Kombinasi Aplikasi Stimulan dan Penggunaan Pupuk Anorganik Cair Glow Green untuk Meningkatkan Produksi Tanaman Karet
Abstract viewed : 61 times, pdf downloaded : 66 times
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas penggunaan kombinasi stimulan oles dengan aplikasi pupuk cair Glow Green melalui metode semprot dalam meningkatkan produktivitas tanaman karet klon IRR 118. Penelitian dilakukan dengan tiga perlakuan: kontrol (stimulan oles), kombinasi stimulan oles dengan semprotan pupuk cair Glow Green setiap1 minggu, dan kombinasi stimulan oles dengan semprotan pupuk cair Glow Green setiap 2 minggu. Parameter yang diamati meliputi produktivitas lateks (g/p/s), kandungan kimiawi lateks seperti tiol, sukrosa, dan fosfat anorganik, serta analisis ekonomi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi stimulan oles dengan semprotan pupuk cair Glow Green yang diaplikasikan seminggu sekali (perlakuan G1) merupakan kombinasi terbaik dalam perolehan produktivitas tanaman (g/p/s). Perlakuan G1 mampu meningkatkan produktivitas lateks hingga 56 % dibandingkan perlakuan kontrol. Perlakuan ini juga berpengaruh positif terhadap perubahan kandungan kimiawi lateks, di mana terjadi peningkatan kadar tiol dan sukrosa, serta penurunan kadar fosfat anorganik. Meskipun biaya perlakuan kombinasi lebih tinggi, hasil produktivitas yang lebih besar menjadikan perlakuan ini layak secara ekonomi. Dengan demikian, penggunaan kombinasi stimulan oles dan pupuk cair Glow Green dapat direkomendasikan untuk meningkatkan produktivitas tanaman karet.
References
Aji, M., Supijtano, & Santosa, E. (2021). Produksi klon IRR 112 pada sistem sadap yang berbeda. Jurnal Penelitian Karet, 39(1), 11-20.
Andrijanto, A., Karno, & Legowo, A. M. (2015). Pengaruh jenis pupuk terhadap produksi lateks tanaman karet dalam aspek bisnis terhadap pendapatan pekerja sadap dan laba perusahaan perkebunan TLOGO. Universitas Diponegoro, 33(1).
Angkapradipta, P., Warsito, T., & Nurdin, M. S. (1986). Pengujian dosis anjuran pupuk N, P, dan K untuk tanaman karet GT 1 produktif pada tanah Latosol. Menara Perkebunan, 54(5), 111-119.
Balai Pengkajian Teknologi Hasil Pertanian Jambi. (2013). Teknologi pemupukan karet unggul dan lokal spesifikasi lokasi. ISBN: 978-602-1276-02-0.
Dische, Z. M. (1962). Carbohydrate chemistry. Academic Press.
Jacob, J. L., Prevot, J. C., Lacrotte, R., Clement, A., Siswanto, & d’Auzac, J. (1992). Stress physiology: Ethylene effect on laticiferous system of Hevea brasiliensis. IRRDB Annual Meeting, Jakarta.
Nugroho, P. A., & Istianto. (2009). Pentingnya pemupukan tanaman karet. Balai Penelitian Sungei Putih. Pusat Penelitian Karet Indonesia, Medan.
Setyamidjaja, D. (1993). Karet budidaya dan pengolahan. Kanisius.
Pakianathan, S. W., Haridas, G., & d’Auzac, J. (1989). Water relation latex flow. In J. d’Auzac, J. L. Jacob, & H. Chrestin (Eds.), Physiology of rubber tree latex (pp. 230-240). CRC Press.
Putra, R. C., Susetyo, I., & Widyasari, T. (2020). Laporan pengujian Glow Green pembibitan. Balai Penelitian Getas.
Taussky, H. H., & Shorr, E. (1953). A micro colorimetric method for the determination of inorganic phosphorus. Journal of Biological Chemistry, 202, 675-685.