Peningkatan Pertumbuhan dan Produksi Beberapa Vareietas Kedelai (Glycine Max L.) terhadap Pemberian Pupuk Hayati Pelarut Fosfat
Abstract viewed : 6 times, pdf downloaded : 12 times
Abstract
Kedelai merupakan sumber protein nabati yang murah dibandingkan dengan sumber protein lain seperti ikan, susu, dan daging, kedelai memainkan peran penting dalam menjawab kebutuhan pangan dan meningkatkan gizi masyarakat.. Penggunaan varietas benih unggul dan didukung oleh penggunaan pupuk yang tepat juga memiliki peranan yang sangat penting terhadap kelangsungan pertumbuhan tanaman kedelai. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan 2 faktor dan 3 ulangan sehingga mendapatkan 36 plot penelitian. Faktor I Pupuk Hayati (H) yang terdiri dari 4 taraf, yaitu : H0 = 0 ml/liter.air/tanaman, H1 = 10 ml/ liter.air /polybag, H2 = 20 ml/ liter.air/polybag, H3 = 30 ml/ liter.air/polybag. Faktor II Varietas Kedelai (V) yang terdiri dari 3 taraf, yaitu: V1 = Varietas Dega 1, V2 = Varietas Dering 1, V3 = Varietas Devon 1. Parameter pengamatan pada penelitian ini tinggi tanaman, jumlah cabang produktif, berat biji kering. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan pupuk hayati tidak berpengaruh nyata pada semua parameter yang diamati, sedangkan penggunaan varietas berpengaruh sangat nyata pada semua parameter yang diamati.
References
Afriyanti Eka Rohmah, T. B. S. (2016). Analisis Pertumbuhan Tanaman Kedelai (Glycine max L.) Varietas Grobongan Pada Kondisi Cekaman Genangan. Sains Dan Seni ITS, 5(2).
Balitkabi. 2016. Deskripsi Varietas Unggul Kedelai 1918-2016. Balai Penelitian Aneka Tanaman Kacang dan Umbi. Malang.
Hakim, L. (2017). Komponen Hasil dan Karakter Morfologi Penentu Hasil Kedelai pada Lahan Sawah Tadah Hujan. Jurnal Penelitian Pertanian Tanaman Pangan, 1(1), 65–72.
Heriyanto N., R. Rogomulyo, & D. Indradewa. (2019). Pengaruh Cekaman Kekeringan Terhadap Hasil dan Komponen Hasil Lima Kultivar Kedelai (Glycine max L.). Vegetalika 8(4): 227-236.
Heriyanto N., R. Rogomulyo, & D. Indradewa. (2019). Pengaruh Cekaman Kekeringan Terhadap Hasil dan Komponen Hasil Lima Kultivar Kedelai (Glycine max L.). Vegetalika 8(4): 227-236.
Kementan. (2018). Outlook Kedelai 2018. Kementerian Pertanian. Jakarta.
Permadi, K., & Haryati, Y. (2015). Pemberian pupuk N, P, dan K berdasarkan pengelolaan hara spesifik lokasi untuk meningkatkan produktivitas kedelai. Agrotrop, 5(1), 1–8.
Pieter, Y., & Mejaya, M. J. (2018). Pengaruh pemupukan hayati terhadap pertumbuhan dan hasil kedelai di lahansawah. Jurnal Penelitian Pertanian Tanaman Pangan, 2(1), 51–57.
Ratnasari, D., Bangun, K.B & Damanik, M.R.I. (2015). Respons dua varietas kedelai (Glycine max (L.) merrill.) pada pemberian pupuk hayati dan NPK majemuk. Jurnal Online Agroekoteknologi. Vol.3, No.1. ISSN No. 2337- 6597.
Suhartina, Purwantoro, Nugrahaeni, N., & Sulistyo, A. (2016). The adaptability of soybean promising lines to saturated water soil condition. Transaction of Persatuan Genetik Malaysia, No.3: 163-168.
Umarie, I., Hazmi, M., & Oktarina, O. (2018). Penampilan sepuluh varietas kedelai yang ditumpangsarikan dengan tebu. Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Indonesia, 20(2), 60–65.
Wahyudin, A. (2017). Respons tanaman kedelai (Glycine max) varietas Wilis akibat pemberian berbagai dosis pupuk N, P, K, dan pupuk guano pada tanah Inceptisol Jatinangor, Department of Crop Science, Padjadjaran University.
Wijayati, R. Y., Purwanti, S., & Adie, M. M. (2014). Hubungan hasil dan komponen hasil kedelai (Glycine max (L.) Merr.)p opulasi F5. Vegetalika, 3(4), 88–97.