Ekstrak Biji Labu Kuning sebagai Biodisinfektan dalam Sabun Cuci Piring Pencegah Infeksi Sistem Kekebalan pada Balita
Abstract viewed : 17 times, pdf downloaded : 6 times
Abstract
Indonesia adalah salah satu negara dengan populasi tertinggi di dunia. Dengan kepadatan penduduk yang tinggi, pola hidup buruk, dan kurangnya kepedulian masyarakat terhadap kebersihan lingkungan mendukung Indonesia menjadi salah satu negara penghasil limbah sampah terbanyak di dunia. Salah satu limbah yang sering dihiraukan keberadaannya adalah biji labu kuning. Walaupun biji labu kuning termasuk sampah organik, faktanya biji labu kuning dapat dimanfaatkan untuk berbagai hal daripada dibuang begitu saja. Selain mengakibatkan limbah yang menumpuk, kurangnya kepedulian akan kebersihan juga membawa dampak pada ranah kebersihan peralatan makan terutama pada peralatan makan balita. Balita memiliki sistem kekebalan tubuh yang tergolong lemah sehingga rentan terserang penyakit. Alat makan yang tidak higienis menjadi salah satu media penyebaran penyakit, contohnya penyakit yang disebabkan oleh bakteri Listeria monocytogenes yang seringkali ada pada peralatan makanan. Bakteri Listeria monocytogenes adalah bakteri yang menyerang sistem kekebalan tubuh balita dengan gejala nyeri pada otot, demam, mual, diare, hingga menimbulkan kejang. Inovasi yang dihasilkan dari penelitian ini diharapkan mampu mengatasi permasalahan-permasalahan di atas seperti kurangnya pemanfaatan biji labu kuning, kebersihan lingkungan yang tidak terjaga, hingga kesehatan yang terganggu akibat peralatan makan yang tidak higienis. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan instrumen penelitian eksperimen dan observasi. Proses eksperimen dilakukan dengan mengekstraksi biji labu kuning menggunakan teknik maserasi. Proses pembuatan sabun dengan menambahkan ekstrak biji labu kuning berkonsentrasi 75% dan 100%. Kemudian proses observasi perbandingan kedua sabun terhadap bakteri Listeria monocytogenes yang sering ditemui pada peralatan makan yang tidak higienis. Hasil penelitian ini berupa produk sabun cuci piring dengan kandungan ekstraksi biji labu kuning sebagai biodisinfektan. Produk yang dihasilkan dapat disebarluaskan setelah dilakukan uji anti-bakteri. Produk dapat menjadi solusi dalam penanganan limbah dan berbagai masalah kesehatan lainnya.
References
Anas, M. (2018). Infeksi Spermatozoa dan Karakteristik Staphylococcus aureus. Surabaya: UMSurabaya Publishing.
Apriliawati, D. (2020). Diary Study sebagai Metode Pengumpulan Data pada Riset Kuantitatif: Sebuah Literature Review. Journal of Psychological Perspective, 80-85.
Ariyanti, T. (2010). Bakteri Lysteria monocytogenes Sebagai Kontaminan Makanan Asal Hewan (Foodborne Disease). Bogor: Balai Besar Penelitian Feteriner.
Brotodjojo, L. C. (2010). Semua Serba Labu Kuning. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Estikomah, S. A., Amal, A. S., & Safaatsih, S. F. (2021). Uji Daya Hambat Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus, Staphylococcus ephidermidis, Propioni bacterium acnes Gel Semprot Ekstrak Etanol Daun Kersen (Muntingia calabura L.) Karbopol 940. Joernal of Islamic Pharmacy, 36-53.
Fatma, Y. S. (2023). Mikrobiologi Lingkungan. Makassar: Tohar Media.
Febriana, R. A. (2022). Uji Mutu Fisik dan Uji Aktivitas Antiseptik Gel Hand Sanitizer Ekstrak Etanolik Biji Labu Kuning (Cucurbita moschata) Terhadap Bakteri Salmonella Typhi. Unissula, 20-64.
Furqan, M., Suranto, & Sugiarto. (2018). Karakterisasi Labu Kuning (Curcurbita moschata) Berdasarkan Karakteristik Morfologi di Daerah Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat. Bima: Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Ishaq, A., Syam, A., & Jafar, N. (2018). Analisis Fitokimia dan Aktivitas Anti Oksidan Biskuat Biji Labu Kuning Sebagai Snack Sehat. Unhas.ac, 10-19.
Mayasari, D. R., & Rahayuni, A. (2014). Pengaruh Pemberian Serbuk Biji Labu Kuning (Cucurbita moschata) Terhadap Penurunan Kolesterol LDL Pada Tikus Wistar Hiperkolesterolemia. Joernal of Nutrition College, 432-439.
Noriko, M. (2018). Diapers bagi Kesehatan Bayi dan Lingkungan. Seminar Nasional, 1-5.
Novi, M. (2014). Pemanfaatan Limbah Rumah Tangga (Sampah Anorganik) Sebagai Bentuk Implementasi dari Pendidikan Lngkungan Hidup. Jurnal Formatif, 125-127.
Nugrahani, G., Apridamayanti, P., & Sari, R. (2020). Aktifitas Anti Bakteri Yogurt Hasil Fermentasi Lactobacillus plantarum Terhadap Escherichia coli dan Staphylococcus aereus. Jurnal Cerebellum, 55-58.
Nurhidayanti, R. R. (2022). Perbedaan Karakteristik Koloni Bakteri Staphylococcus aureus Pada Media Agar Darah Domba dan Media Agar Darah Manusia. Jurnal Analisis Kesehatan, 13-34.
Pangkahila, W. (2007). Mencegah Proses Penuaan. Memperlambat Penuaan Meningkatkan Kualitas Hidup. UNUD, 50-62.
Panjaitan, R., Ni'mah, S., Romadhonah, & Annisa, L. (2015). Pemanfaatan Minyak Biji Labu Kuning (Cucurbita moschata Durch) Menjadi Sediaan Nanoemulsi Topical Sebagai Agen Pengembangan Cosmetical Anti Aging. Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia.
Pelu, A. D., Ely, I. P., & Bassy, L. L. (2020). Screening Fitokimia dan Uji Aktivitas Ekstrak Etanol Biji Labu Kuning (Cucurbita moschata) Terhadap Daya Hambat Bakteri Staphylococcus aureus. Jurnal Sains dan Kesehatan, 62-70.
Sidauruk, S. W. (2021). Aktivitas Antibakteri Ekstrak Sargassum plagyophyllum Terhadap Bakteri Listeria monocytogenes Dan Pseudomonas aeruginosa. journal.ipb, 27-31.
Sirait, L. (2021). Air Susu Ibu (ASI) Sebagai Pertahanan Tubuh (Imunitas) Bayi. Jakarta: Manajemen Laktasi.
Tjampakasari, C. R. (2021). Bakteri Gram Positif Listeria monocytogenes Sebagai Penyebab Food-borne Disease. Jakarta: Departemen Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Yuliandri, R. (2019). Ekstraksi Sarang Semut (Myrmecodia pendans) Dengan Microwave-assisted Extraction dan Aplikasinya Sebagai Antibakteri Pada Ikan Kakap Merah. Jurnal Teknolgi Pertanian, 193-202.
Zufahmi, Suranto, & Mahajoeno, E. (2015). Karaktersistik Tanaman Labu Kuning (Cucurbita moschata) Berdasarkan Penanda Morfologi dan Pola Pita Isozim Peroksidase. Semarang: Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Ar-Raniry.