Development of Sago Ecotourism in Negeri Rutong to Maintain Food Security
Abstract viewed : 29 times, pdf downloaded : 20 times
Abstract
Pengetahuan lokal Masyarakat Negeri Rutong tentang tradisi sagu telah terjadi turun temurun, dan berpartisipasi penuh mendukung kebijakan pemerintah untuk mengelola dan melestarikan sagu secara berkelanjutan baik sebagai ketahanan pangan maupun sebagai potensi ekowisata. Dalam tulisan ini akan menjelaskan bagaimana pemerintah Negeri Rutong dan masyarakat mengelola hutan sagu mulai hulu hingga hilir, mulai tanam hingga penjualan, yang dilakukan secara sinergi dan berkelanjutan untuk ketahanan pangan dan ekowisata. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh langsung dari informan melalui wawancara serta melakukan observasi ke daerah penelitian. Data sekunder diperoleh dari data-data yang dimiliki oleh instansi-instansi yang terkait berupa studi pustaka dan literatur-literatur yang relevan dengan penelitian. Ekowisata hutan sagu di Negeri Rutong merupakan salah satu bentuk ekowisata yang lebih spesifik dan sebagai alat untuk mewujudkan pembangunan pariwisata yang berkelanjutan, dimana pemerintah desa/negeri Rutong dan masyarakat lokal memiliki kontrol langsung terhadap pengembangan dan pengelolaan sehingga banyak memperoleh manfaat baik untuk pangan lokal, ekonomi, sosial budaya, konservasi lingkungan alam. Ekowisata hutan sagu di Negeri Rutong menemukan signifikansinya sebagai alat proteksi terhadap dampak lingkungan, ekonomi, sosial dan budaya.
References
Alfons, J. B., & Arivin, R. (2011). Sagu Mendukung Ketahanan Pangan Dalam Menghadapi Dampak Perubahan Iklim. Perspektif Vol. 10 (2).
Asmuruf, F., Wanma, J. F., & Rumatora, A. (2018). Budidaya dan pemanfaatan sagu (Metroxylon sp.) oleh sub-etnis Ayamaru di kampung Sembaro distrik Ayamaru Selatan. Jurnal Kehutanan Papuasia, 4(2), 114–127.
Bintoro HMH. (2000). Country Report of Indonesia. Di dalam : Bintoro HMH et al., editor. Sustainable utilization of sago palm as an alternative source of food and materials for agroindustry in the third millenium. Proceeding of the International Sago Seminar; Bogor Indonesia, March 22-23, 20
BPS. (2024). Badan Pusat Statistik. http://bps.go.id
Haryanto, B., & Pangloli, P. (1992). Potensi dan Pemanfaatan Sagu. Yogyakarta: Kanisus. Haryanto, Sindung. 2011. Sosiologi Ekonomi. Ar-Ruzz Media:Jogjakarta.
Jemiati, N. (2005). Pola Pemanfaatan Sagu dan Aspek Sosial Ekonomi Masyarakat Pengolahan Sagu Di Kampung Seget Kabupaten Sorong. Skripsi Di PublikasikanKajian Ekonomi Regional Provinsi Maluku Triwulan I-201, Bank Indonesia Ambon.
Kanro, & Zain, M., Rouw, A. (2003). Widjono, Syamsuddin, Amisnaipa, dan Atekan.2003. Tanaman sagu dan Pemanfaatannya di Papua. Jurnal Litbang Pertanian, 22(3).
Karafir, Y.P. (2007). Model Pengembangan Sagu di Papua. Prosiding Lokakarya Pengembangan sagu di Indonesia. Batam 25-26 Juli 2007.
Kuhaja, T. (2014). Kajian Kelembagaan dalam Pembangunan Pariwisata Pantai yang Berkelanjutan. Jurnal Pembangunan Wilayah dan Kota Volume 10(3): 278 – 292.
Lelloltery, H. (2018). Kajian Sosial Ekonomi Masyarakat Dan Peran Stakeholder Dalam Pengembangan Ekowisata Di Taman Wisata Alam Pulau Marsegu Kabupaten Seram Bagian Barat. Jurnal Hutan Tropis Volume 6 Nomor 3 : 302-314.
Nugrahani, F., & Hum, M. (2014). Metode penelitian kualitatif. Solo: Cakra Books.
Prajawahyudo, T., Asiaka, F. K. P., & Nopembereni, E. D. (2022). Perubahan Sosial Bidang Pertanian Dalam Perspektif Materialistis Dan Idealis(Social Change In Agriculture In A Materialistic And Idealistic Perspective). Jurnal Sosiologi Nusantara, 8(2), 305–320
Rachmawati, T. (2017). Metode pengumpulan data dalam penelitian kualitatif. UNPAR Press, 1, 1–29.
Rijali, A. (2019). Analisis data kualitatif. Alhadharah: Jurnal Ilmu Dakwah, 17(33), 81–95.