Efektivitas Pupuk Hayati dan Pemangkasan Tunas terhadap Produksi Tanaman Kakao (Theobroma cacao L)


Abstract viewed : 906 times,     PDF downloaded : 776 times

  • Ardin Gandhi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin
  • Ambo Ala Agronomi, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin
  • Nasaruddin Agronomi, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin
Keywords: Kakao, Pemangkasan, Pupuk hayati

Abstract

Provinsi Sulawesi selatan sebagai sentra kakao mengalami tren penurunan produksi dari 163.001 ton tahun 2009 menjadi 124.768 ton pada 2018, dan diperediksi terus berlanjut hingga tahun mendatang. Penggunaan pupuk kimia dan pestisida berlebihan dan kurangnya usaha untuk mengembalikan bahan organik sisa tanaman kedalam tanah menjadi penyebab utama penurunan kualitas tanah yang berakibat berkurangnya mikroorgnisme dalam tanah yang sangat penting dalam menyediakan hara bagi tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas penggunaan pupuk hayati dan pemangkasan tunas terhadap hasil kakao. Tempat penelitan lapangan dilakukan di lokasi ”Kebun Dinas Bone-Bone” Kabupaten Luwu Utara Provinsi Sulawesi Selatan pada Februari hingga Juni 2020. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok Faktorial, dengan tiga kali pengulangan. Faktor pertama adalah konsentrasi pupuk hayati (k) dengan lima taraf : 0 mL L-1 (k0),9 mL L-1(k1),18 mL L-1(k2),27 mL L-1(k3) dan 36 mL L-1(k4). Faktor kedua adalah pemangkasan tunas (p) dengan dua taraf : tanpa pemangkasan (p0) dan pemangkasan (p1). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan pupuk hayati  berpengaruh terhadap jumlah biji per buah, produksi per pohon dan indeks POD. Perlakuan pemangkasan tidak berpengaruh nyata terhadap semua variabel. Interakasi keduanya berpengaruh nyata terhadap jumlah buah yang dipanen dan jumlah biji per buah. Penggunaan pupuk hayati yang dipadu dengan pemberian bahan organik berupa hasil limbah pertanian sangat efektif dalam meningkatkan hasil tanaman kakao dan kualitas tanah.

References

Baon B.J. & Abdoellah S. (2002). Status Lengas dan Hara Pertanaman Kopi Robusta Saat Kemarau Akibat Penambahan Pupuk Nitrogen dan Bahan Organik. Pelita Perkebunan. Jurnal Penelitian Kopi dan Kakao. Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia. Vol. 18 Nomor 2.

Biokonversi. (2019). http://biokonversi.com. Diakses pada tanggal 5 Februari 2020.

Cahyadi & Widodo. (2017). Efektivitas Pupuk Hayati Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Caisin (Brassica chinensis L.). Bul. Agrohorti 5 (3) : 292-300 (2017)

Direktorat Jenderal Perkebunan. 2015. Statistik Perkebunan Indonesia 2014-2016. Jakarta: Kementerian Pertanian.

Hatta dkk (2010). Pengaruh Pupuk Hayati Tiens Golden Harvest Terhadap Pertumbuhan Bibit Kakao. J. Floratek 5 : 124 – 131.

Idaryani & Sahardi. (2016). Respon Beberapa Sifat Kimia dan Hasil Tanaman Kakao terhadap Pemberian Pupuk Organik dan Pupuk Hayati dalam. Prosiding Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian Banjarbaru, 20 Juli 2016.

Kementerian Pertanian. (2017). Outlook Kakao 2017 [Internet]. Tersedia pada: http://epublikasi.setjen.pertanian.go.id/. [diunduh 2020 Agustus 3].

Nasaruddin. (2013). Efektivitas pemanfaatan Azotobacter choococcum dan Cendawan Mikoriza Arbuskula (Glomous sp) Terhadap Pertumbuhan dan Ketersediaan Hara Tanaman Kakao. Laporan Akhir Intensif Riset SINas 2013 : PUSLITBANG Sumberdaya Alam Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Hasanuddin. Makassar

Siagian dkk (2014). Pertumbuhan Bibit Kakao (Theobroma Cacao L.) Dengan Emberian Pupuk Npk Dan Hayati. Jurnal Online Agroekoteknologi . ISSN No. 2337- 6597 Vol.2, No.2 : 447- 459, Maret 2014.

Suherman, C. (2007). Pengaruh Campuran Tanah Lapisan Bawah (subsoil) dan TKKSkompos Sebagai Media tanam Terhadap pertumbuhan Bibit Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Kultivar Sungai pancur 2 (SP 2) di pembibitan Awal. Universitas Padjajaran. Jurnal Peragi tahun 2007.

Tambunan, T.R. (2009). Kakao Manajemen Agribisnis dari Hulu hingga Hilir. Penebar Swadaya. Jakarta.

Published
2020-11-18