https://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/jt/issue/feedJURNAL TRITON2025-10-16T00:46:35+00:00Bangkit Lutfiaji Syaefullah[email protected]Open Journal Systems<p style="text-align: justify;" align="justify">JURNAL TRITON Politeknik Pembangunan Pertanian Manokwari with registered numbers <a href="https://issn.brin.go.id/terbit/detail/1589428101" target="_blank" rel="noopener">p ISSN 2085-3823 and e ISSN 2745-3650</a> is a scientific open access journal published by Politeknik Pembangunan Pertanian Manokwari. Jurnal Triton has been certificated with number 0005.0036/Jl.3.02/SK.ISSN/2009.04 and 0005.27453650/JI.3.1/SK.ISSN/2020.09 as a scientific journal by the Ministry of Research-Technology and the Higher Education Republic of Indonesia and has been accredited to SINTA 3 based on the Decree of the Director General Higher Education, Research, and Technology with number 158/E/KPT/2021. Jurnal Triton aims to publish original research results and reviews such as agriculture, animal husbandry, and plantation. Jurnal Triton encompasses a broad range of research topics in agriculture: extension, socio-economic, policy, cultivation, tissue culture, biotechnology, animal (health, production, nutrition, welfare, behavior, reproduction, and product), and post-harvest. Jurnal Triton is published every six months (June and December). Until now, Jurnal Triton has printed up to Volume 15 Number 1 which was published in June 2024. The entire process from submission to publication is done FREE of charge. All articles in the Triton Journal can be viewed on an <a href="https://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/jt/open_access_policy" target="_blank" rel="noopener">OPEN ACCESS</a> basis.</p>https://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/jt/article/view/1229Pengaruh Modifikasi Spektrum Cahaya terhadap Pertumbuhan Tanaman Stevia (Stevia rebaudiana L.) dan Produksi Glikosida Steviol2025-08-01T04:56:16+00:00Muhammad Tsabit Alwi[email protected]Choirul Umam[email protected]Milli Dania[email protected]Ahmad Habibi Nashrullah[email protected]Zahrotul Awwelina[email protected]<p>Memasuki tahun 2019, diabetes menyebabkan 57,42 kematian per 100.000 penduduk di Indonesia. Salah satu penyebab diabetes adalah konsumsi gula berlebih. Stevia memiliki kemanisan yang lebih tinggi 250-300 kali lipat dari pada gula tebu dengan kalori yang rendah sehingga sangat berpotensi untuk dijadikan alternatif gula mainstream untuk menekan angka diabetes. Rasa manis daun stevia dihasilkan dari senyawa steviol glikosida. Produksi senyawa tersebut salah satunya dipengaruhi oleh faktor eksternal tanaman yaitu spektrum cahaya. Cahaya memainkan peran penting dalam metabolisme primer dan sekunder serta produksi berbagai senyawa bioaktif tanaman Stevia. Selama ini, para peneliti lebih berfokus pada pengaruh spektrum cahaya terhadap hasil biomassa tetapi kurang memperhatikan kadar steviol glikosida tanaman Stevia. Padahal, produk sampingan ini merupakan zat utama yang mempengaruhi kualitas tanaman Stevia. Penelitian ini menggunakan metode rancangan acak lengkap non faktorial. Perlakuan terdiri dari LED merah, biru, putih, ungu, dan control dengan 5 ulangan pada setiap perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh tidak nyata terhadap parameter tinggi tanaman, jumlah dan luas daun tanaman Stevia namun, berpengaruh sangat nyata terhadap tingkat kemanisan yang merupakan cerminan dari kadar steviol glikosida tanaman Stevia. Perlakuan terbaik dari seluruh percobaan adalah pada LED merah dengan hasil 7,9 brix pada umur 28 HST atau 2 minggu perlakuan cahaya.</p>2025-08-01T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 JURNAL TRITONhttps://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/jt/article/view/1237Pengaruh Konsentrasi Bumbu dan Rempah Lokal terhadap Mutu Hedonik Daging Dada Broiler Ungkep2025-08-01T01:23:42+00:00Budi Prasetyo[email protected]Agus Hadi Prayitno[email protected]Dharwin Siswantoro[email protected]Deltaningtyas Tri Cahyaningrum[email protected]Rizqi Febrian Pramudita[email protected]Dewi Asri[email protected]<p>Daging ayam broiler banyak dikembangkan menjadi produk siap masak (<em>ready to cook</em>) salah satunya menjadi ayam rebus tradisional Indonesia ‘<em>ungkep’</em>. Penerapan teknik <em>ungkep</em> dengan bumbu dan rempah lokal terhadap daging broiler selama ini belum banyak dievaluasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi bumbu dan rempah lokal yang berbeda terhadap mutu hedonik daging dada broiler <em>ungkep</em>. Materi penelitian terdiri atas daging dada broiler, bawang putih, bawang merah, kunyit, kemiri, jahe, lengkuas, gula, ketumbar, garam, mononatrium glutamat, dan minyak sawit. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola searah dengan 3 perlakuan konsentrasi bumbu dan rempah lokal yaitu 20, 25, dan 30% dari total bobot daging broiler. Formulasi terdiri dari bawang merah 15%, bawang putih 15%, kunyit 11%, kemiri 6%, jahe 1%, lengkuas 1%, ketumbar 1%, gula 5%, garam 8%, MSG 12%, dan minyak sawit 25%. Sifat sensori diuji dengan uji mutu hedonik oleh 40 panelis tidak terlatih. Parameter mutu hedonik yang diuji yaitu warna, aroma, rasa, tekstur, keempukan, dan juga <em>juiciness</em>. Data hasil uji mutu hedonik dianalisis dengan analisis non parametrik melalui uji <em>Hedonic Kruskal-Wallis</em> dan jika terdapat perbedaan yang nyata (P<0,05) diuji lanjut dengan uji <em>Duncan’s New Multiple Range Test</em>. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi bumbu dan rempah lokal yang berbeda tidak mempengaruhi mutu hedonik daging dada broiler <em>ungkep</em>. Kesimpulan penelitian adalah konsentrasi minimal 20% rempah dan bumbu lokal dapat digunakan untuk mengolah daging dada broiler ungkep tanpa mengubah mutu hodenik daging. Rekomendasi penelitian ini agar proses ungkep daging dapat menggunakan konsentrasi bumbu dan rempah sampai 20% sehingga lebih efisien.</p>2025-08-01T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 JURNAL TRITONhttps://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/jt/article/view/1340Effect of Sago Pulp (Arenga pinnata) Supplementation in Rations on Beef Cattle Performance2025-10-08T01:58:18+00:00Pradisya Halimatu Sa’diah[email protected]Mochammad Yasrul Fathurahman[email protected]Aqila Anasya Putri[email protected]Hera Febriana Kurniawati[email protected]Nita Primastuti[email protected]Oktar Ramadhoni[email protected]Aan Andri Yano[email protected]<p>Sago pulp (Arenga pinnata) is an abundant agricultural waste in Indonesia and has potential as an alternative feed ingredient for beef cattle due to its high crude fiber content, making it an economical and sustainable option. This study aimed to explore the effect of sago pulp supplementation in rations on the performance of Simmental, Limousin, and Brangus cattle. The study was conducted from May 10, 2023 to June 1, 2023 at a commercial cattle farm in Gunung Kidul Regency, Yogyakarta Special Region, Indonesia. A total of 15 beef cattles, consisting of 5 cattles each of Limousin, Brangus, and Simmental breeds, were used in this study. This exploratory study was conducted with a uniform inclusion level of 29.2% sago pulp for all cattle. Data were analyzed using ANOVA test, with Honesty Significant Difference (HSD) for further test to separate the means if significant effects were found. The results showed that sago pulp supplementation had no significant effect on Average Daily Gain (ADG), Feed Conversion Ratio (FCR), and Feed Cost per Gain (FCG) (P > 0.05). On the other hand, a significant effect was observed on the increase of final body weight in all three cattle breeds, especially Simmental (P < 0.05). In conclusion, genetic factors play an important role in the response of cattle to sago pulp supplementation. This study is expected to provide a scientific basis for the use of sago pulp as an alternative feed for beef cattle of various breeds</p>2025-08-01T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 JURNAL TRITONhttps://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/jt/article/view/1287Penggunaan Pupuk Organik Cair pada Budidaya Selada (Lactuca sativa L.) Sistem Hidroponik Rakit Apung2025-08-10T13:54:03+00:00Muhammad Rivaldi[email protected]Tharmizi Hakim[email protected]Armaniar Armaniar[email protected]<p>Penelitian mengenai budidaya selada varietas araya dengan sistem hidroponik rakit apung ini dilaksanakan di Jalan Komplek Perumahan Damai Indah no rumah 96, pada ketinggian sekitar 28 MDPL, di Kabupaten Binjai Utara, Kota Binjai, Provinsi Sumatra Utara. Penelitian ini berlangsung dari Juni hingga Agustus 2024. Pupuk organik cair yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari kotoran kambing, limbah ampas tahu, tandan kosong kelapa sawit, limbah air cucian beras, dan air kelapa tua. Pupuk organik cair komersial ini dapat dimanfaatkan sebagai alternatif nutrisi untuk tanaman sayuran selada varietas araya yang dapat dibudidayakan menggunakan teknik hidroponik rakit apung. Penelitian bertujuan untuk mengetahui hasil terbaik dari empat perlakuan, yaitu R0, R1, R2, dan R3. Metode yang diterapkan adalah rancangan acak lengkap (RAL) non faktorial dengan satu faktor, empat perlakuan, dan lima ulangan, menghasilkan 20 unit percobaan. Keempat perlakuan tersebut adalah pemberian pupuk organik cair dengan simbol (R): R0 = POC (kontrol), R1 = POC 560 ppm/plot, R2 = POC 840 ppm/plot, dan R3 = POC 1040 ppm/plot. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setiap perlakuan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan dan produksi selada. Perlakuan R3 = POC 1040 ppm/plot memberikan hasil terbaik pada pertumbuhan dan produksi tanaman selada varietas Araya. Dengan menggunakan pupuk organik cair dengan sistem hidroponik rakit apung penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan hidroponik yang efesien. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa pupuk organik cair dapat digunakan sebagai alternatif nutrisi untuk jenis tanaman hortikultura sayuran selada varietas araya.</p>2025-08-10T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 JURNAL TRITONhttps://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/jt/article/view/1381Potensi Infusa Biji Buah Pinang (Areca catechu) terhadap Tingkat Mortalitas Haemonchus contortus pada Domba2025-09-15T02:35:30+00:00Wida Wahidah Mubarokah[email protected]Lutfan Makmun[email protected]Edi Purwono[email protected]Aan Awaludin[email protected]<p><em>Haemonchosis </em>adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi cacing <em>Haemonchus contortus </em>dan sering menyerang pada domba. Kerugian ekonomi terbesar karena penyakit ini adalah mortalitas, penurunan produksi, pertumbuhan terhambat, serta berat badan yang rendah. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui potensi infusa biji buah pinang (IBP) terhadap tingkat mortalitas cacing <em>Haemoncus contortus </em>pada domba. Pada penelitian ini perlakuan pada masing-masing kelompok berisi 10 ekor cacing <em>Haemoncus contortus</em>. Kelompok I diperlakukan dengan infusa biji buah pinang konsentrasi 2,5%; kelompok II diberi infusa biji buah pinang konsentrasi 5%; kelompok III diberi infusa biji buah pinang konsentrasi 7,5%; kelompok IV diberi infusa biji buah pinang konsentrasi 10%; kelompok V diberi infusa biji buah pinang konsentrasi 12,5%; kelompok VI diberi infusa biji buah pinang konsentrasi 15%; kelompok VII diberi infusa biji buah pinang konsentrasi 17,5% , sebagai kontrol negatif (NaCl 0,9%) dan sebagai kontrol positif (Albendazole). Mortalitas cacing <em>Haemonchus contortus </em> dicatat setiap satu jam sampai kematian didapatkan 100% pada kelompok perlakuan tercepat. Analisis data dengan menggunakan ANOVA, dilanjutkan dengan uji lanjut Duncan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa infusa biji buah pinang secara signifikan mempengaruhi tingkat kematian cacing <em>Haemonchus contortus</em> pada berbagai konsentrasi. Diperoleh hasil terbaik untuk membunuh 100% cacing <em>Haemonchus contortus</em> dibutuhkan waktu selama 5 jam adalah infusa biji buah pinang konsentrasi 17,5%.</p>2025-09-15T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 JURNAL TRITONhttps://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/jt/article/view/1242Pengaruh Fortifikasi Nano Kalsium Sitrat Tulang Broiler terhadap Mutu Hedonik Bakso Daging Sapi2025-09-15T04:10:17+00:00Agus Hadi Prayitno[email protected]Noor Asrianto[email protected]Reikha Rahmasari[email protected]Hatmiyarni Tri Handayani[email protected]Choirul Huda[email protected]Waladun Musytasyfa Ramadhana[email protected]Setiyo Harlin Wicaksono[email protected]Ronaldo Yogi[email protected]<p>Sintesis hijau dapat menghasilkan nano kalsium sitrat tulang broiler yang berfungsi sebagai <em>food supplement</em> baru untuk produk olahan daging seperti bakso daging sapi. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh fortifikasi nano kalsium sitrat tulang broiler terhadap mutu hedonik bakso sapi. Bahan yang digunakan terdiri atas daging sapi, tepung tapioka, putih telur, garam, bawang merah, bawang putih, monosodium glutamat, lada, isolat protein kedelai, sodium tripolifosfat, karagenan, es, jeruk nipis, akuades. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola searah dengan 5 (lima) perlakuan fortifikasi nano kalsium sitrat tulang broiler yaitu P0 (0%), P1 (0,15%), P3 (0,3%), P4 (0,45%), dan P5 (0,6%) dari total adonan bakso daging sapi. Sifat sensori dievaluasi menggunakan uji mutu hedonik oleh 40 panelis tidak terlatih. Parameter mutu hedonik yang dinilai adalah warna, aroma, rasa, tekstur, dan kekenyalan. Data hasil uji mutu hedonik dianalisis menggunakan analisis nonparametrik melalui uji <em>Hedonic Kruskal-Wallis</em>. Jika terdapat perbedaan yang nyata (P<0,05), dilakukan analisis lebih lanjut dengan uji <em>Duncan’s New Multiple Range Test</em>. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan level fortifikasi nano kalsium sitrat tulang broiler dapat mempengaruhi kekenyalan bakso daging sapi, tetapi tidak mempengaruhi warna, aroma, dan tekstur bakso daging sapi. Kesimpulan penelitian adalah bakso sapi yang difortifikasi nano kalsium sitrat tulang broiler sebanyak 0,3% merupakan perlakuan terbaik dengan skor kekenyalan tertinggi yaitu 3,85.</p>2025-09-15T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 JURNAL TRITONhttps://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/jt/article/view/1336Keragaan Agronomi Beberapa Galur F4 Padi (Oriza sativa L.) Tipe Baru pada Empat Lingkungan Suhu Rendah2025-09-16T00:31:11+00:00Trisday Yiin Parari[email protected]Syukur Karamang[email protected]Yusuf La’lang Limbongan[email protected]<p>Sebagian besar lahan sawah Indonesia berada pada lokasi ketinggian yang memiliki suhu rendah yang berdampak buruk bagi produktivitas padi. Perakitan varietas unggul baru berproduksi tinggi telah banyak dilepas oleh Kementerian Pertanian, tetapi pada dasarnya hanya ditujukan pada kondisi lingkungan optimal padi. Penelitian ini bertujuan untuk menguji keragaan agronomi beberapa galur harapan F4 padi tipe baru hasil persilangan. Penelitian ini dilaksanakan pada lahan sawah di empat Kecamatan di Kabupaten Tana Toraja dan Toraja Utara yaitu Kecamatan Bittuang dengan ketinggian 1400 m dpl, Kecamatan Rantebua (680 m dpl), Kecamatan Sesean (1600 m dpl), dan Kecamatan Tallunglipu (850 m dpl). Penelitian ini berlangsung pada bulan Mei 2022 hingga Januari 2023. Penelitian ini disusun dalam rancangan kelompok pada masing-masing lokasi dan dilanjutkan analisis ragam gabungan. Jumlah genotipe yang digunakan yaitu 30 galur PTB F4 dan 6 varietas pembanding yang diulang 3 kali, sehingga total 108 petak percobaan pada setiap lokasi. Data pengamatan yang diperoleh dianalisis ragam gabungan dan dilanjutkan dengan uji BNT 5%, serta dilakukan pengamatan suhu dan kelembapan. Hasil penelitian yaitu galur yang memiliki produktivitas di atas 6 ton/ha pada lokasi Rantebua yaitu G10, G27, G13, G16, G7, G6, G18, G14, G26, G24, G29, G8, G23, G22, dan G19 dengan produksi berturut-turut. Galur yang memiliki produktivitas di atas 6 ton/ha pada lokasi Tallunglipu yaitu G10, G13, G6, G27, G16, G8, G26, G24, G7, G18, G15, G14, G30, G23, dan G22.</p>2025-09-15T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 JURNAL TRITONhttps://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/jt/article/view/1310Respon Peternak Ayam Pelung terhadap Biosekuriti (Kasus di Kelompok “Tani Ternak Makmur” Desa Cipetir, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat)2025-09-19T04:47:21+00:00Lilis Nurlina[email protected]Indrawati Yudha Asmara[email protected]Nevi Nurjanah[email protected]Khansa Nurul Salsabilah[email protected]<p>Pengetahuan peternak tentang biosekuriti akan memengaruhi sikap mereka terhadap pentingnya pencegahan penyakit, yang kemudian menentukan tindakan nyata yang mereka ambil dalam menerapkan prosedur biosekuriti di peternakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi antara respon tertutup (pengetahuan dan sikap) peternak tentang biosekuriti dengan respon terbuka (tindakan). Objek pada penelitian ini adalah respon peternak ayam pelung terhadap biosekuriti dan tingkat penerapannya. Subjek pada penelitian adalah peternak ayam pelung yang tergabung dalam Kelompok Tani Ternak Makmur di Desa Cipetir, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Cianjur. Pengambilan data dilakukan dengan metode sensus terhadap 20 peternak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aspek pengetahuan peternak berada pada kategori rendah (55%), aspek sikap (afeksi) berada pada kategori sedang (50%), dan tindakan (psikomotorik) berada pada kategori sedang (70%). Korelasi antara respon tertutup (pengetahuan dan sikap) dan respon terbuka (tindakan) menghasilkan nilai rs = 0,554. Hasil ini menunjukkan hubungan antara respon tertutup dan terbuka berada pada kategori sedang atau berbanding lurus. Artinya, semakin tinggi pengetahuan peternak tentang biosekuriti, semakin tinggi pula tindakan yang dilaksanakan. Upaya untuk meningkatkan pengetahuan peternak dapat dilakukan dengan penyuluhan yang interaktif dan mudah diakses, seperti program penyuluhan digital, media visual di lokasi strategis, penyuluhan keliling, dan mentoring oleh peternak berpengalaman. Kerja sama dengan instansi atau akademisi terkait juga dapat mendukung pelaksanaan upaya tersebut.</p>2025-09-19T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 JURNAL TRITONhttps://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/jt/article/view/1388Penyuluhan Pemanfaatan Kulit Pisang Menjadi Eco Enzyme sebagai Bahan Desinfektan Kandang Kambing2025-09-19T05:16:19+00:00Hilwa Kuswandani[email protected]Nurlaili Nurlaili[email protected]Dewi Ratih Ayu Daning[email protected]<p>Penyuluhan peternakan merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peternak dalam mengelola usaha ternaknya. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman dan keterampilan kepada masyarakat Desa Tambaksari, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Pasuruan, dalam memanfaatkan limbah kulit pisang menjadi ecoenzyme sebagai desinfektan alami untuk kandang kambing. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif deskriptif dengan kegiatan penyuluhan kepada 30 petani yang merupakan anggota Kelompok Tani Ampelsari Makmur II. Data dikumpulkan melalui <em>pre-test</em> dan <em>post-test</em> yang berisi pertanyaan mengenai pengetahuan, sikap dan keterampilan petani terkait ecoenzyme. Proses pembuatan ecoenzyme menggunakan kulit pisang, molasses, dan air dengan perbandingan 3:1:10, serta penambahan ragi roti untuk mempercepat fermentasi dalam 10 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ecoenzyme yang dihasilkan memiliki karakteristik dengan pH 3,6, jumlah cemaran mikroba sebesar 8,7x10<sup>5</sup> cfu/ml, warna coklat muda, dan aroma asam segar, yang memenuhi standar kualitas sebagai desinfektan alami. Selain itu, hasil evaluasi penyuluhan menunjukkan peningkatan signifikan pada pengetahuan sebesar (36,9%) sikap (28,1%) dan observasi keterampilan sebesar (90%) setelah mengikuti kegiatan penyuluhan. Hasil ini membuktikan bahwa pemanfaatan ecoenzyme dari limbah kulit pisang efektif sebagai desinfektan kandang kambing serta memberikan manfaat ekonomi dan lingkungan bagi peternak. Sebagai tindak lanjut, disarankan untuk mengembangkan variasi bahan organik lain dalam pembuatan ecoenzyme serta memperluas program penyuluhan kepada petani dan peternak di daerah lain guna mendorong adopsi teknologi yang lebih luas.</p>2025-09-19T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 JURNAL TRITONhttps://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/jt/article/view/1394Kecernaan dan Karakteristik Fermentasi Rumen Silase Sorgum dan Indigofera sebagai Pakan Sumber Energi dan Protein secara In Vitro2025-09-19T05:31:24+00:00Anwar Efendi Harahap[email protected]Arsyadi Ali[email protected]Bakhendri Solfan[email protected]<p>Tanaman sorgum dan <em>legume indigofera </em>merupakan hijauan sumber energi dan protein yang dapat dikombinasi menjadi pakan silase lengkap kaya nutrisi dan murah sehinga dapat menjadi pengganti pakan konsentrat pabrikan yang mahal harganya berkibat mampu mengurangi biaya pakan bagi peternak. Silase merupakan pengolahan pakan dengan metode fermentasi <em>anerob </em>dengan melibatkan kerja bakteri asam laktat. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kualitas silase berbahan dasar sorgum dan <em>indigofera </em>berdasarkan penilaian karakteristik fermentasi rumen dan kecernaan secara <em>in vitro</em>. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap dengan 4 perlakuan dan 5 ulangan. Perlakuan yang digunakan yaitu S0 (100% sorgum), S1 (70% sorgum+30 % <em>legume indigofera</em>), S2 (30 % sorgum + 70% <em>legume indigofera</em>) + S3 (100% <em>legume indigofera</em>) dengan masing perlakuan ditambahkan dengan molases, tepung jagung dan dedak padi. Parameter yang diamati yaitu produksi NH3 (mM), total VFA (mM), KcBK (%) dan KcBO (%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan kombinasi sorgum +<em> legume indigofera </em>mempengaruhi (<em>p</em><0,05) peningkatan seluruh parameter yang diamati. Berdasarkan proporsi terbaik terdapat pada perlakuan S3 (100 % <em>legume indigofera)</em> karena mampu meningkatkan secara optimal nilai kecernaan bahan kering (KcBK), kecernaan bahan organik (KcBO), produksi NH3, total VFA secara keseluruhan dibandingkan proporsi perlakuan lainnya. Silase dengan proporsi hijauan 100 % <em>legume indigofera</em> merupakan perlakuan terbaik sebagai pakan unggulan ternak ruminansia.</p>2025-09-19T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 JURNAL TRITONhttps://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/jt/article/view/1334Effect of Corn Hull Supplementation on Cattle Productivity of Simmental and Limousin2025-10-08T01:58:54+00:00Muhammad Rizky Nur Fadhilah[email protected]Malik Akbar Nur[email protected]Jordano Gilda Agusto[email protected]Mutia Syifa Nur Aini[email protected]Muchammad Rozaqi Mubarok[email protected]Faruq Reygar Fauzan[email protected]Aan Andri Yano[email protected]<p>Tumpi jagung, bahan pakan lokal dari limbah jagung, berpotensi sebagai pakan alternatif untuk meningkatkan produktivitas sapi potong dalam rangka memenuhi konsumsi daging di Indonesia. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi efek suplementasi tumpi jagung terhadap produktivitas sapi Limousin dan Simmental. Penelitian dilakukan pada 2-31 Juli 2024 di peternakan sapi komersial, menggunakan 5 sapi Simmental dan 5 sapi Limousin berusia 1,5 tahun. Penelitian ini bersifat eksploratif. Total pakan sapi per ekor yaitu 3,2% dari bobot badan dengan pemberian tumpi jagung 30% dalam ransum yang terdiri atas konsentrat (65%) dan hijauan (35%). Sapi dipelihara secara individual dalam kandang individu. Variabel yang diamati adalah bobot badan akhir (<em>final body weight</em>), pertambahan bobot badan harian (PBBH), <em>feed conversion ratio</em> (FCR), dan<em> feed cost per gain</em> (FCG). Data dianalisis dengan <em>Independent sample t test</em> menggunakan SPSS versi 25.0 dengan tingkat signifikansi P < 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan signifikan antara kelompok Simmental dan Limousin untuk semua parameter uji (PBBH, bobot akhir, FCR, dan FCG). Secara deskriptif, sapi Simmental unggul dalam PBBH dan bobot akhir, sedangkan sapi Limousin unggul dalam FCR dan FCG. Kesimpulannya, kedua jenis sapi memiliki performa yang tidak jauh berbeda sehingga berpotensi untuk mendukung pemenuhan konsumsi daging masyarakat. Penelitian lanjutan diperlukan untuk mengkaji efek suplementasi tumpi jagung pada berbagai jenis ruminansia lainnya guna meningkatkan efisiensi pakan dan performa pertumbuhan.</p>2025-09-19T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 JURNAL TRITONhttps://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/jt/article/view/1375Kualitas Organoleptik Bakso Daging Entok dengan Penambahan Tepung Biji Nangka pada Level Berbeda2025-09-20T05:34:04+00:00Harapin Hafid[email protected]Cici Puspitasari[email protected]Fadli Ma’mun Pancar[email protected]Siti Hadrayanti Ananda[email protected]<p>Bakso adalah produk olahan daging yang terknenal di Indonesia, memiliki tekstur kenyal, cita rasa yang gurih, terbuat dari kombinasi daging giling, tepung dan bumbu yang dibentuk bulat, direbus hingga matang dengan variasi bahan dasar seperti daging ayam, sapi, ikan hingga daging entok. Upaya meningkatkan kualitas dan nilai gizi bakso yaitu dengan memanfaatkan bahan potensial yang mengandung bahan pengikat pati amilosa yakni tepung biji nangka. Tujuan studi ini yaitu untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi kualitas organoleptik bakso entok yang ditambahkan tepung biji nangka dengan level yang berbeda-beda. Pelaksanaan studi ini yaitu di Laboratorium Unit Teknologi Hasil Ternak pada bulan Mei - Juni 2024. Metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) digunakan pada studi ini, melalui 4 perlakuan dan 4 ulangan. P0= tanpa penambahan tepung biji nangka; P1= 10% penambahan tepung biji nangka; P2= 15% penambahan tepung biji nangka; P3= 20% penambahan tepung biji nangka. Temuan studi menunjukkan bahwasanya penambahan tepung biji nangka pada kualitas organoleptik bakso daging entok mempengaruhi (P<0,05) bentuk, warna, tekstur, aroma, kekenyalan, rasa dan penerimaan umum secara nyata. Hal tersebut terlihat dari perlakuan terbaik pada uji kualitas organoleptik terdapat pada perlakuan P1 yang merupakan campuran 10% tepung tapioka dan 10% tepung biji nangka. Kualitas ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas dan nilai gizi produk akhir serta memberikan variasi baru yang dapat diterima oleh konsumen.</p>2025-09-20T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 JURNAL TRITONhttps://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/jt/article/view/1395Kualitas Kimia Keju Berbasis Herbal Kayu Manis dengan Kultur Lactobacillus plantarum Kita-3 selama Penyimpanan Suhu Rendah2025-09-26T00:02:39+00:00Sava Talia Rahmah[email protected]Beta Novia Putri[email protected]Septi Setyas Tuty[email protected]Nadlirotun Luthfi[email protected]Ismiarti Ismiarti[email protected]<p>Pengembangan pangan fungsional berbasis susu salah satunya produk keju yang disuplementasi dengan herbal, sehingga menghasilkan keju herbal dengan karakeristik fisiko-kimia yang baik. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengidentifikasi kualitas keju yang diasamkan secara tidak langsung menggunakan <em>Lactobacillus plantarum</em> Kita-3 dengan penambahan ekstrak kayu manis. Keju dibuat dari susu sapi yang dibeli dari Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro, kulit kayu manis, <em>rennet</em> hewani komersial, dan kultur bakteri <em>Lactobacillus plantarum</em> Kita-3 dari Pusat Studi Pangan dan Gizi (PSPG) Universitas Gadjah Mada. Penelitian eksperimen ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola searah yang terdiri atas 4 perlakuan dan diulang 6 kali. Perlakuan terdiri atas penambahan ekstrak kayu manis 0% (P1), 3% (P2), 6% (P3), dan 9% (P4) (<sup>v</sup>/<sub>v</sub>). Keju disimpan selama 7 hari pada suhu rendah (4-10°C) dan dilakukan pengujian parameter. Parameter yang diuji diantaranya nilai pH, Total Asam Tertitrasi (TAT), Asam Lemak Bebas (ALB), kadar air, dan total padatan. Analisis data dilakukan dengan analisis variansi (Anova) dan <em>post-hoc</em> <em>Duncan’s Multiple Range Test</em> (DMRT) untuk data yang signifikan. Berdasar hasil penelitian, penambahan ekstrak kayu manis berpengaruh nyata (p<0,05) terhadap nilai pH, TAT, dan ALB. Nilai pH menurun dan TAT serta ALB meningkat seiring dengan naiknya level ektrak kayu manis pada keju hari ke 7. Penambahan ekstrak kayu manis tidak berpengaruh nyata (p>0,05) terhadap kadar air dan total padatan. Kesimpulanya, penambahan esktrak kayu manis 6% menghasilkan keju dengan kualitas kimia terbaik pada penyimpanan suhu rendah selama 7 hari.</p>2025-09-26T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 JURNAL TRITONhttps://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/jt/article/view/1367Pemetaan Pengaliran Presipitasi Daerah Aliran Sungai Cisadane di Kabupaten Bogor Berdasarkan Topografi Menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG)2025-10-06T06:17:23+00:00Gina Muthia Pasya[email protected]Intan Kusuma Wardani[email protected]Soesilo Wibowo[email protected]Mulyanto Darmawan[email protected]<p>Air merupakan kebutuhan utama dalam budidaya pertanian, sehingga diperlukan perencanaan dan pengelolaan yang optimal. Salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah pemetaan arah aliran sungai sebagai dasar perancangan jaringan irigasi. Penelitian dilaksanakan pada Daerah Aliran Sungai (DAS) Cisadane melingkupi Sub DAS Cianten, Cisadane Hulu, dan Cisadane Tengah yang terletak di Kabupaten Bogor. Tujuan penelitian adalah memetakan kondisi topografi, kontur curah hujan, penggunaan lahan, dan analisis arah aliran sungai. Data sekunder penelitian meliputi data topografi, curah hujan, dan penggunaan lahan yang masing-masing berasal dari <em>Digital Elevation Model</em> (DEM), <em>Shuttle Radar Topography Mission</em> (SRTM), BMKG, dan ESRI. DAS Cisadane membentang dari pegunungan di bagian Selatan ke arah Utara. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kemiringan lereng didominasi oleh kemiringan lereng 8-15%, seluas 31,695 ha dengan persentase 29,37%. Curah hujan tahunan sebesar 2.500-3.000 mm/tahun yang termasuk klasifikasi sedang dengan persentase 85,38%. Berdasarkan penggunaan lahan, pada bagian utara dan timur yaitu Kecamatan Gunung Sindur, Parung, Tajurhalang, dan Kemang didominasi oleh daerah pembangunan dan perkebunan, sedangkan bagian selatan dan barat yaitu Kecamatan Pamijahan, Nanggung, Suka Jaya, dan Leuwisadeng didominasi hutan dengan persentase 48,41%. Hasil analisis arah aliran air menunjukkan bahwa air mengalir dari selatan ke utara. Oleh karena itu, dapat ditentukan arah aliran DAS Cisadane sebagai dasar pendugaan awal lokasi embung dan rancangan jaringan irigasi.</p>2025-10-06T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 JURNAL TRITONhttps://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/jt/article/view/1311Kecernaan dan Produksi Gas In Vitro Silase Pelepah Kelapa Sawit dengan Penambahan Inokulan Bakteri2025-10-06T07:00:56+00:00Purwanta Purwanta[email protected]Bangkit Lutfiaji Syaefullah[email protected]Okti Widayati[email protected]Hotmauli Febriana Pardosi[email protected]<p>Pelepah kelapa sawit berpotensi dimanfaatkan sebagai pakan ruminansia karena tersedia melimpah, akan tetapi perlu pengolahan untuk meningkatan kualitasnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh rasio penggunaan jenis bakteri dan komposisi hijauan silase pelepah kelapa sawit dengan menggunakan teknik produksi gas secara in vitro. Rancangan percobaan penelitian menggunakan pola faktorial 3x3, dengan menggunakan 3 jenis bakteri asam laktat (EM4, <em>Bacillus sp</em>., dan <em>Lactobacillus sp</em>.) dan 3 formulasi hijauan yang berbeda (28,35% pelepah sawit + 50% <em>Mucuna bracteata</em>; 39,17% pelepah sawit + 39,17%<em> Mucuna bracteata;</em> dan 50% pelepah sawit + 28,35% <em>Mucuna bracteata</em>). Adapun bahan pakan lain penyusun silase adalah 20% dedak, 1% molases, 0,3 % premix, 0,3% garam serta 0,05 % bakteri asam laktat. Silase dievaluasi menggunakan in vitro gas tes yang diinkubasi selama 48 jam. Produksi gas dari hasil pengamatan mulai dari jam ke 0, 2, 4, 6, 12, 24, 36, dan 48 jam yang akan digunakan untuk dianalisis menggunakan program <em>fit curve</em>. Berdasarkan hasil penelitian, tidak terdapat interaksi yang nyata antara perbedaan penggunaan jenis bakteri asam laktat dengan proporsi hijauan silase terhadap produksi gas dan kecernaan bahan kering dan bahan organik secara <em>in vitro</em>. Perlakuan jenis bakteri memberikan pengaruh nyata pada fraksi b, fraksi a+b, nilai pH, dan NH<sub>3</sub> cairan rumen, sedangkan perlakuan proporsi pelepah sawit dan <em>Mucuna bracteate</em> memberikan pengaruh pada fraksi a, fraksi b, dan fraksi a+b. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa interaksi penggunaan bakteri <em>Lactobacillus sp</em>. dan penggunaan 28,35% pelepah sawit + 50% <em>Mucuna bracteate</em> menghasilkan produksi gas dan kecernaan yang paling tinggi.</p>2025-10-06T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 JURNAL TRITONhttps://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/jt/article/view/1333Keputusan Pembelian Petani terhadap Benih East West Seed dalam Mendukung Penyediaan Benih Berkualitas serta Implementasi Green Agriculture di Jawa Barat2025-10-10T00:24:03+00:00Anggi Mukhairokh Abdu[email protected]Yosini Deliana[email protected]Iwan Setiawan[email protected]<p>Perspektif agribisnis memandang dalam usaha pertanian hortikultura, benih merupakan komponen input penting yang menentukan produktivitas dan kualitas hasil. Penelitian bertujuan untuk mengetahui perilaku adopsi petani dalam menerima benih cap panah merah, dan keputusan pembeliannya serta faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian petani. Metode pengambilan data yang digunakan dalam penelitian adalah <em>survey. </em>Lokasi penelitian dipilih dengan pertimbangan bahwa Kec. Sukaraja merupakan lokasi <em>Pilot Project </em>program <em>Closed Loop</em> dari Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian yang berhasil membangun rantai pasok petani dari hulu hingga hilir. Sampel Desa lokasi penelitian adalah Desa Sukamekar, Desa Cisarua, Desa Langensari, dan Desa Margaluyu dengan pertimbangan penghasilan utama masyarakat di desa tersebut dari bertani hortikultura sayuran. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara <em>simple random sampling</em> dengan jumlah 90 responden. Data dianalisis secara kuantitatif menggunakan SEM PLS. Perilaku adopsi petani di Kecamatan Sukaraja dalam menerapkan benih cap panah merah berada pada tahap <em>trial </em>atau tahap percobaan, dimana petani sedang mencoba menggunakan benih cap panah merah dengan skala yang kecil, dan 90% petani menyatakan bersedia membeli dan menggunakan benih sayuran cap panah merah dengan alasan benih cap panah merah berkualitas, mudah didapat di toko pertanian, dan banyak digunakan di kalangan petani. Adapun faktor yang berpengaruh langsung adalah Motivasi, Persepsi, Sikap, Dukungan Keluarga, Dukungan Rekan dan Dukungan Petugas. Sedangkan faktor yang berpengaruh tidak langsung adalah Produk, Promosi dan Harga. Hasil ini dapat digunakan untuk mengembangkan jejaring bagi PT. East West Seed Indonesia dalam melakukan pengaturan harga sehingga dapat dirasakan manfaatnya oleh semua kalangan petani.</p>2025-10-10T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 JURNAL TRITONhttps://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/jt/article/view/1234Tahapan Adopsi Inovasi Layanan Sibadra bagi Generasi Digital di Kota Bogor2025-10-10T01:36:25+00:00Fahmi Fuad Cholagi[email protected]Pudji Muljono[email protected]Wahyu Budi Priatna[email protected]<p>Pembangunan berkelanjutan merupakan kunci perubahan tatanan kehidupan dan pemberdayaan masyarakat yang dapat dilihat melalui tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs). Inovasi dari hasil SDGs di Kota Bogor diberi nama aplikasi SiBadra sebagai bentuk layanan pengaduan digital. SiBadra, sebuah sistem informasi penyampaian keluhan dan saran, dirancang untuk memfasilitasi komunikasi antara masyarakat dan pemerintah. Meskipun aplikasi ini bertujuan untuk mendukung SDGs dengan menyediakan platform pengaduan online, namun masih terdapat tantangan yang signifikan, seperti rendahnya kesadaran dan partisipasi masyarakat, serta kurangnya evaluasi dampak. Penelitian ini mengkaji adopsi inovasi layanan SiBadra dengan fokus pada perbedaan karakteristik generasi <em>digital natives</em> dan digital <em>immigrant</em> serta peran media komunikasi dalam penyebaran inovasi. Metodologi yang digunakan meliputi analisis pengaruh karakteristik generasi, karakteristik inovasi, dan media komunikasi terhadap adopsi SiBadra di Kota Bogor. Metode penelitian dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survei. Analisis data yang digunakan dengan menggunakan statistik deskriptif dan juga menggunakan SEM-PLS untuk mengkaji dan menjelaskan data yang bersumber dari variabel yang kompleks. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik inovasi seperti kompatibilitas dan kompleksitas, serta media komunikasi khususnya media elektronik mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap adopsi layanan SiBadra. Penelitian ini memberikan kontribusi penting terhadap pemahaman tentang bagaimana karakteristik media dan inovasi mempengaruhi penerimaan teknologi baru di berbagai kelompok generasi, serta memberikan rekomendasi untuk meningkatkan efektivitas komunikasi dan adopsi inovasi di era digital.</p>2025-10-10T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 JURNAL TRITONhttps://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/jt/article/view/1323Efektivitas Penggunaan Perangkap Cahaya terhadap Tingkat Serangan Spodoptera exigua pada Tanaman Bawang Merah di Desa Saruran Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan2025-10-13T04:18:14+00:00Yunadia Yunadia[email protected]Syarif Hidayat Amrullah[email protected]St. Aisyah Sijid[email protected]<p><em>Spodoptera exigua</em> (Lepidoptera: Noctuidae) merupakan hama kosmopolitan yang secara signifikan mempengaruhi budidaya bawang merah dengan menyebabkan kerugian hasil yang cukup besar. Salah satu metode pengendalian yang ramah lingkungan dan sedang menjadi perhatian adalah penggunaan perangkap cahaya berwarna untuk menarik dan mengurangi populasi hama. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji intensitas serangan larva <em>S. exigua</em> pada tanaman bawang merah yang terpapar warna cahaya yang berbeda dan mengevaluasi efektivitas masing-masing warna dalam mengendalikan dan mengusir hama. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2024 di Desa Saruran, Kecamatan Anggeraja, Kabupaten Enrekang, dengan menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif. Pendekatan kuantitatif melalui desain Rancangan Acak Kelompok dan analisis data numerik populasi larva, sedangkan pendekatan kualitatif melalui deskripsi visual terhadap gejala serangan dan kondisi tanaman. Data dikumpulkan secara langsung dari lahan bawang merah yang dibagi menjadi empat petak, masing-masing dilengkapi dengan perangkap cahaya dengan warna yang berbeda (merah, putih, oranye, dan kuning). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat serangan tertinggi terjadi pada perlakuan perangkap cahaya merah (43,75%), diikuti oleh putih (41,88%), oranye (28,13%), dan kuning (25,83%). Demikian pula, kepadatan populasi <em>S. exigua</em> tertinggi ditemukan pada perlakuan cahaya merah (30,83 individu), diikuti oleh putih (30,00), oranye (19,79), dan kuning (16,46). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perangkap lampu kuning dan lampu oranye paling efektif dalam menekan populasi dan intensitas serangan <em>S. exigua</em>, sehingga dapat direkomendasikan sebagai alternatif pengendalian hama yang ramah lingkungan pada budidaya bawang merah.</p>2025-10-13T04:18:14+00:00Copyright (c) 2025 JURNAL TRITONhttps://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/jt/article/view/1353Decision-Making on Repeat Purchases of Goat and Sheep Farmers: Evidence of the "Akar Rumput" Cooperative2025-10-16T00:46:35+00:00Rizki Yunus Firmansyah[email protected]Suci Paramitasari Syahlani[email protected]<p>The high demand for goats and sheep in Indonesia has encouraged livestock cooperatives to use imported livestock as a genetic source to increase productivity. This study aims to identify the influence of the quality of imported goats and sheep and the service quality provided by the Grassroots Breeders' Cooperative (PAR) on the repurchase behavior of goats and sheep breeds. The research was conducted survey design from September to October 2023. The population of this study was the goat or sheep farmers who had experience of buying imported goats or sheep. The sample was determined using the judgmental sampling method with the respondent criteria (1) goat and sheep farmers (2) had experience to purchases imported goats or sheep from the PAR Cooperative. Data were analyzed using descriptive analysis and multiple linear regression. The results show that the product quality of imported goats and sheep significantly affected repurchase behavior of imported livestock from the PAR Cooperative with β=0.917. Meanwhile the quality of service had no effect on the repurchase behavior of imported goats and sheep with β=0.144. These results conclude that the provision of imported goats and sheep that are in accordance with the required genetic quality, determines the decision of farmers to rebuy imported livestock from the PAR Cooperative. </p>2025-10-16T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 JURNAL TRITON