Uji Kemampuan Ekstrak Daun Kemangi (Ocimum basilicum L.) sebagai Fungisida Nabati terhadap Colletotrichum gloeosporioides secara In Vitro
Abstract
Kualitas jeruk lokal di Indonesia masih rendah dan sulit bersaing dengan jeruk impor. Salah satu penyebab utama penurunan mutu adalah serangan cendawan Colletotrichum gloeosporioides pada fase pascapanen yang menyebabkan penyakit antraknosa. Penelitian ini bertujuan menguji kemampuan ekstrak daun kemangi (Ocimum basilicum L.) sebagai fungisida nabati terhadap pertumbuhan C. gloeosporioides pada buah jeruk siam. Penelitian dilakukan di Laboratorium Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu, menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan empat perlakuan, yaitu kontrol, konsentrasi ekstrak daun kemangi 1%, 1,5%, dan 2%, masing-masing enam ulangan. Ekstrak daun kemangi diperoleh melalui proses maserasi menggunakan etanol 96% selama enam hari, kemudian diuapkan hingga menghasilkan ekstrak kental. Pengujian dilakukan secara in vitro dengan metode biakan ganda untuk mengamati daya hambat terhadap pertumbuhan koloni C. gloeosporioides. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun kemangi mampu menghambat pertumbuhan C. gloeosporioides, dan peningkatan konsentrasi ekstrak berbanding lurus dengan peningkatan daya hambat. Konsentrasi 2% memberikan penghambatan tertinggi terhadap pertumbuhan hifa dan perkecambahan konidia. Dengan demikian, ekstrak daun kemangi berpotensi dikembangkan sebagai fungisida nabati ramah lingkungan dalam pengendalian penyakit antraknosa pada buah jeruk siam pascapanen.
References
Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu. (2020). Produksi jeruk siam/keprok menurut kabupaten/kota di Provinsi Bengkulu. Diakses dari https://bengkulu.bps.go.id/id/statistics-table/1/NzY3IzE=/produksi-jeruk-siam-keprok-menurut-kabupaten-kota-di-provinsi-bengkulu-tahun-2019-2020.html
De Martino, L., Amato, G., Caputo, L., Nazzaro, F., Scognamiglio, M., & De Feo, V. (2021). Variations in composition and bioactivity of Ocimum basilicum cv ‘Aroma 2’ essential oils. Industrial Crops and Products, 172, 114068.
Eftekhar, N., Moghimi, A., Roshan, M. N., Saadat, S., & Boskabady, M. H. (2019). Immunomodulatory and anti-inflammatory effects of hydro-ethanolic extract of Ocimum basilicum leaves and its effect on lung pathological changes in an ovalbumin-induced rat model of asthma. BMC Complementary and Alternative Medicine, 19, 349.
Gebrehiwot, H., Bachetti, R., & Dekebo, A. (2015). Chemical composition and antimicrobial activities of leaves of sweet basil (Ocimum basilicum L.) herb. International Journal of Basic & Clinical Pharmacology, 4(5), 869–875.
Ghasemzadeh, A., Jaafar, H. Z., & Rahmat, A. (2016). Improvement in flavonoids and phenolic acids production and antioxidant activity in basil (Ocimum basilicum L.) plants. Molecules, 21(3), 1–14.
Nadeem, H. R., Akhtar, S., Sestili, P., Ismail, T., Neugart, S., Qamar, M., & Esatbeyoglu, T. (2022). Toxicity, antioxidant activity, and phytochemicals of basil (Ocimum basilicum L.) leaves cultivated in Southern Punjab, Pakistan. Foods, 11, 1239.
Nguyen, T. T., Nguyen, N. Q., Thi, N. Q. N., Thi, C. Q. N., Truc, T. T., & Nghi, P. T. B. (2021). Studies on chemical, polyphenol content, flavonoid content, and antioxidant activity of sweet basil leaves (Ocimum basilicum L.). IOP Conference Series: Materials Science and Engineering, 1092, 012083.
Photita, W., Taylor, P. W. J., Ford, R., Hyde, K. D., & Lumyong, S. (2005). Morphological and molecular characterization of Colletotrichum species from tropical fruits in Thailand. Fungal Diversity, 24, 163–186.
Prihastuti, H., Cai, L., Chen, H., McKenzie, E. H. C., & Hyde, K. D. (2009). Characterization of Colletotrichum gloeosporioides species complex associated with coffee berries in northern Thailand. Fungal Diversity, 39, 89–109.
Purnamasari, D., Nuraini, L., & Rahmawati, I. (2021). Identifikasi senyawa aktif daun kemangi (Ocimum basilicum) menggunakan metode FTIR dan GC-MS. Jurnal Kimia Riset, 6(2), 87–93.
Sari, N. P., & Rahmi, A. (2020). Analisis spektrum FTIR ekstrak daun kemangi sebagai sumber senyawa bioaktif alami. Jurnal Sains Terapan, 8(1), 15–21.
Satwika, D., & Nuraini, S. (2020). Phytochemical analysis and antibacterial activity of basil (Ocimum basilicum) extract. Indonesian Journal of Biological Research, 10(2), 45–52.
Soelarso, R. B. (1996). Budidaya jeruk bebas penyakit. Yogyakarta: Kanisius.
Suhardi. (2009). Ekobiologi patogen: Perspektif dan penerapannya dalam pengendalian penyakit. Jurnal Pengembangan Inovasi Pertanian, 2(2), 111–130.
Suryaningsih, K. I., Sudana, I. M., & Suada, I. K. (2015). Pengendalian penyakit antraknosa (Colletotrichum gloeosporioides Penz) pada buah jeruk siam (Citrus nobilis var. microcarpa) dengan menggunakan minyak atsiri cengkeh dan sereh dapur. Jurnal Agroekoteknologi Tropika, 4(1), 1–7.
Tang, Y., Wang, Y., Wang, L., & Zhang, X. (2023). Pathogenicity and latent infection of Colletotrichum gloeosporioides on citrus fruits. Journal of Plant Pathology, 105(2), 345–356.
Turang, D. A. S., & Tuju, M. J. (2004). Postharvest disease of papaya fruit caused by fungi during storage and marketing and its control. Eugenia, 10(2), 168–175.
Zhakipbekov, K., Nurpeisov, A., Kidir, T., Iskakova, B., & Ibragimov, Z. (2024). Antimicrobial and other pharmacological properties of Ocimum basilicum (basil): A review. Frontiers in Pharmacology, 15, 1447–1463.








