Kombinasi Ekstrak Biji Kelor (Moringa oleifera) dan Kulit Pisang Kepok (Musa acuminata X Balbiana) sebagai Bioadsorben Air yang Mengandung Larutan Pb dan Larutan Cd
Abstract viewed : 15 times, pdf downloaded : 7 times
Abstract
Di beberapa wilayah di Indonesia, air yang dikonsumsi oleh masyarakat telah terkontaminasi logam berbahaya seperti Pb dan Cd yang berasal dari berbagai sumber akibat penggunaan agrokimia yang berlebihan dan limbah industri. Hal ini tentu sangat berbahaya karena kualitas air sangat penting bagi kesehatan manusia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas kombinasi ekstrak biji kelor dan kulit pisang kepok dalam menurunkan kadar Pb dan Cd untuk membantu mengatasi sejumlah permasalahan pencemaran air akibat logam berbahaya. Percobaan dilakukan dengan mengombinasikan biji kelor dan kulit pisang kepok menggunakan teknik koagulasi dan flokulasi. Proses percobaan dilakukan dengan berbagai tahap yaitu pertama, membuat arang kulit pisang kepok yang diaktivasi menggunakan larutan H2SO4. Kedua, membuat serbuk biji kelor kemudian melakukan proses penjernihan dengan mengombinasikan dua bahan alami tersebut kemudian diaduk pada suhu ruang selama 60 menit dan pengendapan selama 30 menit. Hasil penelitian menunjukkan penurunan kadar konsentrasi Pb dan Cd setelah penggunaan bioadsorben. Penurunan timbal (Pb) pada gelas sampel 1 sebanyak 13,1596 mg/L dan gelas sampel 2 sebanyak 4,4398 mg/L. Penurunan kadar cadmium pada gelas sampel 1 sebanyak 2,659 mg/L dan pada gelas sampel 2 sebanyak 5,285 mg/L. Kombinasi ekstrak biji kelor dan kulit pisang kepok memberikan efisiensi pengurangan konsentrasi Pb dan Cd yang lebih tinggi dibandingkan dengan penggunaan masing-masing bahan secara terpisah. Kesimpulannya, kombinasi ekstrak biji kelor dan kulit pisang kepok efektif dalam mengurangi kontaminan logam berat seperti Pb dan Cd.
References
Ariyatun, Ningrum, P., Musyarofah, & Inayah, N. (2018). Analisis efektivitas biji dan daun kelor (Moringa oleifera) untuk penjernihan air. Walisongo Journal of Chemistry, 1(2), 60–65. https://doi.org/10.21580/wjc.v2i2.3103.
Artajaya, I. W. E., & Putri, N. K. F. P. (2021). Faktor-faktor penyebab terjadinya pencemaran air di Sungai Bindu. Jurnal Hukum Saraswati (JHS), 3(2), 122-135. https://doi.org/10.36733/jhshs.v2i2.
Dulanlebit, Y. H., Sunarti, Male, Y. T. (2020). Efektivitas biji kelor (Moringa oleifera lamk) pada pengolahan air sumur dan penentuan waktu optimum adsorpsi biji kelor terhadap Fe dan Mg dalam air. Molluca Journal of Chemistry Education (Mjoce), 10(1), 43-52. https://doi.org/10.30598/MJoCEvol10iss1pp43-52.
Ferdian, J. F. (2023). Efektivitas biji kelor (Moringa oleifera) untuk menurunkan kandungan bahan organik alami pada air. Universitas Islam Indonesia.
Ginting, S. B., Syukur, S. D., & Yulia, Y. (2017). Kombinasi adsorben biji kelor - zeolit alam Lampung untuk meningkatkan efektivitas penjerapan logam Pb dalam air secara kontinu pada kolom fixed bed adsorber. Jurnal Rekayasa Proses, 11(1), 1–11. https://doi.org/10.22146/jrekpros.23154
Hafiz, A. (2023). Pemanfaatan limbah kulit pisang kepok (Musa acuminate L.) sebagai adsorben dalam penyisihan kadar besi (Fe) dan kadmium (Cd) pada air sumur Desa Lamkeunung Aceh Besar. Universitas Islam Negeri Ar-Raniry.
Marhaeni, L. S. (2021). Daun kelor (Moringa oleifera) sebagai sumber pangan fungsional dan antioksidan. Jurnal Agrisia, 13(2), 40-53.
Musafira, Dzulkifli, Fardinah, & Qadrini, L. (2020). Penyerapan ion logam merkuri menggunakan arang aktif limbah kulit pisang kepok (Musa paradisiaca Formatypica). KOVALEN: Jurnal Riset Kimia, 6(1), 39-44. https://doi.org/10.22487/kovalen.2020.v6.i1.15043.
Nenohai, J. A., Minata, Z. S., Ronggopuro, B., Sanjaya, E. H., & Utomo, Y. (2023). Penggunaan karbon aktif dari biji kelor dan berbagai biomassa lainnya dalam mengatasi pencemaran air : Analisis review. Jurnal Ilmu Lingkungan, 21(1), 29–35. https://doi.org/10.14710/jil.21.1.29-35.
Nisak, K., Setyowati, R. D. N., & Suprayogi, D. (2022). perbedaan laju alir dan volume adsorben kulit pisang kepok terhadap penurunan logam timbal dalam reaktor kontinyu. Jurnal Reka Lingkungan, 10(3), 232–241. https://doi.org/10.26760/rekalingkungan.v10i3.232-241.
Nugraini, B., Syahra, W. A., & Suprapto, N. S. (2023). Magic Moringa Seed Powder sebagai upaya penjernihan air limbah Sungai Troso Jepara dengan metode perendaman serbuk biji Kelomagic Moringa Seed Powder sebagai upaya penjernihan air limbah Sungai Troso Jepara dengan metode perendaman serbuk biji kelor. Lomba Karya Tulis Ilmiah, 4(1), 311-320.
Nurfadhila, U. (2022). Laporan Kerja Praktek Evaluasi Pengolahan Limbah Cair Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) di PT Barokah Global Solusi. Universitas Pelita Bangsa Bekasi.
Putra, I. M. A. U., Merdana, I. M., & Suada, I. K. (2020). Pemberian serbuk biji kelor (Moringa oleifera) menurunkan tingkat keasaman limbah cair peternakan babi. Indonesia Medicus Veterinus, 9(2), 217-227. https://doi.org/10.19087/imv.2020.9.2.219.
Sa’diyah, K., Lusiani, C. E., Chrisnandari, R. D., Witasari, W. S., Aula, D. L., & Triastutik, S. (2020). Pengaruh proses aktivasi kimia terhadap karakteristik adsorben dari kulit pisang kepok (Musa acuminate L.). Jurnal Chemurgy, 4(1), 18-22.
Sharah, M. A. (2023). Adsorpsi logam (Pb) dengan menggunakan biji kelor sebagai adsorben. Jurnal Kridatama Sains Dan Teknologi, 5(2), 495–505. https://doi.org/10.53863/kst.v5i02.1000.
Sompotan, D. D., & Sinaga, J. (2022). Pencegahan pencemaran lingkungan. SAINTEKES: Jurnal Sains, Teknologi Dan Kesehatan, 1(1), 6–16. https://doi.org/10.55681/saintekes.v1i1.2.
Supriyanto, B., & Nurullita, U. (2013). Efektivitas variasi dosis dan lama waktu kontak serbuk biji kelor (Moringa oleifera) terhadap penurunan timbal (Pb) pada air sungai. Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia, 8(2), 12–21. https://doi.org/10.26714/jkmi.8.2.2013.12-21.
Susvira, D., Ramadhan, M. B., Susparini, N. T., Situmeang, B., Widiyanto, H., Bialangi, N., & Musa, W. J. A. (2024). Pengaruh penambahan koagulan biji kelor terhadap penurunan kadar logam kromium (Cr), mangan (Mn), dan timbal (Pb) menggunakan ICP-OES. Indonesian Journal of Pure and AppliedChemistry,7(1),40–49.