungaraya Village, Bungaraya Sub-district, Siak District. Jurnal Pertanian Tropik, 9(1), 75–90.
Ismiyati. N & F. Nurhaeni. (2016). Efek Ekstrak Etanol Daun Kemangi (Ocimum sanctum L.) Sebagai agen kemopreventif pada sel kanker leher rahim HeLa melalui aktivitas sitotoksik dan induksi apoptosis. Media Farmasi: Jurnal Ilmu Farmasi, 13(1).
Laksono. A, J. G. Sunaryono & R. Despita. 2021. Uji antagonis pada perlakuan Pseudomonas fluorescens untuk mengendalikan penyakit bercak ungu tanaman bawang merah. Agrovigor, 14(1), 54–60.
MaxaPress (2023). Phylogenetic analysis and morphological of variation in fungi Alternaria sect. Porri.
Muliani. Y, E. R. Ria, T. Turmuktini, E. Kantikowati & Wawan. S. 2020. Test of Extracted Neem Leaf and (Azadirachta indica A. Juss) to Control Alternaria porri in Shallot Plants (Allium ascalonicum L.). Journal of Agricultural Science, 12(3), 1–10.
Notulae Botanicae (2018). Morphological variability of Alternaria porri isolates I from onion.
Rahmawati. R, T. Wahyudi & Nurbailis. (2019). Uji daya hambat beberapa jenis ekstrak tanaman terhadap pertumbuhan Colletotrichum capsici penyebab antraknosa pada cabai merah (Capsicum annuum L.) secara in vitro. 10(2), 128–136.
Sumarni. N, & G. A. Sopha. 2011. Pengendalian Penyakit Penting pada Bawang Merah. Jurnal Litbang Pertanian, 30(3), 123–131.
Zambri, N. D. S, N. A. Ibrahim, Z. Abidin, & Z. Ariffin. 2019. Utilization of and Neem Leaf Extract on Biosynthesis of Iron Oxide Nanoparticles. Molecules, 24 (20).








