Identifikasi Mofologi Cendawan Penyebab Penyakit Pascapanen pada Buah Naga (Hylocereus spp.) di Kota Bengkulu
Abstract
Buah naga (Hylocereus spp.) merupakan salah satu komoditas hortikultura unggulan yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Namun, penurunan kualitas dan kuantitas buah naga sering terjadi akibat serangan cendawan penyebab penyakit pascapanen. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi cendawan penyebab penyakit pascapanen pada buah naga di Kota Bengkulu secara morfologi. Penelitian dilaksanakan pada bulan September – Oktober 2025 di Laboratorium Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Universitas Bengkulu. Sampel buah naga yang menunjukkan gejala penyakit seperti bercak, busuk, atau perubahan warna diambil secara purposive sampling dari pasar tradisional di Kota Bengkulu, yaitu Pasar Kaget. Isolasi cendawan dilakukan dengan metode penanaman jaringan pada media PDA dan diinkubasi pada suhu ruang selama tujuh hari. Identifikasi dilakukan berdasarkan karakter morfologi makroskopis dan mikroskopis. Dari hasil penelitian didapatkan jenis-jenis cendawan penyebab penyakit pascapanen pada buah naga yang ditemukan meliputi Fusarium sp.dan Neoscytalidium sp.
References
BPS. (2025). Produksi Tanaman Buah–Buahan dan Sayuran Tahunan Menurut Jenis Tanaman, 2024. https://www.bps.go.id/id/statistics-
Crous, P. W., Slippers, B., Wingfield, M. J., Rheeder, J., Marasas, W. F. O., Philips, A. J. L., Alves, A., Burgess, T., Barber, P., & Groenewald, J. Z. (2006). Phylogenetic lineages in the Botryosphaeriaceae. Studies in Mycology, 55, 235–253. https://doi.org/10.3114/sim.55.1.235
Deciana, M., Nurdin, T. Maryono, & S.H.Ratih. (2014). Inventarisasi jamur-jamur patogen pada buah jeruk (Citrus Sp.) di beberapa pasar di Bandar Lampung. Jurnal Agrotek Tropika, 2(2), 193–196.
Leslie, J. F., & Summerell, B. A. (2006). Fusarium laboratory workshops - A recent history. Mycotoxin Research, 22(2), 73–74. https://doi.org/10.1007/BF02956766
Liu. P, J.Yang, J. Zhu, W.Ye, & J.Dong. (2022). First report of postharvest black rot caused by Alternaria alternata on dragon fruit (Hylocereus polyrhizus) in China. Plant Disease, 106(7). https://doi.org/10.1094/PDIS-10-21-2161-PDN
Maryam. S., S. Nuryanti, & K. E. F. Rahbuddin. (2022). Karakterisasi makroskopik dan mikroskopik serta isolasi DNA isolat fungi endofit daun ekor naga (Rhaphidophora pinnata LF Schott). As-Syifaa J Farm, 14, 139–147.
Mohd, M. H., Salleh, B., & Zakaria, L. (2013). Identification and molecular characterizations of neoscytalidium dimidiatum causing stem canker of red-fleshed dragon fruit (Hylocereus polyrhizus) in Malaysia. Journal of Phytopathology, 161(11–12), 841–849. https://doi.org/10.1111/jph.12146
Ngoc, N. K., Nguyen, N. V, An, P. T. M., Woolf, A., & Fullerton, R. (2018). Effect of storage temperatures on postharvest diseases of dragon fruit ( Hylocereus undatus Haw.) in the Mekong Delta Region, Vietnam. Acta Horticulturae, 453–460. https://doi.org/10.17660/ActaHortic.2018.1213.67
Sulaiman, M. R., A.Yahya, & A.A.M. Aziz. (2021). Neosyctalidium dimididiatum as the causal agent of stem canker in red-flesh dragon fruit (Hylocereus polyrhizur) in Malaysia. Crop Protection, 143. https://doi.org/10.1016/j.cropro.2021.105496
Wibowo. A, A. Widiastuti, & W. Agustina. (2011). Penyakit-penyakit penting buah naga di Tiga Sentra Pertanaman di Jawa Tengah. Jurnal Perlindungan Tanaman Indonesia, 17(2), 66–72.
