https://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/JoSAE/issue/feedJournal of Sustainable Agriculture Extension2025-03-28T06:54:45+00:00Bangkit Lutfiaji Syaefullah[email protected]Open Journal Systems<p style="text-align: justify;" align="justify">Journal of Sustainable Agriculture Extension (JoSAE) is a scientific open access journal published by Politeknik Pembangunan Pertanian Manokwari, aims to publish original research results and reviews such as agriculture, animal husbandry and plantation. Journal of Sustainable Agriculture Extension (JoSAE) encompasses a broad range of research topics in extension and socio-economic. Journal of Sustainable Agriculture Extension (JoSAE) is published every six months (March and September). The entire process from submission to publication is done FREE of charge. All articles can be viewed on an OPEN ACCESS basis.</p>https://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/JoSAE/article/view/1238Penerapan Ekonomi Sirkular melalui Sistem Pertanian Terpadu Berbasis Zero Waste untuk Meningkatkan Ketahanan Pangan di Desa Sendangtirto, Berbah, Kabupaten Sleman Yogyakarta2025-03-27T22:10:26+00:00Ajat Sudrajat[email protected]Djaelani Susanto[email protected]Gallusia Marhaeny Nur Isty[email protected]<p><strong><em>Background:</em></strong> <em>The circular economy is one of the best ways to implement an integrated agricultural system based on zero waste to increase food security. This service aims to provide knowledge to the community about the concept of circular economy by utilizing household waste, as a feed material for maggots which later can be used as high-protein feed materials for laying hens and is expected to produce high-omega egg production in Sendangtirto Village, Berbah, Sleman Regency, D.I. Yogyakarta.</em></p> <p><strong><em>Methods:</em></strong><em> This study will be conducted from October 12 to November 6, 2023. </em><em>This service has been carried out and attended by 20 participants. The implementation method is by providing education and practice directly. The implementation stage began with the distribution of a pre-test questionnaire before the activity, the presentation of material on the introduction of circular economy and integrated agriculture (maggot and laying hen cultivation), the distribution of post test questionnaires to participants and ended with a question and answer session for participants and resource persons. </em></p> <p><strong><em>Results:</em></strong> <em>Furthermore, the introduction of feed in the form of household waste and maggots, which can be given with the potential availability in the area. The results of the service show that community knowledge has increased based on post tests and direct practice, so it is hoped that with this education, the people of Sendangtirto Village can utilize waste optimally and can be one of the solutions for processing waste into good feed ingredients to produce omega-rich chicken eggs. </em></p> <p><strong><em>Conclusion:</em></strong><em> It was concluded that the community's knowledge increased, gaining skills in </em><em>Black Soldier Fly</em> (<em>BSF</em><em>)</em><em> maggot cultivation and laying hen cultivation.</em></p>2025-03-26T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Journal of Sustainable Agriculture Extensionhttps://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/JoSAE/article/view/1251Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Peternak Ayam Ras Petelur di Kabupaten Lima Puluh Kota 2025-03-27T22:10:26+00:00Afelia Anzani[email protected]John Nefri[email protected]Yuliandri Yuliandri[email protected]<p><strong>Latar belakang: </strong>Sentra produksi usaha ternak ayam petelur di Sumatera Barat adalah kota Payakumbuh dan kabupaten Lima Puluh Kota. Keberlanjutan usaha ternak ayam petelur perlu diketahui faktor produksi apa yang menyebabkan peternak mampu bertahen. Penelitian ini menganalisis satu periode produksi kegiatan usaha ternak ayam petelur dan faktor-faktor produksi apa yang mempengaruhi pendapatan usaha ternak ayam ras petelur serta posisi produksi dalam siklus produksi.</p> <p><strong>Metode: </strong>Metode penelitian dilakukan dengan metode survei, yang dilakukan kepada 38 peternak ayam ras petelur yang berlokasi di kecamatan Payakumbuh, Harau dan Guguak. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode <em>Purposive Sampling</em>. Analisis data mengungkap beberapa variabel faktor-faktor produksi sebagai penentu pendapatan peternak ayam petelur.</p> <p><strong>Hasil: </strong>Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendapatan peternak ayam ras petelur dikabupaten lima puluh kota dibagi menjadi 5 kelas interval. Dimana setiap kelas berbeda jumlah peternaknya yaitu kelas interval I yang terdiri dari 26 orang peternak dengan pendapatan Rp. 2,068,830,000 – Rp. 3,468,122,000, kelas in terval II terdiri dari 3 orang peternak dengan pendapatan Rp. 3,468,122.001 – Rp. 4,867.414,000, kelas interval III terdiri dari 3 peternak yaitu Rp. 4,867,414,001 – Rp. 6,266,706,000, kelas interval IV terdiri dari 3 peternak yaitu RP. 6,266,706,001 – Rp. 7,665,998,000 dan kelas interval V terdiri dari 3 peternak yaitu Rp. 7,665,998,000 – Rp. 9,065,290,000.</p> <p><strong>Kesimpulan: </strong>Hasil pendugaan model variabel bebas secara simultan positif dan signifikan mempengaruhi pendapatan. Pendugaan variabel produksi dalam model ternyata 89,9% bisa menjelaskan variabel pendapatan. Secara empirik model pendugaan memperlihatkan posisi produksi usahaternak ayam petelur adalah <em>increasing return to scale</em>.</p>2025-03-26T05:52:22+00:00Copyright (c) 2025 Journal of Sustainable Agriculture Extensionhttps://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/JoSAE/article/view/1275Penerapan Flushing Pakan untuk Meningkatkan Produktivitas Ternak Domba di Abita Farm Magelang2025-03-28T06:54:45+00:00Setyo Utomo[email protected]Nur Rasminati[email protected]Ajat Sudrajat[email protected]Allycia Ayu Pusparatri[email protected]Wawan Riyadi[email protected]<p style="font-weight: 400;"><strong>Latar belakang: </strong>Usaha Kecil dan Menengah (UMKM) “Abita Farm” berada di dusun Dayogo, Desa Banyusidi kecamatan Pakis, kabupaten Magelang. Permasalahan yang dihadapi oleh CV Abita farm adalah kinerja reproduksi ternak domba belum mencapai efisiensi reproduksi yang baik, sehingga perkembangan populasinyapun menjadi rendah, sehingga target penjualan anakan (cempe) siap potong (umur 5-6 bulan) kurang. Biaya protein yang tinggi menjadi kendala di pedesaan, namun bisa di atasi dengan menggunakan bahan-bahan local yang murah dan tersedia setiap waktu seperti kuning telur, ikan lele, rebung, jantung pisang, dengan starter nasi (MOL).</p> <p style="font-weight: 400;"><strong>Metode: </strong>Pengabdian dilaksanakan pada bulan Mei-November 2024, di Abita Farm Desa Banyusidi, Kecamatan pakis, Kabupaten Magelang, Jawa tengah. Metode pelaksanaan dengan cara memberikan edukasi dan praktik secara langsung. Tahapan pelaksanaan dimulai pemaparan materi dan diakhiri dengan sesi tanya jawab peserta dan narasumber. Selanjutnya dilakukan praktik aplikasi flushing pakan. Pelaksanaan PPM meliputi orientasi wilayah, kesepahaman dengan mitra, penyadaran dan peningkatan motivasi sesuai tema kegiatan, pelatihan teknis dan evaluasi kegiatan flushing. </p> <p style="font-weight: 400;"><strong>Hasil: </strong>Hasil penerapan flushing pakan menunjukan bahwa dari 30 ekor mengalami birahi (estrus) setelah flushing selama 10 hari, kemudian dilakukan IB (inseminasi Buatan) dan hasilnya adalah 80% mengalami kebuntingan dan beranak. Tingkat pemahaman anggota (5 orang) mengaku paham akan Teknik flushing pakan local (100%) namun pemahaman proses pembuatan bahan flushing sebanyak 4 orang paham (80%). </p> <p style="font-weight: 400;"><strong>Kesimpulan: </strong>Disimpulkan bahwa penerapan teknologi flushing pada UMKM Abita Farm berhasil meningkatkan efisiensi reproduksi, yaitu mampu beranak 3 kali per tahun dari semula 2 kali dalam 2 tahun.</p>2025-03-26T05:52:58+00:00Copyright (c) 2025 Journal of Sustainable Agriculture Extensionhttps://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/JoSAE/article/view/1364Penyuluhan Pertanian: Pendekatan, Metode dan Dampaknya Terhadap Pembangunan Pertanian Dalam Mendukung Swasembada Pangan2025-03-27T22:10:26+00:00Ebit Eko Bachtiar[email protected]Triman Tapi[email protected]Helmi Saputra[email protected]Muhammad Eko Budicahyono[email protected]Esau Konyep[email protected]<p><strong>Latar belakang: </strong>Penyuluhan pertanian memainkan peran krusial dalam meningkatkan kapasitas petani dan mendukung swasembada pangan melalui transfer pengetahuan, pemberdayaan, dan adopsi teknologi. Namun, tantangan seperti keterbatasan tenaga penyuluh kompeten, resistensi terhadap teknologi, dan infrastruktur yang kurang memadai menghambat efektivitasnya. Penelitian ini bertujuan menganalisis pendekatan, metode, dan dampak penyuluhan pertanian terhadap pembangunan pertanian dalam mendukung program swasembada pangan.</p> <p><strong>Metode: </strong>Penelitian menggunakan metode <em>literature review</em> kualitatif dengan menganalisis jurnal ilmiah dari Scopus, Web of Science, dan Google Scholar (5 tahun terakhir). Kata kunci seperti "penyuluhan pertanian", "metode penyuluhan pertanian", "pembangunan pertanian", dan "swasembada pangan" digunakan untuk mengumpulkan data. Analisis konten diterapkan untuk mengidentifikasi tema terkait penyuluhan pertanian dengan pendekatan, metode, dan dampaknya dalam mendukung program swasembada pangan.</p> <p><strong>Hasil: </strong>Pendekatan partisipatif meningkatkan keterlibatan petani dalam perencanaan dan evaluasi, sementara pendekatan digital mempercepat diseminasi teknologi melalui <em>e-learning</em> dan aplikasi berbasis AI. Kemitraan multipihak mendukung akses finansial dan inovasi. Metode seperti demonstrasi lapangan, sekolah lapang, dan kunjungan penyuluh terbukti meningkatkan produktivitas, efisiensi sumber daya, dan kesejahteraan petani. Namun, keberhasilan bergantung pada infrastruktur digital, kompetensi penyuluh, dan relevansi materi dengan kebutuhan.</p> <p><strong>Kesimpulan: </strong>Kombinasi pendekatan partisipatif, digital, dan kemitraan efektif mendukung swasembada pangan. Untuk optimalisasi, diperlukan penguatan infrastruktur digital, pelatihan penyuluh, dan evaluasi berkala program. Sinergi antar-pemangku kepentingan dan diversifikasi metode penyuluhan menjadi kunci dalam mendukung program swasembada pangan.</p> <p><strong>Kata kunci:</strong> penyuluhan pertanian, Pembangunan pertanian, swasembada pangan</p>2025-03-26T05:53:36+00:00Copyright (c) 2025 Journal of Sustainable Agriculture Extensionhttps://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/JoSAE/article/view/1366Persepsi Petani terhadap Peran Kelompok Tani di Kampung Lebauw, Manokwari Utara, Papua Barat2025-03-27T22:10:26+00:00Simon Miosido[email protected]Latarus Fangohoi[email protected]Indah Pratiwi[email protected]<p><strong>Latar belakang: </strong>Kelompok tani memiliki peran strategis dalam meningkatkan kapasitas dan kesejahteraan petani, khususnya melalui fungsi sebagai kelas belajar mengajar, unit produksi, dan wahana kerja sama. Namun, efektivitas kelompok tani dalam menjalankan peran ini sangat bergantung pada persepsi dan partisipasi anggotanya. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis persepsi petani terhadap peran kelompok tani di Kampung Lebauw, Distrik Manokwari Utara, Kabupaten Manokwari, Provinsi Papua Barat.</p> <p><strong>Metode: </strong>Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survei. Data dikumpulkan melalui kuesioner yang disebarkan kepada 19 responden anggota kelompok tani. Hasil yang diperoleh dianalisis secara deskriptif kuantitatif, dengan kategorisasi skor untuk menilai persepsi petani terhadap fungsi kelompok tani.</p> <p><strong>Hasil</strong>: Dalam perannya sebagai kelas belajar mengajar, kelompok tani dinilai baik (52,63%) dan sangat baik (47,37%). Sebagai unit produksi, sebanyak 57,89% responden memberikan penilaian baik, sedangkan 42,11% menilai sangat baik. Sementara itu, sebagai wahana kerja sama, mayoritas petani menilai baik (57,89%) dan sangat baik (42,11%).</p> <p><strong>Kesimpulan</strong>: Penelitian ini menunjukkan bahwa kelompok tani di Kampung Lebauw telah menjalankan perannya dengan baik. Untuk meningkatkan efektivitasnya, diperlukan penguatan dalam manajemen kelompok tani, peningkatan akses terhadap sarana produksi, serta diversifikasi usaha tani. Dengan demikian, kelompok tani dapat terus berkontribusi dalam meningkatkan kesejahteraan petani secara berkelanjutan.</p>2025-03-26T05:56:19+00:00Copyright (c) 2025 Journal of Sustainable Agriculture Extension