Pengaruh Aplikasi Ekstrak Daun Sirih (Piper bettle L.) terhadap Pengendalian Alternaria porri Secara in vitro

  • Yeni Belina Januari Universitas Bengkulu
  • Tunjung Pamekas Universitas Bengkulu
  • Mimi Sutrawati Universitas Bengkulu
  • Djamilah Djamilah Universitas Bengkulu
  • Hendri Bustamam Universitas Bengkulu
Keywords: Bawang merah, Alternaria porri, Daun sirih, Biofungisida

Abstract

Penyakit bercak ungu yang disebabkan oleh Alternaria porri merupakan salah satu masalah utama pada bawang merah (Allium ascalonicum L. ) dan dapat mengurangi hasil panen hingga 57%. (Laksono et al., 2021). Penggunaan fungisida sintetis untuk mengatasi penyakit ini dapat membahayakan lingkungan dan kesehatan manusia. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari seberapa efektif ekstrak daun sirih (Piper bettle L. ) dalam menghambat pertumbuhan A. porri secara in vitro, serta untuk menentukan konsentrasi terbaik yang bisa berfungsi sebagai biofungisida alami. Penelitian dilaksanakan di Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu dengan Rancangan Acak Lengkap dan lima perlakuan konsentrasi ekstrak daun sirih yaitu 0% (kontrol) , 2%, 4%, 6%, dan 8% serta lima kali ulangan. Ekstrak daun sirih diperoleh melalui metode maserasi menggunakan etanol 96%, kemudian diuapkan hingga menjadi ekstrak kental. Uji daya hambat dilakukan pada media PDA dengan mengamati panjang tabung kecambah dan kerapatan hifa A. porri setelah inkubasi selama 18 jam. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa peningkatan konsentrasi ekstrak daun sirih mampu menekan pertumbuhan miselium dan memperpendek tabung kecambah jamur. Konsentrasi 8% memberikan daya hambat tertinggi terhadap pertumbuhan A. porri. Berdasarkan hasil tersebut, ekstrak daun sirih berpotensi digunakan sebagai biofungisida alami yang efektif untuk mengendalikan A. porri penyebab penyakit bercak ungu pada bawang merah secara in vitro.

References

Azlan, M. (2023). Efektifitas Berbagai Ekstrak Nabati untuk Menekan Pertumbuhan Cendawan Penyebab Penyakit Blas (Pyricularia oryzae) Pada Tanaman Padi secara In Vitro. Tarjih Agriculture System Journal, 3(1), 171-176.

Barnet, HL, & Barry BH. (1972). Illustrated Genera of Imperfect Fungi, Third Edition. Burgess Publishing Company, Minneapolis Minnesota.

BPTPH Sumatera Barat. (2018). Laporan Evaluasi Serangan OPT Utama pada Tanaman Padi di Sumatera Barat Selama 5 Tahun (2009-2013). Balai Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura. Sumatera Barat, Padang.

Fahrun, M. J, Panggeso, & Rosmini. (2018). Efikasi Ekstrak Daun Sirih Terhadap Alternaria porri Penyebab Penyakit Bercak Ungu Pada Bawang Merah Secara In vitro. Jurnal Agrotekbis, 6(6), 757–763.

Fahrun, M., Panggeso, J., & Rosmini, R. (2018). Efikasi ekstrak daun sirih terhadap alternaria porri penyebab penyakit bercak ungu pada bawang merah secara in vitro. AGROTEKBIS: Jurnal Ilmu Pertanian (e-journal), 6(6), 757-763.

Gurusinga, R. E., Retnowati, L., Wiyono, S., & Tondok, E. T. (2020). Dampak penggunaan fungisida sintetik pada kelimpahan cendawan endofit tanaman padi. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia, 25(3), 432-439.https://doi.org/10.18343/jipi.25.3.432

Hossain, M. A., Lee, S. J., Park, N. H., & Paik, H. D. (2019). Antimicrobial potential of Piper betle extracts against oral bacteria. BioMed Research International. 10. https://doi.org/10.1155/2019/9816860

Laksono, A., Sunaryono, J. J., & Despita, R. (2021). Uji antagonis Pseudomonas fluorescens untuk mengendalikan penyakit bercak ungu pada tanaman bawang merah. Agrovigor: Jurnal Agroekoteknologi, 14 (1), 35-40. DOI: 10.21 107/agrovigor.v14i1.8327.

Mahmud, MS, Monjil. (2015) Storege Diseases Of Onin Under Variabel Condition. Progressive Agric. 26:4550. DOI: http://doi.org/10.3329/Pa. v26il.24515

Nirwanto, H. (2008). Kajian Aspek Spasial Penyakit Bercak Ungu (a Lternaria Porri Cif.(Ell) Pada Tanaman Bawang Merah. Mapeta, 10(3).

Waluyo, N dan Rismawita, S. (2015). Bawang Merah yang di Rilis oleh Balai Penelitian Sayuran. Iptek Tanaman Sayuran No. 004, Januari 2015. Tanggal diunggah 21 Januari 2015.

Published
2025-12-11