Efek Jenis Kelamin dan Komposisi Pakan terhadap Pertumbuhan dan Karkas Itik Manila
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kinerja pertumbuhan itik manila pada jenis kelamin dan komposisi pakan yang berbeda. Penelitian disusun berdasarkan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial 2 x 4 dan 3 ulangan. Faktor pertama adalah jenis kelamin (Jantan dan betina). Faktor kedua adalah komposisi pakan dedak padi (DP) dengan pakan komersial BP-12 (BP) dengan perbandingan DP 100% dan BP 0%, DP 75% dan BP 25%, DP 50% dan BP 50%, DP 0% dan BP 100%. Parameter yang diukur adalah konsumsi pakan, pertambahan bobot badan dan persentase karkas. Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian pakan dengan komposisi pakan komersial (BP-12) dan dengan dedak padi dengan level pakan komersial yang semakin tinggi mampu meningkatkan konsumsi pakan itik manila jantan maupun betina, sehingga dapat meningkatkan bobot potongnya. Pertambahan bobot badan itik manila terutama pada jantan semakin meningkat seiring dengan bertambahnya level pada pakan komersial (BP-12), sehingga dapat meningkatkan bobot potong pada itik manila jantan dan betina.
References
Atik, T. (2005). Pengaruh Penambahan Enzim Dalam Ransum Terhadap Performan Itik Lokal Jantan. Skripsi. Jurusan/Program Studi Produksi Ternak. Fakultas Pertanian. Universitas Sebelas Maret. Surakarta.
Brahmantyo, B. (2003). Karakteristik pertumbuhan Itik Pegagan umur 0-20 minggu sebagai plasma nutfah. Jurnal Veteriner, 5(3), 45-47.
Conn, C. N. (2002). Digestion and metabolism. In: Bell, D. D. dan William D. Weaver, Jr. (Editors). Commercial Chicken Meat and Egg Production. 5th Edition. Kluwer Academic Publishers, Norwell.
Church, D. C. (1979). Livestock Feed and Feeding. Durhan and Cowney, Inc. Portlan. Oregon.
Damayanti, A. P. (2006). Kandungan Protein, Lemak Daging dan Kulit Itik, Entog dan Mandalung Umur 8 Minggu. J. Agroland, 13(3).
Dewanti, Ratih, Jafendi Hasoloan P. S., & Zuprizal. (2009). Pengaruh Pejantan dan Pakan Terhadap Pertumbuhan Itik Turi Sampai Umur 8 Minggu. Buletin Peternakan, 33(2), 88-95.
Fan, H.P., M. Xie, W.W. Wang, S.S. Hou, & W. Huang. (2008). Effect of dietary energy on growth performance and carcass quality of white growing pekin ducks from two to six weeks of age. Poult. Sci., 87, 1162-1164
Fuller, R. (1992). History and development of probiotic. Dalam : Fuller,R. (Ed). Probiotic The Science Basic. Chapman and Hall, London. (Dikutip dari Agustina, D. Iriyanti, N. dan Mugiyono, S. Jurnal Ilmiah Peternakan, 1(2), 691 – 698.
Hafid, H. (1998). Kinerja produksi sapi australian commercial cross yang dipelihara secara fedlot dengan kondisi bakalan dan lama penggemukan yang berbeda. Tesis. Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Hafid, H. (2008). Strategi Pengembangan Peternakan Sapi Potong Di Sulawesi Tenggara Dalam Mendukung Pencapaian Swasembada Daging Nasional. Orasi Ilmiah Pengukuhan Guru Besar. Universitas Haluoleo, Kendari.
Hafid, H. (2011). Pengantar Evaluasi Karkas. Cetakan Pertama Unhalu Press, Kendari.
Hafid, H., Nuraini & Inderawati. (2014). Sifat organoleptik daging itik afkir yang diberi perlakuan stimulasi listrik. Proseding Seminar Nasional Peternakan. Universitas Hasanuddin.Makassar.
Hafid H., Nuraini, & Inderawati. (2015). Potensi produksi karkas itik lokal afkir yang berasal dari peternakan rakyat di sulawesi tenggara. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner, 2015, Jakarta.
Hernandez, F., J. Madrid, V. Garcia, J. Orengo, & M.D. Megias. (2004). Influence of two plants extracts on broilers performance, digestibility, and digestive organ size. Poult. Sci., 83, 169-174.
Ichwan, M. (2005). Membuat Pakan Ayam Ras Pedaging. PT. Agromedia Pustaka, Jakarta.
Lesson, S., & J. D. Summers. (2001). Scott’s Nutritrion of Chicken. Fourth Edition. University Books. Canada.
Lukman, H. (1995). Perbedaan Karakteristik Daging, Karkas dan Sifat lahannya antara Itik Afkir dan Ayam Petelur Afkir. Tesis. Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Matitaputty, P.R. (2002). Upaya memperbaiki pertumbuhan dan efisiensi pakan mandalung melalui fortifikasi pakan dengan imbuhan pakan avilamisina. Tesis. Bogor. Sekolah PascaSarjana. Institut Pertanian Bogor.
Matitaputty, P.R. & Suryana. (2014). Tinjauan tentang performans itik Cihateup (Anas platyrhynchos Javanica) sebagai Sumberdaya Genetik Unggas Lokal di Indonesia. JITV, 24, 171-178.
Mc Donald, P.R.A, Edwards, & Greehalg, JFD. (2002). Animal Nutrition 6ⁿͩ ED. Longman Scientificand Technical, Jhon Willey and Sonc Inc. New York.
Nasroedin, (1995). Ilmu Produksi Ternak Unggas. Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
National Research Council. (1994). Nutrisi Requirement of Poultry: Ninth Revised Edition. National Academy Press. Washington D.C. USA.
Nirtayasa, A. K. I. (2012). Manfaat dedak padi yang difermentasi oleh khamir saccharomyces cerevisiae dalam ransum itik bali jantan. Jurnal Peternakan.
Nursasih, E. (2005). Kecernaan zat makanan dan efisiensi pakan pada kambing Peranakan Etawah yang mendapat ransum dengan sumber serat berbeda. Skripsi. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Pamungkas, R.S. Ismoyowati, & Santosa, S.A. (2013). Kajian Bobot Tetas, Bobot Badan Umur 4 Dan 8 Minggu Serta Korelasinya Pada Berbagai Itik Lokal (Anas plathyrynchos) dan Itik Manila (Cairina moscata) Jantan. Jurnal Ilmiah Peternakan, 1(2), 488 – 500.
Perry, T. W., A. E. Cullison, & R. S. Lowrey. (2003). Feed & Feeding, 6nd ED. Pearson Education, Inc. Upper Saddleriver. New Jersey.
Pond, W.G. & Chruch, D.C. (2005). Basic Animal Nutrition and Feeding, 5nd ED. Jhon Willey and Sons. New York.
Paiman, P. (2015). Experimental Design for Agriculture. UPY Press. Yogyakarta.
Prasetyo L. H. (2010). Panduan Budidaya Dan Usaha Ternak Itik. Balai Penelitian Ternak, Ciawi Bogor.
Randa, S.Y., I. Wahyuni, G. Joseph, H.T. Uhi, Rukmiasih, H. Hafid, & A. Parakkasi. (2002). Efek pemberian serat tinggi dan vitamin-E terhadap produksi karkas dan non karkas itik Mandalung. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner, 2002, Bogor.
Rasyaf, M. (2006). Bahan Makanan Unggas. Edisi Revisi. Penebar Swadaya. Jakarta.
Resnawati, H., & Hardjosworo. (1976). Pengaruh Umur Terhadap Persentase Karkas dan Efisiensi Ekonomis pada Ayam Broiler Unsexed. Lembaran LPP.
Rumiyani, T., Wiyandana, & J. H. P. Sidadolog. (2011). Pengaruh pemberian pakan pengisi pada ayam broiler umur 22-28 hari terhadap pertumbuhan kandungan lemak karkas dan daging. Fakultas Pertanian. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
Saifudin. (2000). Perbedaan produksi karkas dan karakteristik daging dada dan paha itik dan entok pasca perebusan. Skripsi. Jurusan. Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak. Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Soeparno. (2015). Ilmu dan Teknologi Daging. Edisi Khusus. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Srigandono, B. (1997). Beternak Itik Pedaging. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Setiyanto R. D. (2005). Persentase bagian-bagian tubuh itik jantan umur 10 minggu dengan penambahan tepung daun belutas (Pluchea Indica L.) dalam pakan. Skripsi. Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan. Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Sukmaya & Rismayanti, Y. (2010). Petunjuk Teknis Budidaya Ternak itik. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (Bptp) Jawa Barat.
Sunari, Rukmiasih, & Peni, S. W. (2001). Persentasi Bagian Pangan dan Nonpangan Itik Mandalung pada Berbagai Umur.LokakaryaUnggas Air. Balai Peternakan Ciawi, Bogor.
Uhi, H.T., Rukmiasih, & A. Parakkasi. (2004). Pemberian pakan berserat tinggi dan suplementasi vitamin E terhadap penampilan itik mandalung. Media Peternakan, 6(2), 44-49.
Wahyuni, Siti.HS, Dwi Cipto Budinuryanto, Herry Supratman, & Suliantari. (2011). Respon broiler terhadap pemberian ransum mengandung dedak padi fermentasi oleh kapang Aspergillus ficuum. J. Ilmu Ternak, 10(1), 26-31.
Windhayarti, S. (2010). Beternak Itik Tanpa Air Edisi Revisi. Penebar Swadaya, Jakarta.
Zuprizal. (1993). Pengaruh penggunaan pakan tinggi protein terhadap penampilan, karkas dan pelemakan ayam pedaging fase akhir. Buletin Peternakan, 17, 110-118.








